Ep. 16 - Babak Baru

Ep. 16 - Babak Baru

🌺SINGLE MOM🌺

Memang benar, orang baik maka ia juga akan di balas dengan kebaikan juga.

Setelah menolong Rini dan mengizinkannya tinggal di rumah beberapa hari ini, pesanan catering Kirana mulai ada lagi dan semakin hari semakin banyak pesanan hingga akhirnya Kirana pun merasa bersemangat kembali.

Beruntung, Rini juga pintar masak. Hingga saat pesanan catering Kirana terus bertambah, Rini dengan cekatan membantu Kirana hingga setiap pesanan semuanya terpenuhi dan pelanggan pun merasa puas.

**

Pagi ini, suara hiruk-pikuk aktivitas sudah terdengar do dapur Kirana. Kirana berdiri di depan kompor, ia sibuk mengaduk panci besar berisi sup krim ayam, sementara Rini di sebelahnya sedang menggoreng risoles dengan cekatan.

“Naya sudah makan, Bu Kirana. Sekarang dia lagi nonton kartun di ruang tamu,” ujar Rini sambil menutup penggorengan.

“Terima kasih, Rini. Kamu benar-benar membantu sekali. Kalau kamu nggak ada, mungkin aku nggak bakal bisa selesai mengurus semua pesanan ini,” balas Kirana sambil tersenyum tulus.

“He he he... Ah, ibu, saya malah senang. Akhirnya saya bisa merasa berguna lagi. Masak itu kan passion saya dari dulu," balas Rini seraya tertawa kecil.

Setelah makanan selesai dimasak dan dikemas, mereka mulai menyiapkan pesanan yang akan diantarkan.

Tumpukan kotak makanan memenuhi meja makan, masing-masing tertata rapi dengan label nama-nama pelanggan.

“Bu Kirana, ini ada pesanan tambahan untuk acara ulang tahun anak,” kata Rini melaporkan pesanan masuk sambil membawa ponsel milik Kirana.

Ia tidak membatasi Rini untuk membuka ponselnya karena setiap pesanan memang masuk ke ponselnya.

Kirana lalu membaca pesan yang masuk di aplikasi dan berkata, “Wah, ini pesanan besar. Baik, Rini. Kita harus mulai mempersiapkannya sore nanti. Untung saja kamu ada.”

“Bu, saya hanya membantu sedikit saja. Semua ini berkat kerja keras Ibu," balas Rini tersenyum malu.

**

Saat mereka sedang sibuk, tiba-tiba Kirana mendapat telepon dari pelanggan lama yang bicara dengan tergesa-gesa.

“Bu Kirana, maaf, bisa nggak pesanannya ditambah? Ada 50 tamu tambahan, dan saya butuh segera," katanya di ujung telepon.

“Baik, Bu. Kami akan berusaha secepat mungkin," jawab Kirana, lalu tersenyum lebar.

Setelah menutup telepon, ia menatap Rini dengan wajah yang sedikit tegang. “Rini, kita harus menambah 50 porsi lagi, dan waktunya mepet. Apa kita bisa?,” tanyanya.

“Bisa, Bu. Kita kerja bareng, kan? Kalau kita fokus, semua pasti selesai," jawab Rini tersenyum yakin.

Secepat kilat, mereka langsung membagi tugas. Kirana mengurus masakan utama, sementara Rini menangani camilan dan makanan penutup.

Dapur yang tidak terlalu besar itu kini berubah menjadi ruang kerja yang sibuk namun penuh semangat.

“Naya, sayang, jangan main di dapur, ya. Bahaya,” ujar Kirana saat melihat Naya yang mencoba masuk ke dapur.

“Iya, Ibu,” jawab Naya sambil berlari kembali ke ruang tamu.

Sore itu, mereka bekerja tanpa henti. Keringat bercucuran, namun rasa lelah tertutupi oleh kepuasan setiap kali satu bagian pekerjaan selesai.

Saat pesanan terakhir diambil oleh kurir, Kirana dan Rini duduk di meja makan dengan napas yang terengah-engah.

“Hufftthhh! Kita berhasil, Rini. Semua pesanan selesai tepat waktu,” ujar Kirana sambil tersenyum lega.

“Saya sempat khawatir tadi, tapi ternyata kita bisa, Bu," balas Rini yang ikut tersenyum.

**

Malam harinya, Kirana duduk di ruang tamu bersama Naya, sementara Rini menyiapkan teh hangat di dapur.

“Ibu, tante Rini baik, ya. Dia suka bantuin Ibu,” ucap Naya polos.

Kirana pun tersenyum, lalu memeluk Naya. “Iya, sayang. Tuhan mengirim Rini untuk membantu kita. Kita harus selalu ingat untuk berbuat baik, karena kebaikan itu akan kembali ke kita.”

Rini pun keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi teh. “Bu Kirana, ini tehnya. Ngomong-ngomong, saya ada ide.”

“Apa itu, Rini?,” tanya Kirana penasaran.

“Bagaimana kalau kita mulai terima pesanan khusus untuk acara-acara besar? Pernikahan, ulang tahun, atau seminar? Kita bisa bikin paket catering yang lebih menarik,” usul Rini dengan semangat.

Kirana terdiam sejenak, lalu tersenyum. “Itu ide yang bagus, Rini. Dengan begitu, usaha kita bisa berkembang lebih besar lagi," jawab Kirana dengan mata yang berbinar.

**

Percakapan itu menjadi awal dari rencana baru mereka. Kirana merasa optimis, bukan hanya karena usahanya mulai bangkit lagi, tetapi juga karena ia memiliki teman yang setia membantu.

Hingga seiring waktu berjalan, usaha Kirana semakin maju dan iapun berencana merekrut beberapa karyawan untuk membantu. Karena usaha cateringnya semakin terkenal dan sibuk jadi tidak bisa di atasi hanya berdua saja.

Kini, Kirana sedang duduk di ruang tamunya, sementara meja di depannya penuh dengan tumpukan dokumen.

Adapun Rini, ia duduk di sampingnya sambil memegang ponsel dan mencatat nama-nama pelamar yang akan diwawancarai hari itu.

“Rini, kamu yakin semua ini pelamar yang punya pengalaman?,” tanya Kirana sambil memeriksa daftar.

Rini pun mengangguk. “Iya, Bu Kirana. Mereka kirim CV lewat email dan rata-rata punya pengalaman di bidang catering atau masakan rumah. Saya pikir kita harus coba panggil mereka dulu.”

“Baiklah,” kata Kirana sambil menarik napas panjang. “Semoga kita dapat orang-orang yang cocok. Usaha kita makin sibuk, nggak mungkin kita hanya berdua terus," lanjutnya sambil tersenyum penuh syukur.

Keesokan harinya...

Proses wawancara pun di mulai...

Seorang pria muda masuk pertama kali, lalu memperkenalkan diri sebagai Bagas. Dengan penampilan rapi dan percaya diri, ia menceritakan pengalamannya bekerja sebagai juru masak di beberapa acara besar.

“Saya suka bekerja di dapur, Bu. Saya juga tahu cara mengatur stok bahan masakan supaya nggak mubazir,” ujar Bagas dengan semangat.

Kirana pun tersenyum dan terkesan dengan keyakinannya. “Baik, Bagas. Nanti kita kabari ya.”

Setelah Bagas, masuklah seorang wanita muda bernama Sinta. Ia adalah mantan pegawai hotel yang terbiasa dengan pekerjaan di bagian dapur.

“Saya lebih suka bekerja di tempat yang lebih personal seperti ini, Bu. Saya juga bisa membantu urusan dekorasi makanan jika diperlukan,” jelas Sinta.

Wawancara berlangsung sepanjang pagi. Selain Bagas dan Sinta, Kirana juga bertemu Riko, seorang pria energik yang terbiasa mengurus pengiriman makanan, dan Lila, seorang wanita ramah yang mahir di bagian administrasi dan pencatatan pesanan.

Setelah semua wawancara selesai, Kirana dan Rini pun berdiskusi.

“Menurutku mereka semua punya potensi,” kata Rini. “Bagas dan Riko bisa di dapur, Sinta bantu dekorasi dan plating, dan Lila urus bagian administrasi.”

Kirana pun mengangguk-anggukan kepalanya. “Kita butuh tim yang solid. Kalau mereka diterima, aku harap mereka bisa membawa usaha ini ke level yang lebih tinggi.”

**

Beberapa hari kemudian, keempat pegawai baru resmi bergabung. Dapur Kirana yang biasanya hanya diisi oleh dia dan Rini kini ramai dengan bermacam pekerjaan.

“Bagas, tolong cek stok bahan untuk minggu depan, ya. Kalau ada yang kurang, langsung catat,” instruksi Kirana.

“Siap, Bu!," jawab Bagas sambil membuka lemari penyimpanan.

“Sinta, aku mau kamu fokus di makanan untuk acara seminar ini. Pastikan tampilannya menarik,” lanjut Kirana.

“Baik, Bu Kirana. Saya langsung kerjakan sekarang,” kata Sinta sambil membawa piring-piring ke meja kerja.

Adapun Lila, ia duduk di ruang depan dengan laptopnya sambil mencatat pesanan yang terus masuk lewat aplikasi.

Sementara itu, Riko sibuk memuat kotak makanan ke motor kurir yang akan mengantar pesanan.

“Bu Kirana, ini pesanan tambahan dari pelanggan tetap,” kata Lila sambil menunjukkan layar laptopnya.

Kirana lalu melihat daftar pesanan itu dan tersenyum. “Lila, kamu luar biasa. Dengan bantuanmu, semua ini terasa lebih teratur.”

**

Namun, hari itu tidak berlalu tanpa kendala. Saat Bagas sedang memasak, ia menyadari salah satu bahan utamanya habis.

“Bu Kirana! Tepung rotinya habis. Padahal kita butuh untuk acara malam ini,” lapor Bagas dengan cemas.

“Ya ampun, kenapa bisa lupa cek stok?."

“Bu, biar saya yang beli ke pasar sekarang. Tepung roti kan nggak sulit dicari," ucap Riko yang langsung menawarkan diri.

“Cepat ya, Riko. Waktu kita nggak banyak,” kata Kirana.

Dengan sigap, Riko segera melaju ke pasar, sementara yang lain melanjutkan pekerjaan mereka. Setelah beberapa saat, Riko kembali dengan tepung roti, dan proses memasak pun berjalan lancar.

~ Hmmm... Enak ya, punya pegawai yang bisa di andalkan 😍😍 ~

**

Saat semua pesanan hari itu selesai, Kirana duduk di ruang tamu bersama timnya.

“Terima kasih, semuanya. Hari ini benar-benar melelahkan, tapi kita berhasil menyelesaikan semuanya tepat waktu,” kata Kirana dengan senyuman puas.

“Senang sekali bisa jadi bagian dari tim ini, Bu Kirana. Saya belajar banyak dari cara Ibu memimpin," timpal Bagas.

“Dan masakan Bu Kirana memang luar biasa. Pelanggan pasti puas,” tambah Sinta.

Rini lalu menatap Kirana dan berkata, “Bu, lihatlah. Kebaikan Ibu kepada saya dulu kini terbayar. Kita punya tim yang luar biasa sekarang.”

“Aku bersyukur punya kalian semua. Ini baru awal. Kita akan terus bekerja keras dan membawa usaha ini semakin maju.”

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

Alhamdulillah akhirnya usahanya kinara maju

2025-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!