Ep. 15 - Saat terpuruk

Ep. 15 - Saat terpuruk

🌺SINGLE MOM🌺

Pagi yang biasanya sibuk di dapur Kirana kini terasa sunyi. Tidak ada lagi bunyi panci berdenting, aroma masakan yang sedap, atau tumpukan kotak catering yang menunggu untuk diantar.

Naya yang biasanya riang membantu ibunya, kini hanya duduk diam sambil menggambar di meja kecil di sudut ruangan.

Sementara itu, Kirana duduk termenung di kursi dapur. Tangannya menggenggam secangkir kopi yang sudah dingin yang sama sekali belum ia minum.

Pikirannya melayang jauh, membayangkan bagaimana ia bisa bertahan dengan semua fitnah yang terus menghancurkan usahanya.

**

Ketika sore tiba, Kirana hendak keluar rumah mencari bahan masakan yang masih tersisa. Namun, tatapan sinis dari orang-orang yang ditemuinya di jalan semakin membuatnya merasa kecil.

"Itu dia, yang katanya masakannya basi," bisik seorang ibu pada temannya sambil melirik Kirana.

"Kasihan anaknya, punya ibu seperti dia," sahut yang lain sambil tertawa kecil.

Kirana menunduk, menahan air matanya agar tidak jatuh. Namun, seorang pria yang berdiri di depan warung mendadak bersuara lantang.

"Bu, jangan beli dari dia lagi, nanti sakit perut! A ha ha ha ha ha ha!!," ucapnya sambil tertawa keras.

Mendengar cemoohan itu, Kirana merasa tidak tahan lagi lalu berkata, "Pak, saya nggak pernah kasih makanan basi! Semua itu cuma fitnah!," serunya dengan tegas.

Namun, orang-orang di sekitarnya hanya menggeleng dan melengos pergi. Mengabaikan Kirana seakan memusuhinya.

~ Hmmm... Benarlah, fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan ~

Malam itu, setelah memastikan Naya tidur, Kirana duduk di ruang tamu dengan air mata yang terus mengalir.

Ia melihat daftar pengeluaran yang harus dipenuhi, termasuk biaya sekolah Naya yang sebentar lagi akan memasuki TK.

"Ya Tuhan... Apa yang harus aku lakukan? Kenapa semuanya begitu sulit?," lirihnya sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

Ia lalu menatap ke arah Naya yang tertidur lelap di kamarnya dan berbisik, "Aku tidak boleh menyerah... Tapi aku harus mulai dari mana lagi?."

**

Keesokan harinya...

Saat sore hari, Kirana dan Naya berjalan perlahan di antara pepohonan rindang, menikmati udara segar.

Naya menggenggam tangan ibunya sambil sesekali melompat kecil dengan wajah ceria seperti biasanya.

Namun, ketenangan itu terganggu ketika seorang perempuan muda dengan wajah pucat dan tubuh kurus menghampiri mereka. Bajunya bersih, tapi lusuh, dan wajahnya terlihat sangat menyedihkan.

"Maaf, Bu... Saya nggak punya maksud mengganggu," ucap perempuan itu dengan suara lirih. "Saya belum makan dua hari. Bisa bantu saya, Bu? Saya... diusir dari rumah mertua saya. Saya nggak tahu harus ke mana lagi."

Teg!!!

Seketika Kirana diam membisu. Kata-kata "diusir oleh mertua" menghentak pikirannya, seakan mengembalikan kenangan pahit saat ia dan Naya diusir secara kejam.

Tenggorokannya tercekat. Matanya berlinang. Apa kabar mereka setelah mengusir dirinya dan Naya?

"Bu...?," Perempuan itu kembali memohon dengan mata yang penuh harap.

Kirana pun menoleh dan tersadar, lalu ia merogoh dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang kepada perempuan itu. "Ini, ambil. Gunakan untuk makan dulu," ucapnya.

Perempuan itu pun langsung menunduk penuh rasa syukur dengan air matanya yang menetes. "Terima kasih, Bu. Terima kasih banyak. Saya nggak akan lupa kebaikan ini," ucapnya lalu pamit undur diri.

Setelah cukup berjalan-jalan, Kirana dan Naya kini bersiap untuk pulang. Saat sedang menunggu ojek online, suara gaduh terdengar dari warung kecil di ujung jalan.

Saat menoleh, Kirana melihat perempuan yang tadi meminta bantuan sedang ditarik keluar oleh pemilik warung.

"Pergi kamu! Jangan maling di sini!," teriak pemilik warung dengan wajah yang merah padam.

"Saya nggak mencuri, Pak. Saya punya uang... Saya cuma minta makan dulu sambil tunggu kembalian," jelas perempuan itu dengan suara bergetar ketakutan.

Namun, pemilik warung tidak mendengarkan. Ia lantas mendorong perempuan itu hingga hampir terjatuh.

"Naya, ayo Nak," ucap Kirana sambil bergegas menghampiri kerumunan.

Saat perempuan itu hampir tersungkur, Kirana segera menahan tubuhnya. "Kamu baik-baik saja?," tanya Kirana sambil membantu perempuan itu berdiri.

"Bu, saya nggak salah. Saya cuma makan dan nunggu uang kembalian," ucap perempuan itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Kirana lalu menatap pemilik warung dna bertanya, "Ada apa ini, Pak? Kenapa dia didorong seperti itu?."

"Dia bilang mau bayar, tapi nggak langsung bayar. Kalau nggak saya desak, dia pasti kabur!," jawab pemilik warung dengan suara yang tinggi.

"Saya yang kasih uang itu ke dia tadi. Dia nggak mungkin mencuri. Bapak lihat sendiri, uangnya ada, kan?," balas Kirana.

Lalu, dengan gemetar perempuan itu mengeluarkan uang dari sakunya. "Ini, Pak. Maaf kalau saya bikin salah. Saya benar-benar kelaparan," ucapnya.

Melihat uang tersebut, pemilik warung pun mendengus, lalu mengambilnya tanpa berkata apa-apa lagi.

Kirana hanya menatap kepergian pemilik warung yang masuk kembali ke warungnya dan merasa tidak habis pikir, bisa-bisanya seseorang di tuduh mencuri padahal mau bayar.

Setelah insiden tersebut, Kirana pun mengajak perempuan itu duduk di sebuah bangku taman.

"Nama kamu siapa?," tanya Kirana, lembut.

"Rini, Bu," jawabnya lirih.

"Rini, kamu tinggal di mana sekarang?."

"Nggak punya tempat tinggal, Bu. Setelah diusir, saya tidur di stasiun atau di emperan toko," jawab Rini seraya menunduk.

Hati Kirana mencelos. Ia lalu melihat Naya yang sibuk bermain di dekat mereka, lalu kembali menatap Rini.

"Rini, kalau kamu mau, ikut aku ke rumah. Kamu bisa tinggal di sana sementara," tawar Kirana.

Rini mengangkat wajahnya lalu menatap Kirana dengan mata melebar. "Bu... Benarkah? Tapi... saya nggak mau merepotkan."

"Kamu nggak akan merepotkan. Aku tahu rasanya diusir dan kehilangan arah. Aku hanya ingin membantu," jawab Kirana.

Rini lalu menunduk lagi sambil terisak. "Terima kasih, Bu. Saya nggak tahu harus bilang apa lagi. Saya sangat berterima kasih."

**

Dalam perjalanan pulang, Rini tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Adapun Naya, meski awalnya agak canggung, kini ia mulai bercakap-cakap dengan Rini dan menceritakan tentang mainannya di rumah.

Setibanya di rumah, Kirana mengatur tempat tidur untuk Rini di kamar tamu. "Mulai besok, kita cari cara supaya kamu bisa bangkit, ya," ucap Kirana sambil tersenyum.

Rini pun mengangguk. "Saya akan lakukan apa pun, Bu. Terima kasih atas semua kebaikan ini."

~ Hmm... Di jaman ini, masih adakah orang sebaik Kirana? Ia sendiri sebenarnya juga malang, tapi masih mau menolong orang... ~

Bersambung...

Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!