Ep 13 Segera menikah

"Kakek ingin kalian segera melangsungkan menikah."

Malam itu di meja makan, pada saat seluruh keluarga inti Barasta berkumpul untuk makan terkecuali Zua yang sadar diri kalau dirinya adalah orang luar, ia dikagetkan dengan kalimat kakek Barasta yang berkuasa.

Tentu bukan dia saja yang kaget. Ganra, Dian mama Ganra, Narin, Leon dan Dante sepupu-sepupu pria itu juga. Ganra walaupun kaget tapi tidak bicara apa-apa, dia tahu apapun yang akan dia bilang tidak akan membuat kakeknya memutuskan perjodohan ini.

Namun mamanya tidak tinggal diam, sang mama angkat bicara.

"Pa, apakah tidak terlalu cepat menikahkan mereka? Gadis ini masih muda, pendidikannya belum jelas. Dia juga baru beberapa hari tinggal di rumah ini, keluarga kita pun bukanlah keluarga biasa. Mata dan semua orang tertuju pada keluarga ini. Menurutku gadis ini di didik dulu bagaimana menjadi perempuan terhormat dan berpendidikan, biar saat ia menikahi Ganra kelak, orang-orang tidak akan menertawakan keluarga kita karena membiarkan pewaris keluarga ini menikahi wanita yang biasa-biasa saja." perkataan wanita yang bergaya elegan itu cukup menohok di telinga Zua.

Zua merasa bahwa wanita itu tidak menyukainya. Dari awal ibunya Ganra itu memang keliatan tidak senang putranya dijodohkan dengannya. Zua tertawa miris dalam hati.

Tidak berpendidikan? Perempuan biasa-biasa saja? Huh! Tidak bisakah wanita itu mengatakan kalimat tersebut saat dia tidak ada? Ah, pasti wanita itu memang sengaja ingin memperdengarkan kata-kata itu padanya, agar dia sadar diri.

Tatapan Zua bertemu dengan tatapan Ganra yang tersenyum smirk padanya. Zua yang kesal langsung membuang muka darinya. Namun saat ia menatap ke arah lain, tatapannya malah bertemu dengan tatapan mengintimidasi Dante. Haduh, kenapa hidupnya jadi seperti ini sih?

"Jangan mengguruiku Dian. Keputusanku sudah bulat, aku ingin mereka segera menikah. Umur Ganra sudah 28 tahun, umur Zua 20, pas sekali untuk melahirkan pewaris selanjutnya."

Zua langsung terbatuk-batuk mendengar kalimat terakhir kakek Barasta. Melahirkan? Anak lelaki angkuh itu? Jangan sampai. Tidak, tidak. Dia berharap pernikahan ini batal. Saat ia menatap Ganra lagi lelaki itu masih tersenyum smirk padanya, kali ini dagunya terangkat, khas gaya angkuhnya.

"Tapi kakek, tante Dian bener. Perempuan ini terlalu biasa. Nggak cocok sama kak Ganra. Kalau menurut Narin sih, mending kakek membalas kebaikan almarhumah mamanya dengan kasih dia uang yang banyak terus kirim di sekolah di luar negeri, daripada nikahin dia sama kak Ganra."

"Diam Narin." tegur Laya mamanya.

"Besok-besok kalau kau bicara hal-hal yang menyudutkan Zua seperti itu lagi, kau dilarang ikut makan siang selama dua bulan." kata kakek Barasta penuh wibawa. Narin melotot. Ia hendak bicara lagi tapi mamanya menahan dia.

"Berhentilah berulah Narin." tegur Laya dengan tatapan tajam. Narin hanya bisa kesal.

"Zua bisa belajar menjadi wanita terhormat setelah menikah. Jangan pernah ada yang membantah keputusan ini. Keputusanku sudah dibuat, dan keputusan itu sudah bulat. Jangan ada yang berbuat macam-macam," kata kakek Barasta, mengakhiri pembicaraan dengan nada tak terbantahkan.

Meja makan kembali sunyi. Tidak ada lagi yang berani membantah kakek Barasta. Zua memandangi sisa makanannya yang sudah dingin. Perutnya terasa kosong, tapi tidak ada lagi selera untuk makan. Sesekali ia melirik Ganra yang duduk dengan santai, seolah semua ini adalah hal biasa baginya. Bisa-bisanya laki-laki itu bersikap biasa saja. Yang paling Zua sesalkan adalah, dia tidak tahu bagaimana caranya mengemukakan pendapatnya agar di dengarkan oleh kakek Barasta. Terlalu banyak orang di meja makan, dia takut salah bicara.

"Hahhh ..."

Zua menghela nafas panjang lalu menghembuskannya. Malam itu, setelah makan malam selesai, ia kembali ke kamarnya dengan langkah berat. Ia merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah ia bayangkan. Hidupnya yang sederhana berubah menjadi mimpi buruk begitu ia melangkah ke rumah keluarga Barasta.

Di kamarnya, Zua duduk di tepi tempat tidur, menatap keluar jendela. Bulan purnama bersinar terang di langit, tapi tidak mampu memberikan ketenangan dalam hatinya.

Apa yang harus aku lakukan?

Pikir Zua sambil memeluk lutut. Ia jadi teringat mamanya yang sudah tenang di sana. Dia ingin menangis, tapi tidak ada gunanya. Air mata tidak akan mengubah apa pun.

Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Sebelum sempat ia menjawab, pintu sudah terbuka, dan Ganra masuk tanpa permisi. Zua menoleh, gadis itu heran melihat siapa yang masuk ke kamar itu.

"Kenapa murung begitu, bukankah kau baru saja mendengar kabar baik?" kata Ganra sambil bersandar di pintu sambil tersenyum mencemooh.

Zua sadar betul bahwa itu adalah sebuah sindiran. Sindiran yang ditujukan langsung kepadanya

"Apa yang kau mau?" tanya Zua dengan nada lelah.

"Kenapa tidak menolak tadi, bukankah kau tidak ingin menikah denganku? Atau, jangan-jangan kau mulai tertarik menjadi istriku karena statusmu akan langsung naik?"

Zua mendengus. Memangnya dia gila status apa? Kalau dia tidak dipaksa oleh kakek pria itu, mana mungkin dia akan bertahan di rumah ini?

"Kalau kau datang hanya ingin menggangguku, pergilah." kata Zua mengusir lelaki itu.

Ganra hanya mengangkat bahu.

"Mamaku tidak menyukaimu, kau harus belajar bertahan menghadapinya. Kalau kau ingin aku mengajarimu caranya bertahan, bilang saja." Setelah berkata demikian, Ganra melangkah keluar, meninggalkan Zua sendirian dengan pikirannya yang kacau.

Kata-kata Ganra barusan terasa seperti peringatan untuknya. Ia tersenyum hambar, tanpa pria itu bilang pun dia sudah tahu. Tapi apa? Belajar bertahan dari laki-laki itu? Huh! Dasar laki-laki aneh. Zua jadi bingung dengan kepribadian aneh yang dimiliki oleh pria itu.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

putusan kakek barasta tidak bisa diganggu gugat ganra dan zua akan segera menikah......

mama ganra dan narin ingin protes akan tetapi kakek barasta tetep pd pendiriannya keputusannya tidak bs dibantah kakek barasta paling berkuasa...

Sebenernya zua bukan tipe perempuan yg matre tidak ada dlm mimpinya menikah dgn orang kaya krn terpaksa aja amanah mendiang ibunya dan kakek barasta banyak berhutang budi sm mendiang ibunya ganra......
terpaksa zua menerima menyetujui menikah dgn ganra...

Pandangan pertama ganra tatapan matanya sangat memusuhi zua,,,
Coba ganra pasti pasti jatuh cinta duluan dan bucin akut...

Zua pasrah aja akhirnya dinikahkan dgn ganra dingin 7 pintu....

lanjut thor....
Semangat sll
Sehat sll......

2025-01-18

2

phity

phity

zua buktikan pd mamanya gandra dan si narin itu klo kmu bukan wanita yg gila status dan uang....bicaralah pd kakek bramasta blng kmu bersedia menikah dgn syrat kmu akan melanjutkan kuliah sepwrti biasa tp tdk dsni shingga kmu tdk perlu bertemu dgn mereka semua...

2025-01-18

1

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

jangan perdulikan semua orang yg g suka ama kamu zua abaikan aja toh ada sikakek tua yg ada dipihakmu.tinggal kamu membuktikan pada mereka lw kamu tuh pantas jadi keluarga itu

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!