SIDANG KELUARGA

Barra menghela napasnya melihat perempuan dengan penampilan sosialita itu meneliti Btari dari atas sampai bawah. Wajah Btari memang sedatar biasanya, namun mimiknya terlihat sangat tidak nyaman.

 "Udahlah Ma, Btari jadi tidak nyaman Mama tatap seperti itu."

 "Kamu nemu dimana sih, Bar, perempuan modelan gini?" Indah-mamanya Barra bertanya tanpa memikirkan perkataannya akan menyinggung hati Btari.

 "Dia teman SMA Barra, Ma. Dia Btari Almadina. Gadis yang Mama bilang menantu idaman Mama dulu." Bisik Barra pada Indah yang kini sudah duduk di samping Barra.

 Setelah mengetahui hal itu, Indah terdiam sesaat. Pikirannya mundur ke beberapa tahun silam. Tentang sosok gadis muda yang memenangkan lomba pidato di sekolah Barra dulu. Selain itu, seingat Indah gadis muda itulah yang menggeser posisi Barra dari peringkat pertama dulu. Hal itulah yang membuat Indah mengingat Btari dengan jelas. Kalau kata Indah dulu, kecerdasan dan semangat Btari mengingatkannya semasa muda dulu.

 "Saya Btari, Tante. Salam kenal." Ucap Btari lalu mencium tangan Indah dengan takzim.

 "Kamu benar Btari teman sekolah Barra dulu? Saingan berat Barra?"

 Btari mengangguk kikuk. "Mungkin iya, Tante. Tapi sepertinya saya bukan saingan beratnya. Saya juga bingung mengapa banyak orang berpikiran seperti itu. Lagipula mengalahkan Barra bukanlah tujuan utama saya. Peringkat berapapun, saya tahu Barra punya kualitas terbaik versi dirinya sendiri." Ujar Btari tulus.

 "Kamu terlalu memuji dia, Tari. Bisa membesar telinganya kalau terus dipuji." Kata Indah menatap Barra.

 "Btari bicara jujur, Ma." Elak Barra.

 "Jadi kamu adalah pacar Barra yang sekarang?" Tanya Indah langsung.

 Btari seketika menggeleng. Baru saja dia akan mengelak namun jawaban Barra langsung membuatnya terkejut.

 "Dia calon istri Barra, Ma. Pernikahannya akan diadakan dua minggu ke depan. Maaf belum membicarakan ini sama Mama dan Papa." Ujar Barra yakin.

 Btari berusaha mengatur emosinya. Walaupun masih kaget dengan pengakuan dan perkenalan mendadak ini, Btari harus segera mengontrol emosinya.

 "Kamu yakin? Kenapa mendadak sekali? Mama kenal kamu, Bar. Kamu tidak pernah terburu-buru begini. Biasanya semuanya kamu lakukan dengan penuh rencana dan perhitungan. Kamu nggak hamil duluan, kan, Tari?"

 Btari langsung menggeleng. "Nggak Tante. Saya jamin kalau saya dan Barra tidak pernah melakukan hal apapun."

 "Ma, ini adalah keputusan yang sudah Barra pikirkan baik-baik. Kami berdua sama-sama sibuk kerja. Lagipula pernikahannya pun tidak yang terlalu mewah. Sederhana saja cukup."

 "Btari kerja? Kamu kerja dimana?"

 "Saya fotografer, Tante." Jawab Btari.

 "Btari fotografer alam, Ma." Kali ini Barra yang menjawab.

 "Apa?!" Pekik Indah. Jika dulu ia keberatan dengan hubungan Barra dengan seorang model, kali ini dia menyukai Btari. Namun juga sulit menerima pekerjaan gadis itu. Pekerjannya jarang dilakukan perempuan.

 "Kamu akan tetap bekerja setelah menikah? Maksud Tante, pekerjaan itu terdengar jarang di keluarga kami."

 "Tante tenang saja. Saya bisa menjamin bahwa pekerjaan saya tidak akan mengganggu kondisi keluarga besar Tante. Barra pun sudah mengiyakan itu.

 Indah terlihat ragu. Raut cemas wajahnya sangat tampak. Btari mencoba memahami itu. Tangannya lalu menggenggam tangan lembut perempuan yang dihormati Barra itu.

 "Meninggalkan pekerjaan saya memang adalah hal yang sulit untuk saya lakukan. Namun menjaga nama baik keluarga ini adalah kewajiban saya ketika saya resmi masuk ke keluarga Tante. Lagipula saya tidak bisa merubah apa yang ada di diri saya hanya untuk menyenangkan orang lain. Apalagi memenuhi persepsi orang lain terhadap saya." Ujar Btari dengan lembut.

 Sisi Btari yang ini mengingat Barra pada kejadian semasa mereka SMA. Tepatnya saat Btari berusaha meyakinkan tim mereka ketika lomba debat.

 Barra mengulas senyum pada Btari. Caranya mendekati sang mama di luar dugaan Barra.

 "Kamu yakin akan tetap bekerja setelah menikah? Barra pasti bisa memenuhi semua kebutuhanmu. Walaupun dia masih enggan melanjutkan bisnis papanya, tapi ia adalah arsitek hebat. Kamu nggak perlu khawatir soal itu."

 Btari tersenyum sopan. "Ini bukan tentang uang. Ini tentang cara saya mencintai diri saya. Saya akan tetap menghormati keluarga ini tanpa harus kehilangan jati diri saya. Lagipula tidak ada yang bisa menjamin bahwa semua orang akan menyukai saya menikah dengan Barra, walaupun saya mundur dari pekerjaan ini." Ujarnya dengan tenang.

 Indah mengangguk. Seolah membenarkan apa yang disampaikan Btari. Namun tetap saja, tradisi keluarga mereka sangat jarang melihat perempuan bekerja di luar ruangan seperti ini. Walaupun Indah sendiri tidak memahami bagaimana bentuk pekerjaannya, namun mendengar kata 'alam' membuat Indah yakin bahwa pekerjaan itu menuntut sebagian besar kegiatannya dilakukan di hutan.

 "Mama tenang ya. Btari tahu apa yang dilakukannya. Lagipula Barra menikahi Btari bukan untuk menghentikan peluang karirnya. Bukankah sebagai pasangan, Barra harus mendukung itu selagi positif?"

 Lagi-lagi Indah mengangguk. Walaupun masih ragu namun ia berusaha menerima.

 "Kamu harus segera bertemu papamu, Bar. Kamu harus meyakinkan papamu jika memang sudah yakin dengan Btari." Ujar Indah pada Barra.

 "Iya. Barra akan segera membicarakan ini dengan papa."

 Indah mengangguk. "Ya udah. Kalian lanjutkan saja kencannya. Mama mau ketemu teman Mama dulu." Kata Indah segera berdiri dan menghampiri Btari. "Jangan sungkan sama Mama, ya. Panggil Mama saja. Jangan Tante."

 "Iya. Btari usahakan itu."

 Barra memperhatikan interaksi kedua perempuan beda generasi tersebut. Sangat terlihat berbeda ketika Barra mengenalkan Nadea beberapa tahun silam. Terbersit rasa sedih melingkupi hatinya mengingat betapa menyedihkan kisah cintanya.

 *****

 Seperti yang dibicarakannya dengan sang mama tadi pagi, malam ini disinilah Barra berada. Berdiri menghadap ayahnya di ruang keluarga. Ini adalah kali kedua Barra meminta izin untuk menikah. Namun rasanya sangat berbeda. Suasananya tidak semenegangkan yang dulu. Apalagi sang mama sedari tadi terus memberinya semangat.

 "Jadi namanya Btari? Teman sekolahmu dulu?" Suara tegas Andreas membuat Barra segera mengangguk.

 "Ini bukan untuk menutupi skandalmu karena digosipkan sedang menjalin hubungan dengan model itu,kan?"

 Barra sebenarnya ingin protes. Ayahnya bahkan enggan menyebut nama Nadea. Padahal Nadea adalah perempuan baik-baik.

 "Nggak ada hubungannya dengan itu, Pa. Lagipula perempuan itu bukan Nadea. Dia hanya teman kencan buta Barra."

 "Gosip murahan itu sempat mengganggu stabilitas perusahaan, Bar. Kamu harus ingat siapa kamu dan nama di belakang namamu. Ada tanggung jawab besar menjaga nama baiknya." Shaka, sang kakak ikut bersuara.

 "Siapa orang tua gadis itu?" Tanya Andreas. "Apa kamu sudah meminta izin mereka?"

 "Btari yatim piatu. Orang tuanya meninggal tujuh tahun yang lalu. Barra hanya diajak Btari ke makamnya. Lalu disuruh menelpon Abangnya yang kini berada di Turki. Sejauh ini aman." Ujar Barra dengan tenang.

 "Lalu dia tinggal dimana? Kamu nggak bilang dia tinggal sendiri." Indah ikut bersuara.

 Barra menatap mamanya. Bersyukur kemarin Btari sempat menjelaskan tentang kondisi keluarganya. Walaupun hanya gambaran luarnya saja. Btari juga memberikan kontak kakak kandungnya. Tampaknya Btari sudah memperhitungkan semuanya dengan baik.

 "Btari tinggal bersama sahabatnya. Namanya Indy. Namun Btari sebenarnya jarang pulang. Pekerjaannya menuntutnya lebih sering nomaden. Tergantung proyek pekerjaannya."

 Ini juga sudah diberitahu oleh Btari. Bahkan gadis itu sudah memintanya untuk tidak melarang segala kegiatannya di luar rumah.

 "Kamu yakin mau menikahi perempuan dengan kesibukan di luar rumah seperti itu? Sanggup kamu sering ditinggal istri?" Tanya Shaka.

 "Yakin, Mas. Resikonya sudah gue pikirankan baik-baik." Jawab Barra mantap.

 "Ya udah. Tentukan kapan waktunya kita mau melamar gadis itu secara resmi. Ini pernikahan pertama di keluarga kita. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan."

 "Btari maunya acara yang sederhana aja, Pa. Lagipula Barra juga lagi sibuk mengurus proyek dengan Perusahaan Nusa Kencana untuk pembangunan gedung baru mereka."

 Indah langsung berdiri. "Nggak ya, Bar. Kalaupun nggak mau yang mewah-mewah, seenggaknya harus ada resepsinya. Mama juga mau kayak teman-teman Mama yang duduk cantik mendampingi anaknya menikah."

 Barra menatap Andreas. Namun papanya itu memilih diam.

 "Itu urusan kamu sama Mama, Bar." Shaka lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.

 "Urusan kamu sama Mama, Bar."

 Mendengar pernyataan mamanya, Barra langsung lemas. Bukan hanya Btari yang akan menolak hal ini, namun siap-siap saja Nadea akan marah besar padanya.

 "Ya ampun, Bar. Kenapa hal ini nggak lo pikirkan sejak kemarin?" Keluh Barra dalam hati.

Terpopuler

Comments

stnk

stnk

bahasa nya Ok.. sejauh ini...

2025-04-15

0

Indra wijaya

Indra wijaya

seru

2025-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 SAINGAN
2 DEAL
3 BTARI DAN NADEA
4 SIDANG KELUARGA
5 Konsep Pernikahan
6 SAH
7 DERING PANGGILAN MASUK
8 MALAM PERTAMA?
9 RASA NYAMAN
10 PEDULI
11 HANYA REKAN KERJA
12 LOGIKA DAN PERASAAN
13 TEMAN BARU BTARI
14 RINDU?
15 BENCANA
16 BARRA, SUAMINYA BTARI.
17 DEEP TALK?
18 CEMBURU
19 BARRA GALAU
20 KECEWA
21 AYO MULAI DARI AWAL
22 Jangan Terlalu Baik
23 SEPEDULI ITUKAH?
24 KELUARGA
25 CANGGUNG LAGI
26 BARRA, BTARI DAN DEBAT
27 PERTEMUAN
28 PERASAAN ANEH
29 BARRA DITOLAK, BIAN BERTINDAK
30 KEDATANGAN BIAN
31 SISI LAIN BTARI
32 MASA LALU?
33 MALAM MENCEKAM
34 SIAPA ADAM
35 DIA ISTRIKU
36 KITA PUNYA BATASAN
37 TERBONGKAR DAN MUSIBAH
38 TAK BERDAYA
39 SIUMAN
40 MULAI ADA RASAKAH?
41 BUKAN SOAL RASA
42 KABAR MENGEJUTKAN
43 ORANG SURUHAN
44 MASA LALU DAN MASA DEPAN
45 TENDER BERMASALAH
46 BTARI DAN PERASAANNYA
47 BERTENGKAR
48 SETIAP KEMUNGKINAN ITU ADA
49 BARRA SUKA BTARI CEMBURU
50 MULAI PDKT
51 TITIK TEMU
52 TERPAKSA JADIAN
53 NOSTALGIA YANG TAK PERLU
54 SIAP BERANGKAT
55 SATU SELESAI, SATU LAGI MUNCUL
56 ADAM YANG ANEH
57 MENCOBA BICARA
58 MELEPAS RINDU
59 BTARI SALAH TINGKAH
60 PASUTRI BARU
61 TIDUR SEKAMAR-SERANJANG
62 KEJUTAN DARI BTARI
63 SEMAKIN DEKAT
64 SKANDAL
65 MENJELASKAN SEMUANYA
66 PELAKU UTAMANYA
67 SYARAT ARDYA
68 SAKINAH DALAM RUMAH TANGGA
69 MELEPASKAN
70 RASA TERABAIKAN
71 AMARAH DALAM DIAM
72 USAHA MENDAPATKAN MAAF
73 GAGAL LAGI
74 BULAN MADU
75 DOUBLE DATE
76 MALAM YANG INDAH
77 PENGAKUAN
78 PEKERJAAN BARU
79 PERTEMUAN TAK TERDUGA
80 PESAN DARI ADAM
81 KEHENINGAN YANG MENEGANGKAN
82 EGO
83 SESAK
84 BERTEMU NADEA
85 SALING MENGERTI
86 AROMA PARFUM
87 NODA
88 SAKIT DAN BERDARAH
89 BIARKAN AKU SENDIRI DULU, BAR
90 BTARI HAMIL
91 KEKECEWAAN ORANG DEKAT
92 PROSES TM 1
93 BTARI MODE POSESIF
94 TERJATUH
95 PERTARUHAN NYAWA
96 SELAMAT
97 BERUSAHA MENJADI YANG TERBAIK
98 LETAK BAHAGIA
Episodes

Updated 98 Episodes

1
SAINGAN
2
DEAL
3
BTARI DAN NADEA
4
SIDANG KELUARGA
5
Konsep Pernikahan
6
SAH
7
DERING PANGGILAN MASUK
8
MALAM PERTAMA?
9
RASA NYAMAN
10
PEDULI
11
HANYA REKAN KERJA
12
LOGIKA DAN PERASAAN
13
TEMAN BARU BTARI
14
RINDU?
15
BENCANA
16
BARRA, SUAMINYA BTARI.
17
DEEP TALK?
18
CEMBURU
19
BARRA GALAU
20
KECEWA
21
AYO MULAI DARI AWAL
22
Jangan Terlalu Baik
23
SEPEDULI ITUKAH?
24
KELUARGA
25
CANGGUNG LAGI
26
BARRA, BTARI DAN DEBAT
27
PERTEMUAN
28
PERASAAN ANEH
29
BARRA DITOLAK, BIAN BERTINDAK
30
KEDATANGAN BIAN
31
SISI LAIN BTARI
32
MASA LALU?
33
MALAM MENCEKAM
34
SIAPA ADAM
35
DIA ISTRIKU
36
KITA PUNYA BATASAN
37
TERBONGKAR DAN MUSIBAH
38
TAK BERDAYA
39
SIUMAN
40
MULAI ADA RASAKAH?
41
BUKAN SOAL RASA
42
KABAR MENGEJUTKAN
43
ORANG SURUHAN
44
MASA LALU DAN MASA DEPAN
45
TENDER BERMASALAH
46
BTARI DAN PERASAANNYA
47
BERTENGKAR
48
SETIAP KEMUNGKINAN ITU ADA
49
BARRA SUKA BTARI CEMBURU
50
MULAI PDKT
51
TITIK TEMU
52
TERPAKSA JADIAN
53
NOSTALGIA YANG TAK PERLU
54
SIAP BERANGKAT
55
SATU SELESAI, SATU LAGI MUNCUL
56
ADAM YANG ANEH
57
MENCOBA BICARA
58
MELEPAS RINDU
59
BTARI SALAH TINGKAH
60
PASUTRI BARU
61
TIDUR SEKAMAR-SERANJANG
62
KEJUTAN DARI BTARI
63
SEMAKIN DEKAT
64
SKANDAL
65
MENJELASKAN SEMUANYA
66
PELAKU UTAMANYA
67
SYARAT ARDYA
68
SAKINAH DALAM RUMAH TANGGA
69
MELEPASKAN
70
RASA TERABAIKAN
71
AMARAH DALAM DIAM
72
USAHA MENDAPATKAN MAAF
73
GAGAL LAGI
74
BULAN MADU
75
DOUBLE DATE
76
MALAM YANG INDAH
77
PENGAKUAN
78
PEKERJAAN BARU
79
PERTEMUAN TAK TERDUGA
80
PESAN DARI ADAM
81
KEHENINGAN YANG MENEGANGKAN
82
EGO
83
SESAK
84
BERTEMU NADEA
85
SALING MENGERTI
86
AROMA PARFUM
87
NODA
88
SAKIT DAN BERDARAH
89
BIARKAN AKU SENDIRI DULU, BAR
90
BTARI HAMIL
91
KEKECEWAAN ORANG DEKAT
92
PROSES TM 1
93
BTARI MODE POSESIF
94
TERJATUH
95
PERTARUHAN NYAWA
96
SELAMAT
97
BERUSAHA MENJADI YANG TERBAIK
98
LETAK BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!