Kesedihan Keluarga D'Orland

Hari itu begitu dingin dan suram di tempat eksekusi, dengan langit kelabu yang seolah meratapi nasib Jasmine.

Duchess Jasmine Claire atau Duchess Jasmine D'Orland adalah seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahatnya. Di kerajaan Kingswell, ia dituduh berselingkuh, dan akibat tuduhan itu, ia berakhir di tempat pemenggalan dengan tubuh yang terikat.

Di depan raja, ratu, putra mahkota, para bangsawan, dan rakyat, Jasmine siap menghadapi akhir hidupnya. Namun, tak hanya kebencian yang ia terima, melainkan juga sumpah serapah dari rakyat yang mendengar rumor kejahatan Jasmine dari para bangsawan dan juga karena para rakyat tau nya jika Jasmine ketahuan selingkuh dan melakukan 'ranjang panas' di kediaman Duke.

"Sialan kau, Duchess! Semoga kehidupanmu yang selanjutnya hanya penuh penderitaan!"

"Jasmine, wanita terkutuk, semoga karma membalasmu seratus kali lipat!"

"Perempuan jalang! Kau tidak pantas menjadi Duchess kami!"

"Mengkhianati suami sendiri? Bahkan hewan saja lebih tahu cara menghormati pasangan mereka!"

"Inilah hukuman yang layak untuk seorang perempuan keji seperti kau!"

"Darahmu akan menjadi pelajaran bagi semua wanita yang tidak tahu malu!"

Jasmine hanya diam, tatapan kosong bahkan ia juga tak mendengarkan makian dari pada rakyat dan bangsawan. Para bangsawan ini merupakan penggemar Cecilia. Nona cantik dari Count yang baik hati, lembut dan jujur. Para bangsawan tau jika selama ini Jasmine selalu membully Cecilia, namun dengan baik hati Cecilia memaafkan perbuatan Jasmine. Padahal itu tidak benar.

"Jasmine, kau memalukan! Kau telah mencoreng nama keluarga D’Orland dan Duke Clair serta mencemari kehormatan kami semua!"

"Bagaimana mungkin seorang Duchess bertingkah lebih rendah dari pelayan di istananya?"

"Kau hanya menginginkan kekuasaan, dan lihatlah di mana keserakahanmu membawamu!"

"Louise memberimu segalanya, dan kau membalasnya dengan penghinaan ini? Kau sungguh monster!"

"Jasmine, kau adalah noda dalam sejarah kerajaan. Dunia akan lebih baik tanpa keberadaanmu!"

Para bangsawan ini tak tahu, jika Jasmine di kediaman Duke Louise Clair di perlakukan semena-mena oleh para pelayan maupun Duke Louise sendiri.

"Duchess? Kau lebih cocok disebut wanita murahan!"

"Aku tahu sejak awal kau adalah wanita licik, Jasmine! Kau tidak pernah pantas berada di sisi Duke Louise!"

"Wanita seperti kau seharusnya tidak pernah diberi kesempatan untuk hidup di kalangan kami!"

"Bahkan di detik-detik terakhir hidupmu, kau tetap menjijikkan!"

"Kematian adalah hadiah terlalu berharga bagimu, Jasmine!"

Para wanita bangsawan juga tak ketinggalan memaki Jasmine yang masih menatap sang suami, Louise yang sedang memegang benda tajam ditangannya. Bahkan makian dan sumpah serapah yang keluar dari tadi, tidak lebih sakit dibandingkan sang suami yang dicintainya, yang lebih percaya pada omongan seorang wanita licik dan manipulatif.

"Dosa-dosamu terlalu besar, bahkan neraka pun mungkin menolakmu!"

"Kau menghancurkan hidup suamimu, menghancurkan martabat bangsamu. Kau adalah aib bagi manusia!"

"Seorang Duchess yang tidak setia adalah cerminan kehancuran bangsa. Kau hanya membawa kehinaan bagi semua wanita di kerajaan ini!"

"Kematianmu adalah peringatan bagi mereka yang berpikir bahwa pengkhianatan dapat lolos begitu saja."

"Louise pantas mendapatkan seorang istri yang mulia, bukan perempuan rendah seperti dirimu!"

Jasmine terpaku dengan ucapan pak tua yang dia dengar, apakah ia memang se rendah itu? Padahal dia telah melakukan banyak hal baik untuk sang suami. Namun balasannya ia selalu disiksa, di caci maki bahkan di depan umum sekalipun.

Louise, suami yang sangat membencinya, masih berdiri di hadapannya. Setiap ia mendengar ucapan makian dari para rakyat dan para bangsawan, ia sangat senang seolah-olah ia menikmati penderitaan Jasmine.

Louise dengan niat untuk mengakhiri hidup istrinya, sedangkan Jasmine terpaku pada pria di hadapannya, Louise, yang kini mengangkat pedang dengan kebencian yang nyata.

“Jasmine Clair oh tidak karena aku telah menceraikanmu, jadi Jasmine D’Orland,” suara Louise bergema dingin. “Atas perbuatanmu yang tercela, kau akan menerima hukuman mati. Tidak ada belas kasih untuk wanita sepertimu.”

Duchess Jasmine menelan ludah, bibirnya bergetar. “Louise… pernahkah kau mencintaiku, walau hanya sedikit?”

Duke Louise Clair tersenyum sinis. “Cinta? Tidak pernah. Kau orang yang licik menjebakku hingga kita melakukan hubungan panas itu, sehingga aku harus menikahi mu dengan terpaksa. Satu-satunya wanita yang kucintai pasti kau tahu.”

Hati Duchess Jasmine seperti teriris. Ia tahu dirinya tidak sempurna, tapi mendengar pengakuan itu langsung dari mulut suaminya membuatnya merasa lebih sakit daripada kematian yang akan ia hadapi.

Sambil berlinang air mata, Duchess Jasmine berkata, "Tapi itu bukan aku yang menjebakmu, aku telah mengatakannya dari awal dan berulang-ulang kali. Tapi kamu tak pernah percaya padaku, Duke,"

"Aku sudah tak peduli semua itu, terimalah hukumanmu," ucap Duke Louise Clair dengan tajam.

Dengan air mata yang masih menetes, Jasmine berkata dengan suara terbata-bata, "Aku sangat menyesal pernah mencintaimu, Duke Louise Clair. Semoga di kehidupan selanjutnya, kau dan orang-orang yang menyakitiku merasakan penderitaan yang sama. Semoga kalian menyesal."

Duke Louise Clair tak memberikan waktu lebih lama, dan dalam sekejap, pedangnya terayun, memisahkan kepala Jasmine dari tubuhnya. Kepala Duchess Jasmine D'Orland terjatuh ke tanah, mengalirkan darah ke lantai yang dingin. Dunia Duchess Jasmine gelap dalam sekejap.

Raja, yang masih memiliki hubungan keluarga dengan D'Orland, hanya bisa menyayangkan nasib buruk yang menimpa sang Duchess. Namun, beberapa orang lainnya malah bersorak, merasa lega dengan kematian Duchess Jasmine D'Orland, seolah ia pantas menerima nasibnya.

Cecilia Thorne berdiri tidak jauh dari tempat eksekusi. Bibirnya membentuk senyum licik, sementara matanya memancarkan kepuasan yang mendalam.

"Duchess Jasmine D’Orland... akhirnya kau lenyap dari dunia ini," pikir Cecilia dengan perasaan puas.

"Namamu hanya akan menjadi cerita usang yang tidak lagi diingat siapa pun."

"Sekarang, semua ini milikku. Pengaruhmu? Hilang. Kehormatanmu? Hancur. Bahkan keluargamu tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawanku. Aku menang, Duchess Jasmine D'Orland. Kau kalah.”

Keluarga D’Orland yang baru tiba di alun-alun istana dengan tergesa-gesa. Derap langkah kuda mereka menggema di antara suara sorakan rakyat yang haus darah melihat pemandangan di depannya. Namun, bagi keluarga D'Orland itu adalah pemandangan yang menghancurkan hati.

Duke Edgar D’Orland yang tiba terlebih dahulu, turun dari kudanya dengan tergesa, matanya yang biasanya tenang kini dipenuhi kepanikan. “Jasmine!” ia berteriak, suaranya serak.

Duke Edgar D'Orland nafasnya memburu setelah berlari sekuat tenaga. Mata nya membelalak, wajahnya berubah pucat, ketika melihat tubuh putrinya, tergeletak diatas panggung eksekusi. Lehernya berdarah, rambut emas nya terurai, dan wajahnya yang selalu dipenuhi keberanian kini dingin tanpa nyawa. Ia meraih tangan jasmine yang dingin dan menatap wajah putrinya dengan penuh penyesalan.

“Putriku, maafkan Ayah...” suaranya bergetar, hampir tidak terdengar. “Ayah seharusnya melindungimu... Ayah seharusnya berada di sini lebih cepat...” Air mata pria itu jatuh membasahi tangan Jasmine yang tidak lagi bisa merasakannya.

Duchess Elise D'Orland datang beberapa menit kemudian, ia hampir terjatuh saat berlari mendekat. Gaun mewahnya menyapu tanah kotor, tetapi ia tidak peduli.

Duchess Elise D'Orland terhuyung-huyung saat melihat pemandangan mengerikan itu. Matanya membelalak saat melihat tubuh Jasmine yang sudah tergeletak di panggung pemenggalan. "Tidak... Jasmine...!" suara tangisnya pecah seketika.

Duchess Elise D'Orland tersungkur di samping suaminya, menggenggam tangan Jasmine yang lain. "Jasmine! Putriku!".

Duchess Elise kemudian memeluk tubuh Jasmine yang dingin. Memeluknya dengan erat meskipun darah mengotori gaun mewahnya. Air matanya jatuh deras, suara nya pecah di tengah tangisnya, “Anakku… kenapa harus seperti ini? Kau masih terlalu muda… terlalu banyak yang belum kau alami… Kenapa mereka tega melakukan ini padamu?” ia menangis tersedu-sedu. "Maafkan ibumu, putriku! Maafkan kami... Kami tidak bisa menyelamatkanmu."

Victor, kakak laki-laki Jasmine, berdiri mematung. Tubuhnya gemetar, dan tinjunya mengepal erat. Ia menatap tubuh adiknya dengan mata yang merah dan penuh amarah. “TIDAK! Ini tidak mungkin! Jasmine tidak pantas menerima ini!” raungnya, lututnya lemas hingga ia jatuh di atas tanah.

Victor mendekati tubuh Jasmine dan berlutut di sampingnya. Ia menatap wajah adiknya yang kini terlihat damai, tetapi itu justru menghancurkan hatinya lebih dalam. “Jasmine, aku bersumpah, aku akan membalaskan dendammu. Orang-orang yang melakukan ini padamu tidak akan pernah lolos. Aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang!” suaranya penuh dendam, tetapi air matanya tetap mengalir deras.

Rasa kehilangan Jasmine tetap menjadi luka yang mendalam bagi keluarga D’Orland. Kehilangan itu tidak hanya merampas putri dan adik mereka, tetapi juga menyisakan penyesalan yang tidak akan pernah hilang.

Kerumunan telah membubarkan diri dari tadi hingga hampir kerumunan tak ada disana, tapi keluarga D’Orland tetap di sana, tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Mereka hanya bisa menatap tubuh Jasmine yang kini dingin, menyesali semua yang tidak sempat mereka lakukan untuk menyelamatkannya.

Sedangkan disisi lain, di atas panggung eksekusi, roh Duchess Jasmine D’Orland berdiri terpaku, menatap tubuhnya sendiri yang tergeletak tanpa nyawa. Di sekelilingnya, sorak-sorai massa perlahan menghilang, digantikan oleh suara tangisan keluarganya. Ia menyaksikan ayah, ibu, dan kakak laki-lakinya datang terlambat, hanya untuk mendapati kenyataan yang begitu menyakitkan.

Wajah Ayah, Ibu dan Kakak Laki-lakinya penuh kesedihan. Jasmine menutup mulutnya, tak mampu berkata-kata. “Ayah… Ibu… Kak Victor…” ucapnya lirih. Suaranya penuh penyesalan yang mendalam.

Melihat semua itu, Jasmine merasakan dadanya sesak, meskipun ia hanya roh. Ia mencoba menyentuh pundak ibunya, tapi tangannya hanya melewati udara kosong. Air matanya mulai mengalir tanpa ia sadari.

“Aku… menangis?” ucapnya, penuh keterkejutan. Ia menyentuh wajahnya, menyadari bahwa meski ia hanyalah roh, rasa sakit dan penyesalan itu tetap nyata.

Jasmine berlutut di tempatnya, menatap keluarganya dengan air mata yang terus mengalir. “Ayah, Ibu, Kak Victor… Aku minta maaf. Aku telah membuat kalian kecewa. Aku terlalu bodoh, mencintai orang yang salah.”

Ia menunduk, berdoa dengan tulus kepada Tuhannya. “Tuhan, jika Engkau berkenan memberikan aku kesempatan kedua, izinkan aku kembali sebagai putri Ayah dan Ibu. Izinkan aku kembali sebagai adik Kak Victor. Aku ingin melindungi mereka… Aku ingin memperbaiki semuanya…”

Kata-kata itu keluar dengan tulus dari hatinya, dan air matanya terus menetes. Ia memandang ke arah keluarganya yang masih menangis, dan dalam hati ia berjanji. Jika aku dilahirkan kembali, aku tidak akan menyia-nyiakan keluargaku. Aku akan melindungi mereka, seperti mereka ingin melindungiku hari ini.

Hingga akhirnya, suara isakan ibunya yang semakin keras membuat Jasmine berteriak meski ia tahu takkan terdengar. "Ibu! Ayah! Kak Victor! Aku mencintai kalian… Maafkan aku… Maafkan aku…”

Namun, suara Jasmine hanya terpantul di ruang kosong, dan yang tertinggal hanyalah dirinya yang berurai air mata, menyaksikan keluarganya yang diliputi duka.

Tubuh rohnya mulai terasa semakin ringan, seolah-olah tarikan tak terlihat itu menariknya menjauh dari dunia yang masih dipenuhi dengan kesedihan keluarganya. Jasmine berusaha bertahan, ingin tetap di sana untuk mereka. Ia ingin memeluk ibu yang sangat ia cintai, menyentuh tangan ayahnya yang tampak begitu hancur, dan memberi semangat kepada kakaknya yang menangis dalam keputusasaan.

Namun, semakin lama, ia merasakan tubuh rohnya semakin menghilang. Ia tak bisa lagi bertahan di dunia ini. Ada sesuatu yang menghalanginya untuk tetap ada, dan ia tahu bahwa waktunya sudah habis.

Dengan perlahan, rohnya mulai menghilang ke dalam kabut yang semakin gelap. Ia melihat keluarga yang masih terpaku di sana, berjuang dengan kehilangan yang mendalam, dan hatinya terasa hancur, namun ada harapan baru yang muncul.

“Tuhan… Jika Engkau memberiku kesempatan kedua… Aku akan kembali dan memperbaiki semuanya. Aku akan menjadi anak yang baik, adik yang baik… Aku akan melindungi mereka…”

Tetesan air mata yang tak terbendung lagi jatuh, mengaburkan pandangannya. Dan dalam sekejap, tubuh roh Jasmine menghilang, meninggalkan dunia ini dengan sepi. Hanya kesedihan yang tertinggal di dalam hati keluarga D'Orland, dan harapan baru yang terpendam di dalam doa Jasmine yang mengalir ke angkasa, mencari jalan untuk kembali ke dunia yang penuh dengan penyesalan dan peluang kedua.

Terpopuler

Comments

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

awal baca, udh nyesek banget rasanya thor.
moga aja misua durjana nya menyesal sedalam-dalamnya setelah mengetahui kebeneran yg sesungguhnya.

2025-03-06

3

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Sedih banget thorr Jasmine di penggal dan ke dua orang tuanya dan Kakanya sangat hancur 😭😭😭😭

2025-03-05

0

Subandi Bahtiar

Subandi Bahtiar

pasti bagus ceritanya, cuma iklannya wow?!!!

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!