Ucapan Makasih

Kael masih duduk di dekat Alena, memutar-mutar kain kompres di tangannya sambil mencoba mencairkan suasana.

"Lo punya tenaga cadangan kayak superhero, ya?"

Alena mengerutkan dahinya. "Maksud lo?"

Kael mengengir. "Lari lo tadi keren."

Alena hanya melirik Kael sekilas, kemudian memalingkan wajah.

"Udah selesai kan? kalo udah lo boleh pergi."

Kael tersenyum kecil, tidak terpengaruh dengan sikap dingin Alena. Ia malah mendekat sedikit.

"Galak lo konsisten ya ke gue, padahal sama tuh cowok lo keliatan lembut banget."

"Cowok? siapa?"

"Yang nganter lo tadi ke Uks."

Alena mendengus sebal. "Ya itu karena dia nggak nyebelin kayak lo."

"Justru itu gue beda, Alena."

"Beda dari mana? gue udah terlalu banyak nemuin spesies kayak lo."

"Masa sih?"

Belum sempat Alena membalas, bel istirahat berbunyi keras. Pintu UKS terbuka, membuat keduanya menoleh. Bintang masuk dengan sebuah kantong kresek di tangannya, terlihat sedikit terburu-buru.

Bintang berjalan mendekati Alena, tidak terlalu memperhatikan keberadaan Kael pada awalnya. Namun, ketika ia mendekat, matanya menangkap sosok Kael yang kini berdiri sedikit menjauh dari ranjang Alena. Kael bersandar di dinding dengan gaya santai, menyilangkan tangan di dadanya sambil memperhatikan mereka.

"Alena, gue bawain roti sama susu buat lo."

"Thanks ya."

Bintang mengangguk. Ia menoleh ke arah Kael, matanya seolah bertanya ngapain lo disini.

Sedangkan Kael, ia juga seolah tau apa yang di maksud Bintang. Pria itu mengangkat bahunya, lalu tersenyum tipis.

"Gue lagi jengukin bayi."

Alena langsung melotot ke arah Kael.

Bintang tersenyum tipis, meskipun ekspresinya menunjukkan bahwa ia kurang nyaman dengan kehadiran Kael. Ia kembali fokus ke Alena, meletakkan roti dan susu di meja kecil di sebelahnya.

"Kepala lo pusing nggak?" Tanya Bintang.

Alena menggeleng pelan, "gue beneran nggak kenapa-napa."

"Harusnya sih pusing ya, soalnya bolanya kena kepala lo."

Alena tertawa kecil. "Sedikit."

"Lo pinter bohong ternyata."

Mereka berdua tertawa. Sementara itu, Kael tetap bersandar di dinding, memperhatikan mereka tanpa mengatakan apa-apa. Matanya menyoroti setiap gerak-gerik Bintang dan Alena, tapi ekspresinya tetap tenang. Sesekali, ia tersenyum kecil, seolah menertawakan sesuatu yang hanya ia pahami.

Bintang melihat ke arah Kael lagi. "Lo nggak balik, El?"

"Lo kenal gue?" Tanya Kael berpura-pura terkejut.

"Siapa yang nggak kenal cowok bandel + pinter kayak lo."

Kael melirik ke arah Alena. "Gue terkenal, KittyCat."

Alena mendengus pelan. Sedangkan Bintang menelaah panggilan Kael tadi.

KittyCat?

Bintang, membukakan plastik roti untuk Alena. "Makan, Al."

"Makasih." Alena melahap roti itu.

Alena dan Bintang asik mengobrol seolah tidak ada Kael disitu. Karena mulai bosan mendengarkan percakapan keduanya. Kael memutuskan untuk pergi tanpa mereka sadari. Ia berjalan keluar dari UKS tanpa sepata kata pun.

Kael menjalan ke taman belakang untuk menghampiri teman-temannya. Ghost Riders sedang berkumpul di bawah pohon besar, duduk santai sambil mengobrol. Luka sedang memutar bola basket di jarinya, Ronan dan Ezra tertawa-tawa mendengar cerita Bayu, sementara Leo sibuk dengan ponselnya. Kael berjalan mendekat dengan langkah santai.

Luka melihat Kael. "Balik juga lo, gimana Alena?"

Semua temannya langsung menoleh ke Kael, menunggu jawabannya dengan ekspresi penasaran. Kael duduk di salah satu akar pohon, menghela napas pelan.

"Benjol dikit dahinya. Udah ada tuh cowok disana."

"Bintang namanya." Sahut Ronan.

Bayu mengangkat alisnya. "Bintang? kayak pernah denger."

"Si pinter." Celetuk Ronan.

Mereka ber-oh bersama.

"Kenapa lo nggak stay disana aja." Ucap Bayu.

Kael tersenyum kecil. "Ngapain? Gue nggak mau rebutan tempat. Kalo dia mau jadi pahlawan, biarin aja."

Ezra tertawa kecil. "Dengan lo bersikap kayak gini, itu nunjukin ke kita kalo lo emang suka alena, El."

Leo yang tadinya fokus ke ponsel, kini menatap Kael serius. "Stop denial, El. Lo yang kesusahan sendiri nanti."

Kael menatap mereka satu per satu. "Gue suka Alena?"

Mereka mengangguk kompak.

"Masa iya?"

Luka melempar batu kecil ke arah Kael. "Sadar, njing."

Kael tersenyum. "Kalo iya gue suka dia. Gue yakin dia nggak bakal suka sama cowok kayak gue."

"Sok tau lo, emang lo tau isi hati Alena?" Geram Bayu.

Kael menggeleng pelan, "dia risih sama gue."

Ronan tertawa sambil menepuk bahu Kael. "Jangan sok tau, tapi cari tau."

Luka mengangguk setuju.

"Gue nggak mau maksa. Kalo ada jalan, ya jalanin. Kalo nggak ada, ya bikin ada." Ucap Kael membuat temannya kesal.

"Itu maksa namanya, mangsur!"

Obrolan mereka terus berlanjut, berganti-ganti topik, tapi sesekali masih kembali ke Alena. Meski Kael terlihat santai, matanya sesekali melamun, memikirkan sesuatu yang tidak ia katakan pada teman-temannya.

...----------------...

Kael berdiri di dekat motornya, memasang helm dengan santai setelah seharian melewati aktivitas di sekolah. Ia hampir menyalakan motor, tapi suara teriakan memanggilnya membuatnya menoleh.

"Kael!" Teriak Alena dengan napas terengah-engah.

Kael melepas helmnya, menyandarkannya ke setang motor. Ia melihat Alena yang berjalan cepat menghampirinya.

Kale tersenyum tipis. "Kenapa lari-lari? kayak di kejar-kejar sama orang hutan."

Alena berdecak. "Bukan!"

Kael mengangkat alisnya, menunggu gadis itu membuka mulut.

"Gue.. Gue mau bilang makasih sama lo!"

"Soal di UKS?"

Alena mengangguk. Kael memasukkan kedua tangannya ke saku jaket, menatap Alena dengan ekspresi santai.

"Santai, Lo nggak perlu repot-repot bilang makasih."

Alena tidak menjawab menunggu kael untuk melanjutkan ucapannya.

"Gue berasa lagi momong bayi kok tadi. Jadi nggak begitu menyulitkan."

Alena menendang motor Kael. Gadis itu kesal hendak pergi tapi Kael langsung menahannya.

"Yok, gue anter."

Alena melepas paksa tangan Kael dari lengannya.

"Nggak perlu."

"Serius?"

"Iya!" Ketus Alena.

"Gue tanya sekali lagi, mau pulang bareng gue nggak?"

"Nggak!"

"Oke, kalo itu pilihan lo."

Alena menatap Kael kesal, sebelum berbalik, berjalan keluar dari area parkiran menuju trotoar. Kael menyalakan motornya, bersiap pergi. Tak lama kemudian, seorang gadis menghampirinya dari arah yang berbeda. Itu Sherly.

"Kael, gue nebeng lo ya."

"Jemputan lo?"

"Gue nggak akan minta nebeng lo, kalo gue di jemput."

"Oke."

Sherly naik ke motor Kael tanpa ragu. Kael mulai memacu motornya, membonceng Sherly keluar dari parkiran. Tidak jauh dari sana, Alena yang berjalan santai di trotoar menoleh ketika mendengar suara motor. Ia melihat Kael lewat dengan Sherly di belakangnya. Mata Alena sedikit membesar, namun ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

Tanpa Alena sadar, langkahnya menjadi lebih pelan. Ia menunduk, berpikir sejenak, sebelum akhirnya menghela napas panjang dan melanjutkan langkahnya dengan tatapan yang sulit ditebak.

Gue Kenapa?

...----------------...

...Cinta itu... sesuatu yang bikin hidup lo lebih berwarna, walaupun kadang warnanya nggak selalu cerah....

...----------------...

Bagi kalian, cinta itu seperti apa?

Episodes
1 Prolog
2 Kelas baru, teman baru
3 Di labrak lagi
4 Mau berteman?
5 Perang kertas
6 Pahlawan Biologi
7 Belajar bareng
8 Dihukum bareng
9 Kali ini pahlawan lumpur
10 Terima kasih, Kael.
11 Apakah itu ide yang bagus?
12 Barter
13 Pahlawan upacara
14 Mie ayam
15 Kael salting
16 Bintang utama
17 Di rumah dengan pikiran masing-masing
18 Kael Peka Santoso
19 Ucapan Makasih
20 Dia kemana?
21 Belajar bareng lagi
22 Makan mie ayam bareng lagi
23 Seharian sama papa
24 Murid baru
25 Berteman
26 Bersama bintang
27 Jadi nakal
28 Nadine jatuh
29 Ulangan mendadak
30 Lo keren
31 Kemana?
32 Kenapa kael baik
33 Bintang or Kael?
34 Kaleng!
35 Ciri-ciri cewek suka sama kita
36 Leo pahlawan mendadak
37 Kerja di kafe Luka
38 Badut Shinchan
39 Tama
40 Aku suka dia...
41 Seharian bersama Bintang
42 Perasaan Alena
43 Alena suka sama Bintang
44 Alena vs Syifa
45 Cemburu
46 Buku nadine
47 Rahasia
48 Kael khawatir
49 Duri-duri kecil
50 Traktir
51 Mie ayam harga mati!
52 Akhirnya BERTEMAN
53 Good luck
54 Confess
55 Dekapan
56 Pukulan ingkar janji
57 Keychain yang sama?
58 Nadine...
59 Hadiah untuk Nadine
60 Lo selalu keren, KittyCat
61 Guru cinta
62 Tokoh lucu
63 Cemburu kah?
64 Hari senin
65 dua mangkuk mie ayam
66 Goodnight, KittyCat
67 Ngobrol sama Reya
68 Puisi
69 Alena dan Bintang
70 Kael
71 Perjalanan ke dufan
72 Euforia di Dufan
73 Bianglala dan Tatapan yang Menggantung
74 Dufan (selesai)
75 Suka?
76 Jalan-jalan malam
77 Nadine vs Syifa
78 Kael kangen ma...
79 Melihatnya
80 Sama-sama denial
81 Salah jalan
82 Jadi anak nyamuk
83 Gosipan
84 Ovt Alena
85 Siapa yang dicinta?
86 Memberitahu...
87 Sebuah pengkhianatan
88 Ketenangan sejenak
89 Kemana?
90 I need u
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Kelas baru, teman baru
3
Di labrak lagi
4
Mau berteman?
5
Perang kertas
6
Pahlawan Biologi
7
Belajar bareng
8
Dihukum bareng
9
Kali ini pahlawan lumpur
10
Terima kasih, Kael.
11
Apakah itu ide yang bagus?
12
Barter
13
Pahlawan upacara
14
Mie ayam
15
Kael salting
16
Bintang utama
17
Di rumah dengan pikiran masing-masing
18
Kael Peka Santoso
19
Ucapan Makasih
20
Dia kemana?
21
Belajar bareng lagi
22
Makan mie ayam bareng lagi
23
Seharian sama papa
24
Murid baru
25
Berteman
26
Bersama bintang
27
Jadi nakal
28
Nadine jatuh
29
Ulangan mendadak
30
Lo keren
31
Kemana?
32
Kenapa kael baik
33
Bintang or Kael?
34
Kaleng!
35
Ciri-ciri cewek suka sama kita
36
Leo pahlawan mendadak
37
Kerja di kafe Luka
38
Badut Shinchan
39
Tama
40
Aku suka dia...
41
Seharian bersama Bintang
42
Perasaan Alena
43
Alena suka sama Bintang
44
Alena vs Syifa
45
Cemburu
46
Buku nadine
47
Rahasia
48
Kael khawatir
49
Duri-duri kecil
50
Traktir
51
Mie ayam harga mati!
52
Akhirnya BERTEMAN
53
Good luck
54
Confess
55
Dekapan
56
Pukulan ingkar janji
57
Keychain yang sama?
58
Nadine...
59
Hadiah untuk Nadine
60
Lo selalu keren, KittyCat
61
Guru cinta
62
Tokoh lucu
63
Cemburu kah?
64
Hari senin
65
dua mangkuk mie ayam
66
Goodnight, KittyCat
67
Ngobrol sama Reya
68
Puisi
69
Alena dan Bintang
70
Kael
71
Perjalanan ke dufan
72
Euforia di Dufan
73
Bianglala dan Tatapan yang Menggantung
74
Dufan (selesai)
75
Suka?
76
Jalan-jalan malam
77
Nadine vs Syifa
78
Kael kangen ma...
79
Melihatnya
80
Sama-sama denial
81
Salah jalan
82
Jadi anak nyamuk
83
Gosipan
84
Ovt Alena
85
Siapa yang dicinta?
86
Memberitahu...
87
Sebuah pengkhianatan
88
Ketenangan sejenak
89
Kemana?
90
I need u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!