Demam

Chandra's POV

Gue langsung loncat dan lari setelah mendengar jeritannya Gaby.

"Kenapa By???!!!" tanya gue panik.

"Spongebob gue kempes." jawab dia sambil meluk balon yang dibeli kemarin.

Gue menghela napas lega, gak jadi panik. Lalu gue naik ke ranjang nya.

"Kirain kenapa, cuma gara-gara balon doang suaranya kek gitu."

"Kan sayang baru kemarin masa udah letoy sih."

"Besok kalo ketemu abang-abangnya lagi pokoknya harus beli lagi ya, Chan."

"Mau yang Patrick." ucap dia lagi.

Gue gak peduli, gue memilih rebahan aja. Hari ini gak tau kenapa tiba-tiba gue gak enak badan. Apa ketularan Kak Yura kemarin ya. Hmm mungkin aja.

Alhasil gue ijin pulang duluan dari kantor tadi.

"Keluar dong, mau ganti baju nih." suruh Gaby yang lagi buka belt di roknya.

"Gue merem, gak lihat." ucap gue yang emang dari tadi merem.

"Buruan dong!" suruh dia lagi. Kali ini dia mulai kesel.

Gue cuma diem. Lalu Gaby menghampiri gue, dia ikut naik ke atas ranjang.

"Gue seret nih." Dia mulai narikin tangan gue.

Tapi dia akhirnya berhenti. Tiba-tiba dia ngelihatin muka gue deket banget.

"Lo sakit ya? Muka lo pucet." ucap dia.

Gaby kemudian megang jidat gue buat mastiin.

"Anjir lo demam Chan." pekik dia heboh.

Gue masih diem ngelihatin dia yang mulai khawatir. Gaby kayak berpikir 'gue kudu gimana?'.

"Jangan-jangan ketularan Kak Yura ya?" kata dia.

"Bisa jadi." jawab gue yang mulai lemas.

"Ayo ke dokter aja, mumpung masih kuat nyetir Chan." saran dia.

Yakali orang badan gue udah lemes, yang ada ya nabrak dong. Gue kemudian menggeleng buat sarannya tadi.

Saran yang konyol.

"Ambilin gue obat aja deh." suruh gue.

Gaby langsung turun ke bawah buat ambil obat, tumben gak bacot dulu kalo disuruh.

Dia kemudian udah kembali lagi sambil bawa kotak obat-obatan dan air putih.

Dia mengeluarkan beberapa obat yang ada di dalam kotak. Kemudian membacanya satu-satu. Dia mulai bingung sekarang. Dahinya berkerut menandakan bahwa dia gak tau.

"Ketemu nggak?" tanya gue yang dari tadi ngelihatin gerak-geriknya.

"Yang paling manjur yang mana ya? Gue bingung." Dia masih pilih-pilih obatnya.

"Bodrex aja, ada gak?" tanya gue. Dia gak jawab masih melanjutkan aktifitas sibuknya.

Gue kemudian mendudukkan badan gue. Anjay makin pening nih pala gue.

Gue lalu bantu dia nyari obat. Ketemu kan kalo gue sendiri yang cari, dia mah gak bisaan orangnya.

Gue udah telen obatnya. Kemudian kembali menidurkan diri. Tumben Gaby gak protes ini kan ranjang dia. Yang bikin makin heran dia malah nylimutin badan gue pake selimut pink kesayangannya.

"Lo udah makan siang?" tanya Gaby.

Gue cuma mengangguk.

"Yaudah tidur aja ya." suruh dia.

Gue cuma mengangguk lagi. Setelah itu gue tertidur.

Setelah tidur agak lama, tiba-tiba gue terbangun karena ada benda basah yang menempel di dahi gue. Gue bingung itu apaan. Lalu gue pegang dan angkat buat ngelihat.

Tiba-tiba tangan Gaby nahan tangan gue. "Ett jangan Chan, udah biarin aja lohh."

Oh ternyata si Gaby lagi ngompres gue.

"Makin panas tubuh lo. Gue udah chat Mama tapi belum dibaca." ujar dia.

"Apa gue minta tolong Ken aja ya buat bawa ke klinik?" Gaby mencoba nyari solusi.

"Jam berapa ini?" tanya gue.

"Jam setengah 5."

Udah jam segitu pasti anak-anak juga udah pulang dari kantor. Yaudah gak papa deh Gaby minta bantuan Ken. Tapi tapi...

"Seann aja deh telfon." ucap gue.

Dia nurut lalu coba nelpon Sean. Tapi gak dijawab-jawab. Lalu Gaby chat Sean, ternyata cuma centang satu. Kata Gaby terakhir dilihatnya kemarin. Hmm Sean kayaknya gak punya kuota deh.

"Yaudah telfon Ken." suruh gue, pilihan terakhir.

Agak terpaksa sih daripada gue pingsan di rumah, kan kasihan nanti Gaby kerepotan.

Gaby udah nelfon Ken, katanya bentar lagi Ken dateng.

"Lo ganti baju dulu ya. Gue ambilin." Belum juga gue respon, dia udah pergi ke kamar gue buat ambil baju.

Sekarang dia udah balik bawa kaos lengan panjang sama celana panjang yang bukan jeans. Dia juga bawa jaket yang biasa gue pakek.

Gaby kemudian membantu gue duduk dan bukain kancing kemeja gue. Karena gue lemes banget, dia yang makein baju ke tubuh gue. Selesai ganti baju, dia nyuruh gue buat tiduran lagi sambil nungguin Kai.

Alangkah kagetnya, Gaby tiba-tiba ikut tiduran disebelah gue. Kemudian dia meluk tubuh gue dari samping. Gue cuma lihatin dia dengan heran. Kenapa sih nih anak. Gaje.

"Kata Mama kalo sakit harus dipeluk, biar rasa sakitnya agak mendingan." lirih Gaby.

Gue tau Mama yang dimaksud pada omongannya itu mama kandungnya. Gaby pasti keinget Mamanya lagi. Sabar ya By.

"By ganti baju dulu, besok masih dipake. Kusut loh." suruh gue yang baru sadar ternyata dari tadi Gaby masih pakai seragam.

"Disetrika lagi nanti." ucapnya yang masih melingkarkan tangannya di perut gue.

"Bau keringet nanti."

"Disemprot pakek parfum punya lo yang wangi itu." jawab dia enteng.

Dahlah iyain aja biar dia seneng.

Tiba-tiba dari bawah ada yang manggil-manggil, kayaknya itu Ken udah dateng deh. Gaby langsung turun buat ngecek. Bener Ken udah dateng, dia sekarang masuk ke kamar.

"Lo kenapa?" tanya Ken.

"Dia sakit, demam keknya."

Yang ditanya siapa, yang jawab siapa...

"Bentar ya gue ganti baju dulu." Gaby lalu keluar dari kamar sambil bawa beberapa baju dia. Dia pinjem kamar gue buat ganti disana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gaby's POV

Alhamdulillah sekarang udah balik kerumah lagi setelah pergi ke klinik.

Tadi kata dokternya, Chandra cuma sakit demam biasa, udah dikasih obat sama disaranin supaya istirahat yang cukup sama makan yang teratur.

Insaallah bisa segera sembuh kalo nurut.

"Makasih ya udah nganterin ke klinik." ucapku pada kak Ken.

Dia pun mengangguk.

Setelah nidurin Chandra ke kamarnya, aku sama kak Ken menuju lantai bawah sekarang.

"Kak Ken udah makan?" tanyaku.

"Belom. Buatin gue makan dong By." pintanya.

"Oke bentar ya tunggu di meja makan."

Ehh kak Ken malah ngintilin ke dapur.

"Mau bikin apa?" tanya kak Ken kepadaku yang lagi buka tutup kulkas berkali-kali. Aku sebenarnya bingung mau bikin apa. Ah mie aja deh.

"Mie." jawabku sambil natap kak Ken sebentar.

Aku lalu ambil mie instan yang disimpen Mama di tempat biasanya.

"Mau yang kuah apa goreng?" Aku memperlihatkan 2 mie instan yang kuah sama goreng di kedua tanganku.

"Emmm goreng aja tapi 2 ya." kata kak Ken.

Aku pun mengangguk, lalu mulai ngerebus air. Kak Ken, dia bantuin guntingin bumbunya. Aku ambil 3 mangkok sekalian masak buat Chandra yang lagi sakit.

"Gimana sekolahnya?" tanya kak Ken di tengah aktifitas kita.

"Alhamdulilah lancar."

"Udah punya temen?" tanya kak Ken lagi.

"Alhamdulilah udah."

Kak Ken ngangguk-ngangguk denger jawabanku. Kalo diliat-liat dari ekspresinya dia kayak lega gitu.

Hmm kenapa nanya gitu ya? Emang tau ya kalo aku dari dulu gak pernah punya temen?

"Besok gue anterin yaa."

Sontak aku membalikkan badan ke arah dia.

"Kan Chandra lagi sakit, sekalian biar tau sekolah lo dimana."

Yaudah deh iya.

Aku mengangguk lalu melanjutkan mengaduk mie.

Sekarang kita lagi makan mie di kamar Chandra. Chandra makannya di kasur. Aku sama kak Ken duduk di sofa dekat jendela. Aku makan mie rebus tambah nasi. Kak Ken, punya dia mie goreng 2 porsi tambah nasi juga. Punya Chandra sama kayak punyaku.

Waktu aku makan, aku lihat ke arab Chandra, dia kayaknya gak selera makan deh orang dari tadi cuma diubek-ubek doang.

"Kenapa? Gak enak ya?" tanyaku pada Chandra. Kak Ken juga ikut ngelihatin.

"Gue gak laper." ucap dia dengan suaranya pelan banget.

Perasaan baru 2 suap deh. Aku lalu meletakkan mangkokku yang masih ada isinya. Aku kemudian mendekati Chandra. Sekarang aku duduk hadap-hadapan sama dia.

"Gue suapin ya." ucapku pada Chandra. Dia gak respon, langsung aja aku ambil alih mangkok sama sendoknya.

"Aaakk."

Dia membuka mulutnya lalu mengunyahnya dengan malas.

Manja banget giliran disuapin baru mau makan.

"Aaakk." suruhku lagi.

Chandra menolak."Udah gue udah kenyang."

"Ayok satuuuu ini aja." bujukku.

Dia tetep nolak, dia minta minum obat aja. Lalu aku kasih. Selesai minum obat, aku suruh dia buat tidur.

Selesai makan, aku sama kak Ken lalu cuci piring. Kak Ken disini agak lama, dia bahkan nonton tv juga di ruang tv. Jam udah menunjukkan pukul 9. Aku suruh dia buat pulang karena besok dia masih kerja. Awalnya dia nolak, mau nginep sini aja katanya. Tapi akhirnya dia mau pulang karena keponakannya nyariin.

Aku anter dia sampai depan pintu.

"Besok pagi chat gue. Ingetin gue ya buat mampir sini dulu." pesan kak Kai.

"Iya, jangan mepet-mepet ya ntar telat." ucapku.

Dia lalu senyum dan tangannya mulai bergerak ke atas kepalaku. Jarinya yang gak bisa diem itu kini mengacak-acak rambutku.

Langsung aja aku singkirinlah tangan dia.

Aku paling kesel kalo rambutku diberantakin kayak gini, tapi gak papa deh kalo yang giniin orang ganteng. Aku ikhlas hihihi.

Selesai nganter kak Ken ke depan pintu, aku langsung naik ke kamar mau tidur.

Eh tapi aku putar haluan sebentar untuk ngecek keadaan Chandra sebentar.

Dia udah tertidur kayaknya. Saat pintu kamarnya mau aku tutup dari luar tiba-tiba dia memanggilku.

"By... "

"Hmm iyah?"

"Sinii." suruh dia.

Aku kemudian menghampiri dia yang tergeletak lemas itu.

"Kok lo belum tidur?" tanyaku.

"Gak bisa tidur." ucap Chandra. Tangan dia kemudian menepuk-nepuk kasur di sebelahnya, isyarat agar aku tidur di sebelahnya.

Aku pun nurut.

Sekarang aku udah ada disebelah dia.

"Peluk dong kayak tadi." rengek dia.

Aku narik selimut dulu sampai ke atas dadaku dan dada Chandra. Kemudian aku peluk dia. Kepalaku, aku letakkan diatas dada kiri dia. Sekarang aku bisa dengar detak jantung dia.

"Lo deg-degan ya?" tanyaku.

"Enggak, emang kalo lagi sakit ya gini. Detaknya cepet."

Aku cuma mengangguk, lalu coba merem buat tidur. Aku merasakan tangan kanan Chanyeol tiba-tiba mengusap-usap kepalaku. Usapannya sangat nyaman hingga akhirnya membuatku benar-benar terlelap.

~to be continue...

Episodes
1 Masa Lalu
2 Hari Minggu Ku
3 Kakak Galak
4 Sekolah Dimana
5 Anak Baik
6 Jahil
7 Pulang Sama Siapa?
8 Demam
9 Berantem
10 Gak Enak
11 Mau Pulang
12 Senam
13 Mimpi Buruk Atau?
14 Nyanyi
15 Trauma
16 Cukup Tau
17 Salah Sangka
18 Ngamuk
19 Masalah
20 Praktek Senam
21 LDR Lagi
22 Ke Rumah Temen
23 Emang Onar Banget
24 Cemburu?
25 Menangis
26 Hancur
27 Hancur (2)
28 Minta Maaf
29 Inner Child
30 Mino Moni
31 Pingsan
32 Sakit
33 Datang Lagi
34 Sudah Pergi
35 Damai
36 Sangat Sayang
37 Rewel
38 Masalah Dan Obatnya
39 Kasar
40 Dijenguk
41 Ikut Sakit Hati
42 Dan Dengan Gilanya
43 Membela Siapa?
44 Dia Datang Lagi
45 Wedding
46 Sekolah Lagi
47 Insaf
48 Gila
49 Menyesal
50 Cari Kerja
51 Hukuman
52 Menyelesaikan Masalah
53 Lagi Lagi...
54 Cantik Sekali
55 Hmm..
56 Anak Hilang
57 Trauma
58 Merasa Tidak Aman
59 Rahasia Yang Terbongkar
60 Menghilang
61 Kemana
62 Ada Telepon
63 Stress
64 Masa Lalu
65 Dipantau
66 Kecewa
67 Mengungkapkan
68 LIBURAN
69 Masih Liburan
70 Matahari
71 Ngerepotin?
72 Luka Masa Kecil
73 Rambut Pendek
74 Milik Bersama
75 Pesan Mama
76 Cita-Cita
77 Ditinggal Pergi
78 Situasi Macam Apa Ini
79 What?
80 Dosa
81 Apakah Ini Hukum Karma?
82 Sakit Hati
83 Maaf
84 Sudah Clear
85 Bersama Perempuan Lain
86 Mereka Baikan
87 Ujian Praktek
88 Brownies Yummy
89 Perjuangkan Cintamu
90 Benar-Benar Patah Hati
91 Penghibur
92 Ada Orang Asing
93 Apa Buktinya
94 Tes DNA
95 Anak Hebat
96 Sepakat
97 Menyesal
98 Gaby Bahagia
99 Selesai Sampai Disini
100 Tidak Boleh Kembali Lagi
101 Bahagia Bersama Yang Lain
102 Wisuda Nanti
103 Tasyakuran
104 Kado Buat Gaby
105 Bertemu Terakhir Kali (Perpisahan)
106 Jangan Tinggalkan Aku ~ Chandra
107 Gaby Kuat
108 Andai Saja Semua Tidak Terjadi
109 Janji Tidak Akan Kemana-Mana
110 ~Selamat Tinggal~
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Masa Lalu
2
Hari Minggu Ku
3
Kakak Galak
4
Sekolah Dimana
5
Anak Baik
6
Jahil
7
Pulang Sama Siapa?
8
Demam
9
Berantem
10
Gak Enak
11
Mau Pulang
12
Senam
13
Mimpi Buruk Atau?
14
Nyanyi
15
Trauma
16
Cukup Tau
17
Salah Sangka
18
Ngamuk
19
Masalah
20
Praktek Senam
21
LDR Lagi
22
Ke Rumah Temen
23
Emang Onar Banget
24
Cemburu?
25
Menangis
26
Hancur
27
Hancur (2)
28
Minta Maaf
29
Inner Child
30
Mino Moni
31
Pingsan
32
Sakit
33
Datang Lagi
34
Sudah Pergi
35
Damai
36
Sangat Sayang
37
Rewel
38
Masalah Dan Obatnya
39
Kasar
40
Dijenguk
41
Ikut Sakit Hati
42
Dan Dengan Gilanya
43
Membela Siapa?
44
Dia Datang Lagi
45
Wedding
46
Sekolah Lagi
47
Insaf
48
Gila
49
Menyesal
50
Cari Kerja
51
Hukuman
52
Menyelesaikan Masalah
53
Lagi Lagi...
54
Cantik Sekali
55
Hmm..
56
Anak Hilang
57
Trauma
58
Merasa Tidak Aman
59
Rahasia Yang Terbongkar
60
Menghilang
61
Kemana
62
Ada Telepon
63
Stress
64
Masa Lalu
65
Dipantau
66
Kecewa
67
Mengungkapkan
68
LIBURAN
69
Masih Liburan
70
Matahari
71
Ngerepotin?
72
Luka Masa Kecil
73
Rambut Pendek
74
Milik Bersama
75
Pesan Mama
76
Cita-Cita
77
Ditinggal Pergi
78
Situasi Macam Apa Ini
79
What?
80
Dosa
81
Apakah Ini Hukum Karma?
82
Sakit Hati
83
Maaf
84
Sudah Clear
85
Bersama Perempuan Lain
86
Mereka Baikan
87
Ujian Praktek
88
Brownies Yummy
89
Perjuangkan Cintamu
90
Benar-Benar Patah Hati
91
Penghibur
92
Ada Orang Asing
93
Apa Buktinya
94
Tes DNA
95
Anak Hebat
96
Sepakat
97
Menyesal
98
Gaby Bahagia
99
Selesai Sampai Disini
100
Tidak Boleh Kembali Lagi
101
Bahagia Bersama Yang Lain
102
Wisuda Nanti
103
Tasyakuran
104
Kado Buat Gaby
105
Bertemu Terakhir Kali (Perpisahan)
106
Jangan Tinggalkan Aku ~ Chandra
107
Gaby Kuat
108
Andai Saja Semua Tidak Terjadi
109
Janji Tidak Akan Kemana-Mana
110
~Selamat Tinggal~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!