Apa Salahku?

Di sebuah kamar yang tampak luas, tampak seorang wanita yang sedang duduk di tepi ranjang dengan tatapan lurus ke depan. Seketika kilas balik perlakuan pria kejam itu yang tengah menyiksanya bak seperti kaset rusak yang terus berputar di kepalanya.

Merasa lelah dan sakit yang ada di sekujur tubuhnya membuat Delisa berbaring di atas ranjang. Tak menunggu lama akhirnya Delisa terlelap ke dalam mimpi indahnya.

"Siapa yang menyuruhmu tidur hah?" bentak Albert.

Suara keras itu sontak membangunkan Delisa dari tidurnya. Dia terperanjat kaget mendapati Albert yang sudah berada di dalam kamarnya.

'Ya Tuhan, apalagi ini yang akan dia lakukan padaku?' Delisa

Tak berhenti disitu, langkah lebarnya kembali berjalan mendekati Delisa. Tiba-tiba pria itu menarik kuat tangan Delisa dan menyeret bahkan menghempaskan Delisa hingga tubuh Delisa membentur dinding.

"Awww ...," ringis Delisa menahan sakit saat terbentur dinding.

"Tolong Tuan, lepaskan aku!" seru Delisa tanpa dia sadari buliran bening jatuh membasahi pipinya kala Albert menyeret tubuhnya.

"Hahahaha ... lepas kau bilang? Jangan harap! Justru aku akan semakin menyiksamu," tegas Albert dengan sorot tajam menatap Delisa.

"Lepaskan!" ucap Delisa memberontak saat batas kesabaran nya sudah mulai menyurut.

Delisa sudah tidak tahan lagi dengan segala perbuatan kejam Albert padanya. Delisa pun tak peduli dengan amarah pria itu yang akan meledak seperti lava. Tekadnya sudah bulat untuk melawan Albert, sosok pria dingin dan juga terkenal bengis.

Akan tetapi kekuatan Delisa kalah dengan tangan besar milik Albert. Bahkan pria itu tak mengindahkan sedikit pun ucapan Delisa.

Albert tetap saja menyeretnya hingga menghempaskan tubuh mungil Delisa masuk kedalam kamar mandi. Albert menyalakan shower lalu mengguyur Delisa dengan shower yang telah dia setel dengan mode dingin.

"Arrkkhhh sakit! Tuan, tolong lepaskan aku, aku mohon," pinta Delisa sambil menangis merasakan sakit bekas cambukan dan kedinginan menjalar di sekujur tubuhnya saat Albert mengguyur tubuh Delisa dengan air shower itu.

Albert yang mendengar keluhan Delisa hanya bisa tersenyum devil. Melihat wanita yang dia siksa menderita membuatnya sangat bahagia.

"Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Termasuk melenyapkan mu pun sanggup," bentak Albert kembali menyiram Delisa tanpa ampun karena Delisa terus saja mencoba melawan sambil menangis

"Tuan tolong, hiks ... hiks ... hiks ...."

"Hentikan tangisanmu!" teriak Albert sembari menjambak kuat rambut Delisa hingga membuat gadis itu mendongak menatap Albert.

"Saa ... Sakit," ucap Delisa dengan tubuh yang bergetar. Albert tertawa setelah melepaskan tarikannya pada rambut Delisa.

"Sakit yang kau rasakan tak sebanding dengan rasa sakit ku!" teriak Albert kembali dengan sorot mata iblis menatap Delisa.

Albert mematikan shower ketika melihat sekujur tubuh Delisa yang kini mulai menggigil menahan dingin nya air.

Saat Albert mau berjalan pergi, Delisa melontarkan pertanyaan. Sontak membuat Albert geram dengan tingkah laku Delisa yang berusaha melawannya.

"Apa salahku,Tuan? Sampai kau berbuat jahat dan kejam padaku!" tanya Delisa memberanikan diri.

Albert menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap kembali Delisa. Sorot mata yang memerah menyiratkan sebuah amarah yang ada di raut wajahnya.

PLAK!

Albert menampar Delisa hingga sudut bibir wanita itu mengeluarkan darah. Pria di hadapan Delisa ini sungguh begitu kejam seperti monster.

"Salahmu karena kau telah lahir di dunia ini!" ucap Albert tegas membuat Delisa menoleh ke arahnya.

Seketika keduanya saling beradu pandang.

'Mata itu? Aku merasa familiar dengan manik mata itu.' Delisa

Beberapa saat kemudian Albert terlebih dulu memutus kontak mata. Dengan langkah lebar Albert keluar meninggalkan kamar Delisa.

Setelah kepergian Albert, Bi Mimi pun langsung masuk ke kamar dan mencari keberadaan Delisa. Bibi membuka pintu kamar mandi dan melihat kini Delisa sedang di bawah guyuran shower.

"Non Delisa, apa yang Nona lakukan?" tanya Bi Mimi terkejut.

"Biarkan seperti ini Bi. Delisa sudah tidak tahan, lebih baik aku mati saja," jawab Delisa lemah.

Apakah Delisa sudah lelah sampai-sampai dia memilih mati daripada bertahan hidup di dunia? Iya, dia sudah sangat lelah akan takdirnya saat ini yang tiba-tiba dia di culik dan berakhir menjadi istri dari Tuan Muda yang kejam bak seperti monster.

"Jangan bicara seperti itu, Non." Bi Mimi bergegas mematikan shower. Di tuntun nya tubuh Delisa keluar dari kamar mandi.

"Astaga! Pasti Non Delisa kedinginan," ucap Bi Mimi yang melihat Delisa menggigil.

Dengan sigap Bi Mimi mengambil handuk dan membantu Delisa agar segera mengganti pakaian nya yang sudah basah kuyup.

"Non Delisa ...," pekik Bi Mimi sambil menutup mulutnya dengan tangan nya. Dia begitu terkejut dengan luka yang ada di punggung Delisa. Bi Mimi tahu kalau luka itu pasti ulah dari Tuan Muda nya.

Delisa merasakan sakit di punggungnya yang terdapat luka bekas cambukan. Melihat itu Bi Mimi segera mengambil kotak obat untuk mengobatinya.

"Terimakasih Bi," kata Delisa menatap wajah Bi Mimi yang terlihat tulus membantu dirinya.

Delisa sangat bersyukur di mansion ini masih ada orang yang peduli terhadap dirinya. Keberadaan Bi Mimi membuat Delisa tidak sendirian berada di tempat yang seperti neraka baginya.

"Sama-sama Non. Jika Non Delisa butuh sesuatu, jangan sungkan panggil saja Bibi di bawah."

"Iya Bi," ucap Delisa mengangguk mengiyakan perkataan Bi Mimi.

"Oh iya, nanti makan malam nya Bibi antar ke kamar atau Non Delisa mau makan di bawah?" tanya Bi Mimi memastikan.

Bukan nya menjawab justru Delisa melontarkan pertanyaan yang berhasil membuat Bi Mimi menatap iba pada Delisa.

"Bi, kenapa dia begitu kejam padaku. Sebenarnya apa salah ku, Bi?" tanya Delisa yang masih menatap kosong ke arah depan.

"Non Delisa yang sabar ya. Sebenarnya Tuan Muda itu orangnya baik, tapi dia berubah setelah kedua orang tuanya meninggal," terang Bi Mimi akan fakta sebenarnya perihal perubahan sifat Albert.

"Me- Meninggal?" ucap Delisa terbata mengulang kembali perkataan Bi Mimi.

"Iya Non. Kedua orangtua Tuan Albert telah meninggal beberapa bulan yang lalu," kata Bi Mimi yang seketika itu raut wajahnya berubah mengingat kematian majikan nya.

"Tapi kenapa dia menyiksaku, Bi? Bahkan aku saja tidak mengenalnya sama sekali. Dan kenapa dia memaksaku untuk menikah dengannya?" tanya Delisa penasaran. Berharap Bi Mimi bisa menjawab segala pertanyaan nya yang selalu terngiang di benaknya.

"Maaf Non, untuk yang itu Bibi tidak tahu. Kalau begitu saya permisi dulu Non," pamit Bi Mimi membungkukkan tubuhnya sopan, berjalan keluar meninggalkan kamar Delisa.

'Apa sebenarnya salahku? Mengapa aku seolah menjadi tahanan disini?' Delisa

Tes ....

Butiran kristal terus berjatuhan membasahi wajahnya.

"Hiks ... hiks ... hiks ...."

"Kakak, tolong aku ...."

🌷🌷🌷

"Apa kau sudah membantunya mengganti pakaian?" tanya Albert saat melihat Bi Mimi keluar dari kamar Delisa.

"Sudah Tuan," jawab Bi Mimi sambil menatap lekat lantai.

"Bagus. Itu artinya aku bisa kembali untuk menyiksanya," ucap Albert sambil tersenyum devil.

"Tuan, kasihan Nona Delisa. Apa sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit," usul Bi Mimi memberanikan diri.

Mendengar hal itu sontak Albert menoleh dengan sorot tajam menatap Bi Mimi. Rahangnya mengeras terdengar gigi yang bergemeletuk di dalam nya. Kedua tangannya pun mengepal seolah menahan sebuah amarah.

"Jangan berucap apapun tentang wanita itu di hadapanku! Kau tahu Bi, orang tuanya lah yang menyebabkan aku jadi yatim piatu, dan dia harus membayar mahal atas semuanya," sarkas Albert kemudian pergi meninggalkan Bi Mimi yang masih mematung.

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Terpopuler

Comments

ora

ora

Terus harus bagaimana Bi Mimi. Perlakuan Al juga bisa membunuh Delisa perlahan-lahan😭

2025-01-05

1

Uthie

Uthie

Jangan sampai salah selidik kamu... menyiksa wanita tak bersalah sedemikian rupa 🤨🤨

2025-02-01

1

Kaizy celine

Kaizy celine

Ya ampun jadi pernikahan itu hanya untuk blas dendam ... psikopat bangettt

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Perlakuan Kasar
2 Apa Salahku?
3 Demam
4 Terluka
5 Kedatangan Devan
6 Gyoza
7 Malaikat Tanpa Sayap
8 Kabur
9 Tertangkap
10 Pengumuman
11 Albert Marah
12 Kebencian
13 Malaikat Kecilku
14 Jangan Panggil Tuan
15 Terenggut Paksa
16 Aku Membencimu
17 Aku Tidak Mencintainya
18 Apakah Itu Dia?
19 Hasil Pencarian
20 Pertemuan
21 Pelaku Sebenarnya
22 Sebuah Permintaan
23 Perubahan Delisa
24 Kedatangan Laura
25 Kekhawatiran Ferdi
26 Menjadi Lemah Di Hadapanmu
27 Kedatangan Viona
28 Perdebatan Sengit
29 Sebuah Rencana
30 Amarah Albert
31 Dimana Gadis Itu?
32 Menemui Laura
33 Aku Salah
34 Maafkan Aku
35 Menemui Ferdi
36 Aku Mencintai Delisa
37 Penyesalan Albert
38 Pergi
39 Keinginan Delisa
40 Meminta Cerai
41 Menyesal
42 Balas Dendam
43 Pencarian
44 Kesedihan
45 Ungkapan Hati
46 Keputusan Delisa
47 Hasil Pemeriksaan
48 Kesempatan Dalam Kesempitan
49 Kekhawatiran Albert
50 Ingin Pergi Camping
51 Manja
52 Melahirkan
53 Florence Halston Xanders
54 Kesetiaan Albert
55 Kesedihan
56 Tega
57 Menyesal
58 Kesedihan Baby Flo
59 Menemukanmu
60 Bertemu Baby Flo
61 Jangan Pergi Lagi
62 Cemburu
63 Kebahagiaan Sesungguhnya
64 Ucapan Terima Kasih
65 Promo Karya Baru
66 Pengumuman
67 Promo Karya Baru
68 Promo Karya Baru
69 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Perlakuan Kasar
2
Apa Salahku?
3
Demam
4
Terluka
5
Kedatangan Devan
6
Gyoza
7
Malaikat Tanpa Sayap
8
Kabur
9
Tertangkap
10
Pengumuman
11
Albert Marah
12
Kebencian
13
Malaikat Kecilku
14
Jangan Panggil Tuan
15
Terenggut Paksa
16
Aku Membencimu
17
Aku Tidak Mencintainya
18
Apakah Itu Dia?
19
Hasil Pencarian
20
Pertemuan
21
Pelaku Sebenarnya
22
Sebuah Permintaan
23
Perubahan Delisa
24
Kedatangan Laura
25
Kekhawatiran Ferdi
26
Menjadi Lemah Di Hadapanmu
27
Kedatangan Viona
28
Perdebatan Sengit
29
Sebuah Rencana
30
Amarah Albert
31
Dimana Gadis Itu?
32
Menemui Laura
33
Aku Salah
34
Maafkan Aku
35
Menemui Ferdi
36
Aku Mencintai Delisa
37
Penyesalan Albert
38
Pergi
39
Keinginan Delisa
40
Meminta Cerai
41
Menyesal
42
Balas Dendam
43
Pencarian
44
Kesedihan
45
Ungkapan Hati
46
Keputusan Delisa
47
Hasil Pemeriksaan
48
Kesempatan Dalam Kesempitan
49
Kekhawatiran Albert
50
Ingin Pergi Camping
51
Manja
52
Melahirkan
53
Florence Halston Xanders
54
Kesetiaan Albert
55
Kesedihan
56
Tega
57
Menyesal
58
Kesedihan Baby Flo
59
Menemukanmu
60
Bertemu Baby Flo
61
Jangan Pergi Lagi
62
Cemburu
63
Kebahagiaan Sesungguhnya
64
Ucapan Terima Kasih
65
Promo Karya Baru
66
Pengumuman
67
Promo Karya Baru
68
Promo Karya Baru
69
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!