Cemburu Buta

"Ah, iya, Gue baru ingat! Di sekolah kita kedatangan murid barukan? Sumpah, cantik banget gila!" ujar kenzo dengan berbinar.

Mahendra hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, dia langsung duduk di sofa mendengarkan ocehan dua makhluk di hadapannya yang tidak berguna, mereka berteman dari kecil hingga sekarang mahendra tetap menjadi pendengar terbaik mereka. Jika lelaki itu sudah kesal mendengar kedua ocehan temannya baru dia memukul kepala mereka dan langsung menjauh.

"Mahen, Lo taukan? Anak 11 unggulan," tanya Kenzo mendekat.

"Gue ngak peduli!"

"Lihat dulu, dia cantik banget! Ngalahin Kayla."

Kenzo memperlihatkan sebuah gambar yang berhasil dia ambil saat falisya sedang berbincang dengan gebby atau bahkan sedang duduk sendiri di depan kelas.

"Ah, shit!" umpat mahendra dan menatap tajam ke arah Kenzo.

Dia merasa kesal karena Kenzo dengan beraninya mengambil foto falisya tanpa sepengetahuan wanita itu, dia menyentil kepala Kenzo dengan kuat dan merebut ponsel tersebut. Dengan tidak bersisa dia hapus semua foto yang ada di ponsel milik Kenzo.

"Mahendra, apaan sih Lo kenapa di hapusin semuanya?"

"Mangkanya jangan sok-sok an jadi paparazi, gue kasih tau sama adik kelas itu tau rasa lo!" ledek Julian.

"Ya kenapa ngak di sisakan satu coba? Untuk pemandangan sebelum tidur! Ah ngak seru Lo mahendra," gerutu Kenzo.

"Sialan, falisya selama ini di jadikannya objek sebelum tidur, kalau ngak ada orangnya di dalam habis Lo gue buat, kenzo. Bahaya kalau falisya dengar gue belain dia, bisa lebih percaya diri dia nanti," batin Mahendra.

"Kalian sudah puas kan? Iya udah sana pulang! Ngapain masih disini." ketus mahen.

"Kami mau nginap disini," sahut Julian.

"Apa?" teriak mahendra membulatkan matanya.

Falisya yang juga mendengarnya hampir menjerit, namun dia berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannya itu. Dia sangat lapar saat ini, dan lagi dia mendengar teman Mahendra akan minginap, seperti kena musibah bertubi-tubi yang di rasakan falisya saat ini.

"Gue laper, ah Lo Mahendra bodoh banget sih! Sama gue aja bisa kasar, tonjok kek mereka kalau ngak mau pulang! Ya kali gue disini terus sampai besok pagi, bisa mati gue!" gerutu falisya.

Perutnya terus berbunyi dan memberontak untuk segera di isi makanan, tapi falisya tidak ada pilihan lain kecuali sehingga mahendra membawa mereka keluar dari kamar ini.

"Kenapa Lo terkejut gitu? Kan gue baru balik dari Singapura, emangnya Lo ngak rindu apa?" tanya Julian.

"Dih, najis! Gue masih normal, dan kalian pergi aja sana!"

"Normal? Cewek secantik Kayla aja Lo tolak, minus Lo bukan normal?" sahut Kenzo.

Mahendra menutupi telinganya dan menendang mereka agar segera keluar, dia tidak ingin jika mereka menginap lagi. Setelah ini dia mungkin akan memikirkan cara agar temannya tidak menghantui pernikahan dirinya bersama falisya.

"Kalian katanya rindukan sama masakan mama gue? Iya udah sana makan , habis itu angkat kaki kalian dari sini sebelum gue benar-benar murka," ujar Mahendra dengan menekankan suaranya.

"Ayo, Julian. Suasana udah beda, gue ngak mau di terkam harimau," ujar kenzo.

"Harimau?" lirih Mahendra, dan dia menatap kebawah teringat falisya menjuluki miliknya dengan harimau.

"Tante, kami di usir nih sama Mahendra dalam keadaan lapar!" teriak julian dan Kenzo.

"Kalian lapar? Ayo sini makan, Tante masak banyak nih, Mahendra ayo makan sekalian kalian berdua kan belum makan juga!" ajak Eva.

"Berdua? Maksudnya kami berdua Tante?" tanya Kenzo bingung.

"Bukan--"

"Haha, iya maksud mama gue kalian berdua yang belum makan!" Mahendra tertawa kecil dan mengedipkan matanya kearah Eva.

"Iya udah kalian disini aja makan yang baik, setelah itu kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan? " tanya Mahendra dingin.

Pertanyaan itu membuat Kenzo dan Julian merinding, Mahendra emang benar-benar bisa mengimitidasi mereka. Mereka langsung menyetujuinya, dan makan dengan lahap.

Mahendra balik ke kamar lagi dan menuju falisya berada. "Falisya!"

"Gue laper! Mereka sudah pergi ya? tanya falisya.

"Belum, mereka lagi makan!"

"Apa? Makan!" falisya langsung terduduk lemas dan memegang perutnya yang terus berbunyi.

"Jadi, gue harus apa coba?" tanya Mahendra.

"Harus apa? Mikirlah, kak. istrimu ini kelaparan masa iya kakak malah ngasih makan orang lain dan biarin istrinya kelaparan!" Sungut falisya.

"Lucu banget sih," gumam Mahendra.

Mahendra langsung menggelengkan kepalanya dan menatap tajam kearah falisya, "Rasain, kan gue ngak nyuruh lo untuk nunggu gue tadi kan? Laper ya, makan nih yang ada disini, tapi jangan harimau gue!"

"Dih, sana-sana. Ntar gue jadi kenyang karena lihat muka kakak!"

Mahendra langsung bangkit dan menutup kembali pintu tersebut, dia berjalan keluar menuju temannya tadi. Dia melihat Kenzo dan Julian sudah selesai makan, dan dia langsung menarik tangan mereka berdua agar segera pulang.

"Gue ada urusan, jadi ngak ada waktu untuk meladeni ocehan kalian berdua! Sana cari anak baru itu saja dari pada kalian sibuk menceritakannya padaku, membuat telingaku hampir meledak," ketus mahendra.

"Iya deh iya, besok di sekolah gue mau pendekatan sama anak baru, doin ya!" ujar kenzo.

"Iya, terserah Lo!"

"Iyaudah kami balik dulu ya!" pamit Julian dan langsung melajukan motor sportnya.

Mahendra menghela nafas lega dan menuju ke dapur untuk berbicara dengan mamanya. "Ma!"

"Iya, kenapa?"

"Kenapa mama biarin mereka masuk sih? Dan kenapa mama hampir keceplosan tentang falisya, kan kami sedang menutupi pernikahan yang sedang kalian buat!" jelas Mahendra.

"Oh iya, mama lupa!Jadi falisya sekarang dimana? Jangan bilang kamu sembunyikan di bawah tanah?" tanya Eva panik.

"Mahendra sembunyikan di lubang buaya!"

"Mahendra!" teriak Eva.

"Mama sih, ceroboh banget!"

"Iyakan mama lupa, maklum lah punya anak bandel kayak kamu jadinya fikiran mama ini susah fokus,"

"Mahendra ngak bandel, ma." mahen langsung meninggalkan mamanya dan menuju kamar.

"Keluar Lo sekarang, mau mati kelaparan disitu terus?" teriak mahendra.

Falisya langsung keluar dan melirik ke seluruh kamar, "Aman!" Dia langsung bernafas dengan lega.

Lalu manik matanya menatap kearah mahendra dengan tajam, "Kenapa emangnya kalo gue mati kelaparan? Kan Lo senang?"

"ya ngak lah, yang ada gue kenak masalah!"

"Minggir!" falisya Langsung mendorong bahu Mahendra dengan kuat, namun malah dia yang hampir terjatuh sedangkan Mahendra tidak bergerak sama sekali.

Falisya langsung membulatkan matanya dan membuang pandangannya kearah lain lalu meninggalkan lelaki itu sendirian. Mahendra ikut berjalan di belakang wanita itu. Kini mereka sama-sama makan di meja makan dengan khidmat.

Malam itu banyak sekali bintang bertebaran di langit untuk menunjukkan betapa indah Kilauan cahaya mereka, Falisya menatapnya seakan tidak ingin berkesudahan. Namun, lelaki yang membuatnya kesal itu malah ikut duduk di sebelahnya.

"Gue punya rencana!" ujar Mahendra.

"Rencana apa?"

"Kita pindah ke apartemen yang baru gue beli!"

"No, Kakak mau ngapain kita pindah ke apartemen jangan bilang mau aneh-aneh ya!" tuduh falisya.

Mahendra langsung menyentil kepala falisya, "Otak Lo itu yang mesum, fikiran Lo kesana Mulu!"

"Enak aja!"

"Julian sama kenz--"

"Siapa mereka?" tanya falisya memotong pembicaraan Mahendra .

"Dengerin gue dulu mangkanya, yang tadi itu namanya Kenzo dan julian, mereka emang sering main kesini tanpa beritahu gue dulu tiba-tiba udah sampai sini aja kayak tadi, jadi gue mikir kita harus pindah aja!"

"Gue aja yang pindah, kakak ngak perlu. Nanti bapak sama ibu juga mau pindah kekota,"

"Mana bisa gitu, Lo istri gue! Jadi kemana gue pergi Lo harus ikut," ketus Mahendra.

"Tapi, pernikahan kita cuma di atas kertas doang! Buktinya kita sudah kayak apa? Kaya kucing sama tikus kan?"

"Terserah Lo, intinya Lo harus ikut gue!"

"Kak, kapan sih Lo mau ceraiin gue?" tanya falisya.

"Maksud Lo?"

"Iya, kapan kakak ajukan gugatan cerainya? Kita sama-sama ngak menginginkan pernikahan ini kan?"

"Gila ya Lo!" ketus mahendra. Dia langsung beranjak dari tempat itu dan langsung masuk kamar.

"Emang gue gila, itu juga karena Lo, kak."

*** ***

Seperti biasa Mahendra menurunkan falisya jauh dari gerbang, dengan kesal falisya turun dan meninggalkan Mahendra. Namun, saat Mahendra menunggu falisya sampai gerbang, dia melihat Alif menawarkan dirinya kembali untuk bonceng istrinya.

"Apa yang jadi milik gue ngak akan bisa Lo miliki, Alif!"

"Gue ngak akan lepasin falisya untuk lo!" ujar Mahendra menyeringai.

Dia membiarkan falisya di bonceng oleh alif dan mengikutinya dari belakang. Setelah sampai di parkiran dia melirik ke arah Alif dengan tersenyum licik, dan meninggalkan mereka begitu saja.

"Kak Alif, gue mau bilang sama Lo! Gue minta jangan pernah minta gue lagi ya untuk naik ke atas motor kakak kalau pas pergi sekolah, dan untuk pendaftaran OSIS kemaren, falisya sebenarnya ngak minat sama sekali jadi hapus nama falisya saja ya dan gantikan sama yang lebih menginginkan nya!" pinta falisya.

"Ngak bisa, kalau gitu gue masuk kelas dulu ya!" Alif langsung meninggalkan falisya sendirian.

Falisya menghela nafasnya dan melangkahkan kakinya menuju ke kelas, dia tidak melihat jika mahendra bersembunyi di balik batu pancuran, saat Mahendra keluar dan mengejutkan falisya. Wanita itu langsung mengelus dadanya yang hampir meloncat keluar.

"Kak Mahendra, usil banget sih! ketus falisya.

"Ngapain Lo sama Alif lagi?"

"Kenapa? Cemburu ya, lagian kak Alif itu ya tipe falisya banget jadinya ngak bisa nolak deh," ujar falisya mengejek.

Mahendra langsung menyentil jidat falisya, "Gue aduin sama mama ya kalau Lo selingkuh!"

"Dih, cemburu buta ya? Hayo ngaku Loh kak Mahendra, Lo cemburu ya?"

"Ya ngaklah, ngapain gue cemburu sama lalat!"

"Falisya!" panggil Gebby.

"Kalian berdua ngapain disini? Ini benaran kak Mahendra kan?" tanya Gebby terkejut.

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!