Ep. 6 - Di usir

Ep. 6 - Di usir

🌺SINGLE MOM🌺

Tiga hari telah berlalu sejak kepergian Arga, dan rumah besar itu kini berubah menjadi medan pertempuran.

Pagi itu, suara perintah Hilda terdengar lantang di seluruh penjuru rumah.

"Cepat! Kemasi semua barang milik perempuan itu sampai tidak tersisa!," seru Hilda dengan wajah tegang sambil menunjuk ke arah kamar yang pernah menjadi tempat tinggal Kirana dan Arga.

Beberapa ART (asisten rumah tangga) pun terlihat bingung, namun mereka tetap melaksanakan perintah itu dengan hati-hati.

Lemari dibuka, rak-rak diperiksa, dan barang-barang Kirana mulai dikemas ke dalam kardus.

Adapun Mira dan Lila, mereka ikut turun tangan dan memeriksa setiap sudut kamar.

Lalu, Mira menarik sebuah gaun yang tergantung di lemari dengan ekspresi masam lalu berkata, "Bu, semua barang ini kan Kak Arga yang berikan. Kenapa tidak kita simpan saja dan tidak usah dibawa?."

Hilda berhenti sejenak, lalu memandang gaun itu dengan mata menyipit. "Benar juga," gumamnya. "Saat dia ke rumah ini juga tidak membawa apa-apa. Sekarang, dia juga tidak berhak membawa semua ini. Tinggalkan saja barang-barang yang pernah dibeli Arga. Itu bukan miliknya," lanjut Hilda.

Mira pun mengangguk setuju, sementara Lila melempar pandangan penuh rasa jijik ke arah kardus-kardus yang sudah setengah penuh itu.

"Barang-barangnya biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Dia benar-benar tidak pantas tinggal di rumah ini," sindir Lila sambil tersenyum sinis.

"Kirana harus pergi dari rumah ini secepatnya. Aku tidak mau dia terus menempel di sini. Cukup sudah kesialan yang dia bawa," ucap Hilda dengan penuh kebencian.

**

Sementara itu, jauh dari rumah, di pemakaman yang sunyi, Kirana duduk bersimpuh di depan makam Arga.

Tanah merah yang masih basah dan nisan sederhana itu menjadi saksi dari air mata yang terus mengalir di wajahnya.

"Mas... Hiks hiks hiks... Kenapa kamu pergi secepat ini? 😭😭😭 Aku tidak tahu harus bagaimana tanpa kamu. Aku takut, Mas... Aku takut tidak bisa menghadapi dunia ini sendirian... 😭😭 Aku takut membesarkan Naya tanpamu... 😭😭."

Suara Kirana bergetar, tangisnya pecah dan tidak bisa tertahan. Sementara, Naya yang duduk tak jauh darinya, bermain dengan boneka kesayangannya.

Bocah kecil itu sesekali menoleh ke arah ibunya, seolah ingin menghiburnya meski belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi.

"Ibu jangan nangis terus," kata Naya dengan polos sambil menghampiri Kirana dan menyodorkan bonekanya. "Ini buat Ibu. Kalau Ibu sedih, peluk ini, ya."

Kirana pun tersenyum tipis meski matanya masih basah. Lalu ia memeluk Naya erat-erat seakan menemukan sedikit kekuatan dari anak kecil itu.

"Terima kasih, Sayang. Kamu anak yang kuat, ya. Ibu janji, kita akan baik-baik saja," bilik Kirana sambil mengecup kening Naya.

Waktu terus berlalu, setelah kesediaan kesedihannya sedikit mereda, Kirana akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah.

Namun, sesampainya di sana, ia disambut oleh pemandangan yang mengejutkan. Barang-barangnya telah dikeluarkan dari kamar dan diletakkan di ruang tamu, diapit oleh kardus-kardus yang sudah tertutup rapat.

Hilda berdiri di sana dengan tangan bersilang, sambil menatap Kirana dengan tatapan dingin. Sementara Mira dan Lila berdiri di belakangnya sambil tersenyum sinis.

"Apa-apaan ini, Bu?," tanya Kirana dengan suara serak, yang masih memeluk Naya di pelukannya.

"Apa yang kamu lihat, itu yang terjadi," jawab Hilda dingin. "Mulai hari ini, kamu dan anakmu tidak lagi tinggal di rumah ini. Kemas barang-barangmu dan pergi."

"Tapi, Bu... Ini rumah tempat Mas Arga tinggal. Tempat kami tinggal..." Kirana mencoba membela diri, namun Hilda langsung memotongnya.

"Arga sudah tidak ada. Kamu tidak punya hak atas rumah ini. Jadi sebaiknya kamu terima nasibmu dan pergilah."

"Kami sudah cukup sabar membiarkanmu tinggal di sini. Sekarang, keluarlah. Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi," timpal Mira.

Kirana merasa dunia ini runtuh di hadapannya. Tapi ia tahu, melawan hanya akan membuat keadaan semakin buruk.

Namun saat melihat Naya, ia sangat khawatir, apakah dia bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Naya di luar sana?

Mengingat ia yang hanya anak yatim piatu dan tidak ada kerabat, maka kini mereka hanya berdua saja di dunia ini.

Adapun satu-satunya pelindung mereka yaitu Herman, kini ia terbaring di rumah sakit dan tidak tau soal pengusiran ini.

**

Langit sore mulai memudar, menggantikan sinar matahari dengan kegelapan malam. Angin dingin berhembus, menyapu wajah Kirana yang berdiri di depan rumah besar itu.

Di tangannya, ia menggenggam koper besar yang diisi seadanya. Sementara Naya berdiri di sampingnya sambil memegang boneka kesayangannya dengan tatapan polos.

Lalu Hilda, ia duduk di sofa dengan angkuh, sementara Mira dan Lila berdiri di belakangnya seperti dua penjaga setia.

Kirana melangkah masuk kembali dan mencoba bicara untuk yang terakhir kalinya meminta belas kasihan.

"Bu, aku mohon..." ucap Kirana yang mencoba menahan isak tangisnya. "Kalau bukan untukku, paling tidak untuk Naya. Dia masih terlalu kecil. Di luar sana, aku tidak tahu bagaimana harus memulai. Aku mohon, izinkan kami tinggal di sini sampai aku bisa berdiri sendiri."

Hilda menatap Kirana dengan dingin, lalu bangkit dari tempat duduknya dan berkata dengan lantang, "Aku sudah cukup sabar menahanmu selama ini. Kamu pikir aku tidak tahu? Kamu hanya mengandalkan Arga untuk hidupmu. Sekarang dia sudah tiada, apa lagi yang bisa kamu berikan?."

"Tapi, Bu, ini demi Naya..." Kirana mencoba membela diri dengan suaranya yang semakin lirih.

Namun Hilda mengangkat tangannya dan menghentikan kata-kata Kirana. "Aku tidak peduli! Mulai sekarang, cari jalan hidupmu sendiri! Aku tidak butuh perempuan sepertimu di rumah ini. Kalian hanya beban!."

Mendengar ucapan Hilda, Mira pun ikut menyela seraya mengecek Kirana, "Lagipula, Kak Arga sudah tidak ada. Apa gunanya kamu di sini? Rumah ini bukan untukmu."

"Betul, Kak Kirana. Bukankah ini saatnya kamu membuktikan bahwa kamu bisa hidup mandiri? Jangan terus bergantung pada keluarga ini," tambah Lila.

Kirana pun terdiam, tubuhnya terasa kaku. Ia menggenggam erat tangan Naya yang mulai gelisah.

"Bu, aku tahu aku bukan siapa-siapa. Tapi... Tolong pikirkan Naya. Dia adalah cucu Ibu. Dia butuh tempat yang aman..." kata Kirana, memohon.

"Heh!." Namun Hilda hanya mendengus sinis. "Cucu? Dia hanya membawa kesialan, sama seperti ibunya. Cepat pergi sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran!."

Dengan napas tertahan, Kirana akhirnya berlutut di depan Hilda dan berharap bisa menyentuh sedikit hati nurani wanita itu.

"Bu, demi Tuhan, aku mohon... Jika tidak untukku, maka untuk cucu Ibu."

Hilda pun menatap Kirana yang bersujud di depannya, tapi tidak ada rasa iba di matanya. Lalu dengan suara dingin, ia berkata, "Cukup. Jangan buat aku mengulang kata-kataku. Pergilah."

Hilda lalu beranjak dari sana, meninggalkan Kirana yang masih bersimpuh di lantai. Sementara Mira dan Lila hanya memandang Kirana dengan senyum yang mengejek sebelum mereka mengikuti Hilda keluar dari ruangan.

Naya yang melihat ibunya menangis hanya bisa menarik tangan Kirana dengan lembut. "Ibu, kenapa kita harus pergi? Apa kita tidak boleh tinggal di sini lagi?," tanyanya polos.

Kirana lalu menatap wajah kecil itu dengan air mata yang mengalir. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dengan suara bergetar, ia pun berkata, "Kita akan baik-baik saja, Sayang. Ibu janji. Kita akan cari tempat yang lebih baik."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru

2025-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!