Ep. 2 - Pisah rumah

Ep. 2 - Pisah rumah

🌺SINGLE MOM🌺

Malam telah larut, udara dingin menelusup melalui jendela yang sedikit terbuka. Di dalam kamar, Kirana duduk bersandar di kepala ranjang dengan baju tidur sederhana.

Di sampingnya, Naya yang sudah terlelap memeluk boneka beruang barunya dengan wajah yang tampak damai.

Kirana lalu melirik pintu kamar mandi yang terbuka dan mendengar suara langkah Arga yang baru menyelesaikan keperluannya.

Arga muncul dengan piyama birunya, rambutnya sedikit berantakan namun tetap terlihat tampan. Ia tersenyum kecil saat melihat Kirana menunggunya.

“Belum tidur?,” tanya Arga sambil duduk di sampingnya.

Kirana pun menggeleng pelan. “Naya sudah tidur nyenyak. Aku cuma mau bicara sama Mas dulu sebelum tidur," balas Kirana.

Arga menatap Kirana dengan lembut, lalu mengusap tangan istrinya. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Sayang?."

Kirana menunduk sejenak, lalu memberanikan diri dan berkata, “Mas, kenapa kita gak pisah rumah saja?.”

Arga sedikit terkejut mendengar perkataan Kirana itu. “Kenapa? Kamu gak nyaman tinggal di sini?," tanya Arga.

Kirana tersenyum tipis dan mencoba meredam perasaannya yang bercampur aduk. “Aku nyaman-nyaman saja, Mas. Tapi aku khawatir ibu dan adik-adik Mas tidak nyaman kalau kita terus tinggal serumah. Aku gak mau mereka merasa terganggu karena aku dan Naya.”

Arga menarik napas panjang, lalu menggenggam tangan Kirana lebih erat. “Sayang... Aku ngerti kok. Aku tahu kamu sudah banyak mengalah selama ini. Dan aku juga tau bagaimana perasaanmu.”

Kirana menatap suaminya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. “Aku gak mau terus jadi sumber masalah di rumah ini, Mas. Aku cuma ingin kita hidup tenang, tanpa harus merasa seperti orang asing di rumah sendiri.”

Arga mengangguk pelan lalu menatap Kirana dengan penuh rasa sayang. “Aku kira, sikap Ibu akan berubah seiring waktu. Aku terus berharap dan menunggu saat itu tiba. Tapi ternyata, mereka tetap seperti itu," ujar Arga dan berhenti sejenak, lalu menatap wajah Kirana yang tampak lelah.

“Baiklah. Aku akan segera cari rumah untuk kita dan Naya. Aku ingin kamu dan Naya bahagia, tanpa harus merasa terbebani," lanjut Arga.

Kirana pun tersenyum lebar karena merasa lega mendengar jawaban suaminya. “Terima kasih, Mas. Aku cuma ingin kita hidup lebih damai.”

Arga lalu mendekatkan wajahnya dan mencium kening Kirana dengan lembut. “Sekarang, kamu gak usah cemas lagi. Istirahatlah.”

Arga kemudian menunduk, lalu mengelus kepala Naya yang masih terlelap di tengah mereka. Senyum kecil pun muncul di wajahnya lalu berkata, “Anak kita benar-benar seperti malaikat kecil, ya?.”

Kirana pun mengangguk dan merasa sangat bersyukur. “Iya, dia hadiah terbesar dari Tuhan untuk kita.”

**

Keesokan harinya...

Pagi itu, meja makan keluarga Arga dipenuhi aneka hidangan sarapan yang menggugah selera.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul, termasuk Herman, Hilda, Mira, suaminya dan Lila.

Kirana sedang menyuapi Naya, sementara Arga duduk di sampingnya dan tampak tenang namun jelas ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

Setelah beberapa menit berlalu, Arga pun akhirnya berbicara, "Aku ingin menyampaikan sesuatu. Setelah banyak pertimbangan, aku memutuskan untuk membawa Kirana dan Naya tinggal di rumah kami sendiri."

Kalimat itu membuat semua orang di meja makan langsung terdiam. Herman meletakkan cangkir kopinya perlahan, lalu menatap Arga dengan mata penuh tanya. “Lho! Kenapa harus tinggal terpisah? Apa kamu baik-baik saja, Kirana?," tanyanya, khawatir.

Kirana ingin menjawab, namun sebelum ia sempat berkata apa-apa, Arga sudah angkat bicara. “Kirana baik-baik saja, Ayah. Kami baik-baik saja. Hanya saja, aku merasa bahwa kami sudah terlalu lama tinggal bersama di rumah ini. Kami juga ingin merasakan suasana sebagai keluarga kecil kami sendiri.”

Herman tertegun, lalu menghela napas. "Ayah harap kalian mengurungkan niat itu. Jangan menjauhkan Ayah dari cucu Kakek yang cantik ini," ucapnya sambil tersenyum pada Naya yang sibuk dengan sepotong roti di tangannya.

Namun, reaksi berbeda datang dari Hilda. Ia menegakkan punggungnya dengan mata yang menyipit.

Meski tidak merespon, di dalam hatinya ada rasa puas karena Kirana akhirnya akan pergi dari rumah ini. Tapi tidak dengan Arga. Itu masalah lain baginya.

“Memangnya apa yang dikatakan istri kamu itu, Arga?,” tanya Hilda, tajam. “Apa dia sudah memengaruhi kamu untuk meninggalkan orang tuamu ini?.”

Suasana di meja makan pun langsung berubah tegang. Arga menatap ibunya dengan tenang, meski nada bicaranya mulai mengeras.

“Bukan seperti itu, Bu. Ini keputusanku. Tidak ada yang memengaruhi atau apapun itu," tegas Arga.

Namun, Hilda tiba-tiba berdiri dari kursinya, dengan raut wajah yang terlihat dramatis. “Dia sudah merenggut putraku. Sekarang dia juga mau menjauhkannya dari kami!," serunya lalu berbalik pergi meninggalkan meja makan dengan seiring makanan yang belum disentuh.

Semua pun terdiam. Kirana nampak menundukkan karena hatinya merasa bersalah.

Ia merasa dirinya menjadi penyebab keretakan hubungan Arga dengan keluarganya. “Maafkan aku, Mas. Mungkin aku terlalu egois,” katanya lirih.

Arga menggenggam tangan Kirana dan menatapnya untuk memberinya keyakinan. “Kamu tidak salah, Sayang. Ini keputusan kita, dan aku yakin ini yang terbaik untuk kita dan Naya. Aku akan mencari rumah untuk kita, disetujui atau tidak.”

Sementara, Herman hanya bisa pasrah menatap putra sulungnya itu dengan raut kecewa.

“Kalau itu memang keputusanmu, Arga, Ayah tidak akan menghalangi. Tapi Ayah harap kamu tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga ini," pesan Herman.

“Tentu, Ayah. Aku tidak akan memutuskan hubungan. Aku hanya ingin melindungi keluarga kecilku agar lebih mandiri."

Herman pun tersenyum tipis, lalu beranjak dari meja makan seraya menghampiri Naya dan mengelus kepala cucu kesayangannya itu. “Kakek akan selalu ada untuk kamu, ya, Sayang. Kamu tahu itu, kan?."

Naya pun mengangguk polos dan hanya terus menikmati sarapannya tanpa menyadari ketegangan yang terjadi di sekitarnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Wanita Aries

Wanita Aries

Ceritanya bagus thor

2025-01-31

1

Soraya

Soraya

mampir thor

2025-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1 - Keluarga mertua
2 Ep. 2 - Pisah rumah
3 Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4 Ep. 4 - Kabar buruk
5 Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6 Ep. 6 - Di usir
7 Ep. 7 - Single Mom
8 Ep. 8 - Naya hilang
9 Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10 Ep. 10 - Mimpi
11 Ep. 11 - Tekad Kirana
12 Ep. 12 - Kejadian di pasar
13 Ep. 13 - Promosi Catering
14 Ep. 14 - Tidak semudah itu
15 Ep. 15 - Saat terpuruk
16 Ep. 16 - Babak Baru
17 Ep. 17 - Satu tim
18 Ep. 18 - Tempat baru
19 Ep. 19 - Naya masuk TK
20 Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21 Ep. 21 - Sircle
22 Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23 Ep. 23 - Di labrak
24 Ep. 24 - Fitnah
25 Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26 Ep. 26 - Keterlaluan!!
27 Ep. 27 - Sekolah Baru
28 Ep. 28 - Pengkhianat!!
29 Ep. 29 - Berusaha bangkit
30 Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31 Ep. 31 - Titik terang
32 Ep. 32 - Kasus berlanjut
33 Ep. 33 - Penyerangan
34 Ep. 34 - Momen haru
35 Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36 Ep. 36 - Tahun ke tahun
37 Ep. 37 - Kirana & Naya
38 Ep. 38 - Mulai aman
39 Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40 Ep. 40 - Sosok Ayah?
41 Ep. 41 - MOM
42 Ep. 42 - Berduka cita
43 Ep. 43 - Beruntun
44 Ep. 44 - Tak Berujung
45 Ep. 45 - Sakit
46 Ep. 46 - Feeling
47 Ep. 47 - Korban
48 Ep. 48 - Predator
49 Ep. 49 - Tokoh baru
50 Ep. 50 - Konspirasi
51 Ep. 51 - “Fitnah”
52 Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53 Ep. 53 - Dalam bahaya
54 Ep. 54 - Jejak
55 Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56 Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57 Ep. 57 - PDKT
58 Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59 Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60 Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61 Ep. 61 - Kejutan!!!
62 Ep. 62 - Arga
63 Ep. 63 - ML vs MD
64 Ep. 64 - Hati yang Hancur
65 Ep. 65 - Mak Lampir
66 Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67 Ep. 67 - Gaun Pengantin
68 Ep. 68 - Melepaskan
69 Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70 Ep. 70 - Malam Pertama
71 Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72 Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73 Ep. 73 - Sosok Pelindung
74 Ep. 74 - Sekutu
75 Ep. 75 - Aksi Penculikan
76 Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77 Ep. 77 - Gudang Tua
78 Ep. 78 - Malangnya...
79 Ep. 79 - Penemuan Naya
80 Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81 Karya baru 'Kafilah Cinta'
82 Ep. 82 - Lebih Cepat
83 Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84 Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85 Ep. 85 - Tengah Malam
86 Ep. 86 - Eksekusi
87 Ep. 87 - Dalangnya
88 Ep. 88 - TERTANGKAP!
89 Ep. 89 - Jarak
90 Ep. 90 - AWAL BARU
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Ep. 1 - Keluarga mertua
2
Ep. 2 - Pisah rumah
3
Ep. 3 - Api di Jurang Sepi
4
Ep. 4 - Kabar buruk
5
Ep. 5 - Peristirahatan Terakhir
6
Ep. 6 - Di usir
7
Ep. 7 - Single Mom
8
Ep. 8 - Naya hilang
9
Ep. 9 - Tempat Tinggal Baru
10
Ep. 10 - Mimpi
11
Ep. 11 - Tekad Kirana
12
Ep. 12 - Kejadian di pasar
13
Ep. 13 - Promosi Catering
14
Ep. 14 - Tidak semudah itu
15
Ep. 15 - Saat terpuruk
16
Ep. 16 - Babak Baru
17
Ep. 17 - Satu tim
18
Ep. 18 - Tempat baru
19
Ep. 19 - Naya masuk TK
20
Ep. 20 - Tangis Naya di Hari Pertama Sekolah
21
Ep. 21 - Sircle
22
Ep. 22 - Aku juga tidak mau jadi janda
23
Ep. 23 - Di labrak
24
Ep. 24 - Fitnah
25
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
26
Ep. 26 - Keterlaluan!!
27
Ep. 27 - Sekolah Baru
28
Ep. 28 - Pengkhianat!!
29
Ep. 29 - Berusaha bangkit
30
Ep. 30 - Tidak ada kata maaf bagimu
31
Ep. 31 - Titik terang
32
Ep. 32 - Kasus berlanjut
33
Ep. 33 - Penyerangan
34
Ep. 34 - Momen haru
35
Ep. 35 - Pertemuan tak terduga
36
Ep. 36 - Tahun ke tahun
37
Ep. 37 - Kirana & Naya
38
Ep. 38 - Mulai aman
39
Ep. 39 - Naya & Pak Dika
40
Ep. 40 - Sosok Ayah?
41
Ep. 41 - MOM
42
Ep. 42 - Berduka cita
43
Ep. 43 - Beruntun
44
Ep. 44 - Tak Berujung
45
Ep. 45 - Sakit
46
Ep. 46 - Feeling
47
Ep. 47 - Korban
48
Ep. 48 - Predator
49
Ep. 49 - Tokoh baru
50
Ep. 50 - Konspirasi
51
Ep. 51 - “Fitnah”
52
Ep. 52 - Memburu Kebenaran
53
Ep. 53 - Dalam bahaya
54
Ep. 54 - Jejak
55
Ep. 55 - Darah Seorang Ibu
56
Ep. 56 - Tiga Tahun Kemudian
57
Ep. 57 - PDKT
58
Ep. 58 - Meluluhkan Hati
59
Ep. 59 - Cinta yang Terbuka
60
Ep. 60 - Restu dari Masa Lalu
61
Ep. 61 - Kejutan!!!
62
Ep. 62 - Arga
63
Ep. 63 - ML vs MD
64
Ep. 64 - Hati yang Hancur
65
Ep. 65 - Mak Lampir
66
Ep. 66 - Pilihan yang Sulit
67
Ep. 67 - Gaun Pengantin
68
Ep. 68 - Melepaskan
69
Ep. 69 - Menanti Hari Bahagia
70
Ep. 70 - Malam Pertama
71
Ep. 71 - Jalan Yang Berbeda
72
Ep. 72 - Antara Ayah dan Ibu
73
Ep. 73 - Sosok Pelindung
74
Ep. 74 - Sekutu
75
Ep. 75 - Aksi Penculikan
76
Ep. 76 - Taman Tempat Kejadian
77
Ep. 77 - Gudang Tua
78
Ep. 78 - Malangnya...
79
Ep. 79 - Penemuan Naya
80
Ep. 80 - Hati Seorang Ibu
81
Karya baru 'Kafilah Cinta'
82
Ep. 82 - Lebih Cepat
83
Ep. 82 - Ada yang Tidak Beres
84
Ep. 84 - Pertanyaan Besar
85
Ep. 85 - Tengah Malam
86
Ep. 86 - Eksekusi
87
Ep. 87 - Dalangnya
88
Ep. 88 - TERTANGKAP!
89
Ep. 89 - Jarak
90
Ep. 90 - AWAL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!