Ep 5 Tidak rela

Zua menutup pintu kamarnya dengan wajah jengkel. Heran deh, kenapa laki-laki semacam itu bisa terlahir di dunia ini. Ia masih ingat jelas bagaimana Ganra mengatainya semalam. Dan mengingat itu membuatnya makin kesal. Dia sudah tidak ada mood. Gara-gara pria itu dia jadi flu begini.

Ketika kamarnya kembali diketuk, Zua hampir melemparkan makian. Astaga, ini baru jam tujuh pagi. Ada apa dengan orang-orang di rumah ini sih?

"Nona Zua, ini bibi." emosi gadis itu sedikit mereda ketika mendengar suara bi Mirna. Suara itu sangat dia ingat.

"Masuk bi," katanya kemudian. Lalu pintu terbuka. Zua melihat bi Mirna masuk bersama seorang pelayan muda yang mungkin seumuran dengannya. Pelayan perempuan itu membawa nampan berisi makanan. Zua hanya menatap bingung. Kenapa mereka membawakan makanan ke kamarnya?

"Kata tuan muda Ganra nona sedang flu, dan tidak sanggup duduk lama di meja makan, jadi tuan besar memerintahkan membawakan makanan nona ke kamar. Katanya tidak apa-apa makan di kamar kalau lagi sakit." ujar bi Mirna. Zua jadi merasa tidak enak. Ganra sialan, kenapa harus bilang begitu sih. Kan jatohnya dia seperti cewek penyakitan. Padahal hanya flu biasa saja.

"Sindy, taroh di atas meja itu makanannya." suruh bi Mirna melirik pelayan muda bernama Sindy itu. Zua makin merasa tidak enak. Saat masih tinggal dengan mamanya, mereka tidak punya satu pun pembantu. Hidup mereka sangat sederhana, meski tidak bisa di bilang susah juga. Tapi tentu saja tidak kaya seperti pemilik rumah ini.

"Biar aku aja," Zua ingin mengambil nampan di tangan Sindy tapi tidak dibiarkan oleh gadis itu.

"Saya saja nona," kata gadis itu.

"Nona, kata tuan muda Ganra jangan lupa segera minum obat yang dia berikan pada nona sehabis nona makan."

"Iya bi, aku ingat kok." ucap Zua sebenarnya malas mendengar nama laki-laki itu selalu disebutkan.

"Tuan besar juga berpesan nona istirahat di rumah saja seharian ini. Biar cepat sembuh. Kalau butuh apa-apa panggil bibi." mau tak mau Zua mengangguk saja. Jadi begini rasanya punya pembantu. Jujur ia tidak terlalu nyaman. Ia lebih memilih mengurus diri sendiri. Tapi apa boleh buat, dia ada di rumah orang sekarang jadi tidak bisa melakukan apapun yang dia mau. Pokoknya dia harus cari cara agar pergi dari rumah ini. Sebelum menjadi istri dari laki-laki menyebalkan itu. Jangan sampai deh, dia tidak rela menikah dengan pria yang tidak dia cintai.

                           

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di ruang tamu rumah keluarga Barasta,

"Mama yakin mau bantuin cewek itu?" ujar Narin. Ia melihat mamanya sibuk mencari-cari barang-barang online dari toko luar negeri. Dan sebagian besar yang di beli mamanya adalah pakaian dan sepatu untuk Zua.  Bagaimana Narin tidak kesal coba. Mamanya bela-belain beli barang-barang mahal dari luar negeri untuk perempuan bertampang pas-pasan itu sedang dirinya sama sekali tidak dihiraukan.

"Ma, kenapa aku ngerasa tuh cewek kayak di anggap putri banget sih di rumah ini? Padahal kan aku cucu kandungnya kakek. Tapi kakek hanya peduli sama cewek itu." Narin makin sebal.  Laya, sang mama langsung meliriknya.

"Jangan mikirin gitu Narin. Kakek sayang sama kamu juga. Kamunya aja yang terlalu bandel. Ingat, nggak lama lagi kakak sepupu kamu Ganra akan menikah dengan gadis itu. Kamu harus bersikap baik padanya. Walau dia lebih muda, tapi dia akan segera menjadi kakak ipar kamu. Jangan bertindak semaumu, paham?" mau tak mau, dengan berat hati Narin mengangguk. Mamanya paling tidak asyik. Papanya juga. Apalagi kakaknya si Leon. Mereka tidak pernah berada di pihaknya. Hanya tante Dian selalu mendukungnya.

Hufft ... Kenapa dia tidak menjadi adik kandungnya kak Ganra saja? Pasti dia akan senang kalau mamanya kayak tante Dian, bukan mama Laya yang hobinya belain orang lain dari pada belain anak sendiri.

"Sindy," panggil Laya saat melihat Sindy sih pelayan rumah itu turun dari lantai dua.

"Iya nyonya?"

"Keadaan Zua gimana, udah baikan?"

"Sudah nyonya. Pas saya turun ambilin piring bekas makannya, saya lihat nona Zua ketiduran." jawab Sindy. Laya mengangguk-angguk.

"Ya sudah, kamu boleh pergi sekarang." katanya.

"Baik nyonya." Sindy menunduk hormat lalu berbalik. Saat ia berbalik, dirinya berpapasan dengan Leon dan Dante yang datang dari arah pintu depan. Gadis itu membungkuk hormat pada kedua tuan muda rumah itu dan buru-buru menghilang ke dalam dapur.

"Mama," Leon sudah duduk disamping mamanya, sedang Dante memilih duduk di dekat Narin. Laya tidak menghiraukan panggilan sang putra sulung, lebih fokus pada belanja onlinenya. Tapi Leon tidak seperti adiknya Narin yang suka ngambek kalau dicuekin.

"Kak Dante nggak kerja?" tanya Narin.

"Ada. Nanti siang." sahut pria berparas setengah bule itu. Karena mama papanya memang orang bule yang menikah dengan almarhum mama laki-laki itu. Mama Dante, putri kandung satu-satunya keluarga Barasta sudah lama meninggal karena kecelakaan.

Dulu Dante ikut papanya tinggal di luar negeri. Tapi saat tumbuh dewasa, pria itu lebih memilih pindah ke Indonesia dan tinggal bersama sang kakek dan keluarga lainnya. Dia bekerja di perusahaan ayahnya. Mereka sama-sama memiliki jabatan tinggi namun di perusahaan yang berbeda.

"Kalau begitu, kita jalan-jalan ke mall yuk." ajak Narin kemudian. Dante tertawa pelan mendengarnya. Begitupun dengan Leon.

"Narin, sekarang baru jam sepuluh pagi. Memangnya kamu nggak kesibukan lain selain ke mall? Ajaknya sih Dante lagi." Narin langsung melemparkan tatapan membunuh pada sang kakak.

"Biarin, ye!"

"Asal kamu tahu, kak Dante kamu ini sudah sangat capek karena lembur semalaman. Jangan bikin dia tambah capek karena temenin kamu ke mall." kata Leon lagi. Apalagi Narin maunya sangat banyak. Kalau gadis itu masuk mall, rasanya ia mau membeli semua isi dalam toko itu. Leon menggeleng-geleng tidak habis pikir, padahal barangnya sudah sangat banyak. Tapi tidak puas-puas juga.

"Maaf ya Rin, lain kali saja aku temenin." ujar Dante kemudian bangkit dari sofa. Matanya berhenti ke wanita yang paling dewasa antara mereka.

"Tante, aku naik dulu ya." katanya. Laya mengangguk.

"Iya, kamu istirahat yang benar Dante." lalu mereka melihat pria itu naik tangga dan menghilang dalam sekejap.

Dante sempat berhenti sebentar ke kamar sebelahnya dan memikirkan sesuatu, entah apa yang pria itu pikirkan. Ia menatap kamar tersebut cukup lama dengan wajah misterius, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

Aurora

Aurora

pasti dante jadi perhatian sama zua,dan ganra lama² cemburu,mana kamar mereka sama² dilantai 2 dan berderet lagi posisinya,makin seru aja nanti

2025-01-10

3

Sleepyhead

Sleepyhead

Gua penasaran sama Dante, apakah Dante nanti Akan welcome pada Zua.. atau he had a flings to Zua...

2025-01-10

2

mang tri

mang tri

pindah kk aja km narin jadi anaknya tante dian , jadi sepaket ibu dan anak semuanya nyebelin 🤭

2025-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!