Ratu Hwa Mengambil Alih Pengasuhan Putera Mahkota

Zharagi merasa tubuhnya menegang saat mendengar kata-kata Lady Ira. Wanita itu memutar tubuhnya perlahan, menatapnya dengan pandangan yang penuh keyakinan.

"Kau tahu aturan hukum nasional, bukan, Yang Mulia?" ujar Lady Ira dengan nada yang menggema di ruang kosong itu. "Jika Selir Agung, ibu dari Putera Mahkota, wafat, maka hak pengasuhan pewaris takhta berada di tangan Ratu. Dalam hal ini, Ratu Hwa. Apa kau pikir itu kebetulan?"

Zharagi mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Hukum itu memang ada, undang-undang tua yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tetapi selama ini dia tidak pernah berpikir aturan itu akan digunakan untuk menyerangnya.

"Jadi ini rencana kalian?" tanyanya dingin. "Menciptakan ketergantungan pada Istana Selatan dengan menguasai Putera Mahkota?"

Lady Ira tersenyum kecil, melangkah mendekat dengan anggun. "Ini bukan rencana kami. Ini adalah aturan yang dibuat oleh para leluhurmu. Kami hanya memastikan aturan itu tetap dihormati. Bukankah itu kewajiban semua rakyat kerajaan?"

"Apa yang kalian inginkan?" Zharagi akhirnya bertanya. Nada suaranya penuh dengan ketidaksabaran dan amarah yang ditahan.

Lady Ira mengangkat alis, pura-pura mempertimbangkan pertanyaan itu. "Keamanan, stabilitas, dan masa depan yang cerah untuk kerajaan ini, tentu saja. Tetapi yang lebih penting, kami ingin memastikan bahwa Putera Mahkota menerima pendidikan dan bimbingan terbaik yang bisa diberikan oleh Istana Selatan. Kau tentu setuju, Yang Mulia, bahwa Ratu Hwa adalah sosok yang paling tepat untuk itu."

Zharagi mendekat dengan langkah cepat, hingga hanya ada jarak satu langkah di antara mereka. Tatapannya seperti bara api, penuh dengan amarah yang membara. "Ratu Hwa tidak memiliki hak untuk mengatur Putera Mahkota. Aku masih Raja. Dan aku akan memastikan dia tetap di bawah perlindungan istana utama."

Lady Ira tidak mundur. Sebaliknya, dia menghadapi Zharagi dengan keberanian yang luar biasa. "Maka kau harus memastikan Selir Agung tetap hidup, Yang Mulia. Sebab jika tidak, hukum akan mengambil jalannya sendiri. Dan kau tahu, di atas raja sekalipun, hukum tidak bisa diganggu gugat."

Ucapan itu seperti tombak yang menusuk ke hati Zharagi. Lady Ira memberi hormat singkat sebelum berbalik dan berjalan pergi bersama anak buahnya, meninggalkan Zharagi dengan pikiran yang berkecamuk.

Saat bayangan Lady Ira menghilang, Zharagi berdiri diam di tempatnya, memutar ulang kata-kata itu di pikirannya. "Jika Selir Agung wafat, pengasuhan Putera Mahkota akan berada di bawah perlindungan Ratu Hwa."

Dia harus bertindak cepat. Tidak hanya untuk melindungi Selir Agung tetapi juga untuk memastikan stabilitas kerajaan. Tetapi yang lebih penting, dia harus mengetahui sejauh mana pengaruh Istana Selatan telah merasuki kerajaannya.

Dengan tatapan tajam, Zharagi berbalik menuju istananya, menyusun rencana untuk menghadapi ancaman dari dalam ini. Di dalam hatinya, dia bersumpah untuk tidak membiarkan siapa pun, bahkan hukum kuno sekalipun, mengambil haknya atas pewaris takhta.

Zharagi terdiam sejenak, mendengarkan laporan perwira yang baru saja tiba dari perbatasan. Wajah sang perwira tampak penuh kecemasan, menunjukkan betapa mendesaknya persoalan yang dibawa.

"Yang Mulia," ujar perwira itu dengan suara tegas, "ada ketegangan di perbatasan selatan. Pasukan dari wilayah otonom Hanjura tampaknya mulai memobilisasi kekuatan. Kami tidak yakin apakah ini ancaman langsung, tetapi aktivitas mereka tidak biasa."

Zharagi menyipitkan matanya, pikirannya terpecah antara ancaman dari Istana Selatan dan laporan perbatasan. Sebelum dia sempat merespons, seorang kasim yang setia bekerja untuknya mendekat dengan langkah hati-hati.

"Yang Mulia," kasim itu berkata dengan nada pelan namun penuh keyakinan, "tidak perlu terlalu mencemaskan Putera Mahkota. Ratu Hwa tidak akan berani menyentuhnya, setidaknya untuk saat ini. Jika dia mencoba sesuatu, itu hanya akan mengundang kemarahan dari seluruh istana."

Zharagi memandang kasimnya dengan tatapan tajam. "Apakah kau begitu yakin?" tanyanya dengan nada yang rendah namun berbahaya. "Ratu Hwa bukan wanita yang bisa diprediksi. Jika dia sudah memulai permainan ini, tidak ada jaminan dia akan berhenti di tengah jalan."

Kasim itu menunduk, menyadari kebenaran di balik kata-kata rajanya. "Namun, Yang Mulia, fokus Anda harus tetap pada ancaman yang lebih mendesak. Perbatasan selatan tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan. Jika Hanjura bergerak, itu bisa menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih besar."

Zharagi menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang bercabang. Dia tahu kasimnya benar; ancaman dari Hanjura tidak bisa diabaikan. Namun, kekhawatiran tentang Putera Mahkota dan Ratu Hwa terus menggerogoti benaknya.

"Siapkan pasukan," perintah Zharagi akhirnya kepada perwira itu. "Aku akan pergi ke perbatasan selatan sendiri. Tapi sebelum itu, aku ingin surat resmi dikirim ke Istana Selatan, memperingatkan Ratu Hwa bahwa aku tidak akan mentoleransi permainan politiknya. Pastikan surat itu sampai langsung ke tangannya."

Perwira itu memberi hormat dan segera pergi untuk melaksanakan perintah. Zharagi lalu menoleh kepada kasimnya. "Kirim pengawal terbaik kita ke Istana Utama untuk memastikan keamanan Putera Mahkota. Jika ada tanda-tanda bahaya, aku ingin diberi tahu segera."

Kasim itu membungkuk hormat. "Saya akan memastikan hal itu, Yang Mulia."

Zharagi melangkah keluar dari ruangannya dengan wajah penuh tekad, memutuskan untuk menghadapi ancaman di perbatasan terlebih dahulu. Meskipun hatinya masih dibebani oleh masalah dalam istana, dia tahu bahwa jika Hanjura benar-benar bergerak, itu bisa memicu ketegangan besar di seluruh kerajaan. Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi, apalagi jika ada yang berani mengancam stabilitas kerajaan yang sudah susah payah dibangunnya.

Di luar, angin musim panas yang hangat menyapu wajahnya, namun tak mengusir rasa cemas yang merayap di hati Zharagi. Ia tahu bahwa Ratu Hwa tidak akan tinggal diam. Jika sampai saat ini, Ratu Hwa masih menjaga jarak dengan Putera Mahkota, itu hanya karena ia tahu bahwa saat ini, menyentuh putra mahkota sama dengan memulai perang terbuka dengan seluruh istana.

Namun, Zharagi tidak bisa mengandalkan keyakinan itu sepenuhnya. Seiring perjalanan menuju perbatasan, pikirannya terus melayang kepada Putera Mahkota yang masih muda dan rapuh. Dia tahu bahwa kekuasaan di balik Ratu Hwa sangat besar. Seandainya Ratu Hwa benar-benar menginginkan kekuasaan itu, tidak ada yang bisa menahan keinginannya. Kecuali, tentu saja, Zharagi sendiri.

Setibanya di markas perbatasan, Zharagi segera dihadapkan dengan situasi yang lebih pelik. Tentara Hanjura sudah terlihat bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan, seolah-olah mereka sudah siap untuk menyerang. Zharagi memutuskan untuk segera berkonsultasi dengan para komandan dan perwira di garis depan.

"Apa yang kita ketahui tentang kekuatan mereka?" tanya Zharagi kepada seorang komandan yang baru saja menghadap.

"Yang Mulia," jawab komandan itu dengan wajah serius, "Mereka bergerak dengan sangat teratur. Ada kemungkinan besar mereka sedang menunggu pasukan tambahan dari wilayah tetangga. Jika mereka benar-benar melancarkan serangan, kita akan membutuhkan lebih banyak pasukan untuk bertahan."

Zharagi merenung sejenak, memikirkan langkah berikutnya. Pasukan yang ada memang cukup kuat untuk melawan ancaman kecil, tetapi jika Hanjura benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya, mereka bisa menghadapi masalah besar. Zharagi mengangkat tangannya, memberi isyarat agar semua komandan berkumpul di sekitar meja perencanaan.

Namun, seiring pertemuan itu dimulai, pikiran Zharagi kembali terpecah. Meski ancaman fisik di perbatasan semakin nyata, rasa cemas tentang nasib Putera Mahkota dan intrik yang semakin melingkupinya tak kunjung sirna. Dalam hatinya, dia merasakan ketegangan antara tugas negara dan keluarga.

"Apakah kita harus bergerak terlebih dahulu, atau menunggu sampai ancaman ini benar-benar terkonfirmasi?" Zharagi bertanya pada komandan yang paling berpengalaman.

"Kita harus bertindak sekarang, Yang Mulia. Jika kita menunggu lebih lama, kita mungkin akan kehilangan kendali," jawab komandan itu dengan tegas.

Zharagi mengangguk, memutuskan untuk segera mengerahkan pasukannya dan memulai persiapan untuk menyerang lebih dulu. Namun, dalam hatinya, dia tahu bahwa pertempuran ini hanyalah bagian dari permainan yang lebih besar, permainan yang melibatkan banyak pihak di dalam kerajaan—terutama Ratu Hwa yang selalu diam-diam mengawasi setiap langkahnya.

Terpopuler

Comments

Mưa buồn

Mưa buồn

Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.

2025-01-03

1

MDW

MDW

terimakasih

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran Putera Mahkota
2 Kematian Selir Agung
3 Kesedihan yang Membakar
4 Putera Mahkota Terancam
5 Ratu Hwa Mengambil Alih Pengasuhan Putera Mahkota
6 Kemenangan di Senja Terakhir
7 Perjalanan Pulang
8 Suasana Istana Menegang
9 Mei Li Menjadi Ibu Susuan Putera Mahkota
10 Tentang Mei Li
11 Tuduhan Terhadap Mei Li
12 Intrik
13 Kemarahan Raja Zharagi
14 Siasat Lady Ira
15 Percakapan di Ruang Rahasia
16 Raja Menyamar
17 Terdesak
18 Ingatan Yang Hangat
19 Keputusan Yang Mengubah Segalanya
20 Pesona Mei Li
21 Perang Yang Tak Bisa Diabaikan
22 Pengkhianatan Lady Ira
23 Strategi Pembalasan
24 Pulang dengan Kemenangan
25 Malam Hangat Raja dengan Selir Hwa
26 Peringatan Keras
27 Manuver Ratu Hwa
28 Tarei, Nyaris Saja
29 Intrik di Balik Eksekusi
30 Menuai Krisis
31 Meruncing
32 Tak Terduga
33 Bukan Pengkhianatan
34 Serangan dari Sisi Lainnya di Noshira
35 Hwa, Apakah Aku Menyakitimu?
36 Aku Akan Beristirahat di Kediaman Ratu
37 Dua Wanita Disisi Raja
38 Kemurkaan Raja kepada Selir
39 Terusik
40 Keputusan Berani
41 Keputusan Berat
42 Resiko yang Diambil Mei Li
43 Permainan Mei Li
44 Terkekang
45 Kesepakatan Ratu Hwa dengan Mei Li
46 Peringatan dari Ratu
47 Pengaruh di Balik Tahta
48 Bayangan di Balik Kekuasaan
49 Jejak Pengkhianatan Baru
50 Jaringan Pengkhianatan
51 Tersusun Rapi
52 Penyusup
53 Mencurigai Selir
54 Kecurigaan Semakin Besar dengan Kedatangan Pangeran Zhidai
55 Siapa yang Berani Menyusup?
56 Bayangan Itu?
57 Insiden di Gerbang Utama
58 Larut Malam
59 Dendam Lama Bayangan Hitam
60 Dibalik Bayangan Raja yang Murka
61 Pedang di Tangan Raja
62 Tak Terampuni
63 Perang Terakhir
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Kelahiran Putera Mahkota
2
Kematian Selir Agung
3
Kesedihan yang Membakar
4
Putera Mahkota Terancam
5
Ratu Hwa Mengambil Alih Pengasuhan Putera Mahkota
6
Kemenangan di Senja Terakhir
7
Perjalanan Pulang
8
Suasana Istana Menegang
9
Mei Li Menjadi Ibu Susuan Putera Mahkota
10
Tentang Mei Li
11
Tuduhan Terhadap Mei Li
12
Intrik
13
Kemarahan Raja Zharagi
14
Siasat Lady Ira
15
Percakapan di Ruang Rahasia
16
Raja Menyamar
17
Terdesak
18
Ingatan Yang Hangat
19
Keputusan Yang Mengubah Segalanya
20
Pesona Mei Li
21
Perang Yang Tak Bisa Diabaikan
22
Pengkhianatan Lady Ira
23
Strategi Pembalasan
24
Pulang dengan Kemenangan
25
Malam Hangat Raja dengan Selir Hwa
26
Peringatan Keras
27
Manuver Ratu Hwa
28
Tarei, Nyaris Saja
29
Intrik di Balik Eksekusi
30
Menuai Krisis
31
Meruncing
32
Tak Terduga
33
Bukan Pengkhianatan
34
Serangan dari Sisi Lainnya di Noshira
35
Hwa, Apakah Aku Menyakitimu?
36
Aku Akan Beristirahat di Kediaman Ratu
37
Dua Wanita Disisi Raja
38
Kemurkaan Raja kepada Selir
39
Terusik
40
Keputusan Berani
41
Keputusan Berat
42
Resiko yang Diambil Mei Li
43
Permainan Mei Li
44
Terkekang
45
Kesepakatan Ratu Hwa dengan Mei Li
46
Peringatan dari Ratu
47
Pengaruh di Balik Tahta
48
Bayangan di Balik Kekuasaan
49
Jejak Pengkhianatan Baru
50
Jaringan Pengkhianatan
51
Tersusun Rapi
52
Penyusup
53
Mencurigai Selir
54
Kecurigaan Semakin Besar dengan Kedatangan Pangeran Zhidai
55
Siapa yang Berani Menyusup?
56
Bayangan Itu?
57
Insiden di Gerbang Utama
58
Larut Malam
59
Dendam Lama Bayangan Hitam
60
Dibalik Bayangan Raja yang Murka
61
Pedang di Tangan Raja
62
Tak Terampuni
63
Perang Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!