Pindah Ke Apartemen

Ponsel falisya langsung berbunyi dan panggilan tersebut dari mertuanya, "Halo, ma!"

"Sayang, kamu sudah pulang sekolah?"

"Sudah, ma!"

"Kamu sama Mahendrakan? Bilang sama dia di suruh langsung pulang ya karena hari ini kalian pindah ke apartemen, sudah di bersihkan semua sama asisten rumah tangga," perintah Eva.

"Oh, oke ma!"

Sambungan telefonnya langsung terputus, falisya memijat pelipisnya dan langsung menatap kearah Alif, "Kak, gue harus pulang sekarang! Kakak ada urusan lainkan? Kalau gitu falisya pulang sendiri naik taksi aja!"

"Yakin? Ngak mau di anter aja?" tanya Alif.

"Ngak, kak!"

"Iya udah gue tungguin ya sampai taksinya datang,"

Falisya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, tidak butuh waktu lama akhirnya taksi langsung tiba dan falisya masuk ke dalamnya, setelah kepergian falisya, alif langsung menatap tajam ke arah mahendra dan melajukan motornya begitu saja.

"Cih, awas Lo ya falisya," Mahendra langsung mengejar taksi tersebut dengan mobilnya.

Dia membunyikan klakson agar taksi tersebut segera menepi, namun sudah berulang kali taksi itu tidak menepi juga, falisya yang berada di dalamnya meminta taksi tersebut agar tidak menepi dan terus saja melaju dan menambah kecepatannya.

"Pak, tambah kecepatannya ya jangan biarkan kita di salib sama mobil itu!" pinta falisya.

"Tapi, mbak! Kalau dia memaksa untuk menyalip nanti bahaya,"

"Biarkan, aja pak! Intinya jangan sampai mobil itu menyalip taksi bapak,"

Namun bukanlah Mahendra namanya jika tidak berhasil menyalip taksi tersebut, lalu taksi tersebut langsung berhenti dan Mahendra melangkahkan kakinya keluar untuk membawa falisya kembali.

"Pak, jangan bukakan pintunya ya, dia bahaya banget!" pinta falisya.

"Falisya, buka pintunya!"

"Pak, buka atau gue pecahin ini kacanya!" ancam Mahendra.

Supir tersebut ketakutan dan langsung membuka pintu dan Mahendra menarik tangan falisya kasar agar wanita itu mau keluar, supir taksi menghalangi aksi mahendra dan mengancamnya akan berteriak.

"Pak, saya kan mengambil istri saya sendiri kenapa bapak mau teriak? Teriak gini, suami ambil paksa istrinya dari dalam taksi bapak gitu?" ketus Mahendra.

"I-istri?" tanya supir tersebut.

"Ngak Deng pak, gue bukan istrinya!" kilah falisya.

Supir tersebut menggaruk kepala atasnya yang telah botak, "Masih sekolah tapi sudah menikah? Tapi katanya tadi juga enggak, ah mana yang bener."

Mahendra langsung membawa falisya masuk ke dalam mobil dan mengunci mobilnya agar wanita itu tidak bisa lari lagi, "Mau lari kemana hah?"

"Kak Mahendra jangan gitu ih, seram tau! Udah jelek tambah jelek lagi,"

"Siapa jelek?" tanya Mahendra dengan tatapan tajam.

"Beraninya Lo pergi sama Alif terus gandengan tangan lagi,"

"Kenapa? kakak cemburu ya?"

Falisya langsung menelisik wajah lelaki itu, "kan bener cemburu?" ledek wanita itu.

Saat ini wajah Mahendra sudah seperti kepiting rebus, dia ingin marah namun tidak bisa sebab dirinya telah di tuduh oleh falisya, dia tidak ingin jika wanita itu berfikiran jika dia menyukai falisya.

"Turun Lo," perintah Mahendra.

"A-apa?" teriak falisya terkejut.

"Jangan ngaco ya, kak. Tadi kenapa kakak sibuk suruh falisya turun dari taksi hah?" protes falisya.

"Mangkanya jangan banyak ulah, diem aja!"

"Hari ini kita pindah ke apartemen, semua aturan yang di rumah itu gue yang atur jadi Lo harus tunduk sama aturan yang gue buat," tegas lelaki itu.

"Iya, gue tahu!"

Mahendra langsung melajukan mobilnya, dia dalam mobil falisya terus mengumpat dan memakai lelaki itu. Karena dia sudah tahu peraturan yang Mahendra buat pasti tidak akan pernah baik untuk diri falisya.

"Kenapa wajah Lo kaya gitu?" ketus Mahendra.

"Kenapa sih, heboh banget! Ngurusin wajah orang segala, udah deh kakak fokus nyetir aja!"

"Lo sama Alif ada hubungan?" tanya Mahendra.

"Kenapa tanya-tanya? Kalau emang ada hubungannya sama kakak apa? Ya kakak juga cari cewek lah biar punya hubungan juga," jawab falisya santai.

Mahendra langsung menyentil jidat wanita itu hingga membuatnya meringis kesakitan, "Apaan sih, kak sakit tahu!"

"Kalau sudah tahu sakit jangan mancing orang buat ngelakuin itu terus, Lo bisa ngak sih nurut sama suami Lo hah?" tanya Mahendra.

"Emangnya kak mahen mau falisya nurut sama kakak?"

Mahendra menatap tajam kearah manik mata falisya membuat wanita itu langsung menciut nyalinya, dia menatap lurus kedepan dan tidak berani mengajak lelaki itu bercanda atau membantah perkataanya lagi.

Sesampainya mereka dirumah, mahendra langsung keluar dan menutup pintu mobil dengan sangat kuat membuat falisya tersentak lalu memegang dadanya yang hampir mau keluar, dia meneguk salivanya dalam-dalam dan langsung keluar dari dalam mobil. dia merasa jika Mahendra saat ini benar-benar marah pada dirinya, sehingga membuat wanita itu kebingungan.

"Dia marah sungguhan kah?"

"Ngeri juga ya, tapi bodo ah buat aja dia marah terus jika bisa lebih marah dari ini."

Falisya langsung melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam rumah, dia melihat wanita paruh baya itu menyambutnya. Falisya langsung mencium tangan wanita itu.

"Sayang, kalian harus akur-akur ya! kalau bisa kalian pergi bulan madu!" ujar Eva gembira.

Falisya yang mendengarnya langsung terbatuk dan menepuk dadanya pelan, sedangkan Mahendra hanya memasang wajah datar dan tidak minat untuk mendengarkan celotehan mamanya yang tidak masuk akal.

"Ma, kalau gitu falisya pamit ya! Mama jaga kesehatannya baik-baik, nanti falisya sering main kesini," ujar falisya

"Iya, sayang. Nanti kalau mahen nakal bilang sama mama ya!"

Falisya langsung melirik tajam ke arah mahendra dan berbicara di dalam hatinya, "Andaikan mama tau dia nakal hampir setiap detik."

"Apaan sih, ma! Aku itu anak baik-baik, falisya tuh yang suka cari masalah!"

"Sabar falisya, Lo harus pasang wajah baik seperti bidadari jatuh karena kesandung masalalu, ah apaan sih bodo ah, intinya biar mama Eva percaya kalau Lo yang baik-baik tanpa harus speak up," batin falisya.

"Mama mah ngak percaya," sahut Eva.

"Hmm, mampus! apakan gue kata," batin falisya.

Wanita itu menahan tawanya lalu Mahendra menatap ke arah falisya dengan tajam, lalu falisya pura-pura tidak tahu dan mengangkat bahunya. Mereka langsung mencium tangan wanita paruh baya itu dan langsung menuju ke mobil.

Semua barang mereka telah di bawa oleh mobil khusus untuk mengangkut barang, sedangkan mereka hanya membawa barang mereka yang penting saja. Falisya menatap ke arah mahendra dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kak mahen, falisya pasti akan jadi istri yang baik kok! Nanti falisya bangun pagi siapkan sarapan, terus nyetrika baju kak mahen, dan pokok nya falisya akan jadi istri yang baik!"

"Buat anak juga?" tanya Mahendra santai.

Falisya langsung terkejut dan memukul kuat bahu lelaki itu dan bergidik ngeri, mahendra meringis kesakitan dan menatap kearah falisya dengan tajam. Namun, falisya langsung menutup wajahnya dia ketakutan jika mahendra benar akan melakukan hal itu sedangkan saat ini mereka sudah tinggal berdua saja, akan mengadu ke siapa

jika Mahendra macam-macam pada dirinya, falisya langsung menghembuskan nafasnya kasar.

Sesampainya mereka di apartemen, semua barang telah rapi dan falisya langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Lalu mengingat soal kamar, falisya langsung kembali duduk dan menatap Mahendra.

"Kak mahen, kamarnya ada berapa?" tanya falisya.

"Seharusnya ada dua, Lo nempatin kamar yang di belakang!" perintah Mahendra.

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!