Ep 16 Ganra tengil

Waktu berjalan dengan cepat. Persiapan pernikahan pun dimulai, dan Zua semakin merasa terjebak dalam situasi yang tidak bisa ia hindari. Setiap kali ia mencoba mencari cara untuk keluar dari situasi ini, selalu ada yang menghalanginya. Kakek Barasta benar-benar tidak dapat di kelabui.

Meski Zua dapat merasakan aura dingin dalam diri calon ibu mertuanya, serta Narin yang sangat memusuhi dia, Zua mencoba untuk tidak memperdulikan mereka. Toh ada tante Lala, Leon om Marfil suami dari tante Lala memperlakukannya dengan baik. Selagi masih ada orang baik di rumah ini yang menerimanya, Zua akan mencoba bertahan.

Hubungannya dengan tante Laya makin hari makin baik. Meski hal itu membuat Narin cemburu dan makin memusuhinya.

"Zua, lihat ini. Kayaknya gaun pengantin ini cocok banget buat kamu." ujar tante Laya menunjukkan gambar gaun pengantin dari majalah yang dia lihat. Sore itu dia sedang duduk di ruang tamu bersama tante Laya. Mamanya Narin dan Leon itu sibuk membantunya memilih-milih gaun. Tante Lala antusias sekali, berbanding terbalik dengan dirinya yang sama sekali tidak tertarik.

Zua hanya tersenyum tipis menanggapi antusiasme tante Laya.

"Bagaimana? Kamu suka?" Tante Laya memiringkan kepala dengan mata berbinar.

Zua mengangguk pelan.

"Ia cantik, tante," jawabnya singkat. Zua tidak ingin membuat tante Laya kecewa, meski hatinya sama sekali tidak merasa terhubung dengan gaun itu, atau dengan pernikahan ini. Semuanya terasa seperti mimpi buruk yang ia jalani dengan mata terbuka.

Tak lama sesudah itu Ganra dan Leon muncul bersamaan. Leon duduk di sofa hadapan mereka, sementara Ganra lebih memilih duduk di sudut ruangan sambil memeriksa ponselnya, gaya pria itu cuek sekali.

"Ganra, sini duduk sini. Tante mau minta pendapat kamu." Seru tante Laya. Mau tak mau Ganra mendekat, duduk di sebelah Zua. Tatapan mereka bertemu.

Zua cepat-cepat membuang muka dari lelaki itu. Bawaannya selalu kesal tiap kali melihat Ganra. Karena ia merasa pria itu aneh sekali, selalu menatapnya dengan tatapan yang kadang dingin, kadang cuek, bahkan kadang nakal dan menggodanya dengan kalimat-kalimat mesum. Bahkan Zua tidak kesal padanya.

"Yang mana tante?" Ganra menatap ke majalah yang dipegangi oleh Zua.

"Yang ini, menurut kamu Zua cocok nggak pake ini?"

Ganra menatap lama gaun putih panjang nan indah itu. Terbuat dari bahan satin berkualitas dengan hiasan renda halus di bagian lengan dan leher. Gaun itu memiliki potongan sederhana namun elegan, dengan ekor yang memanjang menambah kesan anggun. Ganra tampak berpikir sejenak, lalu tatapannya beralih ke Zua.

Menatap gadis itu atas bawah. Sudut bibirnya melengkung. Langsung terbersit pikiran nakal di otaknya.

"Dia terlalu gemuk, kayaknya gaun ini tidak terlalu cocok dengannya."

Zua melotot lebar. Tuhkan benar. Laki-laki ini ngeselin sekali. Dia menatap kesal Ganra yang tersenyum tengil padanya. Ia berusaha menahan dirinya agar tidak meledak karena ada Leon dan tante Laya, kan malu sama mereka. Dengan alis berkerut, ia menarik napas panjang, mencoba tetap tenang meskipun hatinya mendidih karena pria itu.

Leon yang duduk di depan sana hanya tersenyum menggeleng. Ia mulai menyadari kalau akhir-akhir ini Ganra senang sekali menggoda gadis itu.

"Ganra, jangan ngomong sembarangan gitu ah," tegur tante Laya memukul pelan lengan Ganra.

"Zua nggak gemuk kok, cantik sekali begini juga. Justru gaun ini akan membuat dia keliatan lebih anggun."

Leon yang dari tadi diam akhirnya ikut bicara.

"Kalo mama yang ngomong pasti bener. Ganra-nya saja yang aneh. Zu, jangan masukin di hati ya omongan si Ganra. Kamu sama sekali gak gemuk kok. Kamu punya postur tubuh yang proporsional."

Zua tersenyum kecil ke arah Leon, memberi isyarat terima kasih tanpa kata. Setidaknya ada Leon dan tante Laya yang masih bisa bersikap wajar dan tidak menyebalkan seperti Ganra. Sementara itu, Ganra hanya menyeringai, tampaknya menikmati bagaimana Zua berusaha keras menahan amarah gadis itu terhadapnya.

"Kalau cocok, ya pakai saja yang itu. Tapi di mataku dia memang gemuk." ujar Ganra dengan nada santai, seolah tidak peduli dengan tatapan tajam Zua.

Zua akhirnya angkat bicara, tidak tahan lagi.

"Kalau memang nggak ada komentar yang membangun, lebih baik diam saja. Daripada bikin orang sakit hati!"

Ganra terkekeh kecil.

"Kau tersinggung?" lagi-lagi pria itu menunjukkan wajah tengilnya.

Zua mengepalkan tangan di atas pangkuannya, berusaha keras untuk tidak membalas ucapan pria itu. Tapi karena Ganra terus menatapnya dengan wajah menantang, dia pun tidak tahan lagi untuk bicara.

"Kalau aku bilang kamu gemuk, kamu tersinggung tidak?"

"Aku tidak gemuk. Kamu yang buta kalau bilang aku gemuk." balas Ganra.

"Ih, cowok gila."

"Dan kau akan segera menikah dengan cowok gila ini."

Kedua orang itu terus berdebat tanpa memikirkan ada orang lain di situ. Asyik saja menurut Ganra melihat Zua emosi. Sementara Leon dan mamanya hanya saling menatap dengan senyuman penuh arti. Ganra biasanya cuek dan jarang sekali berkomunikasi dengan orang bahkan keluarganya sendiri. Biasanya dia akan bicara panjang kalau sedang membahas pekerjaan. Tapi pada Zua pria itu sedikit berbeda, lebih cerewet dari biasanya.

Karena kasihan pada Zua yang sepertinya tidak akan menang berdebat dengan Ganra, tante Laya pun mencoba mencairkan suasana dengan kembali membahas detail gaun.

Zua mengalihkan pandangannya ke majalah di tangannya, mencoba menenangkan diri. Ia masih kesal pada Ganra. Sementara iGanra justru terlihat semakin menikmati situasi. Ia bersandar santai di sofa, dengan senyum tengil yang masih menempel di wajahnya.

"Zua, menurut tante, kamu pasti cantik pakai gaun ini. Jangan dengerin Ganra, dia memang suka asal ngomong," ujar tante Laya sambil tersenyum lembut, mencoba menghibur Zua.

"Terima kasih, tante," jawab Zua dengan suara rendah, berusaha memaksakan senyuman. Meskipun tante Laya bersikap baik, suasana hatinya tetap belum membaik. Rasanya ingin sekali dia meremas-remas Ganra saking jengkelnya pada pria itu.

Leon ikut angkat suara.

"Jadi, sudah ada tema untuk dekorasi pernikahan kalian nanti?" pria itu menatap Zua dan Ganra bergantian.Percuma tanya pada Ganra, pria itu sama sekali tidak berpikir sampai ke situ. Apalagi Zua. Mereka kan menikah karena paksaan kakek Barasta.

"Aku bisa bantu rekomendasi beberapa vendor kalau kalian mau." ujar Leon lagi.

Ganra menyenggol bahu Zua dengan bahunya.

"Bagaimana menurutmu? Kau bisa memanfaatkan membuat pernikahan impianmu bersamaku." ujar Ganra lagi-lagi menggoda Zua.

Zua langsung mendelik tajam ke pria itu lalu melirik ke Leon lagi.

"Kak Leon, bisa nggak tema dekorasi pernikahannya hitam semua? Bikin model pemakaman aja."

Tante Laya dan Leon tercengang menatap Zua, sedang Ganra tersenyum lebar. Sore itu, untungnya hanya ada mereka berempat di ruang tamu, kalau tidak, Zua dan Ganra pasti sudah di sidang oleh kakek Barasta.

Terpopuler

Comments

Mommy'ySnowy 💕

Mommy'ySnowy 💕

bisa gk calon mantennya dgnti leon aja../Smirk/
tp ganra jga seru siihh udh mulai becanda sma zua,tp mdh2an bcandanya itu asli,,gk topeng belaka.. brarti ganra udh nyaman nti hidup sma zua...

2025-01-21

1

Nanik Arifin

Nanik Arifin

Tuan Barasta tidak salah pilih cucu menantu. kutub es spt Ganra bakal cair sama Zua yg hangat.
bagi mereka yg biasa dikejar" para perempuan, yg menolak justru jadi menarik, ada tantangan tersendiri tuk menaklukkan 🤭

2025-01-21

0

Rita

Rita

tuh alasan knp Ganra mulai sdkt2 berubah ke Zua krn Zua bikin hidup Ganra mulai ada sinar terang 😅🤣🤣🤣🤣tp klo bagi Zua tambah gelap ya Zu 😅😅itu artinya klian cocok saling melengkapi

2025-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!