Ep 2 Menikah?

Zua kaget bukan main. Mamanya baru saja dimakamkan, dan dia harus mendengar berita buruk ini. Ya, menurutnya apa yang baru saja ia dengar adalah berita buruk.

Menikah?

Kata itu mungkin memiliki arti yang bahagia bagi kebanyakan orang. Tapi tidak bagi seorang Zua Claire. Ia tidak merasa bahagia sama sekali. Menikah di usianya yang baru mencapai dua puluh tahun, dengan laki-laki yang baru ia lihat pertama kali, dan memiliki ekspresi wajah sedingin kulkas ini? Tidak, ia tidak mau.

Dia akui laki-laki ini memiliki wajah yang enak sekali dipandang. Tubuh tinggi, atletis dan proporsional, yang pasti idaman semua wanita. Tapi Zua tidak tertarik sama sekali. Kalau boleh pilih, dia akan memilih laki-laki yang terlahir dari keluarga sederhana sama sepertinya.

Laki-laki yang dia kenal, dan memperlakukan wanita dengan penuh kehangatan. Bukan yang  menatapnya dengan tampang permusuhan seperti yang duduk di sebelahnya ini. Dia juga tidak kenal si kakek dan semua orang yang duduk di ruangan ini. Jadi, kenapa dia harus menerima pernikahan ini?

Zua mengangkat wajahnya. Berusaha terlihat santai di depan semua orang. Wajahnya masih bengkak karena menangis seharian ini, mengantarkan kepergian sang mama.

"Maaf, tapi aku tidak mengenal kalian semua. Aku tidak bisa menerima pernikahan ini. Tidak mungkin aku menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal." Zua mendengar gadis cantik yang berpenampilan bak putri raja itu dan wanita dewasa yang duduk disampingnya menertawainya. Mereka langsung terdiam ketika kakek Barasta melemparkan tatapan tajamnya.

Kakek tua itu kembali menatap Zua.

"Kamu memang belum mengenal kami Zua. Tapi itu tidak penting. Kau akan segera mengenal kami setelah tinggal bersama di rumah ini. Masalah menikah, kamu tidak bisa membatalkannya semaumu. Ini adalah permintaan ibumu sendiri. Keluarga kami memiliki hutang nyawa terhadap ibumu, karena itu pernikahanmu dan cucuku tetap akan  dilangsungkan. Kalau tidak ibumu tidak akan tenang di alam sana, juga aku dan keluarga ini akan terus di kejar oleh rasa berhutang." kata sih kakek panjang lebar.

Zua mengerutkan kening. Hutang nyawa? Apa sebenarnya yang dimaksud oleh kakek-kakek ini? Kenapa mereka berhutang nyawa pada mamanya? Dan pernikahan ini, benarkah itu adalah permintaan mamanya? Ia tidak mengerti.

"Hutang?"

"Biarkan aku saja yang menjelaskan." pandangan Zua berpindah ke seorang pria dewasa lainnya di ruangan itu. Pria itu terlihat ramah dari caranya menatap dan gayanya berbicara.

"Jadi begini, mama kamu adalah salah satu perawat di rumah sakit yang merawat kakak kami. Anak sulung di keluarga ini. Saat mama kamu tahu dia menderita kanker payudara stadium akhir, ia datang pada ayah kami dan meminta agar ayah kami merawat dan menikahkan putrinya dengan salah satu cucu di keluarga ini. Dengan imbalan, jantungnya akan dia donorkan pada kakak kami yang kebetulan membutuhkan jantung itu. Kamu tidak tahu karena mama kamu merahasiakan semuanya darimu. Hanya keluarga kami dan mama kamu yang tahu." jelas pria dewasa itu. Anak kedua di keluarga Barasta. Orang-orang memanggilnya tuan Marfil.

Otak Zua makin penuh. Jadi begitu ceritanya. Ia sedikit kecewa karena mamanya menyembunyikan fakta ini, tapi bagaimana ia bisa marah di saat semua yang dilakukan mamanya adalah untuk kebahagiaannya. Setidaknya menurut mamanya seperti itu.

Kepalanya pusing. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Ketika menatap ke samping, laki-laki yang duduk disebelahnya balas menatapnya dengan tatapan mematikan. Ia pun cepat-cepat memalingkan wajahnya ke arah lain. Lihat, bagaimana dia bisa menikah dengan laki-laki macam itu?

"Karena kakak kami sudah menerima donor jantung itu, maka saatnya kami melakukan bagian kami. Membawamu untuk menjadi bagian dari keluarga ini." lanjut tuan Marfil.

"Menikah dengan cucuku. Kau tidak bisa menolak. Aku yakin mamamu menginginkan ini. Karena ini yang terbaik untuk masa depanmu." tambah kakek Barasta tegas.

Zua menutup matanya dalam-dalam. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Bisakah dia berkata tidak? Dia berharap semua ini hanya mimpi.

"Sudah terima saja, jangan sok jual mahal. Lagian yang untung juga kamu. Dapat cowok kaya dan tampan kayak kak Ganra. Dalam hati juga pasti kamu senang." ujar gadis bergaya putri itu.

"Narin, jangan bicara sembarangan." tegur perempuan cantik berusia di pertengahan tiga puluhan, namanya Laya. Mamanya Narin. Satu-satunya cucu perempuan di keluarga Barasta. Narin langsung diam, mamanya memang sosok yang baik hati dan hangat, tapi akan menakutkan kalau dia marah. Jadi Narin takut membantah.

"Baiklah, sekarang kamu istirahat dulu. Kamu pasti lelah seharian ini. Kamarmu sudah disiapkan di rumah ini. Tapi itu hanya kamar sementara. Kamu akan segera pindah ke kamar Ganra setelah kalian menikah nanti." kata kakek Barasta. Mendengar kata menikah sungguh membuat Zua ingin melarikan diri saja dari rumah besar nan megah ini.

"Ingat Zua, mulai hari ini kamu adalah salah satu anggota keluarga Barasta. Jadi jangan coba-coba melarikan diri." tambah sih kakek lagi lalu ia memanggil nama sih asisten rumah tangga. "Mirna,"

"Iya tuan besar."

"Antarkan cucu menantu saya ke kamarnya."

"Baik. Ayo nona." Mirna membantu Zua berdiri. Gadis itu sudah sangat kelelahan. Ia hampir terjatuh kalau Ganra tidak segera menahannya.

Untuk pertama kalinya kulit mereka saling bersentuhan. Ganra memegangi tangan gadis itu. Dan Zua malu seketika, meratapi kebodohan yang dia lakukan didepan banyak orang.

Gadis itu cepat-cepat melepaskan genggaman Ganra dan ganti memegangi bi Mirna. Ia sangat malu dan merutuki dirinya sendiri. Pasti pria tadi akan berpikir kalau dirinya sengaja mau mencari perhatian. Padahal ia memang sedang pusing.

"Lihat penampilannya, astaga kampungan sekali. Kakek yakin mau jodohin dia sama kak Ganra?" cetus Narin lagi setelah bi Mirna dan Zua menghilang dibalik tangga.

"Narin, sudah mama bilang jaga mulut kamu." ujar Laya kembali menatap tajam putrinya. Narin hanya bisa manyun.

"Penampilan bisa di ubah. Laya,"

"Iya pa?"

"Kamu akan bertugas mengubah penampilan Zua. Jangan sampai ada yang menghina cucu menantuku karena penampilannya."

"Baik." sahut wanita cantik itu. Di antara mereka semua ada sosok wanita cantik lain yang tampaknya tidak begitu senang.

Dia adalah nyonya Dian. Wanita berumur pertengahan 40-an, mama kandungnya Ganra. Sejujurnya wanita itu keberatan putranya akan dinikahkan dengan gadis sederhana itu. Ia ingin Ganra mendapat wanita terhormat dan berkelas, bukan yang biasa-biasa saja seperti Zua tadi. Umurnya juga masih sangat muda. Dian ingin putranya menikah dengan wanita dewasa, setidaknya memiliki umur yang sama dengan Ganra dua puluh delapan tahun. Tapi apa boleh buat, di rumah ini ia tidak bisa membantah ayah mertuanya. Itu berlaku bagi mereka semua.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Zua sangat menolak dijodohkan dgn ganra laki2 sangat dingin dan datar dan pertama kl ganra melihat zua tatapan permusuhan....

Pandangan pertama kl ganra kezua permusuhan suatu saat nanti jatuh cinta dan bucin akut sering bersama akan tumbuh benih2 cinta....

Semangat2 zua jalanin aja dulu dan itu semua demi kebaikanmu mamamu menitipkanmu pd keluarga barasta....

Sabar ya zua menghadapi camermu kayaknya tidak suka sm kamu dan zua hrs bs meluluhkan hati ganra dan camer akan menerimamu....

Lanjut thor....
semangat sll dan sehat sll......

2025-01-07

5

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

kayak apa gak bingung,Zua?? disaat berduka kehilangan ibunya,,tiba2 dia dibawa masuk ke dlm keluarga kaya,yg notabene nya dia GK kenal samasekali

2025-01-07

1

Delvyana Mirza

Delvyana Mirza

Lanjuut kak,Yang tenang Zua menghadapi keluarga baru mu ya,ada koq yamg sayang ma kamu Zua ,

2025-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2 Ep 2 Menikah?
3 Ep 3 Ganra mabuk
4 Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5 Ep 5 Tidak rela
6 Ep 6 Tidak sengaja menguping
7 Ep 7 Pengen pulang
8 Ep 8 Aku bukan anak-anak
9 Ep 9 Berencana kabur
10 Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11 Ep 11 Kantor Ganra
12 Ep 12 Bunga Dwiyani
13 Ep 13 Segera menikah
14 Ep 14 Kabur lagi
15 Ep 15 Sindiran Dian
16 Ep 16 Ganra tengil
17 Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18 Ep 18 Calon istriku
19 Ep 19 Berbagi air liur juga
20 Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21 Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22 Ep 22 Burung
23 Ep 23 Sinting!
24 Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25 Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26 Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27 Ep 27 Truth or Dare
28 Ep 28 Ciuman pertama
29 Ep 29 Mimpi Ganra
30 Ep 30 Minum milikku saja
31 Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32 Ep 32 Dasar mesum
33 Ep 33 Ciuman kedua
34 Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35 Ep 35 Bulan madu?
36 Ep 36 Menikah
37 Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38 Ep 38 Perkara bra
39 Ep 39 Perjalanan bulan madu
40 Ep 40 Ingin main
41 Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42 Ep 42 Foreplay
43 Ep 43 Foreplay 2
44 Ep 44 Gol
45 Ep 45 Bermain lagi
46 Ep 46 Mau aku mandikan?
47 Ep 47 Kabar buruk
48 Ep 48 Pulang
49 Ep 49 Pemakaman
50 Bab 50 Kekacauan
51 Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52 Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53 Bab 53 Cemburu
54 Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55 Bab 55 Kembali ke kampus
56 Bab 56 Kantor
57 Bab 57 Rencana jahat Bunga
58 Bab 58 Paparazzi?
59 Bab 59 Perintah ibu mertua
60 Bab 60 Mengobati Dante
61 Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62 Bab 62 Ganra cemburu
63 Bab 62 Ganra cemburu
64 Bab 63 Kekesalan Bunga
65 Bab 64 Cemburu lagi
66 Bab 65 Main di kantor
67 Bab 66 Butik
68 Bab 67 Bunga si tukang caper
69 Bab 68 Zua cemburu
70 Bab 69 Main lagi
71 Bab 70 Gosip tentang Bunga
72 Bab 71 Main berlima
73 Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74 Bab 73 Mual
75 Bab 74 Hamil
76 Bab 75 Tidak sengaja nguping
77 Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78 Bab 77 Hukuman
79 Bab 78 Acara kantor
80 Bab 79 Kesal pada Bunga
81 Bab 80 peringatan Ganra
82 Bab 81 Masalah Narin
83 Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84 Bab 83 Pemutusan kontrak
85 Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86 Bab 85 Makan di pinggir jalan
87 Bab 86 Saling menggoda
88 Bab 87 Perubahan ibu mertua
89 Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90 Bab 89 Memeriksa cctv
91 Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92 Bab 91 Di manjakan istri
93 Bab 92 Positif HIV
94 Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95 Bab 94 Interogasi
96 Bab 95 Bunga makin nekat
97 Bab 96 Apa-apaan ini?
98 Bab 97 TOLONG!
99 Bab 98 bertahanlah
100 Bab 99 Kepanikan Ganra
101 Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Ep 1 nyonya muda keluarga Barasta?
2
Ep 2 Menikah?
3
Ep 3 Ganra mabuk
4
Ep 4 Jangan terlalu membencinya
5
Ep 5 Tidak rela
6
Ep 6 Tidak sengaja menguping
7
Ep 7 Pengen pulang
8
Ep 8 Aku bukan anak-anak
9
Ep 9 Berencana kabur
10
Ep 10 Ukuranku terlalu besar
11
Ep 11 Kantor Ganra
12
Ep 12 Bunga Dwiyani
13
Ep 13 Segera menikah
14
Ep 14 Kabur lagi
15
Ep 15 Sindiran Dian
16
Ep 16 Ganra tengil
17
Ep 17 Kau tidak pakai bra?
18
Ep 18 Calon istriku
19
Ep 19 Berbagi air liur juga
20
Ep 20 Berendam air panas atau berenang?
21
Ep 21 Yang merah terlalu seksi
22
Ep 22 Burung
23
Ep 23 Sinting!
24
Ep 24 Kau sudah tahu ukurannya kan?
25
Ep 25 Pakai sendiri atau aku pakaikan?
26
Ep 26 Kau lebih diperlukan di sini
27
Ep 27 Truth or Dare
28
Ep 28 Ciuman pertama
29
Ep 29 Mimpi Ganra
30
Ep 30 Minum milikku saja
31
Ep 31 Kau yakin bilang aku bocah?
32
Ep 32 Dasar mesum
33
Ep 33 Ciuman kedua
34
Ep 34 Aku tidak suka berbagi
35
Ep 35 Bulan madu?
36
Ep 36 Menikah
37
Ep 37 Aku tidak akan menggigit
38
Ep 38 Perkara bra
39
Ep 39 Perjalanan bulan madu
40
Ep 40 Ingin main
41
Ep 41 Kau tidak bisa menyentuh anak-anak
42
Ep 42 Foreplay
43
Ep 43 Foreplay 2
44
Ep 44 Gol
45
Ep 45 Bermain lagi
46
Ep 46 Mau aku mandikan?
47
Ep 47 Kabar buruk
48
Ep 48 Pulang
49
Ep 49 Pemakaman
50
Bab 50 Kekacauan
51
Bab 51 Kau mencintai Ganra?
52
Bab 52 Jangan menyalahkan siapa-siapa
53
Bab 53 Cemburu
54
Bab 54 Apa kau mencintaiku?
55
Bab 55 Kembali ke kampus
56
Bab 56 Kantor
57
Bab 57 Rencana jahat Bunga
58
Bab 58 Paparazzi?
59
Bab 59 Perintah ibu mertua
60
Bab 60 Mengobati Dante
61
Bab 61 Kau mau tahu rahasiaku?
62
Bab 62 Ganra cemburu
63
Bab 62 Ganra cemburu
64
Bab 63 Kekesalan Bunga
65
Bab 64 Cemburu lagi
66
Bab 65 Main di kantor
67
Bab 66 Butik
68
Bab 67 Bunga si tukang caper
69
Bab 68 Zua cemburu
70
Bab 69 Main lagi
71
Bab 70 Gosip tentang Bunga
72
Bab 71 Main berlima
73
Bab 72 panggilan dari kantor polisi
74
Bab 73 Mual
75
Bab 74 Hamil
76
Bab 75 Tidak sengaja nguping
77
Bab 76 Jangan coba-coba Claire
78
Bab 77 Hukuman
79
Bab 78 Acara kantor
80
Bab 79 Kesal pada Bunga
81
Bab 80 peringatan Ganra
82
Bab 81 Masalah Narin
83
Bab 82 Berita gembira untuk keluarga
84
Bab 83 Pemutusan kontrak
85
Bab 84 Habis perempuan itu, giliranmu
86
Bab 85 Makan di pinggir jalan
87
Bab 86 Saling menggoda
88
Bab 87 Perubahan ibu mertua
89
Bab 88 Sejak kapan kalian dekat?
90
Bab 89 Memeriksa cctv
91
Bab 90 Kalau aku pijitin di sini?
92
Bab 91 Di manjakan istri
93
Bab 92 Positif HIV
94
Bab 93 Rencana menghancurkan Zua
95
Bab 94 Interogasi
96
Bab 95 Bunga makin nekat
97
Bab 96 Apa-apaan ini?
98
Bab 97 TOLONG!
99
Bab 98 bertahanlah
100
Bab 99 Kepanikan Ganra
101
Bab 100 Siapa yang melakukan ini?
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!