Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah

Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah.

🌺SINGLE MOM🌺

Langit terlihat cerah di atas halaman TK, riuh suara anak-anak terdengar di mana-mana.

Para orang tua menunggu di depan gerbang sekolah sambil tersenyum bahagia menyambut buah hati mereka.

Beberapa ayah terlihat menggendong anak-anak mereka sambil tertawa, suatu pemandangan yang hangat dan penuh kasih sayang.

Adapun Kirana, ia berdiri di tepi gerbang dengan wajah yang penuh semangat menanti Naya keluar dari kelas.

Sesaat kemudian, Naya muncul dari pintu kelas dengan langkah lambat. Namun, raut wajahnya yang biasanya ceria kini tampak berubah menjadi murung.

"Naya...!," panggil Kirana sambil melambaikan tangan.

Naya pun menoleh perlahan dan menatap Kirana dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia langsung berlari ke arah ibunya dan memeluknya dengan erat.

"Hu hu hu hu hu hu... 😭😭😭😭😭."

Naya menangis.

“Naya, sayang, kenapa? Kok nangis? Ada apa di sekolah?," tanya Kirana panik sambil mengusap kepala putrinya yang mulai terisak.

Namun Naya tidak menjawab. Ia hanya terus memeluk Kirana semakin erat sambil melirik ke arah teman-temannya yang sedang bercanda ria bersama orang tua mereka, yang sebagian dari mereka digendong oleh ayahnya dengan bahagia.

"Sayang, bilang ke Ibu. Ada yang gangguin Naya di kelas? Atau Naya nggak suka sama pelajarannya?,” tanya Kirana lagi dan mencoba berbicara dengan lembut.

Namun Naya hanya terus menggeleng pelan sambil tetap menangis. Setelah beberapa detik kemudian, akhirnya, dengan suara kecil, Naya berkata, “Aku mau ayah, Bu... Aku juga mau kayak mereka. Aku mau ayah gendong aku…”

Teg!!!

Mendengar ucapan Naya, Kirana pun tertegun. Kata-kata Naya seperti pisau yang menusuk hatinya.

Kirana menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri agar tidak ikut menangis. Dengan lembut, ia berlutut sehingga sejajar dengan Naya lalu berkata, "Naya, sayang... Ibu tahu, kamu kangen sama Ayah, ya?.”

Naya pun mengangguk kecil sambil menyeka air matanya. “Aku lihat teman-teman di gendong ayahnya... Mereka ketawa-ketawa, Bu. Aku nggak punya Ayah lagi... hiks hiks hiks...,” ucap Naya dengan suara terisak.

Kirana lalu memeluk Naya dengan erat. “Sayang, Ayah memang nggak ada di sini lagi, tapi Ayah selalu ada di hati kita. Ayah pasti bangga sama Naya yang hari ini sudah sekolah dengan hebat.”

“Tapi aku mau Ayah, Bu... Aku pengen Ayah gendong aku... hu hu hu... 😭😭,” ujar Naya sambil terisak lebih keras.

Kirana lalu mengusap pipi Naya yang basah oleh air mata. “Ibu tahu rasanya berat, Nak. Tapi kamu tahu nggak, Naya itu anak yang sangat kuat. Naya itu kebanggaan Ibu. Dan mulai sekarang, kalau Naya mau gendong, Ibu yang akan gendong kamu, ya?.”

Kirana pun mencoba mengangkat Naya ke gendongannya. Meski Naya sudah cukup besar, Kirana berusaha tersenyum ceria.

“Lihat, sekarang Naya digendong Ibu, kan? Yuk, kita pulang sambil Ibu gendong.”

Sepanjang perjalanan menuju parkiran, Naya masih memeluk leher Kirana erat-erat. Meski berat, Kirana tidak menunjukkan rasa lelahnya. Ia terus berbicara dengan lembut untuk menenangkan Naya.

“Naya tahu nggak, Ibu selalu bangga sama kamu. Kamu itu anak yang hebat. Hari ini kamu sudah belajar, bermain, bahkan berani di sekolah. Itu luar biasa, lho,” ujar Kirana sambil mencium pipi Naya.

“Makasih, Ibu... Aku janji nggak nangis lagi besok," ucap Naya yang mulai tersenyum kecil, meski matanya masih sembap.

**

Sebelum sampai ke rumah, Kirana sengaja mampir untuk memastikan keadaan ruko cateringnya, terlebih setelah beberapa hari ia fokus pada persiapan sekolah Naya.

Saat tiba di depan ruko, Kirana mendapati pintu sedikit terbuka. Dari sela pintu, ia melihat Rini sibuk berbicara dengan seseorang di dalam ruko.

Kirana mengintip dengan hati-hati tanpa membuat suara, rasa penasarannya pun terusik ketika melihat beberapa kardus berisi bahan-bahan makanan diangkut oleh pria asing ke mobil boks yang terparkir di depan ruko.

“Rini, ini sudah semua?,” tanya pria itu sambil menutup salah satu kardus.

“Sudah, ini yang kamu pesan. Ingat, jangan bilang siapa-siapa soal ini, ya. Aku kasih harga spesial karena stoknya bagus,” jawab Rini dengan santai.

Kirana pun terpaku dengan hati yang mulai bertanya-tanya. Ia mencoba berpikir positif, karena mungkin itu pesanan catering biasa yang Rini urus karena Kirana sedang sibuk.

Namun, semakin ia mendengar, semakin ia merasa ada yang tidak beres.

“Rini, kalau begini terus, aku pasti langganan sama kamu. Jangan lupa, minggu depan aku pesan lagi, ya,” ucap pria itu sambil menyerahkan amplop pada Rini.

Rini lalu menerima amplop tersebut dengan cepat dan memasukkannya ke saku celemeknya. “Tenang saja, stok di sini melimpah. Kamu tahu, bosku nggak terlalu awas kalau soal ini,” ujar Rini sambil tertawa kecil.

Hati Kirana mencelos mendengar ucapan Rini. Apakah bahan-bahan itu benar-benar untuk pesanan catering, atau Rini menjualnya untuk keuntungan pribadi?

Kirana berusaha menahan emosinya dan memutuskan untuk masuk setelah pria itu pergi.

“Ibu, kenapa kita nggak masuk?,” tanya Naya yang sedari tadi diam di samping Kirana.

“Sabar, Sayang. Ibu mau pastikan semuanya dulu,” jawab Kirana sambil mengelus kepala Naya untuk menenangkannya.

Setelah mobil boks itu pergi, Kirana melangkah masuk ke ruko dengan tenang. Sementara, Rini yang sedang membereskan kardus terkejut melihat kehadiran Kirana.

“Bu Kirana! Eh, saya kira ibu nggak mampir hari ini,” kata Rini yang terlihat gugup.

“Iya, tadi dari sekolah Naya, aku pikir sekalian mampir ke sini. Oh ya, tadi aku lihat ada mobil boks di depan. Apa ada pesanan besar?," tanya Kirana yang tersenyum tipis dan mencoba bersikap biasa.

Rini terdiam sejenak, matanya terlihat mencari alasan. “Iya, Bu. Itu pesanan tambahan dari salah satu pelanggan. Aku pikir ibu lagi sibuk, jadi aku urus sendiri.”

“Oh, begitu. Tapi, kenapa transaksinya terlihat terburu-buru? Apa pelanggan itu tidak mau menunggu di tempat biasa kita layani?."

Rini pun tergagap mendengar pertanyaan itu. “E-eh, dia... pelanggan lama, Bu. Dia nggak suka terlalu lama di tempat umum.”

Kirana lalu menatap Rini dalam-dalam.

“Rini, kamu tahu kan, semua bahan di sini sudah tercatat sesuai stok? Kalau ada yang keluar untuk pesanan, seharusnya aku tahu, apalagi soal pembayaran. Amplop tadi, itu uang pembayaran mereka, kan? Bisa aku lihat?.”

Rini mulai terlihat gelisah, tangan gemetarnya berusaha menyembunyikan amplop di saku celemeknya. “Aduh, Bu, tadi saya belum sempat catat. Tapi saya jamin semuanya aman kok," sangkalnya.

Kirana mencoba menahan amarahnya karena semua alasan Rini. “Rini, selama ini aku percaya padamu. Kalau memang ada hal yang perlu dijelaskan, aku harap kamu bicara jujur. Jangan sampai kepercayaan ini rusak karena kesalahan kecil.”

Setelah membisu beberapa saat, Rini akhirnya menangis. “😭😭😭 Bu Kirana, aku minta maaf! Aku... Aku memang menjual beberapa stok bahan untuk keuntungan pribadi. Aku tahu ini salah, tapi aku butuh uang tambahan untuk kebutuhanku sendiri...," ujar Rini dengan berurai air mata.

Kirana merasa kecewa, tapi ia tetap berusaha tenang. “Rini, kenapa kamu tidak bicara langsung denganku kalau kamu butuh uang? Aku selalu berusaha membantu kamu, tapi kenapa harus dengan cara seperti ini?.”

"Aku takut, Bu. Takut ibu marah atau kecewa...," jawab Rini seraya menunduk.

“Rini, aku kecewa, tapi aku minta, jangan mengulangi hal seperti itu lagi."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Suanti

Suanti

kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣

2025-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!