Duchess Yang Sebenarnya

Juliet mendekat, membawa nampan berisi teko yang penuh berisi teh panas dan juga beberapa gelas. Barang itu satu set yang semua nya terbuat dari lead crystal, benda mahal yang hanya para bangsawan kelas atas yang sanggup membelinya. Juliet membawa nampan itu dengan tangan sedikit gemetar. Jasmine memperhatikan setiap gerakannya dengan saksama, matanya menyipit ketika ia melihat Juliet itu sengaja berpura-pura tersandung dan otomatis nampan itu akan mengenainya.

Dan saat itu terjadi, nampan itu dengan sengaja "terjatuh" ke arah badan Jasmine.

Namun, kali ini Jasmine lebih cepat. Ia menggeser tubuhnya, berpindah duduk di sebelahnya, membuat nampan berisi seluruh seluruh isian dalam teko dan gelas nya itu terkena sudut meja lalu jatuh ke bawah tanpa menyentuh kulitnya.

Ding..! Ding..! Ding..!

Seluruh isi nampan tersebut, teko dan gelas yang terbuat dari lead crystal itu pecah hingga tak beraturan.

"Sial, gagal teh panas ini tak mengenai wanita bodoh ini. Padahal saya telah memenuhi teko ini dengan penuh dan masih panas." ucap Juliet dalam hati.

Juliet pura-pura terkejut, tangannya dibuat gemetar, dan segera menundukkan kepalanya. "Maafkan saya, Duchess. Saya tidak sengaja..."

Plak!

Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, tangan Jasmine bergerak cepat, mendaratkan tamparan keras di wajah Juliet. Suara tamparan itu menggema di ruangan, membuat semua pelayan yang berada di tempat itu dan kepala pelayan, Harold, yang masih berdiri di dekat pintu terperanjat.

Juliet terhuyung, pipinya langsung memerah, dan darah mengalir tipis di sudut bibirnya. Kepalanya terpaksa menoleh ke samping akibat kekuatan tamparan tersebut. Belum lagi ada bekas 5 jari di salah satu pipi nya.

Jasmine menatapnya dengan dingin, tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Beraninya kau mencoba membodohiku dengan permintaan maaf mu?!" suaranya tegas, menusuk hingga membuat Juliet menggigil, namun ia mencoba untuk tenang, karena mempunyai beckingan yang kuat.

"Kau tahu? Aku telah memperhatikan mu dari tadi, dimana sudut bibirmu tersenyum sebelum berpura-pura terjatuh. Jika aku tidak memperhatikanmu, bagaimana bisa aku menghindar dari rencana bodoh mu itu!" ungkap Jasmine.

Kepala pelayan, Harold, kaget dan langsung menatap Juliet, sedangkan Juliet tentu saja kaget jika gerak geriknya dari tadi dilihat oleh Duchess.

Juliet mendongak dengan mata yang memancarkan kebencian, sesuatu yang tidak pernah ia perlihatkan sebelumnya. Ia menatap tajam kepada Duchess Jasmine. Ia tak pernah mendapatkan tamparan oleh siapapun, ini pertama kalinya ia di tampar. Namun sebelum ia sempat berkata apa-apa, tangan Jasmine kembali melayang, menampar sisi wajah lainnya dengan keras.

Plak!

Wajah Juliet sudah memerah pipi kanan dan kiri, bekas tangan jasmine sangat tercetak dengan jelas. Darah segar ada di kedua sudut bibir nya.

"Jangan berani-berani menatapku seperti itu lagi, kau ini hanya budak rendah! Berani sekali kasta rendah seperti mu menatap tajam kepada bangsawan atas." Jasmine menekan setiap kata dengan penuh kekuatan, membuat Juliet semakin pucat.

Harold yang berdiri di dekat pintu menahan napas, matanya tak berkedip melihat perubahan drastis pada Duchess Jasmine. Sebelumnya, ia selalu mengenal Duchess sebagai wanita lembut yang sering menjadi sasaran penghinaan tanpa melawan. Tapi sekarang, wanita di depannya bukanlah seorang Duchess yang ia kenal.

Plak!

Tamparan ketiga membuat Juliet terjatuh di lantai, menahan sakit di kedua pipinya, tetapi ia masih memberanikan diri untuk membuka mulut. "Duchess... Anda tidak berhak... memperlakukan saya seperti ini. Saya akan mengadu pada Duke Louise."

Jasmine mendekat, berdiri tepat di hadapannya. Menarik dagu nya hingga ia mendongak keatas. Dengan suara rendah, penuh ancaman, ia berkata, "Kau pikir aku takut? Pergilah mengadu pada siapa pun yang kau inginkan. Aku bahkan ingin melihat bagaimana reaksinya."

"Aku justru ingin melihat apakah kau cukup berani untuk melakukannya. Tapi ingat ini baik-baik, jika kau melawan, aku tidak akan segan-segan membuat hidupmu lebih menyedihkan daripada sekarang."

Juliet terkejut sambil memegangi pipinya yang merah, tetapi masih mencoba melawan. "Anda akan menyesal telah melakukan ini padaku, Duchess. Anda tidak tahu posisi Anda!"

Jasmine, dengan dingin, menatap pelayan itu. "Oh, aku tahu posisiku. Aku adalah seorang Duchess di sini. Kau hanyalah pelayan rendahan, apakah kau lupa jika aku ini masih keluarga D'Orland dan masih mempunyai kekerabatan oleh raja saat ini."

Juliet membeku, napasnya tersengal. Mata Jasmine yang tajam seperti menusuk langsung ke dalam dirinya, membuatnya tidak mampu berkata-kata lagi. Apalagi kata-kata yang terlontar, ia lupa jika Duchess dihadapannya ini merupakan kerabat raja saat ini, bahkan dari keluarga Duke D'Orland.

Jasmine melirik ke arah Harold yang masih mematung di dekat pintu. "Harold, apa kau hanya akan berdiri di sana tanpa berbuat apa-apa? Seret dia keluar, bawa dia ke ruang bawah tanah hingga Duke Louise datang, sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran."

Harold tersentak, lalu segera mendekat. "Ya, Duchess." Dengan sigap, ia menarik Juliet untuk berdiri. Namun belum sempat Harold menyeretnya keluar dari ruangan, ia berhenti tatkala Duchess Jasmine memanggilnya.

"Tunggu Harold," panggil Jasmine.

"Iya, Duchess. Ada lagi yang perlu diberitahu?" tanya Harold, kepala pelayan dengan penasaran.

"Jangan lupa, potong gaji nya 80% untuk mengganti barang yang ia pecahkan," ucap Jasmine menatap tajam pelayan tadi dan kepala pelayan.

"A.. Apa? 80%? Apa Duchess ingin membunuh saya dengan memotong gaji saya sebesar itu?" tanya pelayan itu.

"Heh, pelayan rendah, kau ini Oon atau bodoh? Kau menjatuhkan dan memecahkan satu set teko beserta gelas nya. Apakah kau tak tahu berapa harga nya? 80 koin emas. Kau dengar? 80 koin emas."

Semua para pelayan disana sangat terkejut dengan harga satu set teko dan gelas itu, kecuali kepala pelayan.

"Ke.. Kenapa mahal sekali?" tanya nya.

"Teko dan gelas itu terbuat dari lead crystal, bahkan untuk memotong 80% gaji mu saja takutnya kamu mati sebelum melunasi ganti rugi mu. Kamu hanya sebagai pelayan magang yang dibawa oleh wanita sundul itu dan hanya dibayar 5 koin emas per bulan. Sedangkan yang kau pecahkan 80 koin emas. Berapa tahun kau akan melunasi nya? Hah?" ucap Jasmine dengan menyeringai, puas dengan mimik muka pelayan itu.

"Oh tidak.. Duchess.. Maafkan saya.. Ku mohon...!" ucapnya sambil menangis.

"Seret dia ke bawah tanah, dan jangan lupa catat hutang nya dan potong gaji nya Harold. Kau mendengarku?"

"Baik Duchess, sesuai dengan perintah Anda," jawab Harold dan segera menyeret pelayan itu menjauh dari Duchess Jasmine.

Sedangkan Juliet masih berteriak memanggil namanya, "Duchess... Duchess.. Maafkan saya.. Jangan potong gaji saya, Duchess. Duchess!"

Jasmine tak peduli dengan teriakan pelayan itu, ia duduk di tempat lain dengan anggun, mengambil sendok perak dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya. Wajahnya tenang, tetapi aura dinginnya membuaT seluruh ruangan terasa tegang. Para pelayan yang masih berada di dalam ruangan menunduk dalam-dalam, bahkan suara napas mereka hampir tak terdengar.

Lianne berdiri di sudut ruangan. Meski ia merasa sedikit terkejut dengan perubahan drastis Jasmine, ada rasa bangga yang tak bisa ia sembunyikan.

"Inilah Duchess Jasmine yang kukenal dulu," pikir Lianne. "Duchess yang kuat dan pemberani, yang tidak membiarkan siapa pun menginjak-injaknya."

Jasmine melirik sekilas ke arah para pelayan, matanya berhenti sejenak pada Lianne. Melihat tatapan setia pelayannya itu, Jasmine memberikan anggukan kecil, nyaris tak terlihat. Lianne segera memahami sinyal itu, merasa sedikit lega bahwa ia tetap memiliki kepercayaan dari majikannya.

Sementara itu, pelayan lainnya masih gemetar, tak berani mengangkat kepala. Jasmine meletakkan sendoknya perlahan, lalu menyesap teh dingin yang tadi ia tinggalkan. Setelah beberapa saat, ia membuka suara dengan nada yang tenang namun penuh wibawa.

"Apakah kalian semua melihat apa yang terjadi barusan?" tanyanya, tanpa memandang langsung kepada siapa pun.

Para pelayan saling melirik dengan takut-takut, tetapi tetap menunduk. Tidak ada yang berani menjawab.

"Jika ada yang berpikir untuk meniru tindakan bodoh seperti itu, ketahuilah bahwa aku tidak akan menunjukkan belas kasihan. Apakah aku sudah jelas?"

Salah satu pelayan, seorang wanita muda, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menjawab. "J-jelas, Duchess."

Jasmine tersenyum tipis, senyuman yang sama sekali tidak ramah. "Bagus. Sekarang, tinggalkan aku. Kecuali Lianne, aku tidak ingin melihat siapa pun di sini."

Para pelayan segera membungkuk dan bergegas keluar, langkah kaki mereka tergesa-gesa, seolah ingin secepat mungkin meninggalkan ruangan itu.

Saat pintu tertutup, hanya Jasmine dan Lianne yang tersisa. Jasmine menatap pelayannya itu dengan lebih lembut, berbeda dari tatapan dingin yang ia tunjukkan kepada yang lain.

"Lianne," panggil Jasmine perlahan.

"Ya, Duchess?" Lianne segera mendekat, berdiri di samping Jasmine.

"Terima kasih telah setia padaku selama ini." Jasmine berbicara dengan tulus, membuat Lianne terkejut.

"Tidak perlu mengucapkan itu, Duchess," jawab Lianne dengan suara gemetar. "Hamba hanya menjalankan tugas hamba. Tetapi, hamba sangat bangga melihat Duchess kembali menjadi diri yang dulu."

Jasmine menatap Lianne dengan mata yang sedikit melunak. "Aku tidak akan menyia-nyiakan kesetiaanmu, Lianne. Aku berjanji, semuanya akan berubah mulai sekarang."

Lianne mengangguk penuh keyakinan. "Hamba akan selalu mendukung Duchess, apa pun yang terjadi."

Dengan itu, Jasmine melanjutkan makan siangnya, sementara Lianne berdiri di dekatnya dengan hati yang lebih tenang. Meski suasana di rumah Clair terasa dingin dan penuh ancaman, keduanya tahu bahwa ini adalah awal dari perubahan besar.

Terpopuler

Comments

Yoni Hartati

Yoni Hartati

apa nya baking yg kuat. siapa yg lebih tinggi dari ayahnya duchess?

2025-02-25

1

Eka Uderayana

Eka Uderayana

harus begitu.. tegas... jadi nggak dianggap remeh oleh orang lain

2025-02-23

0

Ayy°{>Anesstasya}~🤍

Ayy°{>Anesstasya}~🤍

lanjuttt thorr...seru Loh ternyata cerita nya..lanjuttt.. semangat thorr

2025-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!