Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland

Setibanya di tempat kereta kuda, Jasmine berhenti sejenak. Di depannya berjajar beberapa kereta kuda yang megah, dihiasi lambang Duke Clair di pintunya. Kusir-kusir berdiri di dekat kereta, sementara para pengawal berjaga dengan sikap siaga.

Harold berbalik dan berkata dengan nada hormat."Yang Mulia, semua telah dipersiapkan sesuai permintaan Anda. Kereta terbaik, lengkap dengan pengawalan penuh untuk memastikan keselamatan Anda."

Jasmine melirik ke arah kereta-kereta itu dan mengernyit sedikit. “Aku tidak membutuhkan semua ini, Harold. Aku tidak mau menggunakan kereta dengan lambang Duke Clair.”

Harold tampak terkejut, namun mencoba untuk menahan reaksinya. "Yang Mulia, kereta-kereta ini adalah simbol kehormatan Anda sebagai Duchess. Selain itu, keamanan Anda juga harus diprioritaskan."

Jasmine mendengus pelan, pandangannya tajam.

“Simbol kehormatan, katamu? Tidak ada kehormatan dalam lambang itu untukku. Aku sudah membuat keputusan, Harold. Aku akan menggunakan kereta tanpa lambang.”

Harold mencoba membujuk, meski suaranya tetap lembut. “Tapi, Yang Mulia, jika ada yang melihat Anda tidak menggunakan kereta resmi, itu bisa memunculkan beragam komentar. Apakah tidak lebih baik...”

Jasmine memotong dengan tegas. “Cukup, Harold. Aku tidak ingin mendengar alasan lagi. Pilih kereta tanpa lambang.”

Harold terdiam sejenak, lalu membungkuk hormat.

“Baik, Yang Mulia. Namun, saya tetap bersikeras agar Anda membawa pengawal dalam jumlah cukup untuk menjaga keselamatan.”

Jasmine tersenyum tipis, namun nadanya tetap dingin.

“Aku tidak membutuhkan rombongan besar. Dua pengawal saja sudah cukup.”

Harold tampak ragu. “Yang Mulia, ini berbahaya. Jika terjadi sesuatu di perjalanan, saya yang akan dimintai pertanggungjawaban. Apakah Anda yakin hanya membawa dua pengawal?”

Jasmine menatapnya tajam, membuat Harold mundur selangkah. “Harold, aku tahu apa yang kubutuhkan. Jadi, berhenti memprotes."

Harold hanya bisa mengangguk, menyerah pada keputusan Duchess-nya. Ia kemudian memanggil para kusir dan pengawal untuk mendekat. “Kusir dan pengawal, majulah ke depan. Yang Mulia akan memilih sendiri siapa yang akan mendampinginya.”

Beberapa kusir dan pengawal segera melangkah maju. Beberapa dari mereka tampak sangat percaya diri, terutama mereka yang diam-diam menjadi mata-mata Cecilia dan dan bawahan setia Duke Louise.

Jasmine melirik mereka satu per satu, senyumnya terlihat samar namun penuh makna. Dalam hati, ia berpikir, "Mereka benar-benar berpikir aku tidak tahu siapa mereka? Licik sekali."

Salah satu kusir, seorang pria paruh baya bernama Gerard, melangkah maju dan membungkuk hormat.

“Yang Mulia, saya siap melayani Anda. Saya telah bekerja untuk keluarga Clair selama lebih dari sepuluh tahun. Anda bisa mempercayai saya sepenuhnya.”

Jasmine menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil.

“Aku ingat kau, Gerard. Kau sangat setia... tapi sayangnya, bukan padaku. Terima kasih, tapi aku tidak akan memilihmu.”

Gerard tampak terkejut, namun tidak berani membantah. Ia mundur dengan wajah memerah, merasa dipermalukan.

Jasmine kemudian memandang seorang pria muda bernama Markus, yang terlihat gugup namun tulus.

“Kau,” Jasmine menunjuk Markus, membuatnya terkejut. “Kau akan menjadi kusirku. Apakah kau keberatan?”

Markus segera membungkuk dalam-dalam.

“Tidak, Duchess! Saya akan melayani Anda dengan sepenuh hati.”

Jasmine mengangguk, lalu beralih pada para pengawal. Dua pria bertubuh besar bernama Roland dan Vincent melangkah maju dengan percaya diri. Salah satu dari mereka, Roland, berbicara lebih dulu.

“Yang Mulia, saya telah bertugas sebagai pengawal selama bertahun-tahun. Saya adalah pilihan terbaik untuk melindungi Anda.”

Jasmine hanya tersenyum dingin. “Aku yakin kau adalah pengawal yang baik, Roland. Tapi, aku juga tahu siapa yang membayar kesetiaanmu. Kau boleh mundur.”

Roland terlihat kaget dan sedikit marah, namun tidak berani membantah. Vincent mencoba berbicara, tetapi Jasmine langsung mengangkat tangannya. “Tidak perlu. Aku sudah membuat keputusan.”

Jasmine kemudian menunjuk dua pria lain yang berdiri di belakang. Mereka adalah James dan Oliver, pengawal senior yang dikenal karena profesionalitas mereka.

“Kalian berdua,” Jasmine menunjuk mereka. “Kalian akan mengawalku. Ada masalah?”

James dan Oliver segera membungkuk hormat. James berbicara mewakili mereka.

“Tidak ada masalah, Yang Mulia. Kami akan melindungi Anda dengan nyawa kami.”

Harold tampak lega melihat pilihan Duchess. Ia tahu James dan Oliver adalah pengawal terbaik yang tidak memihak siapa pun. Namun, ia tetap khawatir.

“Yang Mulia, saya mohon Anda tetap berhati-hati. Perjalanan ke kediaman keluarga D’Orland tidaklah singkat.”

Jasmine hanya mengangguk dengan senyum tipis.

“Terima kasih atas peringatanmu, Harold. Tapi aku tahu apa yang kulakukan.”

Setelah semua diputuskan, Jasmine melangkah ke arah kereta yang telah dipilih. Lianne berjalan di sampingnya. Para pelayan lain hanya bisa menatap dari kejauhan.

Salah satu pelayan berbisik pada temannya. “Lihat saja, dia terlalu percaya diri. Cepat atau lambat, kesombongannya akan membawa kehancuran.”

Pelayan lain mengangguk setuju. “Benar. Dia berpikir dia bisa melawan Duke dan Cecilia? Dia hanya bermimpi.”

Namun, Harold yang mendengar bisikan itu langsung menegur dengan suara rendah namun tajam. “Cukup! Kalian bekerja di sini untuk melayani, bukan untuk bergosip. Jika ada yang tidak puas, kalian aku jual lagi ketempat budak.”

Para pelayan langsung bungkam, tidak berani melawan kepala pelayan yang dikenal tegas itu.

Sementara itu, Kereta kuda Duchess Jasmine terus melaju dengan mantap melewati jalan hutan yang tenang dan sunyi. Suara roda kereta yang berderak di atas tanah bercampur dengan deru napas kuda yang lelah. Jasmine duduk dengan tenang di dalam kereta, memandang ke luar jendela. Pohon-pohon besar berjajar di sepanjang jalan, menciptakan suasana yang sedikit mencekam. Namun, ekspresi di wajah Jasmine tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun.

Dua pengawal berkuda, yang dipilih langsung oleh Jasmine, mengawal kereta dari depan dan belakang. Mereka memastikan keamanan sepanjang perjalanan. Di dalam kereta, Lianne duduk di sisi Jasmine, tampak gelisah.

“Duchess, perjalanan ini tampak sepi sekali. Saya khawatir ada sesuatu yang tidak beres, Apalagi kita hanya membawa dua pengawal dari kediaman Clair.” ujar Lianne dengan suara pelan.

Jasmine hanya tersenyum kecil sambil tetap memandang keluar jendela. “Tenang saja, Anne. Dua pengawal yang aku bawa bisa diandalkan. Dan jika ada yang mencoba menghalangi perjalanan kita, mereka akan mengetahui bahwa aku bukan wanita lemah.”

Namun, baru saja Jasmine selesai berbicara, kereta mendadak berhenti. Teriakan kuda terdengar nyaring, diikuti dengan suara kusir yang berteriak.

“Ada apa?” tanya Jasmine dengan nada tegas.

Dari luar, salah satu pengawal bernama James berteriak, “Yang Mulia, kami dihadang!”

Jasmine membuka tirai jendela kereta untuk melihat apa yang terjadi. Di depan kereta, tampak sepuluh orang bersenjata lengkap berdiri menghalangi jalan. Penampilan mereka kotor dan penuh luka, tetapi mata mereka memancarkan niat buruk.

Salah satu dari mereka, yang tampaknya pemimpin kelompok itu, melangkah maju. “Hentikan kereta ini! Berikan semua barang berharga yang kalian miliki, termasuk nyawa kalian jika perlu,” katanya sambil menyeringai.

Lianne menelan ludah, wajahnya pucat. “Yang Mulia, mereka bandit. Apa yang harus kita lakukan?”

Tanpa sedikit pun rasa panik, ia memanggil Lianne. “Anne, berikan belati milikku yang kau bawa di dalam tas yang kau bawa,” kata Jasmine dengan suara tegas namun tenang.

Lianne segera membuka tas dan dengan tangan gemetar menyerahkan belati itu kepada Jasmine. Belati itu tampak berkilauan, dengan ukiran nama keluarga D’Orland di gagangnya. Jasmine menggenggamnya dengan mantap, pandangannya penuh determinasi. “Yang Mulia, ini terlalu berbahaya. Biarkan pengawal kita menangani mereka.”

"Apa kau lupa Anne, siapa Jasmine D'Orland ini. Sepertinya kau lupa, wanita didepanmu ini adalah wanita tangguh dan bisa melawan hingga 50 orang prajurit dalam hitungan menit." ucap Jasmine dengan sombong.

"Tapi.. Duchess, itu sudah lama sekali." cicit Lianne takut.

"Ah sudahlah Anne, aku sudah lama tidak bermain. Selama ini aku Hiatus gara-gara salah mencintai pria brengsek itu," ucap Jasmine dengan marah.

Jasmine melanjutkan perkataannya, “Aku tidak akan bersembunyi kali ini. Kau salah lawan jika berpikir aku akan menyerahkan diri tanpa perlawanan. Hari ini, Aku akan menunjukkan kepada mereka siapa Jasmine D’Orland sebenarnya,” katanya, matanya menyala penuh keberanian.

“Keturunan D’Orland tidak pernah mundur dan takut dari pertarungan, meskipun harus menghadapi kematian sekalipun.” ucapnya dengan menyeringai.

Sedangkan Lianne mulai kembali merinding dengan tatapan tajam sang Duchess, sama seperti dulu sang Duchess berada di kediaman D'Orland.

Terpopuler

Comments

ika yanti naibaho

ika yanti naibaho

terima kasih kak klu bisa ditambah masih diterima kok kak/Grin//Smirk//Pray/

2025-01-12

0

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Jasmine kamu wanita yg kuat aku yakin kamu bisa melawan mereka semua

2025-03-06

0

Ellis Setiazaky

Ellis Setiazaky

up lagi Thor.... kayaknya tambah seru nih critnya.... ☺☺
saya suka... saya suka... 😅😅

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!