Ep 11 Kantor Ganra

Akhirnya Zua ikut masuk dengan Ganra ke dalam kantor besar itu.

Ia merasa semua orang sedang menatapnya. Gadis itu mengikuti langkah Ganra dari belakang memasuki kantor besar tersebut. Tapi ia tidak menyangka sama sekali orang-orang dalam kantor akan meliriknya. Gadis itu hanya bisa menunduk. Salahkan Ganra yang ingin dia ikut masuk. Sudah paling benar kalau dia tunggu saja di mobil tadi.

"Pak Ganra," Ganra berhenti melangkah. Otomatis langkah Zua ikut terhenti. Tapi karena dirinya berjalan sambil menunduk, ia tidak lihat Ganra berhenti dan malah menubruk pria itu dari belakang. Kepalanya yang terbentur terasa sakit, dan langsung ia usap-usap.

Ganra sendiri hanya meliriknya sekilas tanpa bicara apapun, kemudian fokus ke arah wanita berpenampilan rapi yang memanggil namanya tadi. Di tangan wanita itu ada tumpukan map. Oh, mungkin itu sekretarisnya Ganra. Zua tersenyum miring. Memang terbukti pria itu mesum. Sekretarisnya saja harus yang secantik itu.

"Para pemegang saham sudah menunggu di ruang rapat." kata Wanita itu. Zua mendengar percakapan mereka dengan malas.

"Aku akan ke sana lima menit lagi. Di mana Rayyan?" nada bicara Ganra yang datar membuat Zua menahan tawanya. Setelah berinteraksi full dengan pria itu hari ini, Zua tahu pria itu memang kaku dan dingin. Tapi Zua juga tahu, mood pria itu suka berubah. Paling suka menggoda dengan pikiran-pikiran mesumnya.

"Rayyan sekarang ada di ruang meeting pak."

"Suruh dia keruanganku sekarang juga." kata Ganra lagi. Wanita itu mengangguk, melirik Zua sebentar lalu pergi dari hadapan mereka. Sesekali Zua juga melirik ke wanita yang tampak jauh lebih dewasa darinya tersebut. Cantik dan menawan, menurutnya. Ia tidak sadar Ganra sedang memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi.

"Kau kagum dengan kecantikannya? Ingin cantik seperti dia? Jangan mimpi." kata Ganra hanya bermaksud membuat Zua kesal. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia jadi suka melihat ekspresi jengkel gadis itu. Seperti sekarang ini. Raut wajah jengkel Zua ketika menatapnya membuat pria itu merasa lucu. Ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan. Asyik saja menggoda gadis itu menurutnya.

"Katamu akan meeting kan? Kalau begitu aku tidak usah menunggu. Aku akan pulang sendiri saja." kata Zua lalu berbalik hendak pergi. Tapi Ganra cepat-cepat meraih pergelangan tangannya, menghentikan gadis itu.

"Kenapa?" tanya Zua menatap Ganra. Orang lain yang melewati tempat itu menatap mereka dengan wajah penasaran. Ketika Ganra menatap balik ke arah mereka, karyawan-karyawan tersebut langsung menunduk pura-pura sibuk. Tatapan cucu pemilik perusahaan itu menyiratkan dengan tegas pada mereka kalau jangan mencampuri urusan orang.

"Jangan coba-coba kabur Claire," kata Ganra dengan suara pelan. Ia menatap Zua tajam dan penuh peringatan.

"Siapa yang mau kabur? Aku bilang aku mau pulang sendiri, bukan mau kabur. Kau lulus SD kan?" ucap Zua jengkel. Ganra mendengus pelan. Gadis ini berani sekali melawannya.

"Aku tahu apa yang ada dalam otakmu itu. Dan jangan harap aku akan mengijinkanmu pulang sendiri. Ikut aku," lelaki itu lalu menarik Zua masuk ke dalam ruangannya.

Heran, laki-laki ini kenapa sih? Lagian Zua juga tahu ia tidak bisa kabur sembarangan sekarang ini. Kan masih ada mata-matanya kakek Barasta yang terus mengikuti mereka sejak tadi. Apa Ganra takut kalau seandainya dia kabur, tawaran menggiurkan kakek Barasta yang entah apa itu akan hangus?

Pasti itu. Zua kesal. Laki-laki ini benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan dirinya sendiri.

"Duduk di sini," Ganra melepaskan Zua di sofa. Ruangan kerjanya sangat besar. Ada perpustakaan kecil juga di dalamnya. Banyak buku. Tapi kebanyakan pasti buku tentang bisnis. Apalagi coba, masa komik atau novel. Kan tidak lucu. Tapi mungkin juga sih. Siapa yang tahu kalau Ganra ternyata penggila komik juga? Bisa saja kan?

Sesaat kemudian seseorang mengetuk ruangan tersebut dan masuk. Bukan wanita yang tadi, tapi seorang pria jangkung berkacamata dengan penampilan rapi ala-ala pekerja kantoran. Zua tertawa. Kan pria itu memang pekerja kantoran.

"Bos, kata Silla kau memanggilku." cara bicara pria itu lebih santai dari wanita tadi. Pria itu melirik Zua dengan raut wajah heran. Ia penasaran siapa wanita itu, tapi tidak mungkin dia bertanya langsung di depan Ganra. Wanita itu tampak sangat muda. Siapa?

Rayyan terus melirik ke arah Zua dan bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. Apa gadis itu bagian dari keluarganya Ganra, salah satu cucu termuda keluarga Barasta? Tapi yang Rayyan tahu cucu kakek Barasta, orang yang paling berkuasa di perusahaan ini hanya empat orang. Perempuan satu, dan yang pasti bukan gadis yang sedang duduk di ujung sana.

"Jangan menatapnya begitu, kau membuatnya tidak nyaman Rayyan." tegur Ganra. Rayyan kembali meliriknya. Pria itu tertawa pelan.

"Maaf bos, siapa dia? Adik perempuanmu yang lain?" Rayyan setengah berbisik agar suaranya tidak kedengaran oleh gadis yang sekarang sibuk dengan ponselnya.

Giliran Ganra yang tertawa. Adik perempuan apaan

"Dia tunanganku, calon istri." sahutnya tidak menutupi fakta apapun. Toh semua karyawan di kantor ini akan tahu ketika mereka menikah nanti. Kakek Barasta tidak mungkin mengadakan pernikahan diam-diam untuk cucunya.

Rayyan kaget. Seolah tidak percaya pada ucapan Ganra.

"Bos tidak sedang bercanda kan?"

"Apa di matamu aku tipe pria yang suka bercanda?"

"Tapi gadis itu terlihat sangat muda. Setahuku tipemu wanita dewasa,"

"Umurnya sudah cukup untuk menikah." Ganra mengucapkan kalimat itu agak keras sambil melirik Zua. Iya yakin gadis itu pasti mendengar kata-katanya.

Rayyan terus menatap atasannya. Bahkan ia lihat Ganra tersenyum tipis ketika melirik ke arah gadis itu.

"Lupakan tentang masalah pribadiku. Mari bicarakan pekerjaan. Kau sudah menghubungi tim pemasaran? Bagaimana dengan para model?"

"Aku sudah mengumpulkan beberapa model dari tiga manajemen terkenal. Data mereka sudah ada pada Silla. Kita akan membahasnya bersama dan menentukan model mana yang cocok bekerja sama dengan perusahaan ini."  jelas Rayyan. Ganra mengangguk.

"Semua orang sudah berkumpul di ruangan meeting. Tinggal menunggu bos." ia melanjutkan.

Ganra berdiri dari kursi dan melangkah mendekati Zua sebentar. Rupanya gadis itu sedang bermain game.

"Claire,"

Zua menghentikan kegiatannya sebentar, lalu mendongak ke pria kaku yang berdiri di depannya. Ganra adalah satu-satunya orang yang memanggilnya dengan nama belakangnya.

"Aku meeting dulu. Kau tunggu di sini. Kalau lapar, pergilah ke kantin di lantai satu. Ingat, jangan berani keluar dari gedung ini sebelum aku kembali. Paham?" Zua memutar bola matanya malas.

"Jawab aku, Claire." suara itu penuh penekanan.

Zua menarik napas lelah.

"Iya aku paham, puas?" balasnya menatap Ganra dongkol. Pria itu menyeringai.

"Anak pintar." katanya sambil mengacak-acak rambut Zua sebelum berbalik meninggalkan ruangan itu. Rayyan ikut keluar dengan ekspresi keheranan. Ini pertama kalinya ia melihat si bos memperlakukan yang namanya perempuan seperti itu. Terkesan sangat memperhatikan dan perhatian. Meski tidak bisa disamakan dengan kebanyakan pria romantis, bagi Rayyan perlakuan Ganra tadi adalah sebuah keajaiban.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Ganra paling suka menggoda chaire hiburan tersendiri bagi ganra dan bikin kesel dan emosi chaire....

Zua terpaksa menerima menikah dgn pria sangat dingin kulkas 7 pintu itu...
Niat mau kabuuur kakek barasta menyuruh anak buahnya sll mengikuti zua kemanapun pergi...

Cie2 gara dah mulai tertarik dan peduli sm chaire walaupun sikapnya msh dingin dan datar ke chaire.

2025-01-16

2

hiro_yoshi74

hiro_yoshi74

sebuah peningkatan .
ingat ganra hukum dari nenek moyang ma semakin kau membenci semaki besar peluang mu untuk bucin ea ea 🤭✌

2025-01-16

1

Sleepyhead

Sleepyhead

Yeaaaa 👏👏 suatu kemajuan yg pesat...
Berawal dari perhatian kecil menghasilkan effort yang ruaar biasa 🤭

2025-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!