Cinta Yang Dirindukan!
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Story ini sequel dari Assalamu'alaikum Imamku 2, dan pastinya tahu Kakak Ridwan di kecil ganteng overdose!
Maaf banyak typo bertebaran dan kesalahan dalam penulisan di bawah ini.
....***....
Casting : Cinta yang Dirindukan!
Muhammad Alfiyan Nur Ridwan (25) height 183 cm. Pria genius yang mampu menghafal Al-Qur'an 30 Juz di umur 10 tahun. Karena kegeniussan itu Ridwan mampu menamatkan pendidikan S3 di umur 24.
Annisa Hana Zahratul Khusna (16) Height 158 cm. Siswi Madrasah Aliyah tingkat akhir yang sangat hiperaktif.
***///***///***///***
Ridwan membawa tumpukan buku dari para Mahasiswa. Dia adalah Ustadz di sini khusus mengajari para murid. Untuk di formal dia seorang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Di dalam asrama khusus pengurus Ridwan meletakan tumpukan buku.
"Aduh, Kang Fiyan rajin bener," goda Hamdan.
"kamu bisa saja, Kang Hamdan. Aku ada tugas mengoreksi ini semua. Mau membantu?" sahut Ridwan.
(Pict Hamdan)
Mohammed Hamdan At-Thoreq (27) asal Dubai Height 175 cm. Ustadz di Madrasah Aliyah dan baru lulus Master.
Hamdan tersenyum menanggapi perkataan Ridwan. Di sini dia ketua pengurus di asrama inti, sedangkan Ridwan menjadi wakil. Padahal Ridwan yang di tunjuk sebagai ketua, tetapi pria itu menolak halus.
"Boleh saja, tetapi ada bayaran untukku?" Kekeh Hamdan.
"Gampang itu, mau aku belikan cilok?" Balas Ridwan seraya terkekeh.
"Boleh saja hahaha, oh iya Kang Fiyan katanya diminta ke Ndalem oleh, Abah Zailani," pungkas Hamdan sembari mengoreksi tugas Muridnya.
Ridwan berpikir sebentar untuk mengiyakan. Sebenarnya ada apa Kiai asal Indonesia memanggilnya? Lupakan itu sekarang Ridwan memilih mandi terlebih dahulu sebelum ke Ndalem.
Hamdan serta teman lainnya tersenyum melihat pengurus termuda sekaligus paling genius bersikap demikian. Mereka begitu kagum pada Ridwan serba bisa. Di unsur agama no 1 apa lagi di umum juga tidak kalah mengagumkan.
Beberapa bulan lalu ada Adik Ridwan yaitu Mumtaaz boyong dari Al-Azhar. Pria dingin penuh talenta memilih ke Oxford dari pada Al-Azhar. Mereka merasa aneh pada Mumtaaz yang gila. Gila dalam artian begitu narsis, penuh percaya diri, supel dan multitalenta jika sudah kenal. Jika belum maka Mumtaaz begitu arogan dan sangat dingin.
Beda dengan Ridwan terkesan kalem, ramah, penyayang dan sangat tenang. Namun, jika sudah kumat maka sikap itu hilang diganti ingin geplak. Pria itu tidak ada bedanya dengan Mumtaaz. Intinya kesamaan Ridwan dan Mumtaaz sama-sama gila, narsis dan aneh.
Lain sisi terlihat gadis memakai seragam baru pulang. Dia sangat manis nan cantik menggemaskan. Lihat gadis berperawakan mungil itu berlarian seraya menyanyi. Bahkan tidak jarang gadis cilik ini berteriak-teriak kesenangan.
"Nduk," panggil Abah Zailani.
"Iya ada apa, Abah?" tanya Annisa sembari duduk di sofa.
"Kami dapat surat panggilan dari Madrasah. Katanya Nduk berulah dan bolos, benar?"
Annisa hanya nyengir polos lalu melangkah santai meninggalkan Abahnya. Sikap seenaknya sendiri bahkan terkesan nakal tidak suka kekangan membuat kedua orang tuanya pusing. Tepat di depan ia melihat Uminya sontak tersenyum cerah. Annisa mencium pipi Umminya kemudian berbisik minta pembelaan.
Abah Zailani memijat pangkal hidung terasa berkedut. kenapa bisa memilik Putri sangat nakal? Ingin rasanya dia mengirim Annisa ke tempat terpencil, tetapi tidak tega. Hingga Abah Zailani tersenyum saat Ummi Fatimah membawa minum untuknya.
"Sabar ya, Bah. Yakinlah Nduk Nisa bisa menjadi gadis yang taat. Putri kita masih kecil belum bisa berpikir dewasa," hibur Ummi Fatimah.
"Sampai kapan, Ummi? Abah akan menikahkan Nduk Nisa pada pria pilihan, Abah."
Ummi Fatimah tercengang mendengar perkataan Abah Zailani. Apa Suaminya benar-benar ingin membuat Annisa menderita? Mana bisa Annisa menikah jika sikapnya begitu buruk tidak suka di kengkeng? Ummi Fatimah meminta agar Abah Zailani mengurungkan niat, tetapi tidak didengar.
Abah Zailani telah memutuskan meminta bantuan pada pengurus asal Iraq terkenal memiliki budi pekerti yang ramah. Sikap baik serta berbudi luhur tinggi membuat ia yakin bahwa Santri itu mampu merubah Annisa. Di dalam bimbingan pria sholeh itu Abah Zailani yakin Putrinya menjadi gadis shalehah.
****
Ridwan menggunakan celana bahan warna biru navy. Sedangkan atasan menggunakan kemeja warna senada. Dia juga memakai kopiah hitam polos dan lihatlah setiap langkah banyak pasang mata menatapnya. Ridwan cukup risi karena Ndalem dekat di asrama Mahasiswi dan pelajar.
Saat mau masuk seseorang menabrak bahunya. Siapa yang berani membuat celananya nyaris melorot. Bayangkan saja seseorang itu menarik celananya kuat. Ingin sekali Ridwan tegur orang itu secara baik-baik.
Annisa tersungkur dengan tangan masih menggenggam celana bahan korbannya. Dia mendongak menatap siapa korbannya. Mata besar dengan pupil cokelat muda menatap mata hazel pria asing. Kang Mahasiswa ngapain ke ndalem? Annisa melihat dalam pria asing berpaling setelah menatapnya 2 detik.
"Tolong lepaskan genggaman tangan, Mbak."
Annisa langsung melepas pegangannya. Dia berdiri dan membenarkan jilbabnya. Ia meminta maaf pada Ridwan lalu berlalu begitu saja. Annisa ada kelas untuk ikut mengaji di aula. Sekarang giliran Ustadz ganteng impiannya yang mbalah.
Ridwan bingung dengan gadis kecil tadi. Dia beranjak tidak mempedulikan gadis itu. Sebelum masuk Ridwan membenarkan celananya. Sekelebat bayangan saat gadis itu nyengir polos meminta maaf membuat Ridwan yakin itu Mbak pelajar atau Mahasiswi ceroboh.
Lain sisi Annisa menatap tangan kanannya tadi berpegang pada celana Kang asrama. Bagaimana jika celana itu lepas? Argh, ia merasa bersalah telah jatuh dalam situasi tidak tepat. Buru-buru Annisa duduk manis di samping temannya. Matanya berbinar terang melihat Hamdan memberi salam pada mereka.
"Kumat gilanya, jangan jadi budak cinta, Ning Nisa," tegur Sahara.
"Apa sih, dia tampan, sholeh dan pastinya Imam masa depan, Nisa!" semangat Annisa.
Mereka para Mbak Mahasiswi dan pelajar khusus teman-teman seangkatan sangat tahu Annisa begitu mengidolakan Ustadz asal Dubai. Mereka sangat tahu seberapa besar rasa suka Annisa untuk Hamdan.
"Hai, tahu tidak itu loh Kang Alfiyan tadi aku melihatnya. Masya Allah ganteng banget. Ingin rasanya punya Imam seperti kang Fiyan," riang Zulfa.
"Benarkah? Ah, sayang sekali aku ngga lihat Kang pengurus ganteng," lesu Amelie.
"Serius ganteng parah, apa lagi dia berpostur tinggi tegap. Wajahnya maskulin pokoknya Masya Allah banget," heboh Sahara.
"Sshh, ngga boleh berisik Ustadz lagi mbalah," tegur Anata.
Annisa penasaran dengan pria bernama Alfiyan. Seberapa ganteng pria itu sampai teman-temannya jadi budak cinta? Baginya hanya Hamdan pria paling tampan. Pokoknya di setiap doa Annisa berdoa meminta Hamdan jadi Imamnya.
Selagi Hamdan membalah Annisa tidak henti-hentinya menatap kagum. Dia begitu kagum pada wajah rupawan Ustadz sekaligus sikap terpujinya. Kalau begini setiap waktu Annisa jadi budak cinta Hamdan garis keras.
*****
Ini Story revisi dan sudah aku rombak sedikit.
Salam cinta dari
Rose_Crystal 030199!
26*08*20
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
AsKia Putri Salmani
Aku baca karya kamu lagi kak
2021-11-25
0
Siti Balkis
aq ngikut trus thor
2021-07-16
0
𝕽𝖍'𝖘༄Ida✨Dearhusband✨
sepertinya cerita rose in,i pemain antara laki² dan perempuannya usianya terpaut jauhhh semuaa
boleh ga sekali² yg cewek usia jgn terlalu kecil gituuu..
sekedar saran aja sihhh😉
2021-01-14
0