CYD - Bersedia Menjadi Menantu!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Maaf banyak typo's bertebaran dan kesalahan dalam penulisan di bawah ini!

***ΦHappy Reading BabyΦ***

Ridwan menelepon keluarganya yang ada di Iraq. Sungguh ingin menyampaikan banyak hal terlebih mencurahkan isi hati pada Umi Khumaira. Meminta pendapat yang benar dari Ayah Aziz agar masalah selesai. Hingga kedua orang tuanya mengatakan hal bijak membuatnya tersentuh. Sungguh Ridwan mampu menjadi pria hebat berkat didikan Ayah, Umi dan Abinya.

Ayah Aziz dan Umi Khumaira bilang : jika dia (Ning Annisa) adalah jodoh Tole Ridwan, maka Allah akan mempersatukan kalian. Mungkin ini jalan yang Allah berikan agar Tole menuntut Ning Annisa ke jalan yang benar. Membawa calon Istrimu ke jalan kebenaran menuju Syurga-Nya Allah. Minta petunjuk dari Allah agar hati Tole Ridwan tenang. Jika Tole Ridwan mau menikah dan patuh pada Abah, Insya Allah kami senang. Kami selalu mendukung apa pun keputusan, Tole Ridwan. Jangan buru-buru karena kami siap jadi pendengar bagi Tolr di kala gundah. Berserah diri pada Allah agar hati Tole kembali membaik.

Itu kata-kata kedua orang tuanya, hingga Ridwan menelepon Abi Azzam. Dia merasa sedih Abinya di Indonesia sendiri tanpa teman. Pasalnya Mamanya (Mahira) sudah pulang ke Rahmatullah. Kini Abinya mengasuh 4 Adiknya tanpa keraguan. Zoya dan Zayn ada di Amerika, sementara Ayeza dan Imran berada di Indonesia menemani Abinya. Ridwan berharap mereka selalu bahagia walau semua rumit akan situasi.

Ridwan menangis saat Abinya memberi wajengan panjang kali lebar. Dia tersentuh karena ucapan Abinya tidak jauh beda dari kedua orang tuanya. Ridwan bahkan merasa begitu terharu tatkala ketiga orang tuanya akan ke Kairo menyaksikan pernikahannya jika benar terjadi.

Lain sisi Annisa masih betah menunggu Ridwan sembari makan es krim. Dia berbinar terang melihat ada es krim lewat alhasil membeli sembari menunggu si pria menelepon. Annisa sampai habis es dua kenapa belum selesai juga? Ia heran apa yang di obrolkan sampai panjang lebar begitu?

Merasa bosan Annisa kembali membeli es krim cokelat dua. Tadi dia beli dua rencananya buat Ridwan. Tetapi, pria itu tidak kunjung keluar dari balik telepon umum. Annisa kembali membeli es krim dan duduk di tempat semula. Kalau masih lama es di tangan kiri akan jadi miliknya.

Ridwan keluar dari balik telepon umum. Dia melihat gadis ceroboh itu makan es krim seperti anak kecil. Ia heran anak seusia ini kelayapan di pasar. Jika nyasar bagaimana? Lalu yang lebih wow gadis ceroboh ini mau kabur dari rumah. Fantastis. Ridwan heran pada gadis masih ingsun sok mau kabur.

"Mbak, ayo kita pulang," ajak Ridwan.

Anisa mendongak menatap Ridwan dengan mata polosnya. Bibirnya penuh cokelat persis anak kecil minta di karungi. Dengan polos ia serahkan es krim pada Ridwan sembari tersenyum manis. Annisa nyengir saat tahu kelakuannya seperti bocah kecil.

Ridwan mengatupkan bibir rapat melihat Annisa. Kenapa manis sekali? Dia buru-buru berpaling menghindari kontak mata. Sepertinya ia harus lekas pergi supaya terhindar dari makhluk imut ini. Demi apa Ridwan gemas pada Annisa yang sangat menggemaskan.

Kenapa tingkah Annisa begitu lucu?

Selain ceroboh ternyata gadis ini seperti anak kecil menggemaskan. Ridwan harus mengendalikan diri untuk menjauhi perbuatan terlarang. Andai saja gadis ini Adiknya sudah di unyel-unyel pipi tembem. Alhasil ia jadi rindu pada Faakhira yang punya pipi gembul menggemaskan.

Anisa kesal Ridwan tidak kunjung menerima es krimnya. Dia berdiri sembari menodongkan es krim tepat di depan Ridwan. Dia ingin pemuda ini terima atau kembali dimakan. Pokoknya ini eskrim Annisa ngga boleh jadi milik Ridwan.

"Maaf saya tidak suka manis dan itu untuk Mbak saja," ujar Ridwan.

"Hore, Nisa bisa makan ini lagi. Baik deh Kang Alfiyan tidak mau es krim, Nisa. Nah ayo pulang Nisa mau jadi anak baik!" riang Anisa.

Ridwan sedikit melebarkan mulut dan matanya. Ini gadis aneh banget ya, sudah di tawarkan eh ternyata bualan. Anak ini polos sekali membuat ia gemas. Mirip anak kecil yang sangat menggemaskan. Ridwan heran sebenarnya umur berapa gadis ceria nan ceroboh ini?

"Lap mulut dan tangan, Mbak baru pulang."

Anisa langsung menuruti perkataan Ridwan tanpa membantah. Dia mengambil tisu yang di berikan pemuda tadi lalu mengelap mulut dan tangannya. Entah kenapa rasanya nyaman berada di dekat pemuda khas timur tengah. Ini kali pertama Annisa begitu akrab pada pria yang baru di kenal.

Dalam perjalanan pulang Annisa dan Ridwan menjaga jarak lumayan jauh. Sesekali Annisa mengajak mengobrol Ridwan dengan sikap cerianya. Sedangkan Ridwan hanya merespons ala kadarnya. Hingga mereka naik bus menuju Pesantren supaya cepat sampai. Ridwan duduk di belakang Anisa untuk jaga-jaga agar gadis ceroboh ini tidak hilang.

Sampai halte kurang 2 kilo meter dari pesantren Ridwan dan Anisa memutuskan jalan kaki tanpa naik becak. Antahlah hawanya begitu menyejukkan membuat keduanya terasa nyaman. Sesekali canda tawa terdengar dan tidak jarang gadis cilik mengeluarkan kata-kata lucu membuat pemuda lumayan dewasa tersenyum.

"Nama Mbak siapa?" tanya Ridwan sekedar penasaran.

"Annisa Hana Zahratul Khusna, itu nama panjang Nisa. Kang Alfiyan bisa panggil Nisa atau apa saja boleh. Nama lengkap Kang Alfiyan siapa?"

"Muhammad Alfiyan Nur Ridwan. Sampai sini Mbak masuk dulu biar saya menyusul. Lain kali jangan nakal sampai nekat mau kabur."

"Siap, terima kasih Kang Alfiyan. Nisa masuk dulu ya, semoga Allah memberikan kesuksesan untuk, Kang Alfiyan. Terima kasih nasihatnya Nisa senang sekali. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," tidak tutur Annisa.

"Aamiin ya Rabb. Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh," sahut Ridwan.

Annisa sudah berlalu dengan langkah semangat lantaran hati membaik. Dia kembali menengok ke arah belakang menatap Ridwan penuh makna. Senyum manis merekah tatkala ingat hari bersama pria itu. Hingga waktu Annisa berbalik insiden terjadi akibat kekonyolan. Alangkah terkejut saat kejedot gerbang menyebabkan kepalanya berdenyut. Dia merengut sebal akan sikap cerobohnya yang sangat mengganggu.

Ridwan menahan tawa melihat Annisa kejedot gerbang. Kapan gadis itu tidak ceroboh? Itu kening pasti sakit tabrakan dengan gerbang. Tunggu dulu gadis itu namanya Annisa, benar bukan? Kenapa namanya sama dengan Ning Annisa? Karena tidak ambil pusing Ridwan memutuskan melangkah menuju gerbang.

*** Cinta Yang Dirindukan ***

3 hari kemudian Ridwan datang ke Ndalem untuk menyampaikan semua. Dia sudah memutuskan bersedia menerima pinangan mereka. Dia bersedia menjadi menantu keluarga besar Abah Zailani dengan lapang dada. Selama 3 hari ini Ridwan telah memutuskan untuk ikhlas menerima pinangan mereka.

Ridwan mengetuk pintu Ndalem sembari mengucap salam. Dia tersenyum tatkala pintu terbuka menampilkan Bu Nyai. Garwo sang Kiai besar asal Indonesia mempersilakan masuk. Dengan ramah Ridwan masuk dengan sikap sopan santun senantiasa terjaga.

Ridwan tersenyum tatkala Abah dan Bu Nyai duduk di depannya. Dengan sopan ia menyelami Abah dengan mengecup punggung tangan, sedangkan untuk Bu Nyai salaman bukan mahram. Dia menunduk sopan akan adab yang di pelajari dari pesantren. Ridwan sadar perasaan aneh untuk gadis ceroboh itu hanya sebatas angan. 1 jam bersama Annisa membuat Ridwan berdesir akan sebuah perasaan baru.

Tidak boleh karena jodohnya bukan Annisa itu melainkan Annisa yang lain. Ridwan akan belajar membuka hati pada calon Istrinya. Mungkin akan mengajari hal yang baik demi menuntun sang Istri ke jalan lurus. Biarkan Ridwan menjadikan Ning Annisa sebagai wanita penghuni surga.

Ummi Fatimah menyuruh Putri ketiganya untuk membuat kopi serta membawa camilan. Ia ingin mendengar jawaban Ridwan agar semua kelegaan terjawab. Ummi Fatimah hanya ingin yang terbaik untuk Putrinya yang bandel.

Abah Zailani dan Ummi Fatimah ingat betul ketika Putrinya yang awalnya menolak keras perjodohan dua hari lalu menerima penuh keyakinan. Mereka heran tatkala Annisa menerima dengan lantang pernikahan ini walau tersembunyi dari publik.

Saat itu Annisa penasaran dengan nama calonnya. Hingga sebuah nama lengkap membuatnya bergetar tidak menentu. Jadi calon Suaminya adalah pria yang menasihati penuh kelembutan serta pengertian itu. Bahkan selama satu jam bersama membuatnya begitu antusias. Antah kenapa tanpa sadar Annisa menyetujui pernikahan ini tanpa pikir panjang.

Awalnya menolak keras, tetapi setelah tahu siapa calonnya membuat Annisa berubah pikiran. Pria sebaik itu mungkin bisa membawanya ke jalan yang benar. Semoga saja Ridwan bisa menjadi guru yang baik untuknya. Semoga saja Ridwan bisa menjadi Suami yang mampu membawa ke Surga-Nya Allah, Aamiin.

Di balik tembok Annisa ingin mendengar percakapan antara kedua orang tuanya dan Ridwan. Dia menutup mata saat percakapan di mulai. Antah kenapa jantung Annisa berdegup keras ingin mendengar jawaban Ridwan.

Suara berat khas pria itu semakin terdengar teduh. Suara berat begitu lembut untuk di dengar, sehingga membuat Annisa penasaran. Sungguh ia sangat ingin mendengar nama itu mengucap iya. Annisa harap cemas hingga sebuah tepukan membuatnya terlonjak.

Almadira heran Adik Annisa kayak maling bersembunyi dibalik tembok. Sewaktu tahu ia langsung menyeringai menggoda. Tanpa buang waktu membawa Adiknya menuju kamar untuk digoda habis-habisan. Almadira tersenyum saja sewaktu Annisa menggerutu kesal padanya.

"Bagaimana, Nak Alfiyan apa bersedia menerima Putri kami sebagai Istri? Abah berharap Nak Alfiyan bersedia menerima Nduk Anisa sebagai Istri. Abah sangat berharap Nduk Anisa bisa menjadi Makmum dari Nak Alfiyan."

Ridwan menarik napas perlahan kemudian tersenyum ramah. Dia tidak mungkin menolak karena ini benar-benar keinginannya. Semoga saja Allah memberikan kuasa-Nya untuk kebahagiaan mereka. Ridwan berharap pernikahan ini mendapat Ridho Allah sehingga berjalan Sakinah Mawadah Warahmah, Aamiin.

"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim saya bersedia menjadi Imam, Ning Annisa. Saya bersedia menjadi Suami yang siap menuntun Ning Annisa ke jalan Allah. Atas rahmat dan Kuasa-Nya saya menerima Ning Annisa sebagai pendamping hidup saya!"

"Alhamdulillah yaa Rabb, Syukron kasir, kami sangat senang mendengar keputusan, Nak Alfiyan. Apa ini dari hati Nak Alfiyan? Sungguh Nak Alfiyan bersedia menerima, Nduk Annisa?" ucap Abah Zailani dan Ummi Fatimah penuh harap.

"Alhamdulillah yaa Allah, Afwan. Saya menyetujui atas kebesaran Allah untuk melapangkan tujuan. Saya bersedia menikahi Ning Anisa atas Kuasa-Nya yang mentakdirkan saya bersama, Ning Annisa. Ini dari hati serta keinginan saya bukan paksaan."

"Allahu akbar, kami begitu bahagia Nak Alfiyan begitu bijak. Kami sangat bangga mendapat calon menantu seperti, Nak Alfiyan. Rencananya kami mau mengadakan pernikahan kalian secepat mungkin. Apa Nak Alfiyan mau menikah segera dengan putri, kami?"

"Insya Allah, saya siap kapan pun akad pernikahan dilaksanakan. Lalu apa mahar yang di inginkan, Ning Annisa?"

"Alhamdulillah ya Allah. Bagaimana jika dua minggu lagi kalian menikah? Soal mahar Nduk Annisa hanya ingin mahar surah Ar_Rahman. Nak Alfiyan bersedia ijab qobul menggunakan bahasa arab?"

"Insya Allah, saya akan memenuhi mahar serta ijab qobul menggunakan bahasa arab. Saya nurut Abah dan Bu Nyai, nanti akan memberi tahu pada keluarga saya."

Percakapan berlanjut seputar pernikahan. Baik Ridwan dan pihak Annisa saling setuju. Mereka (keluarga Annisa) begitu antusias membahas pernikahan. Mereka bahkan sudah menyiapkan di mana ijab qobul di laksanakan. Kini tinggal menunggu hari H sebelum kehidupan baru di mulai.

**** To Be Continued ****

Bagaimana perasaan kalian membaca chapter ini?

Semoga kalian senang dan sehat selalu.

Salam cinta Rose.

01_09_20

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terpopuler

Comments

abror family

abror family

ko aku dag dig dug y.. trus mama Mahira kenapa ninggal nya y??

2022-01-29

0

Siti Balkis

Siti Balkis

saya suka sekali ngikut trus thor

2021-07-16

0

Umi Jasmine

Umi Jasmine

authoor mama mahira meninggal krn apa.... kasihan abi azzam ya. kebahagiannya cuma sebentar

2021-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 CYD - Awal Berjumpa!
2 CYD - Khitbah untuk Ridwan!
3 CYD - Petunjuk Sang Khaliq!
4 CYD - Bersedia Menjadi Menantu!
5 CYD - Keluarga Narsis!
6 CYD - Akad Nikah!
7 CYD - Malam Pengantin Baru!
8 CYD - Ciuman Tanpa Sengaja!
9 CYD - Dinner Romantis!
10 CYD - Awal Kehidupan Baru!
11 CYD - Hal Paling Mengejutkan!
12 CYD - Antara Mas dan Adek!
13 CYD. Antara Mas dan Adek 2!
14 CYD. Menjaga Jarak!
15 CYD - Malam Jum'at!
16 CYD - Merasa Bersalah!
17 CYD. Merawat sang Istri!
18 CYD. Ungkapan Rasa!
19 CYD - Maaf Semua Tidak Lagi Sama!
20 CYD. Gajian Pertama!
21 CYD. Kebenaran!
22 CYD. Rasa Sakit Akibat Cinta!
23 CYD - Special chapter Romantis Ridwan x Annisa!
24 CYD. Rasa Sakit!
25 CYD - Hikmah dari Permasalahan!
26 CYD - Pedih!
27 CYD - Titip Rindu Pada Angin!
28 CYD - Liburan!
29 CYD - Adek Mencintai Mas Karena Allah!
30 CYD. Cinta (yang) Terbalas!
31 CYD. Malam Pertama!
32 CYD. Tersipu Malu!
33 CYD. Kebenaran Tentang Kita!
34 CYD. Persahabatan dan Persaudaraan!
35 CYD. Beda Dari Biasanya!
36 CYD. Panik Luar Biasa!
37 CYD. Terharu Akan Kuasa-Nya!
38 CYD - Terlalu Polos!
39 CYD - Klarifikasi!
40 CYD - Resepsi Pernikahan Ridwan dan Annisa!
41 CYD - Manja Ala Annisa!
42 CYD - Mangga Muda!
43 CYD - Pandangan Pertama!
44 CYD - Merajuk Manja!
45 CYD - Es Krim!
46 CYD - Pertemuan Pertama!
47 CYD - Canggung!
48 CYD - Lipstik!
49 DSCS - Lahiran!
50 CYD - Air Mata!
51 Informasi!
52 CYD - Senyuman!
53 CYD - Perasaan Berbeda!
54 CYD - Ridwan dan Annisa!
55 CYD - Persahabatan!
56 CYD - Musibah!
57 CYD - Penolong Zoya!
58 CYD - Semua Telah Terjadi!
59 CYD - Kepedihan Hati!
60 CYD - Penyemangat Bagi, Zoya!
61 CYD - Berakhir!
62 Pemberitahuan!
Episodes

Updated 62 Episodes

1
CYD - Awal Berjumpa!
2
CYD - Khitbah untuk Ridwan!
3
CYD - Petunjuk Sang Khaliq!
4
CYD - Bersedia Menjadi Menantu!
5
CYD - Keluarga Narsis!
6
CYD - Akad Nikah!
7
CYD - Malam Pengantin Baru!
8
CYD - Ciuman Tanpa Sengaja!
9
CYD - Dinner Romantis!
10
CYD - Awal Kehidupan Baru!
11
CYD - Hal Paling Mengejutkan!
12
CYD - Antara Mas dan Adek!
13
CYD. Antara Mas dan Adek 2!
14
CYD. Menjaga Jarak!
15
CYD - Malam Jum'at!
16
CYD - Merasa Bersalah!
17
CYD. Merawat sang Istri!
18
CYD. Ungkapan Rasa!
19
CYD - Maaf Semua Tidak Lagi Sama!
20
CYD. Gajian Pertama!
21
CYD. Kebenaran!
22
CYD. Rasa Sakit Akibat Cinta!
23
CYD - Special chapter Romantis Ridwan x Annisa!
24
CYD. Rasa Sakit!
25
CYD - Hikmah dari Permasalahan!
26
CYD - Pedih!
27
CYD - Titip Rindu Pada Angin!
28
CYD - Liburan!
29
CYD - Adek Mencintai Mas Karena Allah!
30
CYD. Cinta (yang) Terbalas!
31
CYD. Malam Pertama!
32
CYD. Tersipu Malu!
33
CYD. Kebenaran Tentang Kita!
34
CYD. Persahabatan dan Persaudaraan!
35
CYD. Beda Dari Biasanya!
36
CYD. Panik Luar Biasa!
37
CYD. Terharu Akan Kuasa-Nya!
38
CYD - Terlalu Polos!
39
CYD - Klarifikasi!
40
CYD - Resepsi Pernikahan Ridwan dan Annisa!
41
CYD - Manja Ala Annisa!
42
CYD - Mangga Muda!
43
CYD - Pandangan Pertama!
44
CYD - Merajuk Manja!
45
CYD - Es Krim!
46
CYD - Pertemuan Pertama!
47
CYD - Canggung!
48
CYD - Lipstik!
49
DSCS - Lahiran!
50
CYD - Air Mata!
51
Informasi!
52
CYD - Senyuman!
53
CYD - Perasaan Berbeda!
54
CYD - Ridwan dan Annisa!
55
CYD - Persahabatan!
56
CYD - Musibah!
57
CYD - Penolong Zoya!
58
CYD - Semua Telah Terjadi!
59
CYD - Kepedihan Hati!
60
CYD - Penyemangat Bagi, Zoya!
61
CYD - Berakhir!
62
Pemberitahuan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!