Kelas baru, teman baru

Sekolah dipenuhi dengan suara ramai siswa yang baru datang. Beberapa anak baru terlihat bingung, sementara siswa lainnya bergerombol di depan mading besar untuk melihat pembagian kelas.

Alena memasuki sekolah dengan langkah cepat, wajahnya menunjukan antusiasme bercampur rasa penasaran.

Gadis itu melirik sekeliling, "Rame banget, anak baru kayak semut lagi cari sarang."

Alena mempercepat langkahnya menuju mading, melihat kerumunan siswa yang berdesakan membuatnya semakin penasaran.

"Oke, gue kepo. Gue harus lihat sekarang juga."

Tanpa ragu, Alena masuk ke tengah kerumunan, sedikit memaksa masuk.

"permisi dong, gue mau lihat! Awas minggir!" ucapnya dengan nada santai tapi tegas.

Beberapa siswa melirik kesal, tapi alena tidak perduli. Gadis itu akhirnya sampai di depan mading. Matanya mulai mencari namanya. Ia membaca cepat setiap garis, lalu akhirnya menemukan nama 'Alena Veya Calista' di salah satu daftar.

Setelah itu, ia diam sejenak dan berbicara dengan nada datar. "12 IPA 4.. Semoga nggak zonk."

Saat Alena sedang fokus dengan isi kepalanya dan mengobrol dengan dirinya sendiri didalam hati. Tiba-tiba ada suara bisikan pelan di telinganya.

"Gue inget lo."

Alena kaget, langsung menoleh cepat ke arah suara. Matanya bertemu dengan pria yang berdiri sangat dekat dibelakangnya. Mereka saling menatap beberapa detik tanpa bicara, sampai akhirnya Alena mengenalinya.

Ekspresi gadis itu jelas langsung berubah kesal, dengan nada tajam ia berkata. "Lo?! Lo cowok sok keren yang hampir nabrak gue waktu itu kan!"

Pria itu tersenyum santai, "Iya, itu gue. Kayaknya lo masih dendam sama gue?"

"Ngapain lo disini?!" Alena mendelik dengan nada membentak.

Dengan santai, pria itu menunjuk ke mading tepat di baris namanya.

"Kael Rydan Santoso. Nama gue disini, dikelas 12 IPA 4."

Alena ikut menoleh melihat nama pria itu di daftar. Wajahnya semakin kesal. Yang bener aja, ini lebih zonk dari apa yang dia pikirkan tadi.

"Ini bencana!" Ucap Alena tajam.

Kael tertawa kecil, Dengan nada mengejek pria itu berkata. "Bencana buat lo, mungkin. Buat gue, ini seru!"

Alena mengerutkan dahinya, kemudian menatap tajam pria itu.

"Seru pala lo! Gue nggak akan sekelas dengan damai sama orang kayak lo."

Pria itu tersenyum santai, "Kita liat aja nanti, Nona dendam."

Alena menggerutu kesal, Ingin sekali rasanya mencakar wajah pria itu.

Gadis itu masih berdiri di depan mading, menatap nama kael dengan wajah kesal. Kael, dengan senyum santainya hendak beranjak pergi ketika tiba-tiba keributan kecil terdengar dari belakang.

Ghost Riders muncul, berjalan dengan percaya diri. Bisa di bilang mereka adalah 'pentolan' sekolah, cowok-cowok nakal yang namanya selalu ada di daftar nama murid ternakal di sekolah ini. Tapi tunggu, walaupun nakal mereka semua termasuk dalam jajaran murid-murid terpintar disini. Nakal boleh, tapi soal otak harus encer. Makanya guru kadang tidak bisa terlalu marah dengan mereka, karena setiap tahunnya salah satu dari mereka selalu menjadi perwakilan lomba olimpiade. Keren, kan? Ayo kita kenalan. Mereka terdiri dari 6 orang: ada kael sebagai ketua mereka, kemudian anggotanya: Luka, Ronan, Bayu, Ezra, dan Leo. Mereka di takutin, makanya siswa yang ada disitu membuka jalan untuk mereka.

"Woi! Anak bapak santoso!" Teriak Luka dari jauh.

Kael berbalik melihat gengnya, mengangkat alisnya.

"Nama kita?" Tanya Leo.

"Aman, kita semua satu kelas."

"Cowok-cowok ganteng kayak kita ga mungkin di pisahkan." Celetuk Ronan.

"Ipa berapa?"

"4"

"Wih, IPA 4. Cocok sama kael yang IPAnya, 'Ilmu penjahat aktif'." Ucap bayu sok serius.

Semua anggota tertawa, membuat beberapa siswa di sekitar mereka juga tersenyum.

Kael menggeleng sambil tersenyum. "bercanda lo semua pada basi, ini gue serius mau ngomong."

Kael melirik Alena yang masih berdiri di sana dengan wajah tembok, sama sekali tidak terhibur dengan kehadiran geng itu.

Pria itu melihat Alena, lalu menunjuk ke arahnya dengan santai. "Kenalin, dia temen gue, di 12 IPA 4."

Gengnya langsung meledak tertawa, membuat suasana jadi semakin heboh.

Luka memegang perutnya, sambil tertawa keras. "Temen lo? dari kapan? baru aja kenal udah ngaku-ngaku temen."

"Temen? jangan-jangan ini cewek yang lo ceritain waktu itu, El." Ucap Bayu dengan wajah jahil.

Kael tetap tenang sambil menggeleng, sementara Alena menghela nafas panjang dengan wajah yang semakin kesal.

"Temen lo? gue ga kenal sama lo." Ucap Alena dengan nada datar, menatap tajam pria itu.

Luka tertawa sambil menepuk bahu kael. "Yah, di tolak mentah-mentah, pahit banget hidup lo."

Kael tetap santai, menatap Alena sambil tersenyum tipis. "Lo belum kenal gue aja. Tunggu beberapa minggu, lo bakal berubah pikiran."

Alena menarik napas panjang, memutar bola matanya. Lalu berjalan pergi meninggalkan kata-kata tajam untuk mereka.

"Gue ga punya waktu buat drama kayak gini."

Ghost Riders kembali tertawa melihat sikap Alena yang penuh emosi.

"Jangan marah-marah, mbak! Nanti tambah cantik, loh" Teriak bayu pelan ke arah Alena.

Semua tertawa lagi, sementara Alena tetap berjalan tanpa menoleh, wajahnya penuh amarah. Kael hanya tersenyum kecil melihat punggung Alena menjauh.

"Seru juga, kan? Kayaknya gue bakal betah di 12 IPA 4." Ucap Kael pelan ke gengnya, sambil melirik ke arah Alena.

Ghost Riders melanjutkan tawa mereka, sementara Kael melangkah santai, meninggalkan kerumunan.

...----------------...

Kelas mulai di penuhi siswa yang mencari tempat duduk. Beberapa tampak sibuk berkenalan, sementara yang lain berbincang dengan teman lama. Alena masuk dengan ekspresi datar, membawa tas ransel berwarna hitam miliknya.

Alena memindai kelas sebentar sebelum berjalan ke bangku nomor tiga dari belakang, dekat jendela. Ia meletakkan tasnya di kursi sebelah, mengklaim kursi itu agar tidak ada yang duduk di sana. Wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak ingin diganggu.

“Di sini cukup aman. Nggak terlalu depan, tapi juga nggak kebelakang banget.” Ucapnya dalam hati sambil duduk.

Tak lama kemudian, suara gaduh terdengar dari luar. Ghost Riders masuk dengan penuh energi. Kael memimpin, diikuti Luka, Ronan, Bayu, Ezra, dan Leo. Semua siswa menoleh karena mereka dikenal sebagai geng yang mencolok.

Kael melihat ke arah alena sekilas, lalu tersenyum kecil. "Nona dendam."

Luka menepuk bahu kael. “Ayo, belakang aja, sesuai tradisi. Bangku paling belakang milik kita!”

Ghost Riders menuju bangku paling belakang dan langsung menduduki tempat itu. Mereka langsung menguasai suasana dengan gaya mereka yang santai dan penuh candaan.

“Dia bener-bener bikin gue penasaran. Duduk sendirian, nggak ngizinin orang duduk di samping dia.” Ucap Kael dengan nada penasaran sambil melirik ke arah Alena.

Bayu tertawa kecil, "Cewek modelan kayak gitu biasanya tipe yang galak tapi rapuh. Lo hati-hati deh, el. Jangan sampe lo dimakan hidup-hidup.”

Ezra menyenggol Kael. “Bisa jadi dia lagi jaga jarak karena lo bikin dia kesel tadi pagi.”

Leo yang sedang menyandar dikursi, ikut bersuara. “Tapi kenapa lo jadi peduli banget, el? tertarik lo sama dia?”

Kael tertawa pelan, lalu menggeleng. “Bukan tertarik. Gue cuma penasaran aja. Cewek kayak gitu, biasanya punya cerita.”

"Lo mau cari tau ceritanya atau mau bikin cerita sama dia?” Celah Ronan sambil menoleh ke arah Alena.

Semua anggota Ghost Riders tertawa kecil, membuat suasana di belakang kelas jadi sedikit gaduh. Sementara itu, Alena tetap duduk dengan wajah temboknya, sama sekali tidak peduli dengan keramaian mereka.

“Geng bocah rusuh. Semoga aja mereka nggak banyak drama.” Ucap Alena dalam hati, sambil melirik mereka sekilas.

"Gue taruhan dia bakal ngajak lo ribut duluan sebelum lo sempet kenalan.” Luka berbisik ke Kael.

Kael tersenyum kecil, menatap Alena dari jauh. “Kita liat aja. Gue nggak pernah mundur dari tantangan.”

Geng Ghost Riders terus bercanda, sesekali melirik ke arah Alena yang tetap memasang ekspresi dingin. Hari pertama di kelas baru ini terasa penuh ketegangan kecil yang tidak terucapkan.

...----------------...

semoga suka dengan part 1 nga

Episodes
1 Prolog
2 Kelas baru, teman baru
3 Di labrak lagi
4 Mau berteman?
5 Perang kertas
6 Pahlawan Biologi
7 Belajar bareng
8 Dihukum bareng
9 Kali ini pahlawan lumpur
10 Terima kasih, Kael.
11 Apakah itu ide yang bagus?
12 Barter
13 Pahlawan upacara
14 Mie ayam
15 Kael salting
16 Bintang utama
17 Di rumah dengan pikiran masing-masing
18 Kael Peka Santoso
19 Ucapan Makasih
20 Dia kemana?
21 Belajar bareng lagi
22 Makan mie ayam bareng lagi
23 Seharian sama papa
24 Murid baru
25 Berteman
26 Bersama bintang
27 Jadi nakal
28 Nadine jatuh
29 Ulangan mendadak
30 Lo keren
31 Kemana?
32 Kenapa kael baik
33 Bintang or Kael?
34 Kaleng!
35 Ciri-ciri cewek suka sama kita
36 Leo pahlawan mendadak
37 Kerja di kafe Luka
38 Badut Shinchan
39 Tama
40 Aku suka dia...
41 Seharian bersama Bintang
42 Perasaan Alena
43 Alena suka sama Bintang
44 Alena vs Syifa
45 Cemburu
46 Buku nadine
47 Rahasia
48 Kael khawatir
49 Duri-duri kecil
50 Traktir
51 Mie ayam harga mati!
52 Akhirnya BERTEMAN
53 Good luck
54 Confess
55 Dekapan
56 Pukulan ingkar janji
57 Keychain yang sama?
58 Nadine...
59 Hadiah untuk Nadine
60 Lo selalu keren, KittyCat
61 Guru cinta
62 Tokoh lucu
63 Cemburu kah?
64 Hari senin
65 dua mangkuk mie ayam
66 Goodnight, KittyCat
67 Ngobrol sama Reya
68 Puisi
69 Alena dan Bintang
70 Kael
71 Perjalanan ke dufan
72 Euforia di Dufan
73 Bianglala dan Tatapan yang Menggantung
74 Dufan (selesai)
75 Suka?
76 Jalan-jalan malam
77 Nadine vs Syifa
78 Kael kangen ma...
79 Melihatnya
80 Sama-sama denial
81 Salah jalan
82 Jadi anak nyamuk
83 Gosipan
84 Ovt Alena
85 Siapa yang dicinta?
86 Memberitahu...
87 Sebuah pengkhianatan
88 Ketenangan sejenak
89 Kemana?
90 I need u
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Kelas baru, teman baru
3
Di labrak lagi
4
Mau berteman?
5
Perang kertas
6
Pahlawan Biologi
7
Belajar bareng
8
Dihukum bareng
9
Kali ini pahlawan lumpur
10
Terima kasih, Kael.
11
Apakah itu ide yang bagus?
12
Barter
13
Pahlawan upacara
14
Mie ayam
15
Kael salting
16
Bintang utama
17
Di rumah dengan pikiran masing-masing
18
Kael Peka Santoso
19
Ucapan Makasih
20
Dia kemana?
21
Belajar bareng lagi
22
Makan mie ayam bareng lagi
23
Seharian sama papa
24
Murid baru
25
Berteman
26
Bersama bintang
27
Jadi nakal
28
Nadine jatuh
29
Ulangan mendadak
30
Lo keren
31
Kemana?
32
Kenapa kael baik
33
Bintang or Kael?
34
Kaleng!
35
Ciri-ciri cewek suka sama kita
36
Leo pahlawan mendadak
37
Kerja di kafe Luka
38
Badut Shinchan
39
Tama
40
Aku suka dia...
41
Seharian bersama Bintang
42
Perasaan Alena
43
Alena suka sama Bintang
44
Alena vs Syifa
45
Cemburu
46
Buku nadine
47
Rahasia
48
Kael khawatir
49
Duri-duri kecil
50
Traktir
51
Mie ayam harga mati!
52
Akhirnya BERTEMAN
53
Good luck
54
Confess
55
Dekapan
56
Pukulan ingkar janji
57
Keychain yang sama?
58
Nadine...
59
Hadiah untuk Nadine
60
Lo selalu keren, KittyCat
61
Guru cinta
62
Tokoh lucu
63
Cemburu kah?
64
Hari senin
65
dua mangkuk mie ayam
66
Goodnight, KittyCat
67
Ngobrol sama Reya
68
Puisi
69
Alena dan Bintang
70
Kael
71
Perjalanan ke dufan
72
Euforia di Dufan
73
Bianglala dan Tatapan yang Menggantung
74
Dufan (selesai)
75
Suka?
76
Jalan-jalan malam
77
Nadine vs Syifa
78
Kael kangen ma...
79
Melihatnya
80
Sama-sama denial
81
Salah jalan
82
Jadi anak nyamuk
83
Gosipan
84
Ovt Alena
85
Siapa yang dicinta?
86
Memberitahu...
87
Sebuah pengkhianatan
88
Ketenangan sejenak
89
Kemana?
90
I need u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!