Ep. 19 - Naya masuk TK

Ep. 19 - Naya masuk TK

🌺SINGLE MOM🌺

Suasana dapur catering Kirana terlihat sibuk seperti biasa. Namun, beberapa waktu ini suasana sering terasa tegang di antara para karyawan. Karena, Rini yang kini diberi keleluasaan oleh Kirana, mulai bersikap seperti seorang bos.

“Hey, kamu! Jangan potong sayuran sembarangan! Lihat itu, tidak rapi!,” seru Rini dengan nada tinggi kepada salah satu karyawan perempuan baru bernama Mira.

Mira pun menunduk dan merasa tertekan. “Maaf, Kak Rini. Saya akan perbaiki," ucapnya.

“Jangan hanya bicara, lakukan cepat! Kita tidak punya waktu untuk kesalahan seperti ini!,” tambah Rini sambil melipatkan tangannya.

Sementara itu, di sudut ruangan, Bagas dan Riko saling berbisik.

“Bagas, kamu perhatikan nggak? Kak Rini makin nyebelin. Semua orang dimarahin,” ujar Riko pelan.

“Iya, padahal dulu suasana kerja kita enak banget. Sekarang rasanya kayak kerja di bawah tekanan," balas Bagas.

*

Di sisi lain, Kirana sedang berada di sebuah toko perlengkapan sekolah bersama Naya.

“Sayang, lihat ini. Tas ini lucu, cocok untuk Naya, ya?,” tanya Kirana sambil memegang sebuah tas kecil bergambar karakter kartun.

“Iya, Bu. Aku suka warna pink!," seru Naya mengangguk senang.

Kirana tersenyum lega melihat Naya bahagia. Ia merasa hidupnya perlahan membaik. Namun, ia sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi di tempat usahanya.

Kembali ke tempat usaha. Di dapur, situasi semakin tegang. Rini memberi perintah tanpa henti hingga membuat semua orang merasa kewalahan.

“Bagas, angkat box itu ke depan! Jangan lambat!,” seru Rini sambil menunjuk sebuah kotak besar.

“Iya, Kak," jawab Bagas seraya menghela napas panjang.

Riko yang melihat itu, akhirnya memberanikan diri berbicara. “Kak Rini, kita semua sedang bekerja keras. Tapi, rasanya perintah Kakak terlalu berlebihan.”

Rini lalu menatap Riko dengan tajam. “Berlebihan? Kamu tahu siapa yang bertanggung jawab di sini sekarang? Kalau kalian tidak suka, pintu keluar ada di sana!,” ujar Rini sambil menunjuk ke arah pintu yang terbuka.

Semua karyawan pun terdiam. Tidak ada yang berani melawan lebih jauh, meskipun mereka merasa kesal dengan sikap Rini.

Saat malam tiba, Kirana sedang duduk di ruang tamu sambil memeriksa laporan keuangan. Ia merasa ada sesuatu yang aneh. Pendapatan tidak sebesar biasanya, meskipun pesanan masih banyak.

“Rini, sini sebentar,” panggil Kirana.

Rini yang sedang berada di dapur pun mendatangi Kirana dengan wajah ceria. “Ada apa, Bu?.”

“Kenapa pendapatan catering akhir-akhir ini tidak sesuai dengan target? Padahal pesanan kita tidak berkurang,” tanya Kirana penasaran.

Rini terlihat sedikit gugup, namun segera menjawab, “Oh, mungkin ada beberapa pelanggan yang membayar terlambat, Bu. Nanti saya cek lagi.”

“Baik, pastikan semuanya dicatat dengan benar, ya.”

Malam itu, saat waktunya pulang, para karyawan berkumpul di sudut ruangan.

“Sinta, Lila, kalian nggak capek kerja di bawah tekanan Kak Rini?,” tanya Riko.

“Capek banget, Riko. Tapi aku nggak bisa ngomong ke Bu Kirana. Aku takut malah dipecat,” jawab Sinta dan Lila.

“Kita harus cari cara supaya Bu Kirana tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau terus begini, tempat ini nggak akan bertahan lama," timpal Bagas.

“Iya, aku setuju. Tapi kita harus hati-hati. Kita nggak mau bikin suasana tambah kacau.”

**

Satu minggu kemudian...

Matahari baru saja muncul, sinarnya yang hangat menembus tirai jendela kamar Naya. Dari dalam rumah terdengar suara semangat Kirana yang sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk hari pertama Naya sekolah.

"Naya, sayang, bangun! Hari ini hari yang penting untuk kamu!," ujar Kirana dengan ceria sambil membuka tirai jendela kamar Naya.

Mendengar suara ibunya, Naya menguap kecil sambil mengucek matanya. “Hari ini aku sekolah, ya, Bu?,” tanyanya dengan mata yang berbinar.

“Iya, sayang. Ini hari pertama kamu di TK. Yuk, kita siap-siap!,” jawab Kirana sambil membantu Naya turun dari tempat tidur.

Beberapa saat kemudian, Kirana dan Naya sudah berada di meja makan dengan sarapan yang sudah tertata rapi. Kirana menyiapkan roti panggang dan segelas susu untuk Naya.

“Makan yang banyak, ya, supaya kamu kuat di sekolah,” ujar Kirana sambil menyuapi Naya.

“Iya, Ibu. Aku nggak sabar ketemu teman-teman baru!," balas Naya dengan antusias.

Setelah sarapan, Kirana membantu Naya mengenakan seragam TK berwarna merah muda dengan pita kecil di rambutnya.

“Wah, anak Ibu cantik banget! Semua teman di sekolah pasti suka sama Naya,” puji Kirana sambil merapikan pita di rambut putrinya.

“Makasih, Ibu. Aku juga nggak sabar belajar!," balas Naya seraya tersenyum malu.

Kirana dan Naya berboncengan motor menuju sekolah, yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Sepanjang jalan, Naya terus memeluk pinggang Kirana dengan erat.

“Ibu, nanti kalau aku nggak bisa baca, aku gimana?," tanya Naya tiba-tiba.

“☺️☺️☺️ Tenang, sayang. Kamu ke sekolah untuk belajar, bukan untuk langsung bisa. Lagipula, Ibu yakin kamu pasti cepat belajar.”

“Bu Kirana, wah, Naya mau sekolah ya? Selamat ya, Nak. Belajar yang rajin!,” sapa salah satu tetangga yang melihat mereka berangkat.

“Terima kasih, Bu,” jawab Kirana sambil tersenyum.

Sesampainya di sekolah, halaman TK dipenuhi anak-anak dengan seragam berwarna cerah.

Suasana riuh dengan tawa dan tangis anak-anak yang sebagian belum terbiasa berpisah dari orang tua mereka.

Kirana pun menggandeng Naya masuk ke dalam kelas. Lalu, seorang guru muda menyambut mereka dengan senyum ramah.

“Selamat pagi, Bu. Ini pasti Naya, ya?,” sapa guru tersebut.

“Iya, Bu Guru. Ini hari pertama Naya,” jawab Kirana sambil tersenyum.

Guru itu pun berjongkok agar sejajar dengan Naya. “Halo, Naya. Selamat datang di kelas. Nanti kita akan belajar banyak hal seru. Kamu siap?.”

“Siap, Bu Guru!," jawab Naya dengan mata yang berbinar.

Ketika waktunya tiba untuk meninggalkan Naya di kelas, Kirana merasakan sedikit khawatir. Ia lalu berjongkok di depan Naya dan memeluknya erat.

“Ibu akan menunggu di luar sebentar, ya. Kalau Naya butuh apa-apa, bilang sama Bu Guru,” ujar Kirana.

“Iya, Bu. Naya nggak takut kok,” jawab Naya sambil tersenyum percaya diri.

Kirana lalu berdiri dan melambaikan tangan. “Belajar yang baik, ya, sayang. Ibu bangga sama kamu.”

Bersambung...

Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!