Ep. 12 - Kejadian di pasar

Ep. 12 - Kejadian di pasar

🌺SINGLE MOM🌺

"Aku yakin, aku pasti bisa!!."

Aroma teh hangat dan roti panggang tercium hampir di setiap sudut rumah Kirana, sementara Naya duduk di meja makan, sibuk menggambar di buku gambarnya.

Kirana, dengan wajah penuh tekad, duduk di meja dapur dengan laptop, buku catatan, dan pena di tangannya.

"Naya, hari ini ibu mau mulai membuat rencana besar," ucap Kirana dengan senyum kecil.

Naya mengangkat wajahnya, penasaran. "Rencana besar? Apa itu, Bu?."

"Ibu mau buka usaha catering, sayang. Ibu mau masak makanan enak, dan orang-orang bisa pesan dari ibu," jelas Kirana.

Mendengar perkataan ibunya, Naya pun tersenyum lebar. "Wow! Berarti aku bisa bantu, dong! Aku mau jadi pencicip makanan!," seru Naya.

"Tentu saja, kamu akan jadi pencicip pertama ibu. Tapi sekarang, ibu harus merencanakan semuanya dulu," balas Kirana seraya tertawa kecil.

Kemudian, Kirana membuka ponselnya dan mulai mengetik ide menu yang ingin ia tawarkan. Ia pun berbicara pada dirinya sendiri sambil mencatat.

"Oke, catering ini harus punya variasi. Ada menu harian sederhana untuk keluarga kecil, lalu menu spesial untuk acara-acara tertentu."

Setelah itu, ia mulai menulis di sebuah buku catatan. Untuk menu harian, ia akan adakan menu, Nasi, ayam goreng, tumis sayur, sambal, dan kerupuk.

Selanjutnya, Nasi, ikan bakar, capcay, dan sup jagung. Agar tidak itu-itu saja, Kirana juga membuat menu, Nasi, telur balado, sayur asem, dan tempe orek.

Selain itu, Kirana juga menyiapkan menu spesial, seperti, Nasi liwet lengkap. Paket nasi kotak untuk arisan atau rapat. Menu prasmanan untuk acara ulang tahun kecil. Dll.

Setelah menulis semua itu, Kirana melirik saldo di buku catatannya lalu berkata, "Modal masih cukup, tapi aku harus hati-hati. Targetku awalnya tetangga sekitar sini dulu."

Ia lalu menyalakan ponselnya lagi dan mulai mencari komunitas lokal di media sosial.

Setelah menemukan grup lingkungan sekitar, ia pun bergumam, "Aku bisa mulai promosi di sini. Tapi foto makanannya harus menarik. Besok aku masak beberapa menu untuk difoto."

Tiba-tiba Naya menghampiri dengan gambar di tangannya. "Bu, ini logo cateringnya!," ucap Naya polos.

Kirana mengambil gambar itu dan tertawa. "He he he... Nama cateringnya apa ini, sayang?," tanya Kirana.

Naya pun menjawab dengan bangga, "Catering Enak Buat Naya!," jawabnya ceria dan penuh semangat.

"😄😄😄." Kirana pun tertawa sambil mengacak rambut Naya. "Kamu memang anak yang kreatif. Tapi ibu akan pikirkan nama yang lebih pas, ya..."

**

Pagi yang cerah memeluk kota, hari ini Kirana sudah siap dengan rencana besarnya.

Ia sudah siap dengan mengenakan pakaian sederhana namun berkelas sambil membawa tas belanja besar, dan menggenggam tangan kecil Naya yang tampak bersemangat.

"Bu, kita mau ke mana?," tanya Naya sambil melompat-lompat kecil.

"Kita ke pasar, sayang. Ibu mau beli bahan-bahan untuk masak," jawab Kirana sambil tersenyum.

Untuk perjalanan kesana, Kirana memesan ojek online agar lebih cepat sampai. Tak lama kemudian, seorang pengemudi ojek online berhenti di depan rumah mereka.

"Ke pasar ya, Bu?," tanya pengemudi ramah itu.

"Iya, Pak. Ke pasar tradisional dekat sini," jawab Kirana sambil membantu Naya naik.

Di perjalanan, Naya terus bercerita tentang gambarnya. Kirana tersenyum mendengar celoteh anaknya, namun tiba-tiba, ojek mereka mengerem mendadak karena sebuah motor dari arah berlawanan melaju kencang tanpa aturan.

"Ya ampun!!! Hati-hati, Pak!," seru Kirana sambil memeluk Naya dengan erat.

"Saya minta maaf, Bu. Orang itu sembrono sekali," jawab pengemudi sambil menghela napas. "Emang kadang orang yang bawa kendaraan itu gak hati-hati. Kita udah hati-hati bawa kendaraan, orang malah bikin celaka," lanjut pengemudi ojek online tersebut.

"Iya, Pak.. Hati-hati ya bawa motornya."

Lalu, mereka melanjutkan perjalanan dengan hati-hati hingga akhirnya tiba di pasar.

Pasar pagi itu ramai seperti biasa. Hiruk-pikuk suara pedagang yang menawarkan dagangannya membuat suasana hidup.

Kirana menggandeng Naya dengan erat karena takut anaknya itu tersesat di tengah keramaian.

"Ibu, aku mau lihat ayam hidup!," seru Naya sambil menunjuk ke arah pedagang ayam.

"Sebentar ya, sayang. Ibu beli sayur dulu," ucap Kirana sambil mendekati kios penjual sayur.

"Bu, beli bayam ini, segar sekali," tawar pedagang.

"Iya, Pak. Saya beli dua ikat bayam, satu kilo kentang, dan wortel ya," kata Kirana sambil memilih sayur.

Namun, ketika ia hendak membayar, ia baru sadar dompetnya tertinggal di rumah.

"Ya ampun, dompetku!," ucap Kirana panik sambil merogoh tasnya.

"Ibu, kenapa?," tanya Naya, bingung.

"Dompet ibu ketinggalan, sayang," jawab Kirana dengan wajah pucat.

Pedagang itu pun tersenyum. "Tidak apa-apa, Bu. Kalau mau, bayarnya nanti saja kalau ke sini lagi," katanya.

Kirana pun terharu. "Terima kasih banyak, Pak. Saya janji akan kembali untuk melunasi," ujar Kirana.

Namun, karena sudah terlanjur berada di pasar, tidak mungkin juga ia harus balik lagi untuk bawa dompet. Akhirnya ia menuju atm dan menarik sejumlah uang.

~ Lho... Kan dompetnya ketinggalan, gimana bisa ngambil uang kalau gak ada kartu kecil itu? Bisa dong... Kan bisa langsung narik lewat hp di atm nya 😎😄 ~

Mengingat ada beberapa barang juga yang harus ia beli. Juga untuk membayar sayur barusan yang belum di bayar.

Setelah menarik uang dan menyelesaikan pembayaran sayur, Kirana menuju toko perabotan di pinggir pasar untuk membeli panci besar dan wajan baru.

"Bu, lihat! Ada panci besar!," seru Naya sambil menunjuk ke rak tinggi.

Kirana lalu menghampiri rak itu, namun tiba-tiba seorang pembeli yang tergesa-gesa tanpa sengaja menyenggol rak tersebut hingga membuat panci besar hampir jatuh ke arah Naya.

"Naya, awas!," teriak Kirana sambil menarik anaknya menjauh.

"Prangngngng!!!."

Suara keras terdengar saat panci itu jatuh ke lantai. Orang-orang di toko itupun langsung menoleh ke arah Kirana dan Naya.

"Hati-hati dong Bu! Ajarin anaknya agar tidak nakal di toko orang!," kata salah satu pekerja di toko tersebut.

"Tapi bukan anak saya yang... -."

Sebelum Kirana menyelesaikan perkataannya pekerja tadi memotong dengan terus ngedumel. "Kalau rusak emang dia mau ganti!!."

"Makanya bawa anak di jagain!."

"Kalau celaka kan pasti minta ganti rugi!."

Kirana merasa tidak nyaman dengan tatapan semua orang yang menyalahkannya. Apalagi dengan kata-kata mereka yang menyakitkan.

"Tidak apa-apa, Bu. Yang penting anak Ibu selamat," kata seorang laki-laki yang berjalan menghampiri Kirana dan Naya.

Laki-laki tersebut pemilik toko. Ia lalu membantu mengatur ulang rak, dan Kirana akhirnya memilih perabot yang dibutuhkannya meski dengan hati yang kurang baik.

Setelah semua selesai, Kirana dan Naya akhirnya pulang ke rumah dengan membawa bahan-bahan dan perabotan.

Saat mereka tiba, Kirana duduk sejenak di kursi dengan napas yang berat.

"Naya, hari ini ibu hampir kehilangan akal," ucapnya sambil memandang putrinya yang tengah bermain dengan boneka.

"Ibu, kita kan selamat. Itu yang penting," jawab Naya polos sambil tersenyum.

Kirana lalu mengusap kepala Naya dan berkata, "Kamu benar, sayang."

Kirana berdiri, lalu menatap dapurnya. "Baiklah, saatnya mulai memasak dan mencoba menu pertama kita."

To be continued...

Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!