Kembalinya Sang Duchess

Ketika Duchess Jasmine membuka mata, ia dikejutkan dengan air matanya yang menetes. Nafasnya memburu seolah ia baru lolos dari kematian. Duchess Jasmine menghapus air mata itu, dan melihat sekelilingnya. Ia terkejut mendapati dirinya berada di dalam gereja, berlutut di lantai dengan bantalan di bangku untuk membantu berlutut, tangan dilipat di depan dada seperti orang berdo'a.

“Dimana… aku?” gumamnya, melihat sekeliling. Bangunan batu dengan patung-patung suci berdiri megah di depannya. Cahaya lilin menerangi ruang yang tenang, menciptakan suasana damai yang berbanding terbalik dengan akhir hidupnya yang tragis.

“Duchess, Anda baik-baik saja?” Suara seorang wanita muda mengejutkannya. Duchess Jasmine menoleh, melihat seorang pelayan yang dikenalnya, Lianne, berdiri dengan khawatir."

“Anne?” Jasmine mengerjap bingung. Ia mengenali gadis itu. Lianne adalah pelayan setia yang melayani dirinya sebelum ia menjadi sasaran fitnah Cecilia. Namun, Lianne seharusnya sudah mati di hukum gantung atas perintah Duke Louise Clair.

“Ya, Duchess. Anda terlihat pucat.” ucap Lianne dengan panik.

"Anne, aku masih hidup, oh Tuhan... Terimakasih," ucap Jasmine dengan bersyukur tanpa mengindahkan pertanyaan Lianne.

"Duchess, apa yang Duchess fikirkan? Duchess baik-baik saja. Meskipun Duke jahat dan kejam, Duchess tak boleh berkata seperti itu! ucap Lianne dengan isak tangis.

Sedangkan Jasmine termenung sejenak.

“Duchess. seperti nya Anda sedang sakit. Apa Anda ingin saya panggilkan tabib?” tanya Lianne.

“Tidak perlu,” jawab Jasmine akhirnya, berusaha menjaga ketenangannya. Ia mengatur napas, mencoba memahami situasi. “Aku hanya merasa sedikit lelah.”

“Baiklah, Duchess. Saya akan menyiapkan teh herbal di kamar Anda,” ujar Lianne sebelum membungkuk dan pergi.

Begitu Lianne pergi, Jasmine perlahan bangkit dari posisi berlututnya. Dengan langkah lemah, ia berjalan menuju bangku gereja. Saat punggungnya menyentuh sandaran kayu yang dingin, rasa sakit dan perih menjalar di tubuhnya.

Lianne melangkah perlahan mendekati Jasmine, yang duduk termenung di bangku kayu gereja. Matanya yang dulu berkilau penuh kebanggaan kini tampak suram, seolah diselimuti bayangan dari masa lalu yang mengerikan. Suara langkah Lianne terdengar lembut, namun cukup untuk membangunkan Duchess Jasmine Clair dari lamunannya.

"Duchess, mari kita ke kamar Anda. Udara malam ini terlalu dingin untuk Anda tetap di sini," ujar Lianne dengan nada lembut, menatap penuh perhatian pada wanita yang ia layani.

Duchess Jasmine Clair mengangkat wajahnya, menatap Lianne dengan tatapan kosong, seolah kelelahan untuk merespons. Namun, Lianne tetap sabar. Ia perlahan membantu sang Duchess berdiri, melingkarkan tangan Duchess Jasmine Clair di bahunya untuk menstabilkan langkah sang Duchess yang tampak lemah.

"Terima kasih, Anne," gumam Duchess Jasmine Clair pelan, suaranya hampir tak terdengar.

"Tak perlu berterima kasih, Duchess. Ini tugasku," jawab Lianne, mencoba menghibur dengan senyum tipis di wajahnya.

Mereka berjalan perlahan melalui lorong-lorong gereja yang hening, hanya diterangi oleh cahaya lilin yang redup. Sesampainya di kamar sederhana yang disediakan untuk Duchess Jasmine Clair, Lianne mempersilakannya duduk di ranjang kayu kecil. Ia segera menuju sudut ruangan, di mana teko teh yang baru saja ia seduh masih mengepul hangat.

"Tunggu sebentar, Duchess. Saya akan menuangkan teh untuk Anda," kata Lianne dengan suara yang penuh kelembutan. Ia menuangkan teh panas ke dalam cangkir keramik sederhana, aroma harum bunga chamomile memenuhi ruangan. Kemudian, ia menyerahkan cangkir itu kepada Jasmine.

Duchess Jasmine Clair menerima cangkir tersebut dengan tangan yang sedikit gemetar. Saat ia meminum seteguk teh, kehangatannya menjalar ke tubuhnya yang dingin. Matanya perlahan mulai memerah, menandakan air mata yang hendak jatuh. Ia menyesap minumannya itu kembali dengan mata tertutup.

Duchess Jasmine Clair perlahan membuka mata, rasa sakit di punggungnya membuatnya mengerutkan dahi. Ia memandang sekeliling kamar kecil di gereja itu, penuh dengan perabot sederhana yang jauh dari kemewahan kediaman Duke Louise Clair. Jasmine menoleh ke arah pelayannya, Lianne, yang sedang merapikan meja di sudut ruangan.

“Anne...” suara Jasmine terdengar serak. “Kenapa punggungku terasa sakit dan perih? Dan... kenapa kita berada di gereja ini?”

Lianne menghentikan pekerjaannya dan menoleh. Ia ragu sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, “Duchess, punggung Anda sakit karena... cambukan dari Duke Louise. Beliau marah karena Anda mendorong Lady Cecilia Thorne saat pesta terakhir di kediaman keluarga Thorne.”

Jasmine menatap Lianne dengan mata membelalak. “Cambukan? Duke Louise mencambukku?”

Lianne mengangguk perlahan, suaranya sedikit bergetar. “Iya, Yang Mulia. Beliau mengatakan itu hukuman atas tindakan Anda yang dianggap tidak pantas. Dan mengenai gereja ini... kita berada di sini karena Duke menganggap Anda perlu merenungkan kesalahan Anda. Beliau tidak menyukai cara Anda berbicara dengan Lady Cecilia yang dianggap kurang sopan.”

Jasmine mengernyit, mencoba mengingat apa yang terjadi, namun ingatannya terasa kabur. “Merenung? Apa aku benar-benar melakukannya, Anne? Mendorong Lady Cecilia? Kurang sopan?”

Lianne mendekat, duduk di tepi ranjang Duchess Jasmine. “Duchess, apa Anda lupa? Anda terlihat sangat marah saat itu. Lady Cecilia, seperti biasanya, berusaha memprovokasi Anda.

Jasmine mendesah panjang, memijat pelipisnya. “Sepertinya aku memang lupa. Berapa lama kita sudah di sini?”

“Seminggu, Duchess,” jawab Lianne lembut. “Dan ini adalah hari terakhir kita. Besok, kita harus kembali ke kediaman Duke Louise Clair.”

“Baik, aku mengerti, Anne!” ucap Duchess Jasmine menganggukkan kepalanya.

Lianne menatap penuh harap ke arah Duchess Jasmine, suaranya sedikit gemetar saat ia memohon, “Duchess, saya mohon... jangan mudah terpancing oleh omongan Lady Cecilia lagi. Dia seperti rubah, licik, penuh tipu daya. Apa pun yang dia katakan hanya untuk memancing emosi Anda.”

Duchess Jasmine menghela napas panjang, memalingkan wajah ke arah jendela. “Anne, aku tahu Cecilia bukan wanita baik-baik. Baiklah aku mendengarkanmu.”

Duchess Jasmine menatap Lianne yang sedang kembali mengerjakan pekerjaannya disana, Sedangkan Duchess Jasmine merenung dan mengingat-ingat sejarah pelayannya yang bernama Lianne.

Lianne adalah seorang budak yang dibeli oleh Duchess Jasmine di pasar budak ketika Lianne berusia 10 tahun, sementara Jasmine saat itu baru berusia 8 tahun. Meskipun status awalnya adalah budak, Jasmine memperlakukan Lianne lebih dari sekadar pelayan.

Saat pertama kali bertemu, Duchess Jasmine kecil merasa kasihan melihat kondisi Lianne yang kurus, penuh luka, dan tampak ketakutan. Jasmine kecil memohon kepada ayahnya untuk membeli Lianne dan membawanya ke kediaman keluarga D’Orland. Sejak itu, Lianne dibesarkan di bawah asuhan keluarga D’Orland, diberikan pendidikan dasar, dan dijadikan pelayan pribadi Jasmine.

Lianne yang kini berusia dua tahun lebih tua dari Duchess Jasmine telah menjadi seseorang yang sangat setia pada majikannya. Ia memahami Duchess Jasmine lebih baik dari siapa pun, bahkan lebih baik dari keluarga atau suaminya sendiri. Sebagai pelayan pribadi, Lianne selalu berada di sisi Duchess Jasmine dalam suka maupun duka, meskipun sering merasa tak berdaya melihat penderitaan yang dialami majikannya setelah menikah dengan Duke Louise Clair.

Lianne memiliki sifat yang lemah lembut, penuh perhatian, namun juga berani ketika harus melindungi Duchess Jasmine. Ia sering memberikan nasihat kepada Duchess Jasmine agar lebih berhati-hati dan bijaksana, terutama dalam menghadapi intrik Lady Cecilia. Namun, sebagai seorang pelayan, Lianne hanya bisa melakukan sebatas kemampuannya tanpa melampaui batas statusnya.

Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, hubungan Duchess Jasmine dan Lianne sudah menyerupai hubungan saudara. Lianne selalu berusaha menjadi penopang dan penghibur bagi Duchess Jasmine di saat-saat sulit, sementara Duchess Jasmine menghargai kesetiaan Lianne lebih dari apa pun. Lianne adalah satu-satunya orang yang Duchess Jasmine percaya sepenuhnya di kediaman Clair.

Terpopuler

Comments

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Jasmine kamu di beri kesempatan pada autorr lho jadilah wanita yg pandai dan balaslah mereka yg menyakitimu

2025-03-05

2

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

dasar suami begok, lebih percaya omongan titisan medusa ketimbang istri nya sendiri

2025-03-06

0

Nur Hapsa

Nur Hapsa

balas mereka semua jasmine
hajar semuanya/CoolGuy/

2025-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!