Maya

"Maya..kamu sudah tidak ada pekerjaan lagi kan?" tanya Andy di suatu sore.

"Tidak ada pak, sebentar lagi saya juga mau pulang. Mau Me-Time," jawab Maya.

"Jangan pulang dulu ya May. Saya masih ada beberapa pekerjaan dan saya ingin minta pendapatmu sebentar saja. Bisakah?" deskk Andy.

"Oh baik pak kalau begitu. Saya tunggu bapak," Maya menuruti.

Batin Andy, "Gotcha!"

"May, kamu kan sudah malang melintang di dunia penjualan online. Menurut kamu kalau salah satu produk terbaru kita dipasarkan online saja dulu atau bersama-sama dengan offline, bagaimana?" tanya Andy.

"Mm..untuk mendongkrak pengetahuan masyarakat tentang produk baru kita saya rasa secara online dulu bagus pak. Bisa dengan berbagai iklan yang berdiri sendiri atau bisa juga memasukkannya ke Production House yang membuat drama-drama yang relevan dengan produk kita. Nanti para pemainnya juga berakting menggunakan produk ini. Atau bahkan kita bisa menjualnya secara live di berbagai platform," papar Maya.

"Bagus itu May. Ide yang sangat bagus," puji Andy.

"Untuk biaya iklan bagaimana May?" tabya Andy lagi.

"Kalau memang mau dibuat iklan kita harus hitung dulu pak biaya produksi berapa, jangan sampai lebih tinggi daripada hasil penjualannya. Dan harus di review berkala mungkin seminggu sekali," jelas Maya."

"Oke, kalau begitu saya mau kamu yang pimpin project penjualan produk baru kita nanti ya. Untuk teknisnya silakan kamu ajukan proposalnya ke saya segera," perintah Andy.

"Baik pak, terima kasih atas kepercayaannya. Segera akan saya ajukan ke Bapak," jawab Maya dengan berbinar-binar. Dia senang sekali akhirnya dipercaya memegang project oleh atasannya setelah satu tahun bekerja di kantor ini.

Dari pembicaraan tentang penjualan produk, mereka melanjutkan pembicaraan lainnya hingga Maya tak sadar Andy membuatnya rileks dan bercerita banyak tentang keluarga dan pribadinya.

"Kamu yakin mau pulang sekarang?" tanya Andy.

"Kalau Bapak sudah selesai dan tidak ada yang ditanyakan lagi, saya mau pulang saja pak," Maya menjawab.

"Saya antar ya. Kos kamu searah dengan rumah saya kan?" tawar Andy memancing.

"Iya sih. Boleh kalau tidak merepotkan Bapak," Maya akhirnya setuju.

Mereka berjalan keluar kantor bersama-sama dan masuk ke dalam mobil Andy.

Di dalam mobil, Maya merasakan perlakuan Andy yang spesial dan lain dari biasanya. Saat dia duduk, Andy dengan sigap membantu memasang seat belt. Saat mengambil seat belt tangan Andy sengaja menyentuh dada Maya. Darah Maya pun seketika berdesir.

"Ups, maaf ya gak sengaja," kata Andy dengan senyum simpul yang dia samarkan.

"Gak papa kok pak, santai saja," jawab Maya.

"Sampai depan kos Andy berlari membukakan pintu untuk Maya keluar dari mobil. Sungguh Maya merasa spesial bersama Andy. Dia tidak menyangka atasannya ini bersikap sangat baik dan perhatian kepadanya. Tapi Maya tidak mau besar kepala dulu. Dia sangat mengagumi sosok Andy yang masih muda, terkenal dingin, tampan, gagah tapi cerdik dalam mengatur strategi penjualan.

"Terima kasih ya pak. Sampai jumpa besok," salam Maya kepada Andy.

"Iya sampai jumpa besok May," jawab Andy. "Dan besoknya lagi..dan seterusnya," imbuh Andy berbisik dalam hati sambil tersenyum miring melihat Maya berjalan menjauh dari mobilnya. "Akan kupastikan malam-malam berikutnya kau akan menemaniku May. Aku tidak rela kau jatuh ke tangan orang lain lebih dulu," tekad Andy.

Permainan gila apalagi yang akan dilakukan Andy ini yaa??

--------BERSAMBUNG--------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!