Ep. 4 - Kabar buruk

Ep. 4 - Kabar buruk

🌺SINGLE MOM🌺

Siang itu di rumah keluarga Arga, suasana masih berjalan seperti biasa. Hilda duduk di ruang tamu bersama Mira dan Lila, sementara Kirana baru saja menyiapkan makan siang untuk Naya di dapur.

Tiba-tiba, di luar terdengar suara deru mobil berhenti di depan gerbang. Tidak lama kemudian, bel rumah berbunyi beberapa kali, disertai ketukan keras di pintu.

Tok tok tok tok!!!

“Siapa sih siang-siang begini ribut?,” keluh Mira sambil bangkit dari sofa.

Namun, sebelum ia sempat membuka pintu, Hilda melangkah lebih dulu dengan wajah penasaran.

Ketika pintu terbuka, dua orang polisi berdiri di hadapan Hilda dengan wajah yang serius.

"Selamat siang, Bu. Apakah ini rumah Pak Arga?," tanya salah satu polisi.

Hilda mengangguk. “Ya, benar. Saya ibunya. Ada apa? Apa yang terjadi dengan anak saya?."

Polisi itu saling pandang sejenak, lalu berkata dengan agak berat, “Kami datang untuk memberi kabar buruk, Bu. Pak Arga mengalami kecelakaan di jalan menuju Bukit Cendana pagi ini. Mobilnya jatuh ke jurang dan terbakar...”

"Apa!!."

Sebelum polisi selesai berbicara, Hilda langsung menjerit.

“Tidak! Tidak mungkin! Aaaargghhh! Tidak mungkiiiiinnnn...!! Hu hu hu hu hu hu...!! 😭😭😭😭."

Jeritannya menggema di seluruh rumah. Tubuhnya langsung ambruk ke lantai, tangannya gemetar, matanya membelalak tak percaya. Air matanya pun tumpah begitu saja, tanpa bisa di tahan.

"Anakku! Argaaaa...!! 😭😭😭."

Mira dan Lila yang duduk di ruang tamu pun segera berlari menghampiri ibunya.

“Ibu! Ibu kenapa?! Ada apa ini?!," teriak Mira panik.

Lalu, salah satu polisi membantu Hilda duduk di lantai, sementara rekannya menjelaskan ulang kepada Mira dan Lila.

“Kami sangat menyesal menyampaikan ini. Pak Arga ditemukan dalam kondisi kritis setelah kecelakaan. Saat ini ia telah dibawa ke rumah sakit, namun mobilnya terbakar habis...”

Penjelasan itu langsung membuat Mira menutup mulutnya, menahan tangisnya yang langsung pecah. Sementara Lila, adik bontot yang biasanya tenang, kini mulai menangis keras sambil memeluk ibunya.

“Ibu... Kak Arga... 😭😭😭 Kak Arga kenapa harus seperti ini!,” tangis Lila.

Hilda pun terus meratap sambil memukul-mukul lantai dengan tangannya. “Arga... anakku... Tuhan, kenapa ini terjadi?! Kenapaaaa?!.”

Sementara itu, di tangga, Kirana baru saja turun sambil menggandeng Naya. Ia melihat keributan di ruang tamu dan penasaran dengan apa yang terjadi.

“Naya, tunggu di sini sebentar, ya,” ujar Kirana lembut sambil menurunkan Naya dari tangannya.

Kirana kini berjalan menuruni tangga dengan langkah yang penuh khawatir. “Ada apa ini? Kenapa Ibu menangis? Apa yang terjadi?,” tanyanya sambil melihat ke arah polisi.

Lalu, salah satu polisi menoleh ke arahnya, dan dengan hati-hati berkata, “Maaf, Nona. Kami harus menyampaikan ini... Pak Arga mengalami kecelakaan pagi ini....”

Sebelum polisi selesai menjelaskan, tubuh Kirana pun melemas seketika. Matanya membelalak, napasnya tercekat.

Ia lalu bersandar ke pagar tangga, tangannya mencengkeram erat kayu di sampingnya dan berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

“Kecelakaan...? Tidak... Tidak mungkin... Mas... Mas Arga...” suaranya bergetar, dan air matanya mulai mengalir deras.

Sementara itu, Naya yang melihat ibunya dari tangga, berjalan mendekat sambil berkata, “Ibu kenapa? Kenapa menangis?."

Kirana menatap Naya dengan mata penuh kesedihan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tubuhnya perlahan merosot, duduk di lantai dengan tangan menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya.

"Hu hu hu hu hu hu... Mas Arga... 😭😭😭."

“Ibu, tolong hentikan. Jangan begini...” ucap Mira, mencoba menenangkan Hilda yang masih terus menangis histeris.

Namun, suasana di rumah itu begitu penuh dengan duka. Hilda, Mira, Lila, dan Kirana tenggelam dalam tangis masing-masing. Hanya Naya yang berdiri di tengah-tengah mereka dan terlihat bingung dengan apa yang terjadi.

**

Di ruang tamu rumah keluarga Arga, tangisan masih terdengar memilukan.

Hilda menangis sambil dipeluk Mira dan Lila, sementara Kirana duduk dengan pandangan kosong di tangga, lalu Naya, ia hanya kebingungan sambil memeluk lutut ibunya.

Saat itu seorang polisi menerima panggilan telepon. Wajahnya yang semula tegas, kini berubah suram ketika mendengar kabar dari seberang telepon.

Dengan suara pelan, ia pun menjawab, “Baik, kami akan sampaikan.”

Polisi itu pun menghela napas, lalu berjalan mendekati keluarga yang tengah larut dalam kesedihan. Ia menatap mereka dengan ragu, namun tugas tetap harus dilaksanakan.

“Maaf Bu,” panggilnya perlahan.

Hilda pun menatapnya dengan mata penuh harapan, seolah menunggu kabar baik yang mungkin bisa membalikkan duka ini.

“Kami sangat menyesal,” kata polisi itu. “Kami baru saja mendapat kabar dari rumah sakit... Pak Arga telah menghembuskan napas terakhirnya. Beliau meninggal dunia.”

“Tidaaakkkk!!!,” Hilda menjerit lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Tubuhnya langsung tergeletak ke lantai hingga membuat Mira dan Lila semakin panik.

“Ibu! Bangun, Bu! Jangan begini!," seru Mira sambil mengguncang tubuh ibunya yang pingsan.

Lila pun ikut menangis histeris sambil memeluk tubuh ibunya yang terkulai lemas. “Ibu bangun... 😭😭😭."

Kirana yang mendengar kabar itu pun kini merasa dunia di sekitarnya berputar. Matanya terpejam sejenak, seakan menahan luapan emosi yang tidak bisa ia kendalikan.

Tapi, sebagai ibu, ia harus kuat, setidaknya demi Naya.

Dengan suara gemetar, Kirana pun berdiri dan berkata kepada polisi, “Pak... bolehkah saya ikut ke rumah sakit? Saya ingin melihat suami saya.”

Polisi itu pun mengangguk dengan penuh pengertian. “Baik, Nona. Kami akan mengantar Anda. Tapi... Anda harus kuat.”

Kirana lalu menatap Naya yang memandangnya dengan bingung. “Naya, sayang... kita pergi sebentar, ya.”

Naya pun mengangguk kecil, tapi tidak benar-benar mengerti apa yang sedang terjadi.

**

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Kirana memeluk Naya erat di pangkuannya. Air matanya tidak berhenti mengalir sehingga membasahi rambut putri kecilnya.

Sesekali, Naya mendongak dan menatap ibunya yang terus menangis. "Ibu kenapa menangis?,” tanya Naya dengan polosnya.

Kirana pun mencoba tersenyum di tengah tangisnya. “Ibu sedih, sayang. Tapi semuanya akan baik-baik saja. Naya harus kuat, ya.”

“Ibu sedih karena Ayah?," lanjut Naya dengan suara yang lebih pelan.

Pertanyaan itu pun membuat Kirana terisak lebih keras. "Hiks hiks hiks...." Ia pun hanya mengangguk, lalu mencium kening Naya dengan penuh kasih sayang.

Setibanya di rumah sakit, Kirana turun dari mobil sambil menggendong Naya.

Kemudian, polisi dan seorang perawat mengarahkan mereka ke ruangan duka. Langkah Kirana terasa berat, seolah setiap langkahnya menambah beban di dadanya.

Saat tiba di depan pintu ruangan, salah satu polisi menghentikannya dan berkata, “Nona, kami sarankan Anda tidak melihat korban. Tubuh korban terluka dan terbakar parah. Kami khawatir—”

“Tolong izinkan saya menemui suami saya,” potong Kirana dengan suara yang bergetar. Meski ragu, ia merasa harus melihat suaminya untuk terakhir kali.

Perawat pun perlahan membuka pintu, dan Kirana menyerahkan Naya kepada seorang polisi yang menunggu di luar. “Tunggu di sini, sayang. Ibu masuk dulu, ya.”

Naya pun mengangguk, meski wajahnya sangat kebingungan.

Di dalam ruangan, Kirana berjalan perlahan mendekati sosok yang terbaring di atas ranjang dengan tertutup kain putih. Tubuhnya gemetar, tangannya bergetar ketika meraih kain itu.

Adapun, perawat yang berdiri di sampingnya, menatapnya dengan penuh simpati. “Apakah Anda yakin ingin melihatnya, Bu?," tanya perawat itu.

Kirana pun mengangguk, meskipun hatinya sangat takut. Dengan napas tertahan, ia pun berbisik, “Tolong buka kainnya.”

Saat kain putih itu perlahan disingkap, sosok yang penuh luka bakar dan tubuhnya yang tak lagi utuh itu pun terlihat.

"Arrrgghh!."

Kirana langsung terjatuh ke lantai karena lututnya terasa sangat lemas.

“Mas Arga...” bisiknya lirih. Air matanya pun mulai tumpah tanpa henti. “Kenapa kamu pergi? Kenapa secepat ini Mas... 😭😭😭😭😭😭😭😭.”

Ia bersimpuh di bawah kain putih itu, tangannya meraih tepi ranjang sambil menangis tanpa suara.

Lalu, perawat tadi menyentuh bahunya lembut. “Ibu... kami turut berduka cita. Suami Anda adalah pria yang sangat kuat. Dia bertahan sejauh ini."

Namun Kirana hanya terdiam dan meratapi jasad suaminya yang tak lagi bisa ia sapa. Dalam hatinya, ia mengucapkan selamat tinggal terakhir, meskipun rasa kehilangan itu terlalu besar untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

masa sih kayaknya gak meninggal kan diselamatkan sama Pak Widi

2025-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!