Ep 12 Bunga Dwiyani

"Yang ini adalah Risa, aktris pendatang baru. Cukup populer di kalangan anak muda sekarang. Dia juga terlahir dari salah satu keluarga berpengaruh."  Silla, wanita yang sempat bicara dengan Ganra tadi menjelaskan nama-nama para wanita yang akan mereka pilih untuk proyek baru perusahaan mereka.

"Yang lain," kata Ganra dengan nada bicara tegasnya seperti biasa. Sudah dua model yang Silla perkenalkan ke mereka tapi tampaknya Ganra dan para petinggi yang lain kurang tertarik.

Ketika gambar di layar slide berganti dengan wajah wanita lain, Ganra langsung mengenali wanita itu. Bunga Dwiyani. Mantan pacarnya dulu. Laki-laki itu terpaku. Bukan, bukan terpaku pada kecantikan wanita dalam layer itu, Ganra hanya kaget karena Bunga tiba-tiba menjadi salah satu model yang akan dipilih oleh perusahaannya.

"Dia adalah Bunga Dwiyani. Model top nomor satu di negara ini. Dia baru saja kembali dari Amerika setelah menyelesaikan studi modelnya di sana. Dengar-dengar banyak yang sedang mengincarnya untuk menjadi model perusahaan mereka." beber Silla.

Ganra biasa saja. Ia cenderung lebih tidak suka bertemu lagi dengan wanita yang pernah terlibat di masa lalunya. Sementara yang lain tampaknya tertarik.

"Masih ada yang lain?" kata Ganra lagi.

"Kenapa? Menurut pendapat saya yang ini sangat memenuhi syarat."

"Benar. Dia sangat cantik dan elegan. Akan menarik orang-orang kalau dia memakai produk perusahaan ini. Pasti bisa menguntungkan perusahaan."

"Pendapat saya sama, sebaiknya kita pilih dia saja."

Semua orang memiliki pemikiran yang sama terkecuali Ganra. Meski laki-laki itu punya prioritas penuh untuk mengambil keputusan, tapi ia tidak bisa sesuka hati. Ia mencoba menghargai pendapat orang lain juga. Jadi akhirnya meski ia tidak setuju, ia tetap harus bersikap profesional.

"Baiklah, kalau semua sudah setuju dia, kalau begitu wanita itu saja. Hubungi model itu secepatnya dan sampaikan semua syarat-syarat perusahaan yang harus dia penuhi. Kalau pihaknya tidak setuju, batalkan dan cari model lain." suara pria itu sangat tegas, seolah tak ada yang boleh melawan perintahnya lagi.

"Baik, pak." Silla mengangguk.

"Rapat selesai." Ganra lalu berdiri dan keluar dari tempat itu.

Pria itu kembali ke ruangannya. Ia ingat masih ada calon istrinya di sana. Ketika memasuki ruangannya, Ganra mendapati Zua yang tengah ketiduran. Lelaki itu mendekati sofa dan duduk di sofa lain yang berhadapan langsung dengan Zua.

Tidurnya sangat lelap.

Ganra mengamatinya lama. Membiarkan pikirannya melayang dan memikirkan apa yang menarik dari perempuan itu. Tidak, Ganra tidak boleh menyukai gadis ini. Tidak boleh termakan dengan sifat dan tingkah lucunya. Bagaimanapun juga Zua hanyalah calon istri pilihan kakeknya, bukan wanita yang dia cintai. Lelaki itu terus mengelak, menurutnya jatuh cinta adalah sesuatu yang rumit. Itu sebabnya dia tidak ingin jatuh cinta. Tapi, apakah dia bisa menahan dirinya untuk tidak jatuh cinta pada gadis yang akan menjadi isterinya ini kelak?

"Hei, hei," lelaki itu pun menyadarkan dirinya dan menendang-nendang kaki Zua, bermaksud membangunkannya. Tapi caranya sungguh tak ada lembut-lembutnya.

"Claire," Ganra terus menendang

kaki Zua sampai akhirnya wanita itu membuka mata.

"Bangun, aku akan segera pulang. Kau tahu maksudku kan?"

Zua mendelik kesal ke laki-laki itu. Memangnya tidak ada cara lain untuk membangunkannya apa? Dasar pria gila.

Heran deh. Padahal laki-laki ini sama sekali tidak menyukainya dan benci perjodohan ini, tapi masih bersikeras tidak mau melepaskan dia dan membiarkan dia kabur. Aneh, aneh sekali. 

"Ayo pulang." ujar Ganra. Mau tak mau Zua berdiri dan mengekornya dari belakang. Pikirannya sibuk memikirkan cara bagaimana agar dia bisa kabur dan tidak ditemukan lagi oleh laki-laki ini dan keluarganya.

Wanita lain mungkin akan senang kalau menikah dengan salah satu keluarga konglomerat yang sangat berpengaruh tersebut, apalagi calon suami memiliki paras yang nyaris sempurna. Namun tidak dengan Zua. Bagi wanita itu hal tersebut adalah mimpi buruk baginya. Dia tidak pernah mau terlibat dengan orang kaya. Siapa yang tahu ternyata niat mereka menikahkan dia tidak tulus.

Ganra menyetir tanpa bicara sepatah kata pun. Zua juga tidak ada yang ingin dia katakan. Ia masih kesal pada laki-laki yang seenaknya bawa-bawa dia ke kantor bahkan meninggalkannya sendirian di dalam ruang kerja lelaki itu yang amat sangat membosankan. Alhasil, sampai di rumah keduanya terus diam.

"Keluar." usir Ganra. Zua mencebik. Ia pun keluar dari mobil dan membanting pintu mobil pria itu kuat-kuat saking kesalnya.

Ganra sampai kaget. Pria itu melongo. Ini pertama kalinya ada perempuan yang berani bersikap kasar padanya.

Perempuan aneh. Kalau bukan karena menghormati kakek, mana mungkin aku mau menikahinya.

Batinnya. Laki-laki itu pun memasukan mobilnya ke garasi lalu turun dari kendaraan mewah tersebut dan masuk ke rumahnya.

"Ma, kak Ganra kok sama perempuan itu? Mereka habis darimana?" Narin bertanya pada mamanya yang tengah menyirami bunga-bunga di kebun kecil samping rumah.

"Mana mama tahu."

"Hah, pasti tuh cewek mau godain kak Ganra. Di depan semua orang bilangnya nggak mau nerima perjodohan, tapi dalam hatinya senang banget. Aku yakin tuh cewek pasti cuma pengen harta kak Ganra doang." Narin jelas tidak senang. Karena menurutnya kakak sepupunya itu pantas mendapatkan wanita dari keluarga terpandang. Setidaknya bukan gadis sederhana yang sudah yatim piatu seperti perempuan itu.

"Narin, jaga mulut kamu. Dia akan jadi bagian dari keluarga kita. Kakek kamu sendiri yang pilih. Kalau kakek kamu dengar, nanti kamu di hukum."  tegur Narin.

"Memangnya mama setuju cewek kampung itu jadi bagian dari keluarga kita?"

"Selama dia baik, kenapa nggak?"

"Mama nggak kasian sama kak Ganra apa? Dia itu keponakan mama loh."

"Udah, jangan terlalu banyak mikir. Ayo bantu mama aja siramin bunga-bunga ini." Narin terpaksa menurut pada mamanya. Ia bekerja sambil bersungut-sungut. Pokoknya dia tidak senang dengan kehadiran gadis yang sebentar lagi akan bertunangan dengan kakak sepupu kesayangannya. Lebih-lebih karena bukan hanya dia lagi satu-satunya yang di panggil nona di rumah ini.

Gadis itu memang sangat beruntung dijodohkan dengan kak Ganra, tapi jangan harap mendapatkan cinta dari sepupunya itu. Narin tahu kakak sepupunya itu hanya tertarik dengan pekerjaan. Narin tersenyum sinis.

"Dia pasti akan dibuat tidak betah di rumah ini sama kak Ganra, perempuan kampung." ucap Narin pelan.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Waduuuh ganra sm calon istri itu yg lembut dikit napa jgn kasar2 dasar pria dingin kulkas 7 pintu....

Benci dan cinta beda tipis lama2 ganra jatuh cinta duluan dan bucin akut sm zua....
zua akan merencanakan kabuuur lg bila ada kesempatan zua tetep menolak dinikahkan sm ganra...

Narin sangat membenci zua krn sangat iri dan cemburu takut disaingi....
Narin akan bikin zua tidak betah lg dikeluarga barasta....

Zua tidak tertarik dijodohkan sm horang kaya akan berusaha kabuuuur klo ada celah nantinya....

zua bukan gadis matre jg dan hanya ingin hidup sederhana yg penting aman dan nyaman....

lanjut thor....
sehat sll....
semangat sll.....

2025-01-17

2

phity

phity

narin kmu pikir zuanjg suka sm ganra oh no...yg ad skrmg zua sgt jengkel pd kk sepupumu itu yg gk ad lembut2nya ...jgn asal ngomong ya narin zua bkn gadis penggila harta...nanti kmu yg akn pusing krn ganra la yg kan bucin akut pd zua

2025-01-17

1

memei

memei

tak kira yg bakal jadi model perusahaan zua ,eh mlh datang masa lalu yg tak diharapkan.
narin lagian zua GK seperti yg kau pikir zua malas kumpul sama orang2 kaya sombong kayak kamu bikin hidup tidak tentram

2025-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!