Ep 10 Ukuranku terlalu besar

"Lihat itu," tunjuk Ganra ke mobil hitam arah kiri. Zua melihatnya meski tidak mengerti apa maksud Ganra menyuruhnya melihat kendaraan beroda empat tersebut. Tangan pria itu menekan lengannya kuat.

"Kau tahu siapa mereka?" Zua masih tidak mengerti.

Memangnya mereka siapa? Haruskah dia tahu? Dia adalah tipe gadis cuek dan tidak peduli pada orang yang tidak dia kenal. Gadis itu memandangi Ganra. Lalu mundur sedikit karena wajah mereka terlalu dekat. Ia takut ada jerawat di wajahnya dan akan terlihat oleh pria itu. Malu juga karena wajah Ganra sangat bersih tanpa noda. Masa dia sebagai perempuan kalah sih. Padahal wajahnya sebenarnya mulus, tapi tetap saja dia insecure melihat kulit laki-laki yang sesehat itu. Oke, balik ke mobil hitam di luar sana.

"Siapa, kamu kenal?" Zua balik bertanya.

"Orang-orang itu adalah anak buah kakekku. Kau tidak sadar, tapi mereka mengikuti kita sejak keluar dari rumah tadi." kata Ganra.

Zua melotot.

Anak buahnya kakek Barasta? Mengikuti mereka diam-diam? Kakek tua itu benar-benar deh. Sampai segitunya menyuruh orang memata-matai mereka.

"Sekarang, apa kau yakin kau bisa kabur dari mereka?" ujar Ganra lagi. Zua terdiam. Sepertinya dia memang sulit untuk kabur.

"Dengar, kalau aku bisa melawan kakekku sendiri, aku pasti akan langsung menolak menikah denganmu. Kamu tahu kenapa aku harus pasrah menikah dengan gadis kecil sepertimu?"

Lagi.

Lagi-lagi lelaki itu mengatainya anak kecil. Memangnya tidak ada bahasa lain apa? Gadis muda atau yang lain kek, yang lebih enak di dengar. Kesal dia mendengarnya. Ganra melanjutkan,

"Karena aku tidak bisa melawan kakekku sendiri. Begitu juga kamu. Jadi berhentilah memikirkan segala cara untuk kabur. Kita berdua akan berakhir bersama. Kau akan segera menjadi istriku." Ganra menekan kata terakhirnya sambil menatap ke dalam mata Zua.

Ia menyadari hatinya tidak seberat pertama kali saat mendengar kakeknya akan menikahkannya dengan gadis pilihan pria tua itu.

"Tapi aku tidak menyukaimu." tutur Zua jujur.

"Aku tidak mau menikah muda. Aku ingin menikahi pria yang seumuran denganku. Yang wajahnya biasa saja, bukan yang terlalu tampan. Yang status sosialnya biasa saja, tidak terlalu kaya. Menurutku mereka yang terlalu tampan dan kaya tidak terlihat seperti manusia." lanjutnya mengatakan apapun yang ada dalam pikirannya. Ganra tercengang sebentar, lalu mendengus keras.

"Kau menyindirku?" tatapannya tajam.

"Itu sadar." Zua tidak takut mau bagaimana pun pria itu berusaha menekannya.

"Pokoknya aku tidak ada perasaan apa-apa padamu! Carilah cara agar kita tidak jadi menikah." katanya lagi. Ganra tersenyum miring.

"Kau pikir aku menerima pernikahan ini karena menyukaimu? Gadis kecil berdada rata." ledek pria itu dengan nada mencemooh.

Astaga. Laki-laki sialan. Zua ingin menendangnya jauh-jauh dari hadapannya.

"Sudah kubilang aku bukan gadis kecil! Jangan terus memanggilku begitu" ketusnya.

"Terserah kau saja. Yang pasti di mataku kau adalah seorang bocah. Kalau kita sudah menikah pun, aku tidak mungkin bisa menyentuh tubuhmu. Rasanya seperti aku seorang pedofil. Dan ..." lalu pria itu menunduk dan berbisik di telinga Zua.

"Ukuranku terlalu besar. Takutnya kau akan pingsan sebelum berhasil kumasuki." bisiknya sengaja menggoda. Lagi-lagi pria itu tidak bisa menahan diri untuk menggoda Zua.

Ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan ketika menggoda gadis itu dengan kata-kata mesumnya. Bahkan saat berpacaran dengan Ria dulu, ia tidak pernah membicarakan hal-hal yang intim dengan wanita itu.

Hubungannya dengan model terkenal itu terbilang datar. Mereka bahkan tidak pernah berciuman, karena Ganra tidak pernah bernafsu pada wanita itu. Fokusnya waktu itu adalah pekerjaan.

Lantas, kenapa mereka pacaran kalau tidak ada rasa cinta sama sekali?

Karena dulu pernah ada masa dimana Ganra membutuhkan status. Dan secara kebetulan Ria menawarinya status tersebut. Itulah alasannya kenapa mereka berpacaran. Ganra mengakui tak ada perasaan apa-apa pada Ria. Tapi berbeda dengannya, Ria malah sangat mencintainya. Meski akhirnya memilih mundur sendiri dan mengejar karir karena sakit hati padanya tentu saja.

Ganra merasa tubuhnya didorong hingga punggungnya menabrak dinding. Tapi ia tidak marah sama sekali. Karena ekspresi salah tingkah Zua malah menghiburnya. Ia menikmatinya.

"Kalau kau mau membatalkan pernikahan kita, lakukan sendiri. Aku tidak bisa melawan kakekku. Bukan karena tidak mau menjadi cucu durhaka, tapi ada tawaran menggiurkan dari kakek kalau aku setuju menikah denganmu."

Zua mengernyitkan dahi. Tawaran menggiurkan? Apa itu? Ia ingin bertanya tapi Ganra tidak mungkin memberitahunya, pasti. Jadi gadis itu memilih diam saja. Zua lalu menjauh dari Ganra. Ia tidak bisa bernafas normal kalau terus-terusan berada sangat dekat dengan laki-laki itu.

"Itu barang-barang yang akan kau bawa?" tanya Ganra menunjuk ke sebuah tas sedang di lantai dekat jendela.

"Mm," jawab Zua singkat tanpa mau menatap Ganra. Rasa kesal dan malu karena kata-kata pria itu tadi bercampur aduk dalam pikirannya sekarang.

Mesum sekali. Ternyata semua laki-laki itu sama kalau sudah berhubungan dengan pembicaraan dewasa. Teman-teman kuliahnya pun seperti itu. Makanya dia sering menghindar berkumpul dengan teman-teman kuliahnya kalau mau di ajak ke tempat karaoke atau bahkan club. Karena Zua tahu kalau para lelaki itu sudah mabuk, mereka bisa melakukan apa saja. Apalagi kalau gairah mereka sudah bangkit. Zua menolak agar dirinya aman dari bahaya. Ia tidak mau kehilangan keperawanannya pada sembarang laki-laki.

Dilihatnya Ganra membungkuk mengambil tas miliknya yang berisi barang-barang untuk dia kabur tadi. Sayang rencana kaburnya gagal total. Tapi tidak apa-apa. Masih ada waktu lain. Kalau sekarang tidak bisa, dia akan mencari waktu lain. Pokoknya dia akan terus berusaha kabur agar pernikahan tersebut tidak terjadi.

"Masih ada yang lain?" tanya Ganra lagi dengan sebelah tangan yang menggenggam tas milik Zua. Gadis itu menggeleng.

"Kalau begitu ayo pergi. Aku harus mampir ke kantor sebentar." setelah berucap begitu, Ganra berjalan keluar melewati Zua. Gadis itu berdecak malas, mau tak mau mengikuti Ganra.

Mau bagaimana lagi coba, rencana kaburnya kan sudah gagal. Ganra juga tidak bisa di ajak kerjasama. Karena tawaran menggiurkan dari kakek Barasta yang entah apa itu, ia mau saja menikah dengan orang yang tidak benar-benar dia kenal. Sangat menyebalkan.

Tak sampai lima belas menit, mobil Ganra sudah terparkir di parkiran kantor. Dari depan tadi Zua merasa takjub dengan kantor tersebut. Sangat besar dan banyak sekali karyawannya. Ia memang masih kuliah dan belum memasuki dunia kerja, tapi kalau magang nanti, dia juga ingin magang di perusahaan terkenal milik keluarga Barasta ini.

"Aku tunggu di mobil saja." ucap Zua. Ia malas keluar.

"Tidak bisa. Aku akan meeting cukup lama. Lebih baik kau tunggu di ruanganku saja." kata Ganra. Mata Zuin melebar. Kalau pria itu akan meeting, kenapa tidak mengantarnya pulang dulu sih? Fix, hari ini dirinya sukses di bikin kesal setengah mati.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Gagal total rencana zua mau kabuuuuuur...
kakek barasta menyuruh anak buahnya mengikuti ganra dan zua agar zua tidak kabuuur....

Terima aja menikah dgn ganra zua itu amanah dr mendiang ibumu sebelum meninggal agar ada yg menjaga dan melindungimu.....

Kakek barasta berhutang berbudi pada mendiang ibumu dan akan membalas menikahkan ganra dan zua....

Makin menarik zua menolak dinikahkan sm laki2 beruang kutub utara...
Ganra awal benci dan tatapannya penuh permusuhan lama2 jatuh cinta dan bucin akut...

Gara zua dah dewasa bukan anak2 kecil lg coba zua pake baju seksi pasti akan terpesona dan klepek2 nantinya ganra...

tidak sabar ganra dan zua bucin akut

lanjut thor.....

2025-01-15

1

Bunda Dzi'3

Bunda Dzi'3

achhh sukaaa...panjang Skali part nya Thor...suka bngt sma jln ceritanya... penasaran zua klepek-klepek dehh...biasa cewe gampang klepek-klepek dluan...ehh cowoknya yg msh ori blm prnh cinta sma cewe

2025-01-15

2

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

lama"kamu jg akn trbiasa zua...mngkin dijanjikan saham perusahaan sama kakek ganranya

2025-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!