Seperti yang dikatakan laki-laki itu, jika pagi ini Katarina harus ikut dengannya menuju ke suatu tempat yang sama sekali belum di ketahui oleh Katarina, setelah mereka berdua pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan Katarina entah itu dari alat reproduksinya maupun penyakit menular yang mungkin saja Katarina miliki. Dan hasil yang mereka dapatkan sesuai dengan harapan jika kesehatan Katarina aman, tak ada kendala pada alat reproduksinya maupun kesehatan tubuhnya.
Dan kini mereka kembali menempuh perjalanan ke suatu tempat dengan ditemani keheningan selama perjalanan. Hingga mobil yang keduanya tumpangi memasuki sebuah rumah berlantai dua yang terlihat sangat mewah dengan gaya Eropa modern yang tampak sangat menarik minat Katarina. Wanita itu bahkan sampai terkagum-kagum melihatnya.
"Keluarlah jika kamu tidak mau aku kunci di dalam mobil ini," ucapan ketus nan dingin menyadarkan Katarina dari kekagumannya tadi. Ia buru-buru turun dari mobil, lalu mengikuti langkah kaki laki-laki yang sampai saat ini tak ia ketahui namanya tersebut menuju ke pintu utama yang terdapat dua penjaga di samping kanan dan kirinya.
Baru juga pintu di buka oleh salah satu penjaga, keduanya langsung disambut dengan suka cita oleh seorang wanita yang berdiri anggun dibalik pintu tersebut.
"Cantik," ucap Katarina dengan mata yang terbuka lebar, terpesona akan kecantikan yang di miliki oleh wanita yang terus menampilkan senyum diwajahnya. Wanita yang terlihat sangat anggun dengan rambut hitam panjangnya yang dihiasi oleh jepit rambut berbentuk pita di belakang kepalanya, ditambah dress berwarna biru muda selutut yang semakin memperindah penampilannya. Katarina bahkan sampai membandingkan penampilannya yang selalu tampil seksi dengan riasan wajah menor, sangat berbanding terbalik dengan sosok wanita di hadapannya saat ini.
Wanita itu yang mendengar pujian dari Katarina, semakin melebarkan senyumnya.
"Terimakasih atas pujiannya. Tapi kamu juga cantik kok. Oh ya, kamu pasti Katarina kan?" Tanyanya yang membuat Katarina mengernyitkan dahinya dengan kepala yang penuh tanda tanya, salah satunya pertanyaannya, darimana wanita di depannya ini tahu jika namanya Katarina? Padahal ia tak pernah mempublikasikan nama aslinya di khalayak ramai dan orang-orang mengenal bahkan memanggilnya dengan sebutan Queen.
Dengan kebingungan atas jawaban dari pertanyaan yang berada di benaknya, Katarina tersenyum canggung namun tak hayal ia menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan dari wanita cantik tersebut. Namun sesaat setelahnya, ia tersadar, jika ada seseorang di balik wanita itu yang pastinya akan mencari tahu terlebih dahulu seluk beluk dirinya. Dan orang itu adalah laki-laki yang membawanya ke rumah megah yang sudah ia pastikan rumahnya sendiri.
"Kenalkan aku, Sabrina. Kamu tau Katarina, aku benar-benar sangat bahagia saat suamiku mengatakan jika akan membawa kamu kesini," ujar Sabrina yang saat ini telah merangkul pundak Katarina dan membawanya semakin memasuki rumah berlantai dua tersebut.
Sedangkan Katarina, ia mengerutkan keningnya. Apa katanya tadi? Suami? Siapa yang dimaksud suami oleh Sabrina? Jangan-jangan?
Katarina menolehkan kepalanya kearah laki-laki yang membawanya ke rumah tersebut yang tampak acuh kepadanya. Bahkan tatapan mata laki-laki itu terus tertuju kearah Sabrina.
"Su---Suami?" Sabrina menganggukkan kepalanya.
"Ya, Brendan adalah suamiku, kami sudah menikah selama 5 tahun. Apa suamiku itu tidak menceritakan tentangku kepadamu?" Katarina meringis sembari menggelengkan kepalanya.
"Manusia itu memang huh," ucap Sabrina dengan helaan nafas sebal, tatapan matanya pun langsung melotot kearah suaminya yang memilih memutar tubuhnya menuju ke lantai dua.
"Dia memang sangat dingin dan irit bicara jika dengan orang lain jadi tolong di maklumi saja ya. Oh ya, ruangan ini akan menjadi kamarmu mulai sekarang. Dan aku harap kamu menganggap rumah ini seperti rumahmu juga. Buatlah dirimu nyaman agar betah tinggal disini." Sabrina menepuk pelan salah satu pundak Katarina yang sempat terbengong. Entah apa yang tengah wanita itu pikirkan, Sabrina tidak tahu.
"Aku tinggal dulu ya. Enjoy Katarina," ucap Sabrina sebelum meninggalkan Katarina di dalam kamar itu sendirian.
Katarina yang ditinggalkan kini merebahkan tubuhnya di atas kasur, tatapannya pun menerawang kearah langit-langit kamar.
"Jadi nama laki-laki itu Brendan. Nama yang sangat menarik sama seperti wajahnya. Tapi tunggu, Sabrina tadi bilang jika Brendan adalah suaminya lalu jika memang benar mereka suami-istri, kenapa Brendan menyewaku sekaligus menyewa rahimku? Lalu apa gunanya Sabrina sebagai istrinya? Bukankah sepasang suami-istri itu sudah selayaknya memadu kasih, berhubungan hingga menghasilkan keturunan? Tapi kenapa mereka tidak melakukan itu saja daripada menyewa orang lain yang justru akan menghambur-hamburkan uang? Dan kenapa Sabrina juga memperbolehkan suaminya sendiri melakukan hubungan badan dengan wanita lain? CK, jika aku menjadi Sabrina, aku mana sudi memberikan izin suamiku berhubungan dengan wanita lain, bahkan aku tidak sudi jika kulit suamiku di sentuh seujung kuku pun dengan wanita lain. Tapi Sabrina ini kenapa sangat berbeda dari banyaknya para istri diluar sana yang sangat protektif dengan suaminya? Ada apa dengan hubungan mereka sebenarnya? Apakah mereka merupakan korban perjodohan yang mana pernikahan mereka tidak berlandaskan cinta dan hanya sebuah keterpaksaan sehingga mereka tidak menginginkan hubungan badan tapi karena di tuntut memiliki seorang anak, menyewa rahim dari wanita lain menjadi solusi mereka?" Katarina tampak bergelut dengan pikirannya sendiri dengan jari telunjuk yang kini mengetuk-ngetuk dagunya, tanda jika ia tengah berpikir keras.
Katarina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku rasa tidak seperti itu. Dilihat dari tatapan mata Brendan tadi, sepertinya mereka menikah karena cinta. Tapi jika memang tebakanku salah, lalu alasan mereka menyewa rahimku kenapa? Apa jangan-jangan Sabrina tidak mau mengandung lagi? Arkhhh pusing!" Erang Katarina sembari mengacak-acak rambutnya sendiri. Ia cukup frustasi hanya karena memikirkan alasan sepasang suami-istri yang telah menyewa rahimnya itu.
...****************...
Sedangkan disisi lain, Sabrina mendekati sang suami yang saat ini tengah berdiri di balkon kamar mereka. Dengan senyum yang merekah, ia memeluk tubuh suaminya dari belakang. Pelukan itu tampak begitu erat dan hangat.
"Terimakasih karena kamu sudah membawanya kesini. Aku yakin setelah ini rencana kita akan berhasil, tinggal kamu yang harus berjuang dan aku akan selalu mendoakan semoga rencana kita berjalan dengan lancar hingga kita mendapatkan seorang bayi yang akan melengkapi rumah tangga kita berdua," ucap Sabrina yang membuat Brendan kini memutar tubuhnya hingga ia berhadapan dengan sang istri tercinta.
"Kenapa kamu sangat yakin jika rencanamu itu akan berhasil? Bagaimana jika tidak?" Tanya Brendan dengan mengusap lembut pipi Sabrina.
"Aku ingin seorang bayi, sayang. Jadi aku mohon kamu bisa mengabulkannya. Bukankah kamu sudah berjanji akan membuatku senang dan bahagia selamanya?"
"Aku memang menjanjikan kebahagiaan dan kesenangan untukmu, tapi bukan dengan cara seperti ini juga, Sayang. Aku, aku benar-benar tidak sanggup," ucap Brendan dengan kepala yang ia sandarkan di bahu sang istri.
"Tapi aku menginginkan seorang bayi dari darah dagingmu sendiri. Aku menginginkan hal itu untuk kebahagiaanku bahkan untuk kebahagiaan semua orang yang sangat berarti dihidup kita. Aku mohon sayang, aku benar-benar memohon kepadamu untuk mengabulkan permintaanku ini. Demi aku, demi orang-orang itu dan demi hubungan kita. Aku mohon," ujar Sabrina penuh permohonan. Walaupun didalam hatinya ia tak pernah ikhlas jika suaminya yang paling ia cintai akan berhubungan dengan wanita lain. Tapi ia tak boleh egois, ia harus bisa mengesampingkan rasa sakit dan tak rela yang berkecamuk di dalam hatinya, jika dirinya tak mau terjadi hal-hal yang tak ia inginkan terjadi di dalam hubungan rumah tangganya di masa depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Radya Arynda
semogah saja nanti laki2 dungin itu jatuh cinta sama katrina sampai jungkir balik,,,mekipun demi uang tapi perjuangan seorang ibu berat..semangaaaat caaantik💪💪💪💪💪
2025-01-08
3
Hany
seperti nya memang Sabrina gak bisa kasih keturunan buat Brendan,tp orang tua Brendan , menginginkan cucu/keturunan dr Brendan sebagai pewaris,tp sepertinya istri Brendan ini orangnya licik,semoga dugaanku salah ya thoor 😁
2025-01-13
2
Elizabeth Zulfa
5th blm diberi momongan udah nyerah dan putus asa...sampai2 nyuruh suaminya nyari rahim sewaan....emang si Sabrina mandul??
2025-01-08
2