Pasutri Gaje

Falisya menyeringai, dia tak gentar di tindas seperti itu oleh mahendra karena dia punya bekingan yang sangat kuat, yaitu kedua orang tua Mahendra. Dia tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke bibir Mahendra, kini jaraknya hanya dua Senti saja.

Mahendra membulatkan matanya dan memundurkan langkahnya. "Arghh, sialan apa yang Lo lakuin?" Mahendra langsung keluar dari kamar dan saat ini pipinya sudah seperti kepiting rebus.

Falisya tertawa keras, dia tidak menyangka jika Mahendra akan salah tingkah seperti itu. Padahal ia hanya menggertak saja, tidak mungkin falisya berani melakukan itu. Bahkan tadi jika Mahendra ikut memajukan kepalanya mukin falisya lah yang akan kabur seperti tadi.

"Gue juga udah ngak betah sama Lo, pokoknya dua bulan lagi harus bisa di pulangkan ke kampung! Gue ogah lama-lama disini, ngak apa-apa jadi janda yang penting masih perawan dan lagian juga ngak ada yang tahu kalau gue udah nikah kan? Jadi aman!"

Falisya langsung berjalan menuju pintu keluar kamarnya, dia melirik keberadaan mahendra yang telah duduk di meja makan dengan mamanya. Falisya menahan tawanya dan langsung ikut bergabung.

"Mama," Sapa falisya.

Wanita itu terlalu baik pada falisya, haruskah dia juga melukai hati kecil wanita itu? Falisya terus bertanya dalam hatinya. Saat ini yang salah padanya hanyalah mahendra, jadi dia akan fokus kepada mahendra dan tidak melibatkan wanita itu lagi di dalam misinya, namun keadaan ketika mendesak apa boleh buat.

"Makan dulu ya, tadi mahendra sudah mama marahin, besok dia ngak akan ngulanginnya lagi," ujar Eva.

"Ngak apa-apa kok ma. Mahendra pastikan punya kesibukannya sendiri, falisya paham kok! Tadi mahen juga udah minta maaf sama falisya," ujar falisya tersenyum manis.

"Oh ya? Dia benaran minta maaf sama kamu?" tanya Eva terkejut.

"Iya, dia ternyata sweet banget, ya. Makasih ya ma udah melahirkan sosok mahendra untuk falisya."

"Uhukkk....Uhukkk, sialan!" Mahendra langsung meneguk air putih hingga satu gelas habis.

"Kamu kenapa, sayang? Eh tapi mama bangga loh sama kamu, sudah mau berubah jadi suami ya baik!" ujar Eva tersenyum.

"Hahaha, i-iya ma!" sahut Mahendra tertawa kecil dan melirik falisya tajam.

Wanita itu hanya berpura-pura tidak melihat dan langsung mengunyah makanannya, dia melihat wajah mahendra saat ini sudah merah merona, membuat falisya hampir saja tidak dapat menahan tawanya.

"Siapa suruh lawan falisya, Lo kira gue lemah dan nangis saat Lo tindas? Lo salah pilih istri!" batin falisya.

Selesai makan, falisya bersiap-siap untuk pergi keluar. Eva yang melihat wanita itu sudah rapi dan membawa tas langsung menghampirinya dan ingin mengetahui ingin pergi kemana menantunya.

"Falisya, kamu mau pergi kemana?" tanya Eva.

"Oh, ini ma. Falisya ada tugas jadinya mau beli buku."

"Gitu ya, mau sama siapa perginya?" tanya Eva lagi.

"Naik taksi ma, ini baru mau di pesan,"

"Jangan, sama mahen aja! Dia lagi ngapain emangnya? tanya Eva.

"Tidur, tadi sih udah falisya ajakin cuma di suruh naik taksi aja katanya, ma." falisya memasang wajah sedihnya.

"Haha, rasain Lo hari ini gue menang banyak!" batin falisya.

"Bentar, biar mama bangunin dulu dia, ya!"

"Ngak usah, ma. Kasian mahen pasti dia kecapekan,"

"Ngakk, dia harus jagain kamu terus! Tunggu, jangan pergi dulu ya," Eva langsung menuju ke kamar Mahendra.

Eva membuka pintu dan melangkahkan kakinya mendekat lalu menarik selimut itu hingga terlepas dari tubuh mahendra. Lelaki itu kembali menarik selimutnya dengan mata terpejam, dan kini mereka saling tarik menarik selimut hingga mahendra membuka matanya.

"Ma, ada apa sih?" tanya mahen dengan suara serak bangun tidur.

"Ada apa? Kamu biarin falisya pergi ke toko buku sendirian dan nyuruh dia naik taksi aja hah? Suami macam apa kamu ini, bangun cepatan anterin itu istri kamu ke toko buku," Eva menarik tubuh Mahendra agar anaknya itu bangun.

"Ma, falisya ngak ada bilang apa-apa sama mahen! Mahen juga ngak ada nyuruh dia naik taksi, mama jangan percaya terus sama ular berbisa itu!" keluh Mahendra.

"Udah bangun, atau mama telfon papa nih?" ancam Eva.

"Ma, mahen udah besar dan juga sudah punya istri jangan perlakukan mahen kaya anak kecil lagi deh," pintanya.

"Karena kamu susah banget di bilangin!"

"Hmm, iya-iya ma! ini bangun." mahen langsung mengucek ngucek matanya dan bangkit mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Akan tetapi saat dia kembali mengingat kejadian pagi tadi saat falisya di bonceng oleh alif menggunakan motor sportnya, dia langsung meletakkan kembali kunci mobilnya dan mengambil kunci motor sportnya.

"Iya udah, mama tunggu di depan ya!"

"Iya, ma!"

Setelah selesai memakai jaketnya dia langsung keluar kamar dan menemui falisya yang tidak ingin menatapnya. Mahendra langsung menuju motornya berada, sedangkan falisya langsung mencium tangan mertuanya dan berpamitan.

"Kenapa naik motor?" tanya falisya.

"Kenapa? Bukannya Lo suka di bonceng naik motor?" tanya mahen ketus.

"Nanti kalau ada yang lihat kita berdua, gimana?" tanya falisya.

"Ya harusnya Lo bersyukur di boncengin sama pria tampan!" jawab mahendra santai.

Falisya hanya menghela nafas, dia menyesal mengerjai lelaki itu kini dia yang merasa terbebani. Dengan terpaksa dia naik ke atas motor, dan Mahendra tak kunjung melajukan motor tersebut membuat falisya mengerutkan keningnya.

"Kenapa gak jalan juga?" tanya falisya.

"Helm Lo mana?" tanya Mahendra.

"Ngak punya!" jawab falisya polos.

"Cih, dasar," Mahendra langsung turun kembali membuat falisya kebingungan.

"Dia kesal kenapa lagi sih, heran banget! Serius banget hidupnya," keluh falisya.

Mahendra kembali mendekat ke falisya dan memakaikan helm ke kepala istrinya, falisya terpaku dengan perlakuan tersebut tanpa sadar dia mengulum senyum manisnya. Mahen menutup kaca helm dengan kuat, membuat falisya terkejut dan berdecih kesal . Lelaki itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Emang musibah jika gue terpana sama sikap lelaki itu ," batin falisya kesal.

"Pegangan," teriak mahendra.

"Apa?" falisya tidak mendengar perkataan mahendra di atas motor karena ribut sama motor yang lain.

"Pegangan gue bilang!" teriak mahendra lagi.

"Apaan sihh?" tanya falisya lagi.

Mahendra merasa kesal dan langsung menarik tangan falisya ke depan dan melingkarkan tangan falisya di pinggangnya, membuat wanita itu membulatkan matanya sempurna dan merasa gugup dengan posisi seperti ini.

Mahendra menyeringai dan langsung menambah kecepatan motornya, membuat falisya mengencangkan pelukannya dan ketakutan. Falisya terus memanjatkan doa untuk keselamatan dirinya sendiri.

"Mahen, jangan ngebut-ngebut gue takut!" teriak falisya

"Apa?" tanya mahendra pura-pura tidak mendengarnya membalas perbuatan yang tadi.

"Jangan ngebut ngebut!"

"Apaan sihh?"

"Gue bilang jangan ngebut ngebut, gue takut!"

"Gue ngak dengar." Mahendra menambah kecepatannya lagi membuat falisya semakin mengencangkan pelukannya.

Lelaki itu terus menyalip mobil dan motor di depannya, sehingga membuat falisya benar-benar ketakutan dan ingin pulang saat ini juga. Dia mencubit perut lelaki itu tanpa sadar dan sangat kuat.

"Ya tuhan, kalau aku harus mati saat ini juga, jangan satukan aku nanti di surgamu dengan lelaki payah ini," falisya berdoa dengan sungguh-sungguh.

Episodes
1 Pergi Ke Kota
2 Mendadak Tunangan
3 Resmi Tunangan
4 Hari Pertama Sekolah
5 Ijab Qobul
6 Mahendra Vs Alif
7 Pak Ilham Si Guru Killer
8 Pasutri Gaje
9 Ketahuan?
10 Pasutri Gaje Part II
11 Harimau
12 Cemburu Buta
13 Anggota OSIS
14 Hujan Petir
15 Tidur Bareng
16 Rencana Falisya
17 Di Ruang Olahraga
18 Cemburu
19 Pindah Ke Apartemen
20 First Kiss
21 Amarah Mahendra
22 Di Hukum
23 Dua Juta
24 Tragedi Kantin
25 Menghabiskan Harta Mahendra
26 Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27 Mimpi
28 Perkara Cincin Hilang
29 Memotret
30 Bangun, Falisya!
31 Sadar
32 Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33 Karena Kecoa
34 Ajari Berenang
35 Tragedi Dikolam
36 Ulah Kayla
37 Pentas Seni
38 Gue, Cinta Sama Lo!
39 Kembali Kedesa
40 Memulai Dari Awal
41 Mengumumkan Hubungan?
42 Resmi Pacaran
43 Dikunci Gudang
44 Balas Dendam
45 Balon
46 Tidur Di Kamar Sebelah
47 Pertukaran Pelajar
48 Keceplosan
49 Falisya vs Kayla
50 Kekesalan Mahendra
51 Di Bioskop
52 Belajar Make Up
53 Pertandingan Basket
54 Pertandingan Basket II
55 Rasa Cemburu Yang Mengebu
56 Bolos Sekolah
57 Sisi Lain Kenzo
58 Di Luar Negeri
59 Kedatangan Sepupu
60 Mahendra Vs Afdal
61 Tidak Bersemangat
62 Kembali Ke Negara Asal
63 Pertemuan Kembali
64 Mariani Berulah
65 Pentas Seni
66 Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67 Hari Yang Pilu
68 Tempat Peristirahatan Terakhir
69 Terbongkarnya Rahasia
70 Kekesalan Mahendra
71 Perasaan Alif
72 Rahasia Mahendra Dan Alif
73 Happy Birthday
74 Pergi Berlibur
75 Camping
76 Wanita Gila
77 Ikan Gosong
78 Ada Ariana
79 Demit
80 Kejadian Yang Menakutkan
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pergi Ke Kota
2
Mendadak Tunangan
3
Resmi Tunangan
4
Hari Pertama Sekolah
5
Ijab Qobul
6
Mahendra Vs Alif
7
Pak Ilham Si Guru Killer
8
Pasutri Gaje
9
Ketahuan?
10
Pasutri Gaje Part II
11
Harimau
12
Cemburu Buta
13
Anggota OSIS
14
Hujan Petir
15
Tidur Bareng
16
Rencana Falisya
17
Di Ruang Olahraga
18
Cemburu
19
Pindah Ke Apartemen
20
First Kiss
21
Amarah Mahendra
22
Di Hukum
23
Dua Juta
24
Tragedi Kantin
25
Menghabiskan Harta Mahendra
26
Kedatangan Ibu Bapak Falisya
27
Mimpi
28
Perkara Cincin Hilang
29
Memotret
30
Bangun, Falisya!
31
Sadar
32
Terjatuh Ke lobang Yang Sama
33
Karena Kecoa
34
Ajari Berenang
35
Tragedi Dikolam
36
Ulah Kayla
37
Pentas Seni
38
Gue, Cinta Sama Lo!
39
Kembali Kedesa
40
Memulai Dari Awal
41
Mengumumkan Hubungan?
42
Resmi Pacaran
43
Dikunci Gudang
44
Balas Dendam
45
Balon
46
Tidur Di Kamar Sebelah
47
Pertukaran Pelajar
48
Keceplosan
49
Falisya vs Kayla
50
Kekesalan Mahendra
51
Di Bioskop
52
Belajar Make Up
53
Pertandingan Basket
54
Pertandingan Basket II
55
Rasa Cemburu Yang Mengebu
56
Bolos Sekolah
57
Sisi Lain Kenzo
58
Di Luar Negeri
59
Kedatangan Sepupu
60
Mahendra Vs Afdal
61
Tidak Bersemangat
62
Kembali Ke Negara Asal
63
Pertemuan Kembali
64
Mariani Berulah
65
Pentas Seni
66
Tangisan Di Balik Sosok Mariani
67
Hari Yang Pilu
68
Tempat Peristirahatan Terakhir
69
Terbongkarnya Rahasia
70
Kekesalan Mahendra
71
Perasaan Alif
72
Rahasia Mahendra Dan Alif
73
Happy Birthday
74
Pergi Berlibur
75
Camping
76
Wanita Gila
77
Ikan Gosong
78
Ada Ariana
79
Demit
80
Kejadian Yang Menakutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!