Tidak Bisa Fokus

Disha sampai di rumah sekitar pukul 6 pagi, dia pun segera bergegas untuk bekerja dan tak butuh waktu lama akhirnya Disha sudah siap untuk bekerja. Karena jarak kontrakannya dengan tempat kerjanya tidak jauh sehingga Disha cepat sampai di kantor walaupun ia hampir telat itupun karena ia harus membersihkan tubuhnya agar tidak bau alkohol.

Saat Disha dalam perjalanan dari gerbang ke kantornya tiba-tiba ponselnya bergetar dan ia pun melihat jika Jason lah yang menghubunginya, dengan cepat Disha mengangkat sambungan telepon tersebut.

^^^Lo aman?^^^

Gue aman, tapi cowok kemarin gila sih pukulannya kuat banget, untung aja gue bisa kabur kalau gak bisa-bisa mati gue di tangan dia.

^^^Makasih ya, lo udah bantu gue, lo gak usah khawatir gue bakal bayar biaya pukulan dia.^^^

Bagus deh kalau lo sadar, ini muka gue bener-bener bonyok, apa kata istri gue coba.

^^^Istri lo gak marah lihat wajah lo kayak gitu?^^^

Marah, terus gue jelasin dan dia gak marah, justru dia penasaran siapa cowoknya.

^^^Terus lo bilang apa?^^^

Ya gue suruh dia nanya lo lah.

^^^Nanti dia pasti ke kontrakan.^^^

Iya lah, dia udah ngebet ini mau ke kontrakan lo.

^^^Nanti lah, gue masih kerja.^^^

Oke deh, kalau gitu gue tunggu transfer nya ya.

^^^Oke.^^^

Ya, Jason sebenarnya adalah suami dari teman Disha yang bernama Tata. Disha dan Tata berteman karena dulu Disha sempat bekerja di salah satu salon milik Tata lalu mereka pun berteman dan Disha pun sering meminta bantuan dari Tata ataupun Jason mengenai uang, untungnya keduanya begitu baik mau membantunya.

"Lo mau bayar pukulannya siapa? lo habis mukulin orang, Sha? emang lo bisa berantem?" tanya Shinta.

"Eh, lo dari tadi?" tanya Disha.

"Gak sih baru, lo belum jawab pertanyaan gue. Lo habis mukulin orang?" tanya Shinta lagi.

"Gak, lo salah denger kali. Gue gak bisa berantem ya," ucap Disha.

"Iya juga sih, masih ngantuk kali ya gue," ucap Shinta.

"Iya itu, masih ngantuk lo," ucap Disha.

"Ish, eh ada Toni tuh," ucap Shinta.

"Gue colok mata lo ya," ucap Disha.

"Jangan dong, nanti gue gak bisa lihat cowok ganteng kauak Toni dong," ucap Shinta.

Disha pun segera menarik Shinta karena jika mereka terlalu lama disana, ia yakin jika Toni akan menghampirinya. "Jangan cepet-cepet dong," uca Shinta.

"Bac*t lo, gue tinggal ya, terserah lo mau kemana gue gak peduli," ucap Disha dan meninggalkan Shinta.

"Gitu aja ngambek lo, Sha," ucap Shinta dan Disha hanya diam.

Disha semakin mempercepat langkahnya ketika melihat Toni yang mulai berjalan kearahnya dan untung saja area produksi dan kantor berbeda arah sehingga ia sudah dapat santai sekarang.

"Akhirnya," gumam Disha.

Selama bekerja, Disha benar-benar tidak bisa fokus, pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Ia kembali teringat bagaimana ia menci*m Ryan kemarin, "Gue emang udah gila, bisa-bisanya gue kepikiran buat nyi*m dia, padahal tujuan gue cuma biar dia nyelamatin gue doang, gue gak ada pikiran buat nyi*m dia. Mana kemarin gue sama dia ke hotel terus dia nyi*m gue lagi, malu banget. Apa gue hentikan aja ya rencana buat deketin dia, mungkin kebarakan pabrik itu memang tidak disengaja dan gak ada hubungannya dengan dia," gumam Disha.

Karena terlalu fokus dengan pikirannya, Disaha tidak mendengar jika Bella memanggil dirinya hingga map melayang di kepala Disha.

"Awsh, sakit. Lo ngapain sih lempar map ke gue, biasa aja dong," ucap Disha yang kesal.

"Habisnya gue panggil gak nyaut-nyaut, lo lagi ngelamunin apa sih?" tanya Bella.

"Lo manggil gue?" tanya Disha.

"Yaaaaaa!" ucap Bella.

"Maaflah, pikiran gue lagi gak beres," ucap Disha.

"Lagi mikirin apa sih?" tanya Bella.

"Kerja, jangan ngerumpi terus," ucap Gio yang baru saja datang entah darimana.

"Iya ketua," jawab Disha dan juga Bella.

.

Disisi lain, Ryan pun terbangun dan melihat jika Disha sudah tidak ada di sampingnya. "Lo udah gila, Yan. Kemana sikap Ryan yang biasanya, untung lo gak kelepasan kemarin, Disha udah tau keberadaan lo, artinya lo harus tunjukin ke dia kalau dia adalah milik lo," gumam Ryan.

Ryan pun tersenyum mengingat apa yang sudah ia lakukan semalam, "Ternyata secepat ini gue bisa ngasih lihat diri gue ke Disha," gumam Ryan.

Ryan pun memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu ia memakai pakaian yang sudah di bawak Jack sebelumnya, saat akan mengambil ponselnya dia tas meja ia melihat uang.

"Tunggu, dia ngasih gue uang? dia? ngasih gue uang?" tanya Ryan dan mengambil uang tersebut.

"Apa yang sebenarnya ada di pikirannya, dia gak tau siapa gue. Gue Ryan Alister, uang gue lebih banyak daripada dia, tunggu apa jangan-jangan dia pikir gue pria bayaran," ucap Ryan yang merasa frustasi.

Ryan pun menyimpan uang itu lalu pergi, "Tuan, sepertinya perusahaan Nona sedang bermasalah saat ini," ucap Jack.

"Kenapa?" tanya Ryan.

"Saya mendapat kabar jika banyak pembeli yang mengembalikan barang karena kualitas produksi yang buruk," ucap Jack.

"Sejak kapan?" tanya Ryan.

"Sudah dua minggu ini, Tuan," ucap Jack.

"Berikan list distributor ke perusahaan dia," ucap Ryan.

"Baik, Tuan," ucap Jack.

"Kita ke kantor," ucap Ryan dan diangguki Jack.

Sesampainya di kantor, semua karyawan melihat kearah Ryan dan menunduk hormat padanya. Ryan sendiri terkenal dengan tegas dan disiplin pada karyawannya, namun meskipun begitu ia juga sangat perhatian pada karyawannya. Ia tidak segan-segan memberikan bonus yang tidak sedikit pada karyawan yang mampu menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan, karena ini banyak karyawan yang akhirnya berlomba-lomba untuk menghasilkan keuntungan yang besar di perusahaan tersebut.

"Untuk tahun ini, keuntungan Kein sangat besar karena Kein berhasil mendapatkan beberapa saham perusahaan besar di dalam negeri dan juga luar negeri, selain itu banyak investor yang mau bekerjasama dalam setiap proyek yang dilakukan Kein grup, Tuan," ucap Jack.

"Minta semua divisi memberikan hasil rapat mingguan mereka, dalam dua hari rekapan itu harus selesai dan bisa di bahas di rapat bulanan perusahaan," ucap Ryan.

"Baik, Tuan," ucap Jack lalu meninggalkan ruangan Ryan.

Ryan pun membuka laci mejanya dan melihat foto dua anak kecil yang tetap rapi meskipun terlihat jelas jika itu foto lama. "Disha, apa kamu lupa siapa aku? aku selalu ingat bagaimana dekatnya kita dulu," gumam Ryan dan menatap lekat foto tersebut.

Setelah menaruh foto tersebut, Ryan mengambil sebuah surat yang letaknya tepat di bawah foto tersebut. "Bu Meli tidak perlu khawatir karena Ryan alan selalu jaga Disha, terimakasih Bu karena sudah mau menerima Ryan," gumam Ryan.

.

.

.

Tbc...

Terimakasih atas dukungannya semuanya😍

Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.

Terpopuler

Comments

Naufal Affiq

Naufal Affiq

lanjut thor

2025-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Tersenyum Penuh Misteri
2 Tawaran Yang Menarik
3 Ayo Tolong Gue
4 Penguntit
5 Kartu Nama
6 Darah? Lo Yakin?
7 Kenapa Tidak Bisa?
8 Salah Mencari Lawan
9 Jebakan Disha
10 Tidak Bisa Fokus
11 Siapa Cowok Itu?
12 Lucu Kenapa?
13 Rumah Kita?
14 Mobil Siapa?
15 Gak Tertarik
16 Malu Banget
17 Deg-degan Gue
18 Ini Istrinya Ryan?
19 Kamu Lagi Sakit
20 Gagal Lagi
21 Menurut Lo Gimana?
22 Dia Kaya
23 Hari Terakhirmu
24 Mengganggu
25 Mila?
26 Gue Gak Berani
27 Mau Berenang?
28 Saya Sudah Menikah
29 Siapa Paul?
30 Diam!
31 Bodoh Lo Rendy!
32 Menjauh Dari Disha
33 Lo Belum Gagal
34 Baju Haram
35 Terimakasih Sayang
36 Bingung Kenapa?
37 Biarkan Saja
38 Api Yang Menyala
39 Kebakaran!
40 Tebakanku Benar?
41 Kalian Marahan?
42 Bagaimana Nyonya?
43 Honeymoon?
44 Kamu Gak Capek?
45 Aku Diundang
46 Pantai
47 Kurang Ajar!
48 Pindah?
49 Terlambat
50 Selingkuh
51 Besok Mau?
52 Hari Pertama
53 Nakutin Kenapa?
54 Mas Jahat!
55 Aku Hamil
56 Kalian Berhenti!
57 Mas Bahagia?
58 Kau Melukai Istriku!
59 Beruntungnya Disha
60 Kaget Kenapa Sayang?
61 Maafkan Saya Tuan
62 Istriku Menangis
63 Menarik Perhatianku?
64 Kasihannya Ditolak
65 Maju
66 Tuan Pasti Bercanda
67 Seorang Pembunuh
68 Pergi!
69 Melahirkan
70 Kasihannya
71 Meminta Cerai?
72 Tante Hera
73 Melihat Dilla
74 SELESAI
75 Menikahi Kakak Sahabatku
76 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Tersenyum Penuh Misteri
2
Tawaran Yang Menarik
3
Ayo Tolong Gue
4
Penguntit
5
Kartu Nama
6
Darah? Lo Yakin?
7
Kenapa Tidak Bisa?
8
Salah Mencari Lawan
9
Jebakan Disha
10
Tidak Bisa Fokus
11
Siapa Cowok Itu?
12
Lucu Kenapa?
13
Rumah Kita?
14
Mobil Siapa?
15
Gak Tertarik
16
Malu Banget
17
Deg-degan Gue
18
Ini Istrinya Ryan?
19
Kamu Lagi Sakit
20
Gagal Lagi
21
Menurut Lo Gimana?
22
Dia Kaya
23
Hari Terakhirmu
24
Mengganggu
25
Mila?
26
Gue Gak Berani
27
Mau Berenang?
28
Saya Sudah Menikah
29
Siapa Paul?
30
Diam!
31
Bodoh Lo Rendy!
32
Menjauh Dari Disha
33
Lo Belum Gagal
34
Baju Haram
35
Terimakasih Sayang
36
Bingung Kenapa?
37
Biarkan Saja
38
Api Yang Menyala
39
Kebakaran!
40
Tebakanku Benar?
41
Kalian Marahan?
42
Bagaimana Nyonya?
43
Honeymoon?
44
Kamu Gak Capek?
45
Aku Diundang
46
Pantai
47
Kurang Ajar!
48
Pindah?
49
Terlambat
50
Selingkuh
51
Besok Mau?
52
Hari Pertama
53
Nakutin Kenapa?
54
Mas Jahat!
55
Aku Hamil
56
Kalian Berhenti!
57
Mas Bahagia?
58
Kau Melukai Istriku!
59
Beruntungnya Disha
60
Kaget Kenapa Sayang?
61
Maafkan Saya Tuan
62
Istriku Menangis
63
Menarik Perhatianku?
64
Kasihannya Ditolak
65
Maju
66
Tuan Pasti Bercanda
67
Seorang Pembunuh
68
Pergi!
69
Melahirkan
70
Kasihannya
71
Meminta Cerai?
72
Tante Hera
73
Melihat Dilla
74
SELESAI
75
Menikahi Kakak Sahabatku
76
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!