CLB - Mela dan Ardi

Mela bersedekap dengan wajah cemberut menatap Ardi yang sedang berpakaian. Tidak ada niat membantu suaminya, memasangkan dasi atau memastikan penampilan sudah oke seperti pasangan lain dan terlihat saling mencintai.

Setelah pernikahan mereka lalu Ardi mengajak Mela ke Jakarta, baru dua kali bertemu orangtua Ardi. Bahkan mereka tinggal di apartemen bukan rumah mewah yang selalu Mela agungkan dan sombongkan melalui media sosial.

“Perut aku sudah buncit begini, tapi belum ada juga kejelasan resepsi pernikahan kita.”

Ardi menghela nafasnya. bukan baru kali ini Mela meributkan masalah resepsi, sepertinya setiap hari. Kalau diingat bukan hanya resepsi saja, istrinya juga menuntut honeymoon atau baby moon mengingat sudah hamil juga pengakuan dari keluarga Ardi.

Meski saat menikahi Mela di Surabaya, ada perwakilan keluarganya, tapi orangtua Ardi tidak begitu saja menerima Mela. Mereka membiarkan Ardi menikah karena Mela sudah hamil. Kalau saja bukan karena itu sepertinya akan menolak.

“Sabar, Mela,” jawab Ardi.

“Sabar terus, lama-lama aku kenyang sama kata sabar.” Mela kembali berbaring membelakangi Ardi. “Hampir dua bulan aku di sini, tapi kamu baru dua kali ajak aku bertemu orangtua kamu.”

Ardi sudah rapi lalu mengambil ponsel di atas nakas dan jam tangannya, tidak terlalu meladeni omongan Mela karena apapun yang dia katakan akan dijawab dan selalu saja salah.

“Weekend ini kita kesana. Bunda sibuk, kamu tahu dia dokter. Weekend pun kadang harus ke rumah sakit karena ada pasien darurat. Ayah, sedang ada kunjungan ke luar kota.”

“Ya sudah, aku minta uang. Daripada bete mending shopping sekalian perawatan. Kulit aku … kering banget perlu luluran dan wajah aku perlu facial. Ini karena hormon kehamilan aku. Kamu harus tanggung jawab.”

“Minggu lalu aku sudah transfer, memang sudah habis?” tanya Ardi dengan suara pelan, berusaha untuk sabar meski rasanya greget karena Mela sangat boros.

“Dua juta doang, kamu pikir kita makan dan laundry selama ini boleh minta. Perasaan semenjak kita menikah, kamu malah pelit.”

“Bukan pelit sayang, kita harus hemat karena beberapa bulan lagi kamu melahirkan. Perlu persiapan dan harus dipikirkan juga tabungan untuk pendidikan anak kita nanti. Untuk makan kayaknya jangan pesan online dan makan di luar terus, sesekali kamu masak aja.”

“Boro-boro masak, bau bumbu dan asap kompor aku pusing. Kamu mikirin anak yang belum lahir malah aku yang sedang hamil nggak dipikirin.”

“Nggak gitu Mela. Aku berangkat, kamu istirahat dan jaga emosi ya. Tidak baik untuk kandungan kamu.” Ardi hendak mendekat untuk sekedar memeluk atau mencium kening istrinya, tapi urung daripada mendapat penolakan dan memperburuk moodnya nanti.

Mutasi ke pusat ternyata tekanan dan tugasnya lebih berat dibandingkan di cabang meski hitungan penghasilannya lebih besar, tapi dia sudah menikah dan kebutuhan mereka semakin besar pula. Apalagi dengan gaya hidup Mela.

Orang tua Ardi tidak ingin ikut campur mengingat ia yang memaksa ingin menikah dengan Mela. Saat menyampaikan keinginan untuk resepsi, Ayah Ardi hanya akan membantu sebagian dari kebutuhan biaya resepsi bukan sepenuhnya. Tentu saja hal ini yang membuatnya menunda pesta pernikahan mereka, tanpa menyampaikannya pada Mela.

Sempat terbersit penyesalan, bukan penyesalan menikah melainkan menyesal karena pernah tergoda dengan Mela padahal dirinya berpacaran dengan Rumi. Tidak pernah dikenalkan secara langsung, hanya saja Ardi pernah datang ke kosan saat Rumi tidak ada dan bertemu Mela. Dari situlah mereka sering komunikasi dan menjalin hubungan tanpa Rumi tahu.

“Rumi,” batin Ardi saat dalam perjalanan. Dari awal ia bergabung dengan Iniland Property langsung ditugaskan di cabang Surabaya. Setelah beberapa tahun akhirnya bertemu Rumi yang diangkat sebagai asistennya.

“Di mana dia sekarang,” gumam Ardi karena sempat mendengar dari Mela kalau Rumi sudah pindah dari Surabaya. Tidak mungkin Ardi menanyakan pada Mela karena akan berujung perdebatan, dia akan dianggap masih berharap pada Rumi.

Mobil sudah terparkir di basement, pagi ini ia ada rapat dan kondisinya belum sarapan. Rasanya emosi sudah sampai ubun-ubun, perut lapar dan antrian lift cukup ramai. Melihat coffe shop yang letaknya tidak jauh dari pintu ke arah basement, Ardi pun berniat membeli kopi dan cake untuk sarapannya.

“Pagi Pak,” sapa asisten Ardi saat tiba di ruangan

“Pagi,” jawabnya lalu menuju meja kerja. Divisi marketing dengan banyak kubikel diisi oleh staf marketing dan ruang sederhana untuk manager yang di tempati Ardi. Juga ada ruang meeting masih di lantai yang sama.

“Bapak belum sarapan?” tanya sekretarisnya melihat cup kopi dan kantong kertas berisi cake yang dibawa Ardi. “Lima menit lagi kita harus ke lantai sembilan, rapat semua manajer undangan langsung dari Pak Johan.”

Ardi mendengus kesal, lalu beranjak sambil membawa kopinya dan meneguk sambil berjalan bahkan saat berada di lift.

Sedangkan di rumah, Mela masih bermalas-malasan. Jangankan untuk masak, beberes apartemen pun enggan. Dua hari sekali ia akan menggunakan jasa bersih-bersih yang disediakan pengelola apartemen, tentu saja tidak murah.

Sambil menikmati cemilan, Mela kembali membuat postingan dan cerita di media sosial membanggakan hidupnya bersama Ardi. Padahal setiap harinya ada saja perdebatan, lebih tepatnya dia yang selalu memancing dan memulai perdebatan itu.

“Rumi, sebenarnya pindah ke mana dia,” gumam Mela lalu menghubungi sepupunya.

Dua kali panggilan hanya terdengar nada tunggu dan tidak dijawab.

“Hah, sok sibuk. Sama kayak dulu, sibuk dengan Ardi ujung-ujungnya si Ardi malah sama aku. Emang gobl0k si Rumi.” 

Postingan Rumi pun dikomentari oleh teman-temannya membuat dia tersenyum. Namun, senyumnya hilang saat membca pesan dari ibunya.

Ibu : Mela, kapan Ardi ajak Ibu dan Bapak ke Jakarta. Tetangga juga tanya terus pesta pernikahan kamu. Mereka pikir Ardi bukan orang kaya. Kamu buktikan ya, jangan buat ibu malu

"Ck, bukan ibu doang yang mau, aku juga."

Terpopuler

Comments

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

mang enk lomela klo merebut kekasih orang hidup Lo ga akan bahagia gmn nanti klo Lo tau rumi menikah dgn kaisar yg ank dr iniland property pasti syok km dan jg Ardi ga sabar aku nunggu waktunya tiba

2025-01-09

3

Damayanti Samsir

Damayanti Samsir

si Ardi membuang berlian demi sebutir kerikil yang bisa nya cuma bikin nyeriiiiii hati....makanya jadi laki2 jangan mau-an, lagian yaa gitu deh, kalo tergoda krn tampilan kalian hrs cari duit yg banyak kalo perlu kerja 24 jam krn kan cewe cantik ya perawatan juga mahal lah, kan cantiknya cuma polesan /Curse//Curse/

2025-01-09

0

Eva Karmita

Eva Karmita

Mela kamu so kaya tunggu aja pembalasan untuk mu biar kamu malu dari ujung rambut sampai ujung kaki karena tak sesuai faktanya 🤪🤣🤣🤣

2025-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog ~ CLB
2 CLB - Berkah Atau Musibah
3 CLB - Saya Juga Lapar
4 CLB - Cewek Pertama
5 CLB - Sudah Mandi?
6 CLB - Pantas Saja Jomblo
7 CLB - Belum Ada Judul
8 CLB - Salah Sangka
9 CLB - Bukan Prank
10 CLB - Drama Suami Istri
11 CLB ~ Mau Kemana?
12 CLB - Tinggal Bersama
13 CLB : Enaknya Punya Istri
14 CLB - Mau ....
15 CLB - Lagi ....
16 CLB - Mau Ikut
17 CLB - Karpet Merah
18 CLB - Mela dan Ardi
19 CLB - Sambutan Keluarga
20 CLB - Mirip Dengan ....
21 CLB ~ Perasaan
22 CLB - Jatuh Cinta
23 CLB - Menyesal
24 CLB - Lebih Hebat
25 CLB - Sambutan Keluarga
26 CLB - Gagal Lagi
27 CLB - Bertemu (Lagi)
28 CLB - Mencari Tahu
29 CLB - Kamu Siapa?
30 CLB - Terungkap
31 CLB - Rencana
32 CLB - Bertemu Mertua
33 CLB - Ada Yang Salah
34 CLB - Rencana (2)
35 CLB - Tidak Mungkin
36 CLB - Ternyata ....
37 CLB - Belum Ada Judul
38 CLB - Ternyata (2)
39 CLB - Nanti Juga Tahu
40 CLB - Tidak Mungkin
41 CLB - Balas Dendam
42 CLB - Tuduhan Ardi
43 CLB - Gaya Apa
44 CLB - Akhirnya Berhasil
45 CLB - Karena Rumi
46 CLB - Masa Lalu
47 CLB - Mikirin Aku
48 CLB - Kerja Siang dan Malam
49 CLB - Ancaman Ardi
50 CLB - Tempat Sampah
51 CLB - Rumi Sakit
52 CLB - Sakitnya Rumi (2)
53 CLB - Hamil
54 CLB - Perempuan Gil4
55 CLB - Cewek Gila
56 CLB - Kami Bersaudara
57 CLB - Karatan
58 CLB - Baby Rusa
59 CLB - Keluarga Yang Aneh
60 CLB - Suami Mesum
61 CLB -
62 CLB - Menyadari Kesalahan
63 CLB - Siapa Yang Gil4
64 CLB - Tanda - tanda
65 CLB - Bulan Madu
66 CLB - Rumi Vs Rida
67 CLB - I Love You
68 CLB - Masih Kuat
69 CLB - Tanda-tanda (2)
70 CLB - Nama Kesayangan
71 CLB - Luar Biasa
72 CLB - Kontraksi
73 CLB - Seriuslah Kai ....
74 CLB - Seperti Digigit
75 CLB - Akhirnya ....
76 CLB - Kejutan (1)
77 CLB - Kejutan (2)
78 CLB - Warisan Kaisar
79 CLB - Aku Buktikan
80 CLB - Kontraksi
81 CLB - Kondisi Mamak
82 CLB - Kaisar VS Dokter
83 CLB - Astaga ....
84 CLB - Terserah!
85 CLB - Tidak Yakin
86 CLB - Benar Anakku
87 CLB -
88 CLB - Rahasia
89 CLB -
90 CLB - End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog ~ CLB
2
CLB - Berkah Atau Musibah
3
CLB - Saya Juga Lapar
4
CLB - Cewek Pertama
5
CLB - Sudah Mandi?
6
CLB - Pantas Saja Jomblo
7
CLB - Belum Ada Judul
8
CLB - Salah Sangka
9
CLB - Bukan Prank
10
CLB - Drama Suami Istri
11
CLB ~ Mau Kemana?
12
CLB - Tinggal Bersama
13
CLB : Enaknya Punya Istri
14
CLB - Mau ....
15
CLB - Lagi ....
16
CLB - Mau Ikut
17
CLB - Karpet Merah
18
CLB - Mela dan Ardi
19
CLB - Sambutan Keluarga
20
CLB - Mirip Dengan ....
21
CLB ~ Perasaan
22
CLB - Jatuh Cinta
23
CLB - Menyesal
24
CLB - Lebih Hebat
25
CLB - Sambutan Keluarga
26
CLB - Gagal Lagi
27
CLB - Bertemu (Lagi)
28
CLB - Mencari Tahu
29
CLB - Kamu Siapa?
30
CLB - Terungkap
31
CLB - Rencana
32
CLB - Bertemu Mertua
33
CLB - Ada Yang Salah
34
CLB - Rencana (2)
35
CLB - Tidak Mungkin
36
CLB - Ternyata ....
37
CLB - Belum Ada Judul
38
CLB - Ternyata (2)
39
CLB - Nanti Juga Tahu
40
CLB - Tidak Mungkin
41
CLB - Balas Dendam
42
CLB - Tuduhan Ardi
43
CLB - Gaya Apa
44
CLB - Akhirnya Berhasil
45
CLB - Karena Rumi
46
CLB - Masa Lalu
47
CLB - Mikirin Aku
48
CLB - Kerja Siang dan Malam
49
CLB - Ancaman Ardi
50
CLB - Tempat Sampah
51
CLB - Rumi Sakit
52
CLB - Sakitnya Rumi (2)
53
CLB - Hamil
54
CLB - Perempuan Gil4
55
CLB - Cewek Gila
56
CLB - Kami Bersaudara
57
CLB - Karatan
58
CLB - Baby Rusa
59
CLB - Keluarga Yang Aneh
60
CLB - Suami Mesum
61
CLB -
62
CLB - Menyadari Kesalahan
63
CLB - Siapa Yang Gil4
64
CLB - Tanda - tanda
65
CLB - Bulan Madu
66
CLB - Rumi Vs Rida
67
CLB - I Love You
68
CLB - Masih Kuat
69
CLB - Tanda-tanda (2)
70
CLB - Nama Kesayangan
71
CLB - Luar Biasa
72
CLB - Kontraksi
73
CLB - Seriuslah Kai ....
74
CLB - Seperti Digigit
75
CLB - Akhirnya ....
76
CLB - Kejutan (1)
77
CLB - Kejutan (2)
78
CLB - Warisan Kaisar
79
CLB - Aku Buktikan
80
CLB - Kontraksi
81
CLB - Kondisi Mamak
82
CLB - Kaisar VS Dokter
83
CLB - Astaga ....
84
CLB - Terserah!
85
CLB - Tidak Yakin
86
CLB - Benar Anakku
87
CLB -
88
CLB - Rahasia
89
CLB -
90
CLB - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!