Ep 9 Berencana kabur

Mobil Ganra berhenti di depan sebuah rumah minimalis. Jika dibandingkan dengan rumah keluarganya, rumah itu sangat kecil. Mungkin hanya ukuran ruang tamu rumahnya. Rumah itu tampak sangat sederhana, tapi tidak terlihat rumah orang yang sangat miskin.

"Kau mau tunggu di sini atau mau ikut masuk?" tanya Zua sebelum turun. Dalam hati ia berharap Ganra bilang pria itu tunggu di mobil saja. Biar rencananya untuk kabur mulus. Kalau berhasil kabur, gadis itu sudah berpikir akan pergi ke kampung halaman mamanya. Mereka masih ada rumah di sana. Biar dia tinggal di sana saja untuk sementara. Masalah kuliah, dia bisa ambil cuti setahun. Sampai keluarga Ganra sudah lupa padanya dan perjodohan itu batal, barulah ia akan kembali lagi ke kota ini.

Karena laki-laki di sampingnya itu tidak menjawab juga, Zua berpikir lelaki itu tidak berniat masuk. Gadis itu lalu memilih turun dan melangkah memasuki pekarangan rumahnya. Namun baru saja berjalan, Ganra ikut turun dari mobil, mengikuti langkahnya. Zua mendengus pelan. Memangnya laki-laki itu tidak punya mulut untuk menjawab pertanyaannya tadi apa?

"Kenapa berhenti, tidak jadi masuk?" Ganra balik menatap Zua yang mendongak padanya dengan wajah kesal. Gadis itu lalu berbalik, melanjutkan langkahnya tanpa membalas perkataan Ganra. Pria itu mengangkat bahu acuh tak acuh. 

Saat mereka memasuki rumah, pandangan Ganra menyapu sekeliling ruang tamu. Yang ada dalam pikirannya setelah memasuki rumah tersebut adalah, bagaimana Zua dan orang-tuanya bisa tinggal di rumah sekecil ini? Tapi ia kemudian menyadari, keluarga Zua jauh lebih beruntung dibanding orang-orang lain di luar sana yang tempat tinggal saja mereka tidak punya.

"Rumah ini sangat kecil." ujar pria itu tanpa pikir panjang. Memang rumah itu kecil.

"Kakek benar. Kau lebih baik tinggal di rumah kami dari pada di sini." ia melanjutkan.

Sedang Zua memutar bola matanya malas. Apakah pikiran semua orang yang kaya raya selalu begitu? Rumah seperti ini di mata mereka tidak layak untuk ditinggali. Padahal dalam kehidupan Zua yang biasa-biasa, sudah sangat beruntung mereka memiliki rumah sederhana ini. Setidaknya kehidupan mereka terlilit hutang.

"Mau kemana?" Ganra berseru lagi saat melihat Zua melangkah ke ruangan lain.

"Kamar. Sudah ku bilang kan aku datang ke sini untuk mengambil beberapa barangku. Kau tunggu di situ sebentar. Kalau mau minum, ambil saja sendiri di dapur." kata Zua cuek kemudian berlalu memasuki kamarnya.

Sudut bibir Ganra terangkat. Gadis itu terlihat jelas sangat tidak menyukainya. Baru sekarang, baru sekarang ia bertemu dengan perempuan yang melihat laki-laki tampan yang punya segalanya seperti dirinya tetapi biasa saja. Malah cenderung cuek. Dan Ganra merasa tertantang. Ia harus mengakui bahwa saat ini dirinya tidak merasa terpaksa lagi mengantar gadis itu, seperti tadi. Ia mengakui kalau dirinya menyukai interaksi yang terjalin antara dia dan si calon istri. Ia juga menyadari dirinya mulai suka menggoda gadis itu.

Apa ini? Apakah secepat ini dirinya berpaling dari membenci gadis itu jadi sedikit menyukainya? Tidak, tidak. Mungkin itu hanya rasa nyaman sesaat. Karena gadis itu punya keahlian bersikap imut dan Ganra sedikit terhipnotis. Hanya sedikit. Sadar Ganra.

Ganra melirik jam tangannya. Sudah lebih dari lima belas menit ia duduk di ruang tamu tapi gadis itu belum keluar-keluar juga. Apa yang dia lakukan? Kenapa lama sekali? Ganra lalu berdiri dari sofa dan melangkah ke arah kamar yang dimasuki Zua tadi. Ingin mengecek apa yang sedang gadis itu lakukan. Berani sekali membuatnya menunggu selama ini. Dalam hidup Ganra, ia tidak pernah menunggu perempuan bahkan lima menit sedikit pun.

Mata pria itu mengerjap-ngerjap ketika dia membuka pintu dan mendapati gadis itu, Zua sedang berusaha kabur melewati jendela kamarnya. Ia yakin sekali gadis itu pasti mau kabur.

"Apa yang kau lakukan, nona Claire?" katanya menatap ke arah Zua sambil melipat tangan di dada dan menyandarkan diri di dinding kamar yang serba biru langit itu. Ia lebih suka memanggil Zua dengan nama lain gadis itu. Karena entah kenapa ia menyukai nama Claire. Sangat enak di dengar di telinganya. Jadi ke depannya ia akan memanggil Zua dengan sebutan Claire.

Zua kaget sekali. Ganra tiba-tiba masuk ke kamarnya sebelum dia berhasil kabur. Badannya masih tergantung di jendela. Sial. Kalau tahu akan ada hari seperti ini, dulu ia sudah bilang sama mamanya untuk membuat jendela yang lebih rendah. Kalau tinggi begini, mau kabur memang susah. Seperti sekarang.

Tapi sudah setengah jalan. Bergerak sedikit lagi dan dia akan berhasil keluar. Zua yakin Ganra akan kesulitan mengejarnya kalau dirinya berhasil kabur lewat jendela tersebut. Karena tadi ia diam-diam sudah mengunci pintu depan dan mencabut kuncinya. Gadis itu berusaha keras agar tubuhnya berhasil keluar dari tempat itu.

"Agkhh ...."

Zua memekik kencang ketika merasakan pinggangnya disentuh, dan tubuhnya dipaksa turun dari jendela. Siapa lagi kalau bukan Ganra. Tangan kekar Ganra yang melingkar di pinggangnya membuat ia merasa geli. Zua bersikeras melawan dengan menendang sekuat tenaga. Sayang sekali tidak berhasil. Dengan sekali sentak, Ganra berhasil menariknya masuk kembali.

Pandangan pria itu menatap ke luar jendela. Jarak dari jendela ke tanah di luar mungkin sekitar satu dua meter. Dengan posisi Zua yang seperti tadi mau keluar dari jendela dengan kepala terlebih dahulu, Ganra yakin gadis itu pasti jatuh dan terluka. Dasar nekat. Ia kembali menatap Zua yang kini terduduk di lantai.

Gadis itu berkeringat banyak dan terlihat ngos-ngosan. Ganra menatapnya dengan raut wajah emosi.

"Kau tahu kau bisa geger otak kalau jatuh dari sana? Di mana otakmu, hah?!" pria itu marah. Ia tidak tahu kenapa dia marah. Tapi dia benar-benar marah. Melihat gadis itu berusaha kabur dengan cara bodoh seperti itu sungguh membuatnya tidak bisa menahan emosi.

Zua hanya diam. Ia tidak peduli dengan kata-kata Ganra. Yang sedang ia sesali sekarang adalah, dirinya tidak berhasil kabur.

"Katakan, kau mau kabur karena tidak mau menikah denganku bukan?" kata pria itu lagi. Kali ini berhasil membuat Zua mendongak menatapnya. Gadis itu sudah tidak ngos-ngosan lagi.

"Bukankah kau juga tidak suka dengan perjodohan ini? Kita sama-sama tidak saling suka. Aku jelas tahu kamu membenciku karena perjodohan ini. Kalau aku kabur, bukankah itu juga akan menguntungkan dirimu? Jadi, kenapa tidak biarkan aku kabur saja? Dengan begitu kita tidak perlu menikah. Bagaimana?" kata Zua panjang lebar. Ia tidak tahu mau bagaimana lagi. Mungkin dengan mengajak pria itu kerjasama dengannya, akan saling menguntungkan.

Hening sebentar. Sesaat kemudian Ganra menarik Zua berdiri, menyeretnya ke dekat jendela lagi, lalu menunjuk keluar.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

zua ingin kabuuuuur tapi rencananya gagal total ketahuan sm ganra dasar gadis ceroboh....

Ganra merasa tertentang zua tidak tertarik pdnya menolak dijodohkan dgnnya biasanya gadis2 lain akan tertarik sm ganra tampan dan horang kaya lagi...

Hanya zua aja menolak keras dijodohkan dgn ganra dan berniat ingin kabuuur dan misinya gagal total mau kabuuur ketahuan ganra...

cie2 ganra dah mulai tertarik sm zua bisa2nya menolak pesonanya...
Ganra tidak akan membiarkan zua kabuuur bisa kakek barasta marah besar....

Ganra tertantang menaklukan zua yg tidak tertarik padanya....

lanjut thor...
semangat sll....
sehat selalu....

2025-01-14

2

Sleepyhead

Sleepyhead

Jiaaaah Zua berusaha mencari solusi untuk menggagalkan perjodohan dengan cara penyelesaian kesepakatan, But wait Ganra tak mungkin melepas kucing kecil yang nakal itu begitu saja setelah Zua sudah masuk Dan mengacak juga bersandar dalam pikiran Ganra, Seperti nya doi sudah mulai penasaran Dan semakin penasaran.. tariiiiik thor lanjut kan 😍😘

2025-01-14

1

Aurora

Aurora

duileh udah makin perhatian dan nyadar kan,ayo pepet trus,tar bner kabur nyesel lho

2025-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!