Ep 7 Pengen pulang

Tiga hari berlalu. Selama itu Dua masih berada di rumah Ganra, ia belum keluar-keluar juga dari rumah keluarga Barasta. Memang sudah beberapa kali Zua mencoba pergi diam-diam, tapi selalu gagal. Entah kenapa ada mata-mata kakek Barasta di mana-mana yang membuatnya selalu gagal keluar dari rumah tersebut.

Gadis itu merasa sangat bosan. Apalagi dirinya jarang berkomunikasi dengan orang-orang di dalam rumah tersebut. Sejujurnya dia ingin bergaul dengan para pembantu yang menurutnya kehidupan sosial mereka sama. Namun para pembantu-pembantu itu seperti menghindarinya. Rupanya mereka memperlakukannya sebagai salah satu nona di rumah tersebut. Ya, mungkin karena di rumah ini dirinya berstatus sebagai tunangan Ganra. Calon istri pria itu.

Nama tersebut berhasil membuat Zua memikirkan pria itu. Ia tidak melihat Ganra lagi semenjak pria itu memberinya obat flu. Sejak hari itu Ganra tampaknya tidak pulang-pulang ke rumah. Kenapa ya? Apa laki-laki itu sedang sibuk bekerja? Atau punya rumah lain dan memilih pulang di rumahnya yang lain? Dan alasannya karena tidak mau melihat wajahnya, wajar sih kalau begitu. Kan pria itu juga tidak ingin menikahinya. Terlihat jelas di matanya saat menatap Zua.

Zua mendengus. Kalau tidak mau menikahinya kan gampang, tolak saja biar dia juga bisa hidup bebas di luar sana.

"Zua, kamu di dalam?" panggilan seseorang dari luar pintu kamar menghentikan lamunannya. Itu bukan suara bi Mirna atau Cindy yang biasa memanggilnya. Kayaknya bukan pembantu. Karena semua pembantu di rumah ini selalu menyebutnya dengan embel-embel nona di depan. Siapa ya? Apa jangan-jangan salah satu nyonya di rumah itu?

"Zua, ini tante Laya. Tante boleh masuk nggak?"

"Iya, masuk aja tante." sahut Zua dari dalam.

Ternyata tante Laya, perempuan paling ramah di rumah itu menurut Zua. Dua hari ini memang hanya tante Laya yang sering berbicara dengannya, yang lain terlalu sibuk dengan kehidupan mereka sendiri. Sepertinya mereka juga lupa kalau ada dia di rumah ini. Mungkin hanya kakek Barasta dan tante Laya yang benar-benar memperhatikannya selama dia berada di rumah ini.

Zua mengakui meskipun kakek Barasta jarang bicara dan bertemu dengannya selama dia tinggal di rumah ini, tapi mata-matanya ada dimana-mana. Kakek tua itu sadar betul dengan keberadaannya. Buktinya Zua tidak bisa kabur sampai sekarang. Ia hanya bisa pergi sampai di halaman rumah. Kalau melewati gerbang keluar rumah, sama sekali tidak bisa. Ah, sudah kayak tahanan saja.

"Kamu lagi ngapain?" Tante Laya sudah masuk, menghampiri Zua yang duduk di sofa. Wanita yang masih terbilang cukup muda itu tersenyum ramah. Dan Zua bisa melihat ketulusan di wajahnya. Gadis itu balas tersenyum.

"Nggak lagi ngapa-ngapain tante. Lagi santai aja. Kenapa ke sini?"

"Gini, nanti kalau kamu ada waktu, tante pengen ajak kamu ke mall. Kita belanja semua keperluan kamu. Kamu masih ingatkan kalau kakek Barasta memberi tante kepercayaan siapin semua keperluan kamu?"

Ya, Zua ingat. Tapi ia merasa tidak enak merepotkan orang lain.

"Aku bisa urus sendiri kok tante. Tante nggak perlu merepotkan diri cuman karena aku."

Tante Laya menggeleng.

"Tante nggak repot sama sekali kok. Apalagi kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini. Sudah tugas tante mengurus kalian." mendengar dia disebut bagian dari keluarga ini, Zua makin merasa tidak enak. Tapi ini sama sekali bukan mimpinya. Dia hanya ingin hidup sederhana dan bebas. Di rumah ini dirinya tidak bisa bergerak bebas, meskipun diperlakukan bak putri oleh para pembantu.

"Pokoknya besok kamu harus ikut tante, nggak boleh nolak." kata tante Laya lagi. Akhirnya Zua hanya bisa menganggukkan kepala. Setuju saja dulu. Lagian tante Laya baik padanya.

"Tante,"

"Kenapa?"

"Aku bisa bicara sama kakek Barasta nggak? Ada yang ingin aku tanyakan." kata Zua kemudian. Ia pernah dengar dari bi Mirna kalau kakek tua itu kantornya hanya di rumah ini. Jadi dia kerja dari rumah sedang Ganra di kantor. Kakek Barasta akan datang ke kantor kalau ada kepentingan-kepentingan lain yang mengharuskannya pergi. Namun bi Mirna juga bilang, selama jam kerja kakek Barasta, tidak boleh ada yang datang mengganggu. Terkecuali ada masalah penting.

"Memangnya kamu mau tanya apa?"

"Aku pengen pulang ke rumah mama." Laya menatap Zua selama beberapa detik. Ia bisa mengerti kenapa gadis itu ingin pulang. Pasti semua kejadian yang terjadi ini membuatnya kaget. Dan butuh waktu baginya untuk membiasakan diri. Tapi Laya tahu tahu benar, mertuanya pasti tidak akan mengijinkan gadis itu pulang. Kalau hanya pulang sebentar dan balik lagi mungkin dia akan mendapat ijin. Tapi kalau kembali tinggal di rumahnya, sepertinya itu akan sulit. Ayah mertuanya adalah sosok yang keras, tidak ada satu pun orang yang bisa melawannya. Apalagi dia juga masih sangat berkuasa dan mendominasi di usianya yang makin tua.

"Begini Laya, tante bisa bantu kamu bicara sama kakek Barasta. Tapi tentang kamu yang pengen pulang ke rumah mama kamu, kemungkinan besar kakek Barasta akan menolak permintaan kamu. Kecuali kamu hanya mampir sebentar dan balik ke sini lagi. Tante sudah hidup bersama keluarga ini puluhan tahun, dan dari pengalaman tante, saat kakek Barasta memutuskan menikahkan anak-anaknya atau semua laki-laki dari keluarga ini dengan perempuan pilihannya, perempuan itu harus tinggal di rumah ini." ucap tante Laya panjang lebar.

"Tapi kan aku dan Ganra kan belum menikah, aku belum sepenuhnya jadi bagian dari keluarga ini tante." Zua merasa menjadi menantu dari keluarga ini akan membawa tekanan besar bagi dia yang lebih suka hidup bebas. Dia masih muda dan memiliki cita-cita yang ingin dia gapai. Masa harus dikurung dalam rumah ini seumur hidup sih. Tidak, tidak. Pokoknya dia harus cari cara agar pernikahannya dengan si Ganra itu batal.

"Zua, kamu itu berbeda. Menurut tante, kamu akan menjadi menantu yang paling spesial di keluarga ini. Mungkin sekarang kamu masih merasa asing dengan kami semua. Tapi tante yakin, lama-lama kamu akan merasa bahagia menjadi bagian dari keluarga ini. Kakek Barasta juga sebenarnya nggak sekejam seperti yang kamu lihat. Dia ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Meski caranya kadang nggak cocok dengan kita." kali ini Zua hanya diam, tidak lagi membalas perkataan tante Laya. Tante Laya memang sangat baik. Tapi dia masih ingin pulang.

"Jadi tante mau bantuin aku ketemu kakek Barasta sekarang atau nggak?" tanyanya kemudian. Tante Laya mau tak mau mengangguk. Kasihan juga sih anak ini. Kayaknya memang sudah kangen dengan rumahnya.

"Ya sudah, ayo turun. Sekarang sudah jam santainya kakek Barasta."

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

percuma kabur zua pnjagaan ketat dan kamu udah diklaim jd mantu mau gmau suka g suka yg hrs disitu tp kasih kebebasan keluar npa msa dikurung dirumagh trs

2025-01-12

1

Herman Lim

Herman Lim

kakek mah pasti ga bakalan mudah buat kamu kabur zua bgs belajar buat dkt sama kakek dan keluarga kakek barasta aku yakin kamu akan bahagia nanti

2025-01-12

1

Amel_

Amel_

mungkin maksut author Tante Yala yaaa. bukannya Narin adik Leon anak Yala jg

2025-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!