Ep 20 Berendam air panas atau berenang?

Perjalanan menuju puncak memakan waktu hampir satu jam. Di dalam mobil, suasana terasa agak canggung antara Zua dan Ganra. Karena pria itu lebih banyak diam sambil fokus menyetir, sementara Zua memandang keluar jendela, menikmati pemandangan yang mulai berubah menjadi pegunungan.

Zua tidak ingin memulai pembicaraan dengan Ganra karena dia masih sedikit trauma dan malu perkara tidak memakai bra kemarin. Belum lagi mulut pria itu yang mesum kalau sudah membahas hal-hal yang berbau dewasa begitu. Telinga Zua bisa panas. Kalau Ganra sudah membicarakan hal begituan, dia sebagai tentu langsung kalah telak.

Ketika sampai di puncak, udara dingin langsung menyambut mereka. Semua orang turun dari mobil dengan wajah antusias, kecuali Zua yang terlihat sedikit kedinginan. Gadis itu hanya mengenakan bahu berlengan pendek, agak tipis pula. Ganra memperhatikan hal itu dan tanpa berkata apa-apa, mengambil jaket kulitnya dari dalam mobil lalu menyampirkannya di bahu Zua.

"Pakai ini,"ucapnya singkat.

Zua terkejut sejenak, tapi akhirnya menerima jaket itu tanpa banyak protes. Cuacanya dingin sekali memang, mana dia tahan.

Narin, yang berdiri tidak jauh dari mereka, memutar bola matanya dengan kesal.

"Kenapa sih kak Ganra jadi perhatian gitu sama tuh cewek kampung?" gumamnya sebal. Ia berdiri di antara Dante dan Leon

"Udahlah Narin, kamu ini kenapa, sih?" tegur Leon.

"Dia calon istri Ganra. Wajar dong kalau Ganra kasih perhatian."

Narin mendengus. Tidak senang dengan ucapan kakaknya. Ia melangkah cepat ke depan, berusaha menjauhi sang kakak yang selalu membela Zua. Belum lagi Dante, si kakak sepupu yang diam terus kayak batu, tidak membelanya sama sekali.

"Kalian kalau masih mau liat-liat pemandangan, silahkan. Kalau ada yang ingin berendam air panas juga bisa. Di dalam ada kolam pemandian air panas juga." kata Lucky.

Dia tahu laki-laki lain pasti merasa gerah habis olahraga, jadi dia menawarkan mandi.

"Tapi kalau ingin mandi di kolam biasa, ada juga." kata Lucky lagi. Para cewek terlihat bersemangat. Terkecuali Zua. Dia tidak bisa berenang, pastilah dia tidak mau mandi kolam atau pemandian air panas. Kalau tenggelam gimana? Lagian dia juga tidak bawa baju ganti.

Zua mengambil kesempatan meninggalkan Ganra saat Leon mengajak lelaki itu bicara. Ia berjalan menuju sebuah gazebo kecil di dekat tepi bukit. Pemandangan dari sana tampak sangat indah, dengan awan yang menggantung rendah dan matahari yang mulai tenggelam di balik gunung.

"Kau suka tempat ini?" tanya Dante tiba-tiba. Ia tidak tahu kapan Dante berdiri di belakangnya, tetapi Zua merasa canggung. Dia masih ingat kejadian di malam Dante memergoki dia mau kabur.

Zua berusaha terlihat biasa dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya. Menurutku tempat ini indah."

Dante ikut menatap lurus ke depan. Ekspresinya datar dengan tangan setia berada di saku celananya. Ia sempat menatap gadis di sampingnya dengan ekspresi yang sulit diartikan, namun memutuskan untuk tidak bicara pada gadis itu lagi. Mereka berdiri tak terlalu berjauhan, tapi bagi Zua rasanya canggung sekali.

"Bagaimana pemandangan di sini, indah bukan? Lebih indah dari wajahmu."

Air muka Zua berubah seketika. Tanpa perlu melihat, dia tahu siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Ganra, laki-laki yang paling suka usil padanya hanya laki-laki itu. Ganra kini berdiri sampingnya, sangat dekat. Bahkan pria itu merangkul bahunya. Zua yang kesal berusaha menjauh, tetapi Ganra tidak membiarkan. Rangkulannya justru makin erat.

Dante yang berdiri di dekat situ hanya menggelengkan kepala, merasa Ganra agak berubah sifatnya akhir-akhir ini. Tapi hanya pada gadis itu. Dante memutuskan menjauh dari mereka. Dia ingin berada di tempat yang lebih tenang, bukan melihat perdebatan kecil pasangan yang tidak lama lagi menikah itu.

Setelah kepergian Dante, Zua langsung terang-terangan menatap lelaki di sampingnya dengan raut kesal. Ganra terkekeh.

"Kenapa menatapku begitu, kau kesal aku bilang pemandangan di sini lebih indah dari wajahmu?"

Zua mencoba menahan diri agar tidak menyerang Ganra. Walaupun mereka berdiri cukup jauh dari yang lain, tetapi kalau dia menyerang Ganra di sini, yang lain pasti akan lihat. Mereka akan bingung dan merasa dia aneh.

Tahan Zua, tahan.

Gumam gadis itu dalam hati.

"Jangan marah-marah, nanti cepat tua." kata Ganra kemudian, pria itu bahkan mencubit pipinya. Percayalah, Ganra sedang merasa gemas pada gadis di sebelahnya ini. Itu sebabnya dia tidak tahan dan mencubit pipi  chubby Zua.

Zua memukul tangan Ganra pelan, berusaha melepaskan cubitan di pipinya.

"Jangan cubit-cubit pipi!" Kesalnya. Dia juga malu di lihat yang lain.

Ganra justru tertawa kecil.

"Kenapa? Memangnya pipimu akan hilang kalau aku cubit? Kalau aku makan baru pipimu bisa hilang."

Zua melotot.

"Jangan marah-marah Claire, kan sudah ku bilang nanti cepat tua. Nikmati saja pemandangannya.x

Zua menutup matanya dalam-dalam lalu mendesah pelan. Dasar cowok usil. Tunggu saja, pasti nanti akan dia balas.

Mereka berdua diam sejenak. Zua tidak bicara apa-apa lagi, Ganra juga. Angin dingin berembus pelan, membawa aroma pegunungan yang segar. Zua melirik ke arah Ganra yang tampak serius memandangi pemandangan. Di balik sikapnya yang sering menyebalkan, pria itu memang memiliki sisi lain yang ... entah kenapa membuat Zua merasa hangat bersamanya.

Ah, apa yang kau pikirkan Zua?

Ia cepat-cepat membuang pikirannya jauh-jauh.

"Ganra!"

Suara panggilan Lucky membuat Ganra dan Zua sama-sama menoleh ke laki-laki itu.

"Kau mau berendam air panas, atau berenang di kolam?!"

Ganra tidak langsung menjawab, ia menatap Zua.

"Mau berendam air panas atau berenang?" tanyanya santai. Bola mata Zua membulat lebar.

"Nggak dua-duanya!" sahutnya ketus. Ganra lalu berbisik di telinganya.

"Harus pilih satu."

Zua mendelik tajam ke pria itu. Dasar maksa.

"Gak bisa renang, gak mau, pokoknya gak mau, gak usah maksa. Lagian aku juga gak bawa baju." Zua tetap menolak. Namun semakin gadis itu menolak, semakin Ganra tertantang memaksanya.

"Gampang, pakai bajuku saja. Kau pendek, kaosku bisa jadi gaun di tubuhmu."

Okey, Zua benar-benar tidak tahan lagi ingin menyerang Ganra sekarang juga. Namun lagi-lagi tidak jadi karena laki-laki bernama Lucky itu masih berdiri di depan sana. Haishh, tahu-tahu begini Zua sudah tidak ikut dari awal.

"Apa di tempatmu ada pakaian renang wanita?" tanya Ganra. Dia sudah memutuskan akan berenang, dan Zua akan ikut berenang dengannya.

"Mm, sepertinya ada. Adik perempuanku sering datang ke sini, dia sering berenang di sini. Bentuk badannya juga seperti calon istrimu itu. Nanti akan aku cari. Mungkin saja ada pakaian renang yang masih baru, belum pernah di pakai."

Setelah mengatakan itu, Lucky berbalik pergi.

"Ayo, kau berenang denganku sore ini." Ganra menarik tangan Zua masuk ke vila Lucky.

"Aku nggak mau, kamu tuli?!"

Tolak Zua dongkol.

"Iya, aku tuli." balas Ganra.

Lelaki itu terus menarik Zua mengikutinya. Gadis itu pun pada akhirnya hanya bisa pasrah, karena dia tidak mau bikin drama berdebat dengan Ganra yang pemaksa di depan yang lain.

Hahhh ...

Ganra sialan, pemaksa, jelek, sinting!

Dia hanya bisa memaki dalam hati.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Dasar sangat posesif ganra zua lg berbicara sm dante ganra mendekati kayak tidak rela calon istri berdua dgn pria lain pdhal sepupunya sendiri dante....

Cie awalnya benci merubah jd cinta nanti zua sangat membenci ganra....
Ganra hobbynya skrg jailin dan menggoda zua bikin marah dan kesel....

Tanpa menyadari ganra sudah nyaman dkt zua sll bikin gemes...
Hati2 sm bunga zua akan merebut ganra bunga mah mencintai ganra...

lanjut thor....

2025-01-24

4

Sleepyhead

Sleepyhead

Pasti semua mahluk yang Ada di Villa tepatnya di ko lang renang bakal tersepongna 🤣🤣 melihat Zua memakai bikini, Ganra auto fuanaaaas 😂😜

2025-01-24

3

LiNda D'priNcess Zara

LiNda D'priNcess Zara

kayaknya ganra sudah mulai suka zhua
awas nanti bucin biasanya org kaya kulkas pintu pasti bucin kalau sudah jatuh cinta 😄😄

2025-01-24

2

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!