Pulang Kembali Kepelukan D'Orland

Kereta berhenti perlahan di depan kediaman megah D’Orland, tempat segala kenangan masa kecil Jasmine bermula. Tempat ini adalah saksi tumbuh kembangnya, dari seorang gadis kecil penuh tawa hingga wanita yang tangguh. Namun, kini kenangan itu menyelinap masuk ke benaknya, menghadirkan bayangan indah sekaligus luka lama yang begitu menyakitkan. Tanpa sadar, air mata mengalir dari sudut matanya, membasahi pipinya yang kini penuh dengan emosi yang bercampur aduk.

Markus menghentikan kudanya dengan hati-hati, lalu menoleh ke arah kereta.

"Duchess, kita telah tiba di kediaman D’Orland," ucapnya dengan nada lembut, seakan tahu bahwa perjalanan ini adalah lebih dari sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati.

James turun dari kudanya, lalu membantu Lianne keluar dari kereta. Setelah itu, dengan hati-hati, ia membungkuk di sisi pintu kereta, mempersilakan Jasmine turun.

"Duchess," katanya lembut.

Lianne menggenggam tangan Jasmine, membantunya turun dari kereta dengan perlahan. Begitu kakinya menyentuh tanah, Jasmine mendongak, menatap kediaman megah yang kini berdiri di depannya. Bangunan itu, dengan pilar-pilar tinggi dan ornamen-ornamen khas keluarga D’Orland, memancarkan keagungan yang tak tergantikan.

Namun, bagi Jasmine, tempat ini adalah lebih dari sekadar kediaman megah. Ini adalah rumah. Rumah yang dulu ia tinggalkan demi seorang pria yang tidak pantas, tempat ia merasakan kasih sayang tanpa batas dari orang tua dan keluarganya. Napasnya tertahan sejenak. Ingatan tentang masa lalunya yang bahagia, lalu berakhir tragis di kehidupan pertamanya, menghantam hatinya dengan keras.

Dia melangkah dengan pelan, membawa dirinya mendekati gerbang besar yang dihiasi lambang keluarga D’Orland. Di sana, dua pengawal berdiri tegak dengan senjata mereka. Begitu Jasmine mendekat, mereka meletakkan tangan di dada, membungkuk dengan penuh penghormatan.

"Salam Yang Mulia Duchess, Semoga kemuliaan dan kejayaan menyertai langkah Anda. Selamat datang kembali ke kediaman D’Orland. Kehadiran Anda membawa kehormatan besar ke wilayah kami dan telah dinanti sejak lama. Silakan masuk," ujar salah satu dari mereka, suaranya penuh rasa hormat dan emosi yang tulus.

Gerbang besar itu mulai terbuka perlahan, memperlihatkan halaman luas yang dipenuhi oleh pelayan-pelayan yang berbaris rapi di sepanjang jalan menuju pintu utama. Di ujung barisan itu, berdiri Duke Edgar D’Orland dan Duchess Elise D’Orland, ayah dan ibu Jasmine.

Semua pelayan memberikan kata salam mereka, "Salam Yang Mulia Duchess, Semoga kemuliaan dan kejayaan menyertai langkah Anda. Selamat datang kembali ke kediaman D’Orland." ucap mereka dengan wajah sedih tapi senang, mereka terharu lady Jasmine yang dulu menemani mereka, kini datang dan berada dihadapannya.

Ayahnya berdiri gagah seperti biasa, namun tatapan matanya penuh kerinduan yang mendalam. Di sampingnya, ibunya menatap Jasmine dengan mata yang telah dipenuhi air mata. Seketika, Duchess Elise D’Orland tak mampu menahan dirinya lagi. Ia menutup mulutnya dengan tangan, menahan isak yang pecah seketika.

Jasmine berhenti di tempat. Tubuhnya bergetar. Semua emosi yang ia pendam selama bertahun-tahun, kesedihan, kerinduan, rasa bersalah, menghantamnya seperti ombak besar. Lalu, tanpa pikir panjang, ia melepaskan langkah-langkah beratnya dan mulai berlari. Gaunnya berkibar mengikuti gerak tubuhnya, sementara air matanya mengalir deras di wajahnya.

“Ayah! Ibu!” serunya, suaranya pecah penuh kerinduan.

Sang ayah membuka kedua tangannya, sementara sang ibu melangkah maju, mencoba menyambut putri mereka yang lama hilang. Begitu Jasmine sampai, ia langsung memeluk kedua orang tuanya erat-erat. Tangisnya pecah, tak lagi ia pedulikan apa pun di sekitarnya.

“Maafkan aku, Ayah, Ibu... Aku telah membuat kalian menunggu terlalu lama,” ucapnya di sela isak tangis, suaranya penuh rasa bersalah dan haru.

Duke Edgar D’Orland, yang selalu dikenal sebagai pria tangguh, kini tak mampu menahan air matanya sendiri. Ia membelai lembut kepala Jasmine.

“Kau pulang, putriku... Itu yang terpenting. Kau pulang,” jawabnya dengan suara bergetar.

Duchess Elise D’Orland memeluk putrinya dari sisi lain, air matanya membasahi rambut Jasmine.

“Putriku... Putriku tersayang... Akhirnya kau kembali ke rumah, Ibu sangat merindukanmu, sangat rindu” isaknya, suaranya penuh kasih sayang yang tak mampu disembunyikan.

Pemandangan itu membuat semua pelayan yang menyaksikan ikut terisak. Banyak dari mereka yang menunduk, menyeka air mata yang tak tertahankan. Mereka telah merindukan sang Lady selama bertahun-tahun, dan kini, ia berdiri di depan mereka, kembali ke tempat yang seharusnya ia tempati.

Lianne, yang berdiri di belakang Jasmine, ikut menundukkan kepala, mencoba menahan tangis. Namun senyuman kecil terlihat di wajahnya. “Akhirnya, kau pulang, Lady Jasmine, meskipun hanya sebentar.” gumamnya pelan, hanya untuk dirinya sendiri.

Bahkan James dan Markus, yang baru mengenal dekat Duchess Jasmine, merasa dadanya sesak melihat adegan penuh haru ini. Markus, yang biasanya banyak bicara, hanya bisa berdiri kaku dengan mata sedikit memerah. Sementara James menunduk dalam-dalam, memberikan penghormatan pada momen yang penuh makna ini.

“Selamat datang kembali, Lady Jasmine,” bisik James pelan.

Di pelukan kedua orang tuanya, Jasmine akhirnya merasa seluruh luka dan rasa sakitnya sedikit demi sedikit memudar. Ia kembali ke tempat ia berasal, ke pelukan keluarga yang mencintainya tanpa syarat. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Jasmine merasa utuh kembali.

Hey kalian para pembaca, Asal kalian tau. Author ikut menangis membaca tulisan sendiri di bab ini 😭😭 Huaaaa... Aaa cengengnya... Kalian tau, mataku sampe bengkak woy, membaca berulang kali, memastikan gak ada kata kata yang salah di bab ini. Namun yang terjadi malah nangis mulu. Astaga. Jadi pening kepala author. 🤕🤧. Astaga hidungku Sampek mampet. Bentar Author lanjutin dulu kata kata cerita selanjutnya.

Tangis haru keluarga D’Orland semakin mendalam ketika suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari arah aula. Jasmine, yang masih berada dalam pelukan kedua orang tuanya, mendongak perlahan. Matanya yang basah oleh air mata menangkap sosok tinggi dan tegap di ujung aula, seorang pria yang tak mungkin ia lupakan.

“Kakak...” bisiknya, suaranya bergetar.

Lord Victor D’Orland, kakak laki-laki Jasmine, berjalan mendekat dengan langkah penuh emosi. Mata birunya yang tajam kini memerah, air mata menetes tanpa ia pedulikan. Biasanya, Victor adalah pria yang tenang dan menjaga wibawanya sebagai pewaris keluarga D’Orland, tetapi hari ini semua itu runtuh. Ia adalah seorang kakak yang akhirnya melihat adik perempuannya kembali setelah bertahun-tahun hilang dari pandangannya.

“Jasmine...” suaranya parau, pecah oleh tangis yang ia coba tahan.

“Kau benar-benar kembali...” ucapnya lirih, suaranya hampir tak terdengar.

Jasmine, yang melihat sosok kakaknya yang kuat kini tampak rapuh, tak mampu lagi menahan dirinya. Ia melangkah maju dan memeluk Victor erat-erat, tubuhnya bergetar hebat. Tangisnya kembali pecah di dada kakaknya, seolah semua beban dan kerinduan yang ia pendam selama ini akhirnya menemukan pelampiasannya.

“Kak Victor... Aku rindu... Aku rindu sekali...” isaknya dalam pelukan Victor.

Tisu tisu astaga 🤧 hidung author mampet.

Victor membalas pelukan itu dengan erat, seolah tak ingin melepas adiknya lagi. Tangannya yang besar dan kokoh mengusap lembut punggung Jasmine, mencoba menenangkan tangisnya meski air matanya sendiri tak kunjung berhenti. “Aku juga, Jasmine... Aku juga merindukanmu... Aku menyesal tidak bisa melindungimu dulu... Aku menyesal membiarkanmu pergi...” ucapnya dengan suara yang penuh kesakitan.

Melihat kedua anak mereka saling memeluk dengan begitu erat, Duke dan Duchess D’Orland tak bisa lagi menahan diri. Mereka melangkah mendekat, memeluk Jasmine dan Victor bersama-sama, membentuk lingkaran kasih sayang yang hangat dan penuh keharuan.

Para pelayan yang menyaksikan dari kejauhan kembali terisak, bahkan beberapa di antaranya berbisik satu sama lain. “Lady Jasmine benar-benar kembali... Keluarga ini akhirnya utuh lagi...”

Victor akhirnya melepas pelukannya sedikit, memegang bahu Jasmine dengan kedua tangannya, menatap wajah adik perempuannya yang kini terlihat dewasa namun masih menyimpan jejak gadis kecil yang selalu ia lindungi.

“Jasmine... Mulai sekarang, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu lagi. Kau adalah adikku, dan aku akan melindungimu sampai kapan pun,” katanya tegas, meskipun suaranya masih bergetar oleh emosi.

Jasmine mengangguk kecil, matanya masih basah oleh air mata. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa tidak lagi sendiri. Di sini, di rumah yang telah lama ia tinggalkan, ia kembali menemukan keluarganya, dan bersama mereka, ia menemukan kekuatan baru untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.

Sudah cukup bab ini ya guys, tarik nafas dalam-dalam, dan buang nafas perlahan. Sayang nya author buang nafasnya pakai mulut 😭 yang samaan, tinggalkan komentar. Kita sedih bareng 🥹😭😂

Terpopuler

Comments

D Purba

D Purba

apa dia akan becerai dgbn duke siakan itu thir

2025-01-14

1

momi

momi

ya ampun gak sadar nangis sesegukan othorrrr ihh,,sampai"misuaku negur takut ada berita duka🙈

2025-02-22

0

Ayu Septiani

Ayu Septiani

ternyata aku ikutan 😭😭😭 bisa aja nih kak author bikin banyu moto mengalir

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!