Rencana Falisya

Mahendra bangkit dengan memegang pingganya yang sakit, dia langsung duduk di atas ranjang dan menatap tajam kearah wanita yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan terlebih lagi wanita itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya matanya saja yang terlihat.

"Kak mahen nodai, falisya!" Tuduhnya

"Enak aja, atas dasar apa Lo nuduh gue gitu?"

"Tadi malam kan tidurnya di bawah kenapa sekarang ada di atas peluk-peluk lagi, mau nyari kesempatan ya?"

Mahendra langsung menyentil dahi falisya hingga wanita itu meringis kesakitan dan mengusap keningnya dengan kasar, lalu Mahendra bangkit dan masuk ke kamar mandi.

"Hei, jelaskan dulu jangan asal pergi," ketus falisya.

"Fikir aja sendiri siapa yang tadi malam demam tinggi dan peluk duluan," sahut mahendra.

Falisya langsung terdiam dan memegang keningnya dan melirik kearah kompres, dia mengerutkan keningnya dan berusaha mengingat kejadian tadi malam. Falisya langsung menepuk kuat jidatnya.

"Bodoh banget Lo, falisya. Argh jatuh sudah harga diri Lo!" gerutunya.

"Mau di tarok dimana nih muka?"

Falisya langsung tidur kembali dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, dia merasa malu dan juga tidak memiliki wajah untuk berhadapan dengan Mahendra. Pasti lelaki itu mengira falisya lah yang mesum saat ini.

"Tapikan gue istri sah nya, kenapa harus malu?" tanyanya lagi pada diri sendiri.

"Argh, tapi pernikahan ini ngak wajar dan ngak seperti pernikahan pada umumnya, jadi harus malu!".

"Argh, bodo ah! Gue ngak mau bangun dan ngak mau pergi sekolah."

"Falisya, Lo masih demam?" tanya mahendra.

"Falisya,"

"Woi, Lo dengar ngak sih!"

"Ngakk!"

Mahendra mengulum senyumannya dia menyadari jika wanita itu saat ini sudah menyadari kejadian malam itu, dia langsung berpura-pura berjalan menjauh dan saat falisya membuka selimutnya dia langsung menariknya hingga terlepas dari tubuh wanita itu.

"Bu, jangan pergi!" ledek mahendra mengejek falisya semalam.

"Apaan sih, kak!"

"Alasan Lo aja kan? Biar bisa peluk-peluk tubuh kekar gue?"

"Dih, najis! Kakak aja yang nyari kesempatan pas falisya lagi demam!"

"Sudah di tolongin ngak tahu terimakasih, dasar kampung!" Mahendra langsung masuk ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya.

Falisya langsung masuk ke dalam kamar mandi dan bergegas untuk mandi, dia akan mulai melanjutkan aksinya lagi agar Mahendra segera menceraikan dirinya. Dia sudah tidak betah tinggal satu atap apa lagi satu kamar dengan lelaki itu.

"Aku kerjainnya gimana? Paksi cara yang awal atau pura-pura ganjen kali ya sama cowok di sekolah, biar dia ilfeel terus! falisya kita cerai!" ujarnya memperagakan Mahendra berbicara.

"Wah, gue langsung tari piring," ujarnya gembira.

"Tapi, dia baik juga mau ngerawat gue pas lagi sakit!"

"Tapi kenapa sih harus menikah dengannya, dia itu lelaki yang keras kepala, narsistik dan juga menyebalkan!"

"Bodo ah, gue mandi dulu!"

Setelah selesai dengan rutinitas paginya, falisya langsung menuju ke dapur dan bergabung dengan yang lain. Falisya langsung duduk di sebelah mahendra dan tersenyum manis kearah lelaki itu sehingga membuat mahendra mendorong wajah falisya menjauh.

"Apaan sih!" ketus mahen.

"Mas Mahendra!" panggil falisya dengan lembut.

Mahendra yang telah meneguk air minum langsung tersedak dan menyemburkannya ke sebelah kiri, dia langsung menatap horor ke arah falisya. Entah kesambet apaan wanita itu tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan itu.

Eva yang melihat tingkah mereka berdua hanya tertawa dan tidak ingin ikut campur, dia melihat seperti ada kemajuan dalam hubungan mereka itu membuat Eva bahagia.

"Kesambet apaan Lo, falisya? Ini ada mama ya jangan buat ulah, mau gue tinggal Lo di gedung angker yang lain lagi hah?" ancam Mahendra.

"Mas mahen kok ngancem ngancem gitu sih!" teriak falisya.

"Mahendra kamu ngancem falisya?" tanya eva.

"Ngak, ma!"

Mahendra langsung merangkul falisya dan membisikkan di telinganya, "Mau Lo apa hah?"

"Uang jajan, uang gue habis!" jawab falisya.

Saat Mahendra meronggoh saku celananya falisya langsung memperhatikannya, "Eits, bukan uang jajan aja, tapi untuk beli keperluan dan keinginan gue! Sini dua puluh juta!"

"Jadi matre kayaknya ampuh juga," batin falisya.

Mahendra langsung mengeluarkan black card miliknya dan memberikan kartu tersebut kepada falisya, membuat falisya langsung membulatkan matanya dan mengerjapkannya berulang kali. Dia jelas tahu kartu itu, hanya orang-orang tertentu saja memilikinya dan saat ini ia mengetahui Mahendra memiliki kartu tersebut, niat matrenya gagal total.

"Ini untuk gue?" tanya falisya.

"Iyalah,"

Falisya meneguk salivanya dalam-dalam dan langsung mengambil kartu tersebut, "Lo ngak takut uang Lo gue habisin?"

"Habisin aja, emang itu untuk Lo!"

"Apaaaa?" teriak falisya terkejut.

"Bisa pelan ngak sih, gue lagi makan," ujar Mahendra.

"Kak, ini gue ngak bakal kasih Lo kesempatan lagi untuk ngambil balik kartu ini loh!"

"Hei, itu kartu emang untuk istri gue nantinya, karena gue nikah kecepatan dan Lo yang jadi istri gue, mangkanya itu untuk Lo!" jelas Mahendra.

"Wah, emang sekaya apa sih dia," batin falisya.

"Kak, ini uang lo sendri atau punya papa Lo?"

"Uang gue lah!"

"Oke!"

Mahendra langsung melirik ke arah falisya dan langsung kembali melahap makanannya sampai habis, wanita itu tidak berselera makan. Dia hanya memakan roti dan langsung mencium tangan eva dan mereka berdua berangkat sekolah.

Seperti biasa Mahendra menurunkan falisya di tempat biasa, "Awas gue lihat Lo goncengan sama Alif lagi, habis Lo gue buat!"

"Kenapa? Kan sudah falisya bilang kak Alif itu tipe falisya banget, jadinya susah untuk nolak!"

"Shit, sialan! Mahendra ingin memukul falisya namun wanita itu langsung keluar dan mengejek lelaki itu.

 Akan tetapi falisya kembali masuk dan menatap kearah lelaki itu, "Kak, emang di kantin bisa bayar pakai kartu ini?"

"Menurut Lo?" ketus mahendra.

"Bisa ya?"

"Bisalah!" jawab mahendra santai.

falisya mengangguk dan langsung keluar kembali, menutup pintu dan berjalan lebih dulu, sedangkan mahendra di dalam mobil tertawa melihat kepolosan falisya. Dia masih membayangkan gimana wanita itu nanti jika ingin membayarnya.

"Gue harus ke kantin menyaksikannya! Gue tahu Lo pura-pura matre dan mau habiskan uang gue kan? Pasti Lo akan traktir satu sekolah dan membayarnya pakai kartu itu, gue tunggu falisya!" ujarnya menyeringai.

Dia kembali melajukan mobil nya dan membunyikan klakson di samping falisya sehingga membuat wanita itu mengelus dadanya, falisya berjalan hingga ke gerbang dia bersyukur tidak bertemu dengan Alif karena bisa jadi ancaman wanita kemarin ada benarnya.

Falisya berjalan santai menuju kelasnya, dia tersenyum bangga karena telah memiliki rencana akan membayari makan satu sekolah dengan uang Mahendra. Dia langsung menuju ke kelasnya untuk mengawali hari ini dengan belajar bersama guru yang tampan.

"Ciah, berseri banget tuh muka, menang lotre ya?" tanya gebby.

"Dih, enak aja! Gue lagi ada hajat, dan gue mau traktir satu sekolah," ujar falisya tersenyum lebar.

"Serius?"

Falisya menganggukkan kepalanya dan berjalan memasuki kelas, kini falisya dan juga Gebby saling menatap. Gebby masih tak percaya jika falisya sekaya itu, dia langsung memegang bahu falisya.

"Lo ngak bercanda kan? Gue ngak punya uang sebanyak itu untuk bayarinnya!" ujar gebby salah sangka.

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!