Mainan Baru

Sepanjang jam kerja berlangsung pun, Maya tak pernah tidak tersenyum. Melihat layar computer pun selalu senyum-senyum sendiri. Sedikit-dikit tangannya menopang dagu sambil berkhayal sendiri. Teman-teman se-ruangan nya pun pada berbisik-bisik. Ada apa dengan Maya? Bahkan bedaknya ditempatkan di atas meja seharian tidak dimasukkan ke dalam tasnya lagi.

"May, lu gak papa kan? Lagi mabok atau salah minum obat? Kayaknya lagi hepi level akut ya?" tanya Lina, teman sebelah meja Maya.

"Hmm...adaaa deh.....kasih tau gak yaa? Ups jangan deh yang ada nanti kalian pada ngiri ma gue," jawab Maya.

"Idih...kepedean lu May..May. Paling lu dapat cowok baru kan?" tebak Lina.

"Hampir tepat," jawab Maya.

"Kok ada hampirnya segala sih?" tanya Lina.

"Karena memang belum gol 100% Lin..ntar deh kalau udah sukses gue bakal traktir klian pada," terang Maya.

"Asal yang bener aja kali ini cowoknya May, jangan kayak yang kemarin-kemarin. Ganteng juga kagak yang ada malah morotin lu." lanjut Lina.

"Tenang aja deh..kali ini bener-bener ciamik. Tapi ini bakal rahasia gue. Yang penting kalian tau beres deh..oke gak?" janji Maya.

"Iya..iya....percaya deh kan lu dewi penakluknya para pria," kata Lina.

"Nah, tuh tau sendiri..hehe," jawab Maya.

Tak terasa jam pulang kantor yang ditunggu-tunggu pun tiba. Semua karyawan bersiap-siap pulang. Maya pun tak lupa memoles bedak dan lipstiknya berulang-ulang lagi dengan begitu menggoda.

Kring...kring...kring...

"May, tunggu langsung di parkiran ya.. Saya keluar sekarang," suara Andy menelepon.

"Baik pak, saya keluar sekarang," jawab Maya.

Tak sampai 5 menit menunggu, Maya akhirnya bertemu Andy.

"Ayo masuk," perintah Andy.

"Iya pak," Maya menurut.

Seperti yang lalu, Andy memasangkan seat belt Maya. Aroma parfum Andy membuat jantung Maya berdetak cepat. Tak lama Andy pun menjalankan mobilnya menuju Sari Club yang berjarak 2 kilometer dari kantornya. Mereka berdua memasuki club bersama-sama.

"Pak Gunawan ya? Maaf apakah sudah lama menunggu saya?" sapa Andy pada calon customer barunya yang sudah menunggunya di ruangan private paling pojok.

"Oh Pak Andy, tidak pak barusan saja. Mari silakan duduk. Ini dengan mbak siapa?" tanya Gunawan.

"Ini Maya, staf saya khusus yang akan menangani pembelian Bapak nanti," terang Andy.

" I see...baik..baik. Mau minum apa Pak Andy dan mbak Maya?" tanya Gunawan.

"Saya vodka saja...kamu mau juga gak May?" tanya Andy pada Maya.

"Boleh pak," jawab Maya.

Obrolan demi obrolan terlalui sudah. Mereka pun sudah sampai pada kesepakatan akhir. Gunawan fix akan membeli produk yang Andy tawarkan sebesar 2 milyar yang akan dia jual di berbagai cabang tokonya. Bila hasil penjualannya memuaskan dia akan repeat order kepada Andy. Tentu saja Andy sangat senang dengan kesepakatan ini.

5 menit yang lalu Gunawan sudah berpamitan meninggalkan club. Tinggallah mereka berdua saja di ruangan saat ini.

"Saya senang sekali May, akhirnya gol juga malam ini," kata Andy.

"Selamat ya pak, ini salah satu pencapaian gemilang Bapak," kata Maya.

"Saya mau kita rayakan malam ini, mau kan May? Kita tambah vodka nya yuk?" ajak Andy.

"Ok pak, mari bersulang untuk Bapak," Maya yang senang sekali bisa menemani atasannya malam ini menurut saja ajakan Andy.

Sampai di botol ke 3 mereka buka, Andy terlihat masih gagah dan normal. Sedangkan Maya sudah meracau kepanasan.

"Pak, panas nih..tolong bukain donk?" pinta Maya.

"Andy yang menyadari Maya sudah mulai mabuk tersenyum simpul. "Kamu minta apanya yang dibuka May?"

"Semuanya aja pak....saya sudah gak tahan lagi."

Auchhh.....apanya nih yang gak tahan kira-kira ya???

----------BERSAMBUNG------

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***