Cemburu

Delon mengajak Talin untuk sarapan di kopitiam dekat apartemen sebelum mengatar perempuan itu ke kantor. Perasaan dan pikirannya benar - benar berkecamuk. Entah mengapa Talin merasa ada yang aneh dengan Delon.

“Baby, kamu kenapa sih? Dari tadi kamu diam aja”

“Nggak ada apa - apa”

“Aku salah apa? Kasih tau aku dong”

Talin memotong roti bakar srikaya mentega dan menggigitnya tanpa menjawab pertanyaan Delon. Talin merasa ada yang aneh dengan lelaki itu. Biasanya Delon akan tertarik melihat Talin dengan baju seksi, menggodanya, dan mereka akan menghabiskan pagi panas.

“Nggak ada apa - apa” Ulang Talin.

“Maafin aku kalau aku nggak jemput kamu semalam. Jangan marah lagi” Rayu Delon. Sekali pun Delon suka bermain dengan perempuan lain, entah mengapa Delon tidak ingin meninggalkan Talin.

Talin menyesap teh tarik panas kesukaannya dan memandang Delon. “Nggak usah dibahas. Lupain aja lebih baik”

“Tapi, suasanya jadi nggak enak kalau gini. Aku janji nggak akan ketiduran lagi kalau kamu butuh aku”

“Kayaknya aku udah harus ke kantor”

Delon melirik jam tangan dan memandang Talin. “Oke aku anter kamu ke kantor”

Selama perjalanan singkat itu. Talin hanya diam dan Delon jadi fokus menyetir saja. Delon menurunkan Talin di depan lobi kantor.

“Makasih”

“Sama - sama, by”

Talin turun dari mobil dan langsung berpapasan dengan Aaron. “Pagi, Pak”

“Pagi, Lin” Aaron menyunggingkan senyum yang akan membuat semua orang terpana.

Mereka berjalan bersama ke dalam lobi sambil tersenyum . Delon memandang mereka dari dalam mobil.

“Sialan. Siapa cowok yang dekat sama Talin itu?” Delon memukul stir mobil dan menarik rem tangan.

...****************...

“Aku di depan pintu boleh kamu bukain?” Kata Delon di telepon.

“Oke”

Tak lama pintu apartemen Dara kembali terbuka untuknya. Dara berdiri di ambang pintu dengan handuk yang melilit tubuhnya. “Aku baru mau mandi” Kata Dara seolah menjelaskan keadaannya.

“Mau aku temenin mandi?” Delon tersenyum ke arah Dara.

“Boleh banget dong” Dara langsung melepas handuknya dan menarik Delon ke kamar mandi.

Permainan semalam sama sekali tak cukup untuk mereka berdua. Delon memeluk tubuh Dara di bawah kucuran air dan mendorongnya ke dinding, lalu mencium lembut bibir Dara. Dara tersenyum ke arah Delon sambil menggigit bibirnya.

“Kenapa kamu seseksi ini sih?”

“Biar kamu suka”

“Sumpah. Aku suka banget”

“Di kasur yuk” Dara menarik tangan Delon dan membawanya ke kasur.

...****************...

“Gue merasa nggak tenang deh kalau mikirin pacar gue” Keluh Talin frustasi kepada Celine.

Celine memandang Talin bingung. “Ada apa, Lin? Ini Jumat, besok Sabtu, harusnya lo happy ?”

“Gue merasa aneh sama cowo gue, Cel. Tadi gue coba goda dia dan dia sama sekali nggak tertarik”

“Mungkin dia capek, Lin. Makanya nggak sanggup buat tergoda sama dia”

“Ya memang. Keliatan dia emang capek banget tadi. Semalam aja sampai ketiduran dan nggak jemput gue” Seloroh Talin.

Celine mengangguk mengerti. “Tuh kan. Buat apa si mikir negatif… maklumin cowok romantis lo itu… jangan aneh - aneh inget ini udah mau akhir tahun. Ingat rencana liburan kita”

“Ayo. Semuanya kita rapat pagi dulu” Aaron keluar dari ruangannya dan mengajak mereka semua ke ruang rapat.

...****************...

Dara duduk dipangkuan Delon sambil memagut bibir lelaki itu. ”Kamu nggak ada capeknya ya?” Komentarnya mengingat malam panas mereka.

“Nggak dong. Mana aku capek kalau ngadepinnya kamu”

Dara tersenyum. “Ngomong - ngomong aku belum kenal kamu loh… kamu tinggal dimana?”

“Di apartemen Cardin”

“Kamu udah punya pacar?”

“Kamu mau jawaban jujur atau bohong?” Balas Delon.

“Jujur atau bohong nggak ada bedanya buat aku”

“Kenapa gitu?” Delon mengekurtkan keningnya.

“Karena mau ada pacar atau nggak… faktanya kamu tetap tidur sama aku…” Dara tersenyum manis.

Delon hanya mengeratkan pelukannya pada perempuan itu.