CLB - Bukan Prank

Teriakan menyadarkan mereka dan menyadari posisi yang cukup aneh seperti pasangan yang akan melakukan hal m3sum. Kaisar dan Rumi sama-sama terkejut lalu gegas beranjak dan memperbaiki posisi mereka. 

Bukan hanya ada Djarot yang berdiri di pinggir sungai menatap sengit pada mereka, ada beberapa pria lain.

“Apa yang kalian lakukan di tempat ini?”

“Kami … tidak melakukan apa-apa. Itu tadi hanya salah paham,” jelas Kaisar lalu menuju tepi sungai.

Rumi mengekor di belakang pria itu.

“Salah paham? Entah kalau kami tidak datang kalian akan melakukan apa. Bawa mereka ke pondok.”

Dua orang pria yang mendampingi Djarot mengajak Kaisar dan Rumi untuk ikut. Pasangan itu memakai kembali sepatunya, bahkan Rumi mengambil ransel. Kaisar mengernyit lalu mengusap wajahnya saat sempat melirik ke arah Rumi.

“Hei, pakaianmu,” ucapnya tanpa menoleh.

“Pakaian saya basah, sama kayak pakaian bapak.”

“Pakaian dalam kamu terlihat, karena basah,” ujar Kaisar lirih dan geram dengan ulah Rumi yang polos.

“Hah.” Rumi menunduk dan menyadari, penutup dada warna maroon menjiplak di kemejanya yang basah. “Ya ampun.” Langsung menutupi dengan ransel yang dipakai di depan.

Langit sudah mulai gelap, menjelang maghrib. Langkah Rumi bergegas mengikuti langkah lebar Kaisar. Keduanya menyadari kalau Djarot menduga mereka macam-macam dan perlu dijelaskan lebih detail.

Sampai di pondok, Kaisar dan Rumi dipisahkan ruangan dan diberikan pakaian ganti. Entah apa yang sedang dilakukan Kaisar, karena Rumi diminta menunggu di salah satu kamar. Mengenakan gamis sederhana sambil menyisir rambut yang sebagian basah.

“Ck, kenapa juga kepleset, jadi begini. Gara-gara Pak Medi,” keluh Rumi.

Sudah mulai terasa dingin, Rumi bahkan menguap karena tidak melakukan apapun membuatnya mengantuk. Berbeda dengan Kaisar, sejak berganti koko dan sarung yang disodorkan padanya, pria itu terus mengikuti aktivitas Djarot. Sampai akhirnya kembali ke ruangan waktu awal bertemu.

“Maaf Pak, saya harus menjelaskan kejadian tadi. Tidak seperti yang kalian lihat, kami tidak sengaja karena Rumi terpeleset lalu menarik tangan saya dan kami ….”

“Kalian pasangan menikah?” tanya Djarot menyela penjelasan Kaisar.

“Pasangan menikah? Maksudnya saya dengan perempuan itu, eh Rumi?” 

Djarot hanya berdehem.

“Ya bukanlah, pak.” Kali ini Kaisar menjawab dengan yakin bahkan sambil terkekeh seakan mengatakan hal yang mustahil. Mana mungkin dia dan Rumi adalah pasangan. “Kami hanya rekan kerja, dia staf kantor cabang sedangkan saya dari pusat.”

“Kalian tahu kenapa tempat itu disebut banyu suci?” tanya Djarot lagi dan Kaisar menggeleng pelan.

Djarot menjelaskan kalau sungai dan air terjun yang mereka kunjungi tadi disebut banyu suci. Turun temurun dijaga keasrian dan kesuciannya agar tidak ada yang melakukan hal aneh termasuk kegiatan asusila. Karena air yang mengalir langsung dari gunung dan dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan MCK. 

Sedangkan untuk konsumsi masyarakat sudah memanfaatkan air isi ulang. Bisa dibayangkan kalau mata air tidak lagi mengalir. Kaisar menjelaskan lagi kalau mereka tidak melakukan perbuatan asusila.

“Yang melangkahkan kaki ke banyu suci harus sebagai pasangan halal jika mereka lawan jenis, kecuali kalian ke sana masing-masing. Kalian datang bersama, bukan pasangan halal dan posisi kalian … entah apa jadinya kalau kami tidak datang.”

“Sungguh Pak, bukan begitu kejadian sebenarnya.”

Penjelasan berulang kali seakan tidak didengar oleh Djarot. Bahkan pria lainnya mengatakan Kaisar dan Rumi akan kena sanksi. Rasanya mulut Kaisar gatal untuk tidak mengumpat. Seharusnya ada cctv di sana yang bisa membuktikan kalau mereka tidak bersalah.

Pantas saja tempat itu kurang maju bahkan jaringan telekomunikasi saja tidak stabil, orang-orangnya tidak bisa membuka hati dan menerima penjelasan. Terlalu berburuk sangka, begitu pikir Kaisar.

“Sanksi apa?” tanya Kaisar berharap bukan pengusiran dirinya. Bisa habis jadi bulan-bulanan makian Johan kalau dia pulang karena diusir berbuat asusila dan masalah proyek belum diselesaikan.

“Kalian akan … dinikahkan.”

“Hah.” Mendadak Kaisar blank mendengar pernikahan. “Tidak bisa begitu Pak, kami tidak sengaja dan mana mungkin saya menikah dengan perempuan yang tidak saya cintai. Kami tidak saling mencintai.”

“Kalian salah dan harus bertanggung jawab, masalah cinta atau tidak bukan urusan kami,” tutur Djarot. “Persiapkan segera!”

Tidak bisa menerima begitu saja pernikahan kilat dan bisa dibilang ini adalah nikah paksa. Kaisar hendak bicara lagi, tapi seorang pria paruh baya lainnya menahan dan menggeleng pelan.

“Sudah menjadi hukum adat kami, kalian harus bisa terima.”

***

Rumi sudah bergabung di ruangan di mana Djarot berada. Kaisar terlihat sangat kesal dengan wajah menunduk dan cemberut.

“Duduk!” titah Djarot menunjuk sebelah Kaisar.

Meski dengan kebingungan dengan apa yang terjadi karena sejak tadi mereka dipisahkan. Walaupun dinyatakan bersalah, dasarnya apa. Rumi duduk di sebelah kiri Kaisar. Pria paruh baya lainnya mulai bicara.

“Menikah?” tanya Rumi lalu menoleh dan menyenggol Kaisar. “Bapak kok diam aja sih,” bisik Rumi. Hanya dibalas dengan hela nafas.

“Kamu masih ada orangtua?” kali ini Djarot yang bertanya dan Rumi menggeleng pelan. “Saudara laki-laki ayahmu?”

“Ayah anak tunggal, kakek pun sudah lama tidak ada. Ada paman, adik dari ibu,” jawab Rumi.

“Bisa digantikan wali hakim. Kita mulai saja,” ujar Djarot lagi lalu seorang pria berpindah duduk berhadapan dengan Kaisar.

“Maharnya apa?” tanya pria itu yang akan menikahkan Kaisar dengan Rumi. “Seadanya saja uang juga boleh.”

“Pak, jangan diam aja dong,” keluh Rumi lirih sambil mengguncang tubuh Kaisar.

“Jangan menolak, ini sudah konsekuensi dari kesalahan kalian. Kalian melanggar hukum adat.”

Sama seperti Kaisar, Rumi akhirnya menghela lalu menyandarkan punggungnya dan menunduk kesal. Penghulu yang tadi menanyakan mahar menanyakan identitas Kaisar dan Rumi.

Kaisar mengambil dompet dari saku belakang dan mengeluarkan kartu identitas.

“Maharnya?”

Mendapati lembaran uang pecahan seratus ribu yang hanya ada kurang lebih sepuluh lembar. Mana mungkin ia gunakan sebagai mahar. Seorang Kaisar mana mungkin memberikan mahar pernikahan hanya satu juta rupiah.

Penyebab pernikahannya yang mendadak saja bisa menjadi bahan ejekan Reno dan Arya, apalagi jumlah mahar yang dia berikan. Bagaimana pula dia harus menyampaikan pada Johan dan sang Mama.

“Ini,” ucap Kaisar mengeluarkan salah satu kartu. “Isinya seratus juta, untuk mahar,” ujar Kaisar.

“Kita mulai sekarang,” ujar penghulu lalu berjabat tangan dengan Kaisar.

Rumi menatap jabat tangan Kaisar dengan pria di hadapannya, pikirannya mengelana. Ia baru saja kecewa dan patah hati ditinggal menikah bukan berarti harus dibalas dengan cara begini.

Pernikahan mereka dilaksanakan karena diduga melakukan tindakan asusila, apa kata dunia. Meski mahar yang diberikan Kaisar lumayan, tapi tidak membuat Rumi berbunga-bunga. Bagaimana pula ia harus menyampaikan masalah ini pada sang paman, sisa keluarganya.

“SAH!”

Rumi terperanjat mendengar kata sakti dari proses ijab kabul. Ternyata barusan ia melamun dan sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang istri. Istri dari Kaisar Sadhana.

“Pak, ini … bercanda ‘kan? Kita kena prank ya pak?”

 

 \=\=\=\=\=\=\=

kaisar : timpuk author, gak keren banget nikahan gue kayak di grebek. Apa kata dunia?

Author : lariiiiiii

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

Alhamdulillah slmt Kaisar dan Rumi atas pernikahan kalian yg mendadak tanpa cinta... seiringnya waktu cinta kalian akan berputik dan bersemi...

2025-01-06

0

Eva Karmita

Eva Karmita

Alhamdulillah sudah saahhhh , selamat ya Kai datang kesana langsung dapat jodoh , dan nanti balik langsung kasih oleh" untuk mamanya anak mantu 😍😂😂😂

2025-01-05

0

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

😅😅😅😅😅
Lanjut kk Thor...
gak kebayang gimana setelah ini Kaivan dan Rumi menghadapi pernikahan mereka...

2025-01-04

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog ~ CLB
2 CLB - Berkah Atau Musibah
3 CLB - Saya Juga Lapar
4 CLB - Cewek Pertama
5 CLB - Sudah Mandi?
6 CLB - Pantas Saja Jomblo
7 CLB - Belum Ada Judul
8 CLB - Salah Sangka
9 CLB - Bukan Prank
10 CLB - Drama Suami Istri
11 CLB ~ Mau Kemana?
12 CLB - Tinggal Bersama
13 CLB : Enaknya Punya Istri
14 CLB - Mau ....
15 CLB - Lagi ....
16 CLB - Mau Ikut
17 CLB - Karpet Merah
18 CLB - Mela dan Ardi
19 CLB - Sambutan Keluarga
20 CLB - Mirip Dengan ....
21 CLB ~ Perasaan
22 CLB - Jatuh Cinta
23 CLB - Menyesal
24 CLB - Lebih Hebat
25 CLB - Sambutan Keluarga
26 CLB - Gagal Lagi
27 CLB - Bertemu (Lagi)
28 CLB - Mencari Tahu
29 CLB - Kamu Siapa?
30 CLB - Terungkap
31 CLB - Rencana
32 CLB - Bertemu Mertua
33 CLB - Ada Yang Salah
34 CLB - Rencana (2)
35 CLB - Tidak Mungkin
36 CLB - Ternyata ....
37 CLB - Belum Ada Judul
38 CLB - Ternyata (2)
39 CLB - Nanti Juga Tahu
40 CLB - Tidak Mungkin
41 CLB - Balas Dendam
42 CLB - Tuduhan Ardi
43 CLB - Gaya Apa
44 CLB - Akhirnya Berhasil
45 CLB - Karena Rumi
46 CLB - Masa Lalu
47 CLB - Mikirin Aku
48 CLB - Kerja Siang dan Malam
49 CLB - Ancaman Ardi
50 CLB - Tempat Sampah
51 CLB - Rumi Sakit
52 CLB - Sakitnya Rumi (2)
53 CLB - Hamil
54 CLB - Perempuan Gil4
55 CLB - Cewek Gila
56 CLB - Kami Bersaudara
57 CLB - Karatan
58 CLB - Baby Rusa
59 CLB - Keluarga Yang Aneh
60 CLB - Suami Mesum
61 CLB -
62 CLB - Menyadari Kesalahan
63 CLB - Siapa Yang Gil4
64 CLB - Tanda - tanda
65 CLB - Bulan Madu
66 CLB - Rumi Vs Rida
67 CLB - I Love You
68 CLB - Masih Kuat
69 CLB - Tanda-tanda (2)
70 CLB - Nama Kesayangan
71 CLB - Luar Biasa
72 CLB - Kontraksi
73 CLB - Seriuslah Kai ....
74 CLB - Seperti Digigit
75 CLB - Akhirnya ....
76 CLB - Kejutan (1)
77 CLB - Kejutan (2)
78 CLB - Warisan Kaisar
79 CLB - Aku Buktikan
80 CLB - Kontraksi
81 CLB - Kondisi Mamak
82 CLB - Kaisar VS Dokter
83 CLB - Astaga ....
84 CLB - Terserah!
85 CLB - Tidak Yakin
86 CLB - Benar Anakku
87 CLB -
88 CLB - Rahasia
89 CLB -
90 CLB - End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog ~ CLB
2
CLB - Berkah Atau Musibah
3
CLB - Saya Juga Lapar
4
CLB - Cewek Pertama
5
CLB - Sudah Mandi?
6
CLB - Pantas Saja Jomblo
7
CLB - Belum Ada Judul
8
CLB - Salah Sangka
9
CLB - Bukan Prank
10
CLB - Drama Suami Istri
11
CLB ~ Mau Kemana?
12
CLB - Tinggal Bersama
13
CLB : Enaknya Punya Istri
14
CLB - Mau ....
15
CLB - Lagi ....
16
CLB - Mau Ikut
17
CLB - Karpet Merah
18
CLB - Mela dan Ardi
19
CLB - Sambutan Keluarga
20
CLB - Mirip Dengan ....
21
CLB ~ Perasaan
22
CLB - Jatuh Cinta
23
CLB - Menyesal
24
CLB - Lebih Hebat
25
CLB - Sambutan Keluarga
26
CLB - Gagal Lagi
27
CLB - Bertemu (Lagi)
28
CLB - Mencari Tahu
29
CLB - Kamu Siapa?
30
CLB - Terungkap
31
CLB - Rencana
32
CLB - Bertemu Mertua
33
CLB - Ada Yang Salah
34
CLB - Rencana (2)
35
CLB - Tidak Mungkin
36
CLB - Ternyata ....
37
CLB - Belum Ada Judul
38
CLB - Ternyata (2)
39
CLB - Nanti Juga Tahu
40
CLB - Tidak Mungkin
41
CLB - Balas Dendam
42
CLB - Tuduhan Ardi
43
CLB - Gaya Apa
44
CLB - Akhirnya Berhasil
45
CLB - Karena Rumi
46
CLB - Masa Lalu
47
CLB - Mikirin Aku
48
CLB - Kerja Siang dan Malam
49
CLB - Ancaman Ardi
50
CLB - Tempat Sampah
51
CLB - Rumi Sakit
52
CLB - Sakitnya Rumi (2)
53
CLB - Hamil
54
CLB - Perempuan Gil4
55
CLB - Cewek Gila
56
CLB - Kami Bersaudara
57
CLB - Karatan
58
CLB - Baby Rusa
59
CLB - Keluarga Yang Aneh
60
CLB - Suami Mesum
61
CLB -
62
CLB - Menyadari Kesalahan
63
CLB - Siapa Yang Gil4
64
CLB - Tanda - tanda
65
CLB - Bulan Madu
66
CLB - Rumi Vs Rida
67
CLB - I Love You
68
CLB - Masih Kuat
69
CLB - Tanda-tanda (2)
70
CLB - Nama Kesayangan
71
CLB - Luar Biasa
72
CLB - Kontraksi
73
CLB - Seriuslah Kai ....
74
CLB - Seperti Digigit
75
CLB - Akhirnya ....
76
CLB - Kejutan (1)
77
CLB - Kejutan (2)
78
CLB - Warisan Kaisar
79
CLB - Aku Buktikan
80
CLB - Kontraksi
81
CLB - Kondisi Mamak
82
CLB - Kaisar VS Dokter
83
CLB - Astaga ....
84
CLB - Terserah!
85
CLB - Tidak Yakin
86
CLB - Benar Anakku
87
CLB -
88
CLB - Rahasia
89
CLB -
90
CLB - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!