Ep 18 Calon istriku

Wajah Zua merah padam, bayangkan betapa malunya dia. Pasti Ganra sedang mati-matian menertawainya dalam hati. Lihat wajah pria itu,

"Ternyata kau bukan anak kecil lagi." goda Ganra nakal.

"Aku bisa melihat sesuatu yang menonjol itu," tambahnya. Wajah Zua makin memerah.

"Keluar dari kamarku sekarang juga!" teriaknya dengan suara yang hampir pecah. Dia benar-benar tidak menyangka Ganra akan mengatakan kalimat yang membuat telinganya panas dan berujung malu seperti ini.

Ganra hanya menatap Zua dengan santai, bahkan sudut bibirnya masih melengkung dalam senyuman nakal yang menyebalkan.

"Kau yang buka pintu dalam kondisi seperti itu. Dan mataku sangat terang."

"Ganra!" Zua memekik sambil menunjuk pintu kamar.

"Keluar sebelum aku lempar sesuatu ke kepalamu!"

Ganra mengangkat kedua tangannya, seolah menyerah.

"Baiklah, baiklah. Jangan terlalu serius. Lagi pula yang lihat bukan orang lain, tapi calon suamimu sendiri. Nanti juga aku akan lihat semuanya."

Zua tak dapat berkata-kata lagi. Fix, Ganra adalah raja mesum. Dan dia sebentar lagi akan menikah dengan raja mesum ini.

"Aku ke sini untuk mengajakmu keluar besok sore," ujar Ganra sambil bangkit dari tempat tidur.

"Aku tidak bisa," tolak Zua langsung. Suara ketus dengan wajah memelototi pria itu.

"Aku tidak bertanya, aku hanya bilang. Kau tetap akan ikut bersamaku besok." nada bicara Ganra berubah tegas, begitu mendominasi.

Zua menatapnya tajam. Ganra mendengus, kemudian berjalan menuju pintu keluar namun menoleh belakang sekali lagi, melirik Zua.

"Besok jam empat. Kalau kau tidak keluar, aku akan masuk ke sini untuk menyeretmu."

Zua mendelik kesal.

"Aku tidak peduli! Pergi!"

Ganra terkekeh. Zua galak sekali. Pintu kamar gadis itu akhirnya tertutup, Ganra meninggalkan Zua yang masih berdiri dengan tangan melindungi dadanya. Ia langsung mengunci pintu kamar, lalu menghempaskan diri ke tempat tidur. Hatinya berdebar kencang karena rasa malu dan kesal bercampur menjadi satu.

"Pria itu benar-benar tidak tahu malu," gumamnya sambil menutup wajah dengan bantal. Ah, mana bagian yang menonjol dibalik piyama yang dia kenakan kentara sekali lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya, tepat jam empat sore, Zua sudah rapi meskipun dengan setengah hati. Dia mengenakan kaus sederhana berwarna putih dan celana jeans biru, serta sepatu kets. Ia sebenarnya tidak ingin pergi, tapi ancaman Ganra yang akan menyeretnya ikut, membuatnya berpikir dua kali. Kan konyol kalau pria itu sudah menyeretnya.

Di ruang tamu, Ganra sudah menunggu. Pria itu mengenakan kaus hitam dengan jaket kulit, terlihat santai tapi tetap memancarkan aura berwibawa dan ketampanan pari purnanya. Ketika Zua muncul, pria itu menyapanya dengan seringai kecil.

"Kupikir kau tidak akan datang."

Zua memutar bola matanya malas, hendak membalas tetapi tidak jadi karena Leon, Dante dan Narin ikut muncul di ruang tamu dengan gaya kasual mereka.

"Kak Ganra, kakak kok ajak dia sih? Gak cocok tahu dia kumpul sama orang-orang kayak kita. Statusnya jauh banget. Kalo nanti teman-temannya kak Dante nanya, emangnya kak Ganra gak malu?" celetuk Narin jelas-jelas merendahkan Zua.

Zua tidak peduli pada kata-kata nyelekit cewek itu. Cewek itu kan memang sengaja mau ngerendahin dia.

"Narin, kamu ngomongnya kok gitu sih? Zua sebentar lagi jadi kakak ipar kamu. Harus sopan." tegur Leon tegas.

Narin memutar bola matanya malas. Kakak ipar? Amit-amit.

"Sekali lagi kau bicara kasar seperti itu, kau tinggal, tidak usah ikut." giliran Ganra yang angkat bicara. Ia menatap Narin tajam. Bahkan Zua cukup puas melihat pria itu bersikap tegas ke si cewek paling belagu di rumah ini.

"Ih, kakak Ganra kok malah belain dia sih?"

"Diamlah Narin." Dante angkat bicara, tak kalah tegas dari Ganra. Narin mau tak mau harus patuh. Dia menatap Zua dengan kesal. Tidak terima karena semua kakaknya malah bela cewek itu. Dia jadi merasa seperti adik tiri.

Beberapa menit kemudian, mereka keluar rumah menuju lapangan futsal. Zua naik mobil Ganra, Dante bersama Narin sedang Leon membawa mobil sendiri untuk menjemput teman wanitanya.

Saat sampai di lapangan futsal, di sana sudah ada tiga laki-laki bersama tiga perempuan cantik yang berdiri di sisi mereka. Salah satu dari ketiga perempuan itu menatap lurus ke mobil Ganra.

Hatinya berdebar-debar keras saat melihat pria itu turun dari mobil. Bahkan Ganra tidak sendiri, ada perempuan lain yang menyusul turun setelah dirinya.

Saat Ganra menatap lurus ke depan, tatapan mereka bertemu.

Bunga,

Ganra sedikit kaget melihat Bunga, mantan pacar yang sudah lama putus dengannya itu berdiri di sana. Tak ada perasaan apa-apa memang, karena waktu pacaran dulu kan dia memang tidak ada perasaan apa-apa pada Bunga. Ganra hanya tidak menyangka mereka akan bertemu kembali seperti ini.

"Kau gugup?" Ganra mendekati Zua dan berbisik pelan di telinga gadis itu sembari memegangi bahunya. Tindakannya membuat Bunga di ujung sana merasa tidak senang.

Ganra dekat dengan wanita?

Padahal dulu, memegang bahunya seperti itu saja pria itu tidak pernah.

Zua sendiri merasa tidak nyaman saat Ganra tiba-tiba mendekat dan berbisik di telinganya, karena di depan sana berdiri orang-orang yang tidak dia kenal.

"Siapa yang gugup?" balas Zua dengan suara pelan, mencoba melepaskan diri dari genggaman Ganra. Tatapannya tajam ke pria itu. Ganra terkekeh, tetap tidak melepaskan rangkulannya di bahu Zua.

Dante dan Narin berjalan di depan mereka. Leon juga baru sampai dengan teman wanitanya.

"Yo, Ganra! Lama tidak ketemu." Lucky berseru kuat. Sedang Ganra membalas dengan senyuman tipis. Ia melihat wanita di samping bunga terus mencuri-curi pandang padanya. Tapi pria itu cuek, tidak peduli sama sekali.

Di sisi lain, Bunga berdiri dengan tatapan yang sulit ditebak. Dia memerhatikan setiap gerakan Ganra, terutama bagaimana pria itu terlihat begitu santai bersama gadis turun dari mobilnya. Bunga tidak bisa menahan rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menguasai hatinya.

Dia mendekat, sengaja menyapa Ganra dengan suara lembut.

"Ganra? Lama tidak bertemu."

Ganra menoleh dan hanya mengangguk singkat. Zua di samping pria itu berusaha menjauh tapi tidak di ijinkan oleh Ganra.

"Sepertinya dunia memang sempit," kata Bunga lagi, senyumnya terlihat manis tetapi penuh arti. Tatapannya sesekali melirik Zua yang berdiri di samping Ganra.

Zua tahu wanita itu sedang mengamatinya. Meskipun dia tidak tahu siapa wanita ini, ada sesuatu dalam cara wanita itu memandangnya yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Namanya Zua," Ganra berkata seolah tahu Bunga penasaran dengan gadis itu. Dia pun memperkenalkan.

"Calon istriku."

Perkenalan itu membuat Bunga kaget. Namun, dengan cepat dia memulihkan ekspresinya dan tersenyum.

"Oh, selamat, Ganra. Dia adalah gadis yang sangat beruntung bisa menikah denganmu." Padahal dalam hati Bunga sangat-sangat tidak senang.

Zua hanya tersenyum tipis, merasa canggung.

"Seorang Ganra yang aku kira akan melajang seumur hidup akhirnya akan menikah rupanya." Lucky mengangkat suara dan memberikan ucapan selamatnya, teman-teman yang lainnya juga.

Narin yang berdiri di dekat Dante memutar bola matanya malas.

"Kak Dante, main futsalnya kapan sih? Biar cepet-cepet kita ke puncak. Aku bosen." ujar Narin. Dia hanya ingin cepat-cepat ke puncak untuk berfoto-foto.

Terpopuler

Comments

Aurora

Aurora

biarkan aja zua,tetap kamu pemenang hatinya ganra,bagus ganra memperkenalkan zua siapa,dikantor juga harus pada tau,jadi kalo ada yg deketin ganra duluan ya dia yg gatel sma ganra

2025-01-23

3

phity

phity

jgn kaget smua ya..klo misalnya kalian merwndahkan zua krn status sosialnya tp zua punya banyak talenta yg bisa dia lakukan tdk aepwrti kalian semua...pasti gandra tambah bangga ni sma zua nantinya

2025-01-23

0

*Septi*

*Septi*

terbiasa paling disayangi karena cucu perempuan satu-satunya paling kecil lagi..sekarang ada Zua, jadinya merasa punya saingan... coba bersikap baik.. nggak akan di tegur seperti itu

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!