04 sunset

Mohon bijak

Ada adegan 21 +++ nya

Bagi under 21 cukup baca setengah bagian nya dan tolong berhenti membaca setengah bagian sisa nya.

Terima kasih

Menikmati matahari yang mulai turun ke peraduan nya di balik cakrawala menjadi penghibur hati Beatrice yang tidak lagi bisa bermain keluar karena kondisi kaki nya yang bengkak parah.

Setelah di kompres sekitar setengah jam dan di balut lagi Beatrice sempat tertidur sebentar di dalam pelukan sang suami.

Saat dia bangun dia panas matahari yang tadi sangat terik mulai meredup.

Sang suami berdiri di pintu balkon sambil menatap indah nya laut di kejauhan. Dia hanya menggunakan celana panjang saja dan membiarkan tubuh bagian atas nya yang seindah patung dewa yunani terekspose begitu saja.

"Apa laut nya sangat indah sore ini?" tanya Beatrice pada Sankara dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Sankara membalikkan tubuh nya dan tersenyum pada Beatrice.

"Jauh lebih indah wajah tidur mu sayang" jawab Sankara sambil berjalan mendekati ranjang.

"Bohong kalau lebih indah wajah tidur ku kenapa aku di tinggal sendiri di ranjang" ucap Beatrice dengan nada manja.

"Aku hanya mengalihkan sedikit perhatian saja pada hal lain nya, karena kalau aku memandang mu terlalu lama aku takut kebablasan, dan rasa lapar mengusai hati ku, dan aku bisa menerkam mu, sedangkan kondisi mu sedang sakit" ucap Sankara dengan nada mesum yang membuat wajah Beatrice langsung merah karena malu.

"Dasar mesum" ucap Beatrice sambil memukul bahu telanjang sang suami membuat tawa Sankara berderai karena berhasil menggoda sang Istri dan membuat wajah nya memerah karena malu.

"Apa matahari terbenam di luar sangat indah?" tanya Beatrice

"Iya terlihat sangat indah, apa kamu mau lihat?" tanya Sankara.

"Bisa kah?" tanya Beatrice balik

"Tentu saja." jawab Sankara, mendengar itu dengan cepat kepala Beatrice mengangguk penuh semangat.

Sankara lalu berdiri dan menggendong sang Istri seperti seorang princess, dengan cepat Beatrice mengalungkan Tangan nya di leher Sankara.

Sankara membawa Beatrice ke balkon, di balkon ada sebuah kursi santai dendan sebuah meja di samping nya, karena hanya ada satu kursi yang berukuran lumayan besar Beatrice berakhir duduk di pangkuan sang suami sambil menatap indah nya lautan di kejauhan sana yang terlihat mulai memerah saat matahari semakin rendah.

"Sayang sekali besok kita sudah harus melanjutkan perjalanan menuju wilayah kita, jika saja bisa aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama mu di sini" ucap Sankara sambil mencium tengkuk Beatrice yang terbuka.

"Cerita kan pada ku bagaimana di utara? Aku belum pernah ke sana sekalipun, bagaimana cuaca nya? Bagaimana pergaulan sosial di sana? Apa mata pencaharian utama di utara?" tanya Beatrice pada sang suami.

"Utara ya? Musim di utara di dominasi musim dingin, hampir separuh tahun di utara di dominasi musim dingin, penghasilan utama kita adalah eksportir daging rusa moose dan daging sapi kualitas terbaik,untuk daging sapi ada beberapa peternakan besar di sana yang dikelola oleh daerah yang menghasilkan ratusan ton setiap bulan nya" ucap Sankara.

"Kalau rusa moose?" tanya Beatrice

"Kita mendapatkan daging nya dari perburuan, karena hampir sepertiga wilayah kita berupa hutan pinus yang merupakan habitat rusa moose. Populasi rusa moose sangat besar di utara dan berkembang biakan nya juga sangat cepat, induk rusa moose bisa menghasilkan dua sampai empat ekor anak dalam sekali kelahiran" ucap Sankara.

"Apakah jika mereka di buru popularitas mereka bisa menurun dan bisa habis?" tanya Beatrice

"Tidak sayang karena perburuan hanya di lakukan satu kalian setahun saja, perburuan rusa moose tanpa izin resmi di luar waktu yang di tentukan adalah kasus kriminal di utara. Kehidupan kawanan rusa moose di jaga oleh pengawas hutan kita, karena itu lah nilai jual daging rusa moose sangat mahal karena hanya tersedia dari kita dan hanya satu kali setahun saja" ucap Sankara.

Beatrice mengangguk mengerti.

"Satu lagi alasan rusa moose harus di buru adalah karena populasi nya yang besar, jika populasi nya tidak terkendali kawanan mereka akan jadi hama yang menghancurkan pertanian apel salju milik rakyat kita." ucap Sankara menambah kan.

"Apel Salju?" tanya Beatrice

"Iya apel salju, kamu tidak tau? Itu adalah komoditi eksport kita yang sangat populer, karena hanya tumbuh di tanah kita" ucap Sankara.

"Seperti apa itu apel salju?" tanya Beatrice

"Bentuk nya seperti apel dengan ukuran yang lebih besar, Tapi warna nya sangat putih seperti salju dari kulit hingga daging apel nya." terang Sankara. .

"Apakah enak?" tanya Beatrice

"Iya enak, manis asam segar dan sedikit berair ada sensasi dingin saat kita menggigit nya" ucap Sankara.

"Tapi buat aku lebih enak bibir kamu" ucap Sankara sambil menempelkan bibir nya pada bibir mungil sang istri.

Beatrice yang tidak tau Kalau akan di serang secara mendadak hanya bisa kelabakan dengan serangan sang suami.

Sankara yang tidak puas hanya dengan sebuah kecupan menahan bagian belakang kepala Beatrice dan mulai mengulum bibir Beatrice hingga membuat nafas gadis itu jadi sesak dan ngos ngosan.

"Kita di luar bagaimana kalau orang melihat?" bisik Beatrice saat Sankara melepaskan bibir nya.

"Kita ada di lantai tiga sayang, Siapa yang bisa melihat kita" ucap Sankara.

Ciuman pria itu akhir nya pindah ke leher Beatrice membuat gadis itu menggelinjang kegelian.

Tangan usil Sankara dengan ahli membuka satu persatu deretan kancing di punggung gaun Beatrice. Hingga gaun tersebut merosot dari tubuh Beatrice dan membuat bahu dan punggung nya jadi terbuka lebar.

Melihat banyak nya kulit yang terbuka nafsu Sankara semakin bergejolak. Dengan lincah bibir dan lidah nya mengeksplore semua bagian yang tidak lagi punya penutup.

Sankara yang sudah merasa di ujung tanduk segera berdiri dan berjalan masuk kembali ke kamar, dia tidak lagi peduli dengan keindahan matahari terbenam.

Beatrice berada di dalam gendongan Sankara seperti anak koala pada induk nya dengan bibir yang masih menyatu saling pagut dan saling serang tanpa ada yang berniat untuk mengalah.

Sesampai nya di kamar Sankara merebahkan Beatrice ke ranjang, sebenarnya sudah sejak tadi Sankara ingin memakan sang istri tapi mengingat kaki sang istri yang masih sakit Sankara menahan nya hingga sakit kepala.

Dan kini di terlihat seperti akan memakan sang istri dengan lahap.

Deru nafas Mereka saling bersahutan saat kedua nya dengan penuh semangat mengayuh perahu cinta menerjang ganas nya badai yang mengayun mereka.

Padahal baru beberapa hari yang lalu Sankara mereguk manis nya malam pertama tapi rasa lapar nya kembali membuncah tak tertahankan.

***

Episodes
1 01 Alur
2 02 Perjalan ke Utara
3 03 kebersamaan
4 04 sunset
5 05 apel salju
6 06 kamar Archduchess
7 07 First Dinner
8 08 Malam di Utara
9 09 Longsor Salju
10 10 Pengungsi
11 11 pulang
12 12 Merindukanmu
13 13 Bisnis Baru
14 14 Lelah
15 15 Persiapan Pesta
16 16 Cantik
17 17 Pesta
18 18 Howard
19 19 Menuju Ibukota
20 20 Pagi di Ibukota
21 21 Di bawah lampion
22 22 Archduke Estrillda
23 23 Taman Istana Putri Mahkota
24 24 baby bump Melissa
25 25 Count Adalman
26 26 Rindu
27 27 kurir pesan darurat
28 28 Kembali ke Utara
29 29
30 30 Ayo Bangun Kak
31 31 Pemeriksaan
32 32 Penjara bawah Tanah
33 33
34 34 Sadar
35 35 Pertemuan dengan Pangeran Lucas
36 36 Sang Dalang
37 37 Mantan Tunangan
38 38 Makan Malam terakhir di ibukota
39 39 undangan ke utara
40 40 Lelah
41 41 Lelah
42 42 Hari pertama tanpa mu
43 43 bisnis baru
44 44 Sempurna
45 45 pilihan
46 46 Hari Jamuan
47 47
48 48
49 49
50 50 gadis salju
51 51 radang dingin
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58 permintaan
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 Draft
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
01 Alur
2
02 Perjalan ke Utara
3
03 kebersamaan
4
04 sunset
5
05 apel salju
6
06 kamar Archduchess
7
07 First Dinner
8
08 Malam di Utara
9
09 Longsor Salju
10
10 Pengungsi
11
11 pulang
12
12 Merindukanmu
13
13 Bisnis Baru
14
14 Lelah
15
15 Persiapan Pesta
16
16 Cantik
17
17 Pesta
18
18 Howard
19
19 Menuju Ibukota
20
20 Pagi di Ibukota
21
21 Di bawah lampion
22
22 Archduke Estrillda
23
23 Taman Istana Putri Mahkota
24
24 baby bump Melissa
25
25 Count Adalman
26
26 Rindu
27
27 kurir pesan darurat
28
28 Kembali ke Utara
29
29
30
30 Ayo Bangun Kak
31
31 Pemeriksaan
32
32 Penjara bawah Tanah
33
33
34
34 Sadar
35
35 Pertemuan dengan Pangeran Lucas
36
36 Sang Dalang
37
37 Mantan Tunangan
38
38 Makan Malam terakhir di ibukota
39
39 undangan ke utara
40
40 Lelah
41
41 Lelah
42
42 Hari pertama tanpa mu
43
43 bisnis baru
44
44 Sempurna
45
45 pilihan
46
46 Hari Jamuan
47
47
48
48
49
49
50
50 gadis salju
51
51 radang dingin
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58 permintaan
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
Draft
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!