Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir

Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir

🌺SINGLE MOM🌺

Langit sore di pemakaman tampak mendung, seakan turut berduka atas kepergian Arga.

Hembusan angin membawa aroma tanah basah yang baru saja ditaburi bunga. Semua pelayat telah pergi satu per satu, menyisakan Kirana dan keluarga Arga yang masih berdiri di sekitar makam.

Hilda duduk bersimpuh di tepi makam, tangannya meremas bunga mawar yang sudah layu. Air matanya terus mengalir tanpa henti.

Sementara Mira dan Lila berdiri di samping Hilda seraya memegangi bahunya yang bergetar karena tangis.

Lalu Kirana, dengan wajah pucat dan mata sembap, ia duduk bersimpuh di sisi lain makam Arga. Ia menunduk, sambil menyentuh nisan suaminya dengan tangan yang gemetar.

Di pelukannya, Naya yang masih belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi memandangi ibunya dengan bingung.

Tiba-tiba, Hilda mendongak lalu menatap tajam ke arah Kirana. Wajahnya memerah karena amarah yang tertahan sejak kemarin kini meledak begitu saja.

“Semua ini gara-gara kamu, perempuan sial!,” teriak Hilda dengan sangat keras, hingga membuat suasana sunyi mendadak ricuh.

Kirana pun menoleh karena kaget, pandangannya bertemu dengan mata Hilda yang penuh kebencian.

“Bu, tolong jangan seperti ini...” ucap Kirana pelan, tapi suara lirihnya tidak menghentikan amukan Hilda.

“Diam kamu! Arga meninggal karena kamu! Kalau bukan karena kamu, dia tidak akan kecelakaan! Semua ini karena kesialanmu!," teriak Hilda lagi sambil berdiri dan menunjuk-nunjuk wajah Kirana dengan penuh emosi.

Kirana tertegun, tubuhnya bergetar mendengar kata-kata itu. Lalu, ia memeluk Naya lebih erat dengan air mata yang terus mengalir.

Tidak hanya sampai situ, kini Mira pun ikut angkat bicara dan mendukung ibunya. “Benar, Ibu! Kak Arga tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelum menikah dengan kamu. Kamu cuma bawa masalah ke keluarga kami!,” teriaknya.

“Betul,” tambah Lila sambil menatap Kirana dengan jijik. “Sejak kamu datang, keluarga ini jadi penuh masalah. Sekarang Kak Arga meninggal, apa lagi yang mau kamu hancurkan?."

Namun, Kirana tak sanggup menjawab. Ia hanya bisa terus menangis hingga air matanya jatuh ke tanah makam suaminya.

“Cukup!." Suara Herman tiba-tiba menggema, memotong keributan.

Semua orang pun langsung terdiam, lalu menoleh ke arah pria paruh baya itu. Wajah Herman memerah dengan napas yang memburu.

“Apa kalian ini tidak punya hati?! Arga baru saja dimakamkan! Ini saatnya kita mendoakan dia, bukan saling menyalahkan!,” serunya tegas dengan suara yang bergetar karena emosi.

Hilda lalu menatap suaminya dengan tidak percaya. “Tapi Ayah, dia—”

“Diam, Bu!." Herman membentaknya hingga membuat Hilda terkejut dan mundur selangkah.

“Kirana adalah istri Arga! Dia bagian dari keluarga kita, suka atau tidak! Kalau kalian terus memperlakukannya seperti ini, kalian tidak hanya menyakiti dia, tapi juga melukai Arga yang sudah pergi!," lanjut Herman.

Mira dan Lila hanya berdiri mematung dan tidak berani membalas dan Hilda pun kini menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya untuk menahan emosi.

"Bisa-bisanya kalian ini!," pekik Herman.

Namun, setelah berbicara begitu keras, tubuh Herman tiba-tiba melemah. Tangannya yang gemetar kini memegangi dadanya dengan napas tersengal-sengal.

"Arggghh! Dadaku!."

GUBRAK!!!

“Mas! Ayah!.” Hilda dan Mira berteriak panik saat Herman ambruk ke tanah.

Kirana yang melihat itu segera berdiri, lalu menyerahkan Naya kepada Lila, dan mendekati Herman. “Ayah! Ayah, tahan sebentar! Mira, cepat panggil ambulans!,” teriak Kirana sambil mencoba menopang tubuh Herman.

Herman menatap Kirana dengan mata yang mulai sayu lalu berkata, “Jaga Naya... Jaga cucuku...,” bisiknya pelan hingga akhirnya kehilangan kesadaran.

Kirana pun mengangguk sambil menangis. “Iya, Ayah... Tolong bertahan. Ambulans pasti segera datang," ucapnya.

**

Langit malam semakin gelap ketika ambulans yang membawa Herman tiba di rumah sakit.

Suara sirine bergema, membelah keheningan kota. Para petugas medis dengan sigap membawa Herman yang tidak sadarkan diri ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Sementara, Hilda, Mira, Lila, dan Kirana mengikuti dari belakang dengan perasaan yang sangat cemas.

Di lorong rumah sakit, suasana terasa mencekam. Hilda duduk di kursi tunggu dengan wajah penuh kesedihan.

Lalu Mira, ia berdiri di sampingnya sambil menggenggam erat tangan ibunya, sementara Lila hanya mondar-mandir tanpa henti.

Adapun Kirana, dengan Naya di pelukannya, ia berdiri agak menjauh. Ia memilih diam, seraya menahan air mata yang ingin jatuh.

Tidak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang IGD. Semua langsung berdiri, lalu menghampirinya dengan harapan mendapat kabar baik.

"Bagaimana suami saya, Dok?," tanya Hilda.

"Kami telah melakukan pemeriksaan. Bapak Herman mengalami serangan stroke yang cukup parah. Saat ini kondisinya stabil, tapi kami perlu melakukan perawatan intensif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut," jawab sang dokter.

"Stroke?!," pekik Mira. "Apa dia akan baik-baik saja, Dok?."

Dokter mengangguk pelan dan menjawab, "Kami akan melakukan yang terbaik. Namun, kami butuh dukungan keluarga agar beliau bisa melalui masa kritis ini."

"Oh tidak...!! Apalagi ini??."

Hilda hampir ambruk mendengar itu. Mira dan Lila pun segera memapahnya ke kursi. Namun setelah hening beberapa saat, amarah Hilda pun kembali memancar dari matanya lalu menoleh tajam ke arah Kirana.

"Semua ini gara-gara kamu lagi!," serunya dengan suara yang mulai meninggi.

Kirana pun tersentak. Ia mundur sedangkan sambil memeluk Naya lebih erat.

"Bu, tolong jangan salahkan aku. Aku sama sekali tidak ingin ini terjadi," jawab Kirana pelan.

"Hah! Tidak ingin?! Kalau bukan karena kamu, keluargaku tidak akan sekacau ini! Kamu selalu membawa sial ke keluarga kami!," teriak Hilda sambil menunjuk wajah Kirana.

"Ibu benar!," sela Mira.

Lila pun mengangguk setuju lalu menimpali, "Kamu harus pergi dari sini, Kak! Jangan terus menempel di keluarga kami! Sudah cukup kamu menghancurkan hidup kami."

"Bu, Mira, Lila... Tolong hentikan ini," kata Kirana akhirnya. "Aku juga kehilangan Mas Arga, sama seperti kalian. Aku juga mencintai Ayah seperti kalian mencintainya. Aku tidak pernah ingin ada hal buruk terjadi pada keluarga ini."

Namun, Hilda tidak mendengarkan. Ia lalu berdiri, kemudian melangkah mendekati Kirana, dan menunjuknya dengan penuh kebencian.

"Kamu dengar ya, Kirana. Kalau sampai sesuatu terjadi pada suamiku, kamu akan aku usir dari rumahku! Aku tidak peduli apa yang harus aku lakukan!."

Kirana hanya menunduk sambil menggigit bibir untuk menahan isak tangisnya. Ia tahu, tidak ada gunanya membela diri saat ini.

Saat suasana semakin memanas, seorang perawat keluar dari ruang IGD. "Mohon tenang. Pasien butuh lingkungan yang damai agar tidak memperburuk kondisinya."

Hilda pun mengangguk dengan kesal, lalu kembali duduk. Sementara itu, Kirana memilih untuk mundur ke sudut ruangan, menenangkan dirinya sambil memeluk Naya yang mulai mengantuk.

"Ibu... Kenapa semua orang marah sama Ibu?," tanya Naya dengan suara kecilnya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Mereka hanya sedang sedih. Kita doakan saja kakek, ya?," jawab Kirana sambil menyeka air matanya.

Naya pun mengangguk anggukan kepalanya. "Aku mau kakek sembuh, Bu..."

Kirana mengecup dahi putrinya seakan mencoba mencari kekuatan dari bocah kecil itu. Dalam hatinya, ia bersumpah akan tetap tegar, apapun yang terjadi. Meski kondisi dia yang saat ini harus menjadi seorang SINGLE MOM.

Bersambung...

Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!