Ep 3 Ganra mabuk

Ganra meneguk segelas wine. Habis pertemuan keluarga yang melelahkan dan menguras emosinya tadi, kini ia berada di sebuah bar yang biasa ia kunjungi. Ia ingin menenangkan diri dengan minuman. Pria itu merasa tidak berguna karena tidak bisa melawan perintah kakeknya. Tidak bisa menolak perjodohan itu. Sialan, ia paling benci dengan hidupnya yang begitu membosankan. Ia merasa selama dia hidup, dirinya selalu dikekang dan hidup dalam tekanan. Kalau tidak oleh kakek dan papanya, pasti mamanya. Mereka selalu mau dia hidup seperti yang mereka inginkan, tanpa menanyakan apa pendapatnya.

Seperti halnya menikah. Lagi-lagi dia yang harus berkorban, menikahi perempuan yang sama sekali tidak dia kenal. Dan yang bodohnya lagi, dia sama sekali tidak bisa melawan sang kakek. Akhirnya yang bisa pria lakukan adalah, melampiaskan semua kekesalannya dengan minum-minum.

"Segelas lagi." ucap pria itu.

"Tampaknya kau ada masalah," kata sih bartender sekaligus temannya. Namanya William. Selama bersahabat dengan Ganra, ia lihat lelaki itu selalu tertekan.

"Aku akan menikah," gumam Ganra lalu tersenyum sinis. Matanya sesekali tertutup, menandakan bahwa dia sudah mabuk. William menatapnya kaget.

"Menikah? Memangnya ada wanita yang kau sukai? Siapa wanita beruntung itu?" pria itu berseru semangat. Tapi aneh, kalau mau menikah kenapa laki-laki di depannya ini malah terlihat tidak senang? Harusnya dia bahagia kan?

"Masih anak kecil. Dadanya saja baru tumbuh. Hah!" Ganra mendengus keras. Ia sempat mengamati penampilan Zua tadi, dan di matanya gadis itu memang masih anak-anak. Bagaimana dia bisa menikahi anak-anak? Laki-laki dewasa sepertinya, yang wanita seksi saja tidak bisa membangkitkan gairahnya, apalagi gadis kecil yang delapan tahun lebih muda darinya.

"Apa kakekmu berulah lagi dengan menjodohkanmu?" tanya William kemudian.

Ganra tidak menjawab. Tapi senyum miringnya sudah mewakili jawabannya. William menghembuskan napas panjang dan menatap pria itu iba. Kasihan sekali nasib sahabatnya yang satu ini. Hanya statusnya saja yang pewaris perusahaan terbesar di kota itu, tapi hidupnya penuh tekanan di akibatkan oleh keluarganya sendiri.

Habis minum-minum William menelpon Leon, sepupu Ganra untuk menjemput laki-laki yang sudah mabuk berat itu. Saudara Ganra yang satu ini memang paling setia pada Ganra.

"Astaga, kau sudah mabuk berat. Bagaimana kalau ketahuan tante Dian? Memangnya kau tidak bosan diceramahi terus apa?" celetuk Leon. Untung malam-malam begini semua orang sudah tidur. Jadi ia tidak perlu takut ada yang melihat sepupunya ini saat pria itu mabuk berat. Biasanya kalau Narin, adiknya yang lihat, gadis itu akan langsung melapor ke tante Dian. Tapi ini sudah tengah malam, pasti sudah tidak ada yang bangun. Apalagi Narin.

"Aku kepanasan," gumam Ganra di sela-sela mabuknya. Kebetulan mereka melewati kolam renang yang berada di lantai dua. Leon yang memapah tubuh besar Ganra merasa kewalahan, ia akhirnya melepaskan sepupunya dan membiarkan pria itu berjalan ke arah kolam.

Ternyata ada orang lain yang duduk di tepi kolam itu. Leon mengamatinya dari jauh. Tidak mungkin Narin, mamanya, atau tante-tantenya akan duduk bersantai di pinggir kolam malam-malam begini. Ini sudah tengah malam, mana mereka berani coba.

Leon terus menatap lurus ke depan. Semakin dekat dia berjalan, sosok itu makin jelas. Oh, itu adalah sih anggota keluarga baru. Calon istrinya Ganra. Leon mengakui keberaniannya menyendiri di tempat remang-remang tengah malam begini.

"Zua, apa yang kau lakukan di sini?" gumam Leon pelan. Meski tidak ada yang seorangpun yang akan mendengarnya kalau dia bersuara keras, ia tetap memilih memelankan suaranya. Pria itu menatap gadis didepannya dengan heran. Zua menoleh. Ia melirik Leon sebentar lalu berpindah ke sosok yang berdiri tiga meter di belakang pria itu.

Ganra.

Zua masih ingat jelas nama calon suaminya. Keningnya berkerut. Sepertinya pria itu mabuk.

"Jangan hiraukan dia. Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa belum tidur dan menyendiri di sini?" Leon menatap gadis itu lurus.

"Aku nggak bisa tidur, ingin cari udara segar." sahut Zua. Leon tertawa.

"Cari udara segar? Di sini? Yang ada kamu malah masuk angin. Sebaiknya kau masuk sekarang. Jangan sampai sakit karena masuk angin." ujar Leon. Dia yang paling dewasa dan ramah di antara Ganra dan Danta. Padahal dia yang paling muda. Mungkin sifatnya menurun dan mamanya yang rendah hati dan ramah.

"Bagaimana dengan dia?" Zua menunjuk Ganra. Pria itu sedang berdiri membelakangi mereka.

"Dia mabuk, tapi tenang saja ada aku." sahut Leon. Zua mengangguk lalu berdiri dan berjalan hendak meninggalkan kolam.

Tapi sebelum berhasil pergi dari situ, tangannya tiba-tiba di raih oleh Ganra.

"Oh, siapa ini? Aku mengenali wajahmu." gumam Ganra dalam mabuknya. Sesekali matanya tertutup, khas orang mabuk pada umumnya. Zua berusaha bersikap tenang. Dan Ganra membuka matanya lagi. Kali ini ia memajukan kepalanya ke depan wajah Zua.

Sangat dekat hingga Zua bisa merasakan napas pria itu yang berbau alkohol. Refleks Zua mundur. Ia tidak suka mencium bau alkohol, tidak suka dengan laki-laki yang suka mabuk-mabukan. Ia sangat benci aroma alkohol.

"Anak kecil, calon istriku." gumam Ganra di depan wajah Zua. Lalu pria itu tertawa merendahkan

Anak kecil?

Zua kesal dibilang anak kecil, tapi ia berusaha tidak menanggapi karena tahu lelaki itu sudah mabuk berat.

Ia ingin segera pergi dari situ, namun tangannya masih digenggam kuat oleh lelaki itu.

"Kau mabuk, lep ... Lepaskan aku."  Zua berusaha melepaskan diri. Pandangannya berpindah ke Leon, seolah meminta bantuan pria itu. Mata Ganra kini fokus ke bagian dada Zua yang tertutupi kaos longgar. Pria itu kembali tersenyum remeh.

"Aku masih tidak percaya akan menikahi seorang gadis kecil yang dadanya bahkan belum tumbuh."

Perkataan tersebut sukses membuat mata Zua melotot. Ia malu karena mata Ganra terus menatap ke arah dadanya, dan kesal karena perkataan pria itu. Dadanya belum tumbuh? Enak saja. Belum lihat saja pria itu kalau dia pakai baju ketat.

Lelaki ini sangat menyebalkan. Saat sadar, ia sangat angkuh dan menyebalkan. Ketika mabuk, jadi suka merendahkan orang lain dan makin menyebalkan. Zua tambah gondok. Nasibnya sangat miris, kenapa kehidupannya yang sederhana tiba-tiba harus berupa begini sih.

"Ahhh!"

Byuur ...

Zua berteriak. Tubuhnya sudah melayang ke dalam kolam renang bersama laki-laki itu. Astaga, apa-apaan! Airnya sangat dingin. Untung airnya tidak dalam. Kalau tidak dia bisa tenggelam karena tidak tahu caranya berenang. Gadis itu segera melepaskan diri dari cengkeraman Ganra dan berusaha naik. Ia tidak tahan dengan rasa dingin yang menembus kulitnya.

Leon yang ikut kaget, buru-buru meraih handuk di dekat situ dan menyodorkannya ke Zua. Ia ikut membantu gadis itu keluar dari kolam.

"Pakai ini. Cepat masuk dan ganti pakaianmu. Biar dia aku yang urus." kata Leon. Zua menatap Ganra sebentar yang masih asyik berlama-lama di dalam kolam, lalu pergi dari situ. Menyebalkan sekali.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Coba zua pake baju ketat pasti sangat seksi dan montok ganra pasti sampai klepek2 dibuatnya enak aja bilang zua gunung kembarnya baru tumbuh....

Ganra sangat putus asa tidak bisa melawan kakeknya/membantah telah dijodohkan dgn zua saking frustasinya mabok berat....

Skrg aja menolak dijodohkan dgn zua nanti lama2 jatuh cinta dan bucin akut stadium akhir....
Jangan bilang punya punya zua baru tumbuh dan msh kecil nanti dah menikmatinya tidak mau berhenti dan kecanduan.....

Terima aja ganra dan zua telah dijodohkan dgn zua demi kebaikan kalian berdua,,, walaupun awal2 penuh drama penolakan kakek barasta tidak mau diganggu gugat keputusan dah fix.....

Lanjut thor.....
sehat selalu...
semangat selalu.....

2025-01-08

5

Aurora

Aurora

puas amat bang ngatainnya,tar kalo udah nikah yakin bisa tahan dan ga jatuh cinta?

2025-01-08

2

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

walupun anak kecil dadaa nya rata belum tumbuh,,dia gadis baik dn lugu,, Kamu pasti jatuh cinta lama lama pada Zua,,Ganra

2025-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!