Ep. 10 - Mimpi

Ep. 10 - Mimpi

🌺SINGLE MOM🌺

"Ayaaahhh!!! Ayaaahhh!! Hu hu hu hu... Ayaaahhh...!! 😭😭😭😭."

Kirana yang baru saja tertidur langsung terbangun dengan jantung yang berdebar. Saat menoleh, ia melihat Naya duduk di tempat tidur sambil menangis histeris dan memanggil-manggil ayahnya dengan suara yang serak.

“Naya! Sayang, ada apa?!,” tanya Kirana dan segera mendekat lalu memeluk tubuh kecil itu untuk menenangkannya.

Namun, Naya terus meronta dalam pelukan Kirana, bahkan tangisnya pun semakin keras. “Aku mau Ayah! Aku mau Ayah!!," teriaknya dengan suara yang melengking. Tubuhnya mengguncang keras dalam dekapan ibunya.

“Naya, sayang… tenanglah. Ibu di sini. Ibu selalu di sini untuk kamu,” ujar Kirana sambil mengusap rambut Naya, meski air matanya mulai menetes tanpa ia sadari.

Lalu Naya memandang Kirana dengan mata penuh air mata, lalu memeluk ibunya dengan erat. “Aku mimpi, Bu. Ayah pergi jauh… Aku nggak bisa kejar Ayah. Aku nggak mau Ayah pergi! Hiks Hiks hiks!,” katanya dengan suara yang terisak-isak.

Kirana pun memejamkan matanya karena menahan rasa sakit yang mendera hatinya. Ia tahu kehilangan Arga adalah pukulan berat untuk mereka berdua, terutama untuk Naya yang belum sepenuhnya mengerti arti kematian.

“Sayang, Ayah memang sudah pergi. Tapi Ayah selalu di hati kita, Nak. Ayah sayang sekali sama kamu,” ujar Kirana sambil mengecup kening Naya.

Namun, Naya tetap menangis keras. "Hu hu hu hu hu hu... 😭😭😭 Aku mau Ayah sekarang! Aku mau Ayah!,” teriaknya lagi.

Tangisan Naya yang tak kunjung reda membuat Kirana tak bisa lagi menahan emosinya.

Ia lalu memeluk putrinya erat-erat sambil ikut menangis sesenggukan.

“Naya… 😭😭😭😭 Ibu juga kangen Ayah. Ibu juga mau Ayah ada di sini. Tapi kita harus kuat, Nak. Demi Ayah, hiks hiks hiks...” ucap Kirana lirih dengan air matanya yang membasahi rambut putrinya.

Pelukan itu terasa sangat berat, penuh dengan kesedihan yang tak terucapkan. Sementara, Naya terus menangis di pelukan ibunya hingga tubuh kecilnya itu bergetar hebat.

Kirana pun hanya bisa membiarkan tangis mereka menyatu dalam malam yang dingin itu.

"😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭."

**

Setelah beberapa saat, tangis Naya mulai mereda, meski sesekali ia masih terisak.

Lalu, Kirana meraih sebuah bingkai foto yang terletak di meja samping tempat tidur. Foto itu adalah foto keluarga kecil mereka saat masih lengkap, dengan Arga yang tersenyum hangat sambil menggendong Naya.

“Naya, lihat ini,” kata Kirana sambil menunjukkan foto itu kepada putrinya. “Ini Ayah. Ayah selalu ada di hati kita, Nak. Dia mungkin nggak ada di sini, tapi dia selalu menjaga kita dari sana.”

Naya menatap foto itu dengan mata yang masih basah. Ia lalu mengelus wajah Arga di foto itu dengan tangan kecilnya dan berkata, “Ayah nggak marah kalau aku nangis terus?,” tanyanya dengan polos.

Kirana pun tersenyum kecil sambil menyeka air mata di pipi Naya. “Ayah nggak akan marah. Tapi Ayah pasti ingin kita bahagia, sayang. Ayah ingin Naya jadi anak yang kuat," ucapnya.

Setelah menenangkan Naya, Kirana membaringkan putrinya kembali di tempat tidur. Kemudian, ia menyanyikan lagu nina bobo yang biasa ia nyanyikan dulu bersama Arga.

Naya pun memejamkan matanya perlahan, hingga genggaman tangannya di jemari Kirana pun terasa semakin lemah. “Ibu… aku kangen Ayah,” bisiknya sebelum akhirnya tertidur.

Kirana menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. Ia mengusap kepala Naya, lalu berbisik lirih, “Mas, seperti Naya yang sangat kehilanganmu, aku juga sama, Mas... 😭😭😭."

**

Malam itu, setelah berhasil menenangkan Naya, Kirana akhirnya memejamkan matanya.

Kelelahan fisik dan emosional membuatnya terlelap dalam tidur yang berat. Namun, dalam tidurnya, sebuah mimpi yang begitu nyata hadir.

Dalam mimpi itu, Kirana berdiri di tepian pantai yang indah. Langit sore berwarna jingga dengan matahari yang perlahan tenggelam di cakrawala.

Suara deburan ombak terdengar menenangkan, berpadu dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu rambutnya.

Lalu, ia menoleh ke samping dan melihat Naya berlari kecil sambil tertawa riang, dikejar oleh Arga yang tersenyum hangat.

"Naya, pelan-pelan larinya, nanti jatuh," ujar Arga dengan suara khasnya.

Kirana pun tertawa kecil melihat keakraban mereka. Hatinya terasa begitu damai, seperti beban berat yang selama ini ia pikul tiba-tiba menghilang.

"Mas, terima kasih untuk hari ini. Rasanya indah sekali," ucap Kirana sambil menghampiri mereka.

Arga pun menoleh ke arah Kirana, dengan tatapan mata yang penuh cinta. "Aku selalu ingin kamu dan Naya bahagia. Itu yang paling penting bagiku," jawabnya sambil menggenggam tangan Kirana dengan erat.

Kemudian, ketiganya duduk bersama di atas pasir seraya menikmati pemandangan laut yang memukau.

Adapun Naya, ia sibuk membuat istana pasir kecil di antara mereka, dan sesekali tertawa puas saat karyanya mulai terbentuk.

"Bu, lihat! Istana untuk kita bertiga," kata Naya dengan wajah berbinar.

"Indah sekali, Nak. Ayah pasti bangga," jawab Kirana sambil mengusap kepala Naya.

Namun, kebahagiaan itu mendadak berubah karena tiba-tiba saja Arga berdiri dan berjalan ke arah bibir pantai sambil membelakangi Kirana dan Naya.

"Mas? Mau ke mana?," tanya Kirana namun Arga tidak menjawab. Ia hanya terus berjalan perlahan ke arah laut yang semakin dalam hingga membuat Kirana cemas.

"Mas! Tunggu! Jangan pergi!," teriak Kirana, lalu berdiri dan berlari mengejarnya.

Namun, semakin Kirana berlari, semakin jauh pula jaraknya dari Arga. Air laut yang dingin pun mulai menyentuh kakinya hingga membuat tubuhnya gemetar kedinginan.

"Mas, tolong! Jangan tinggalkan aku dan Naya! Kami butuh kamu!," jeritnya dengan air mata yang membasahi pipinya.

Lalu, Arga pun berhenti sejenak, tetapi tidak menoleh sama sekali dan berkata, "Kirana, kamu harus kuat. Aku selalu ada di hati kalian. Jaga Naya... untukku," katanya dengan suara yang terdengar sayup-sayup.

Setelah itu, Arga melangkah lebih dalam ke laut, hingga akhirnya tubuhnya tenggelam dan menghilang di bawah permukaan air.

**

"Hah! Hah! Hah! Hah!!."

Kirana pun terbangun dengan napas tersengal-sengal. Tubuhnya basah oleh keringat dingin, matanya membelalak menatap langit-langit kamar.

"Mas... Mas..." bisiknya sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

Kemudian ia menoleh ke samping dan memastikan Naya masih terlelap di tempat tidurnya. Lalu, Kirana menggenggam tangan kecil putrinya dengan air mata yang kembali mengalir.

"Mimpi itu... Kenapa terasa begitu nyata?," gumamnya.

Setelah beberapa saat, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke jendela. Angin malam yang dingin menyapu wajahnya hingga membuat pikirannya sedikit jernih.

“Mas, apa kamu sedang mencoba menyampaikan sesuatu? Apa yang harus aku lakukan sekarang?," ujarnya pelan, dengan tatapan yang menerawang jauh ke luar jendela.

Bersambung...

Next episode...

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

apakah arga blm meninggal ?

2025-01-07

2

🌹Nabila Putri🌹

🌹Nabila Putri🌹

semangat up nya kak

2025-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!