CLB - Berkah Atau Musibah

Pria berumur tiga puluh tahun bernama Kaisar Sadhana membaca surat di tangannya lalu mendessah pelan. Pria lain di hadapannya adalah pimpinan perusahaan dan juga kerabatnya, Om Johan.

“Buktikan kalau kamu mampu,” ujar Johan. “Seriuslah bantu aku. Mihika sudah fokus jadi ibu rumah tangga. Arka sudah fokus dengan cabang dan Om-mu ini sudah … tua.”

“Baru sadar kalau sudah tua,” ejek Kaisar dan Johan langsung menggerutu.

“Mana tahu di sana dapat jodoh, pulang ke Jakarta bawa gandengan.” Johan terkekeh. “Nggak usah protes, ingat umur kamu. Jangan merasa muda aja tau-tau jadi bujang lapuk.”

“Ya nggak lah, lagian umurku baru 30.”

“Aku pun dulu kayak kamu Kai, merasa masih muda. Fokus kerja, mikirin Mihika tau-tau hampir expired.”

“Ini nggak bisa dirubah?” tanya Kai mengangkat surat yang masih dipegangnya.

“Nggak bisa. Selesaikan urusan di sana, anggap aja ujian sebelum naik kelas.”

Kaisar mendengus mendengar ucapan Johan. Pria itu ditugaskan ke luar kota menangani masalah keterlambatan pembangunan salah satu proyek dan terhentinya proyek lainnya.

Bukan pemilih, tapi Kaisar yang sejak lahir sudah dimanja orangtuanya karena putra satu-satunya dan tidak bisa membayangkan harus hidup jauh di pelosok desa.

“Tapi ini … jauh, Om. Kampung dan aku harus turun tangan mengecek proyek. Sudah bisa dibayangkan, susah sinyal dan sepi. Kalau mau nongkrong sore, gimana?”

“Nongkrong di wc,” sahut Johan menyela Kaisar. “Jangan sombong kamu, memang kamu lahir di mana. Di kampung, Kai, di kampung. Meski tidak pernah hidup susah, tapi kita anak kampung.”

Kaisar berdecak, dia tidak bisa membayangkan harus merasakan ribetnya turun tangan mengecek proyek. Padahal jabatannya lumayan dan siap menempati posisi baru.

“Dari kantor cabang banyak ditarik untuk gabung di kantor pusat, aku dari pusat malah suruh ke pelosok. Konsep perusahaan ini gimana sih? Nggak jelas banget,” keluh pria itu masih konsisten menolak permintaan Johan.

“Boro-boro dapat jodoh Om, yang ada aku pulang kurus dan sakit.  Tekanan batin selama di sana. Aku mau temui Ibu Mihika, pasti dia kasihan sama aku dan menolak perintah ini.” Kaisar mengangkat surat tugas yang diberikan Johan lalu beranjak meninggalkan ruangan. Masih terdengar teriakan Johan, tapi diabaikan.

Melewati meja sekretaris Johan, Kaisar berdecak saat mendapat sapaan dan anggukan. Sekretaris Johan seorang pria, sangat tidak menarik dilihat.

Sampai di ruangannya, Kaisar mengirim pesan untuk Mihika. Mihika adalah pemilik iniland property warisan dari ayahnya, sedangkan Johan menggantikan Mihika memimpin perusahaan. Suami Mihika -- Arka -- memimpin kantor cabang yang juga berada di Jakarta (baca : Cinta Dibayar Tunai).

...Ibu Ratu Mihika...

^^^Selamat siang ibu Mihika^^^

Pasti ada maunya

Tiba-tiba hubungi aku

^^^Hehe,^^^

^^^Om Jo nih, masa aku mau dimutasi^^^

Baguslah, mana tau dapat jodoh

\=\=\=\=

“Anjritt, ini kenapa pada ngomongin jodoh sih. Emang gue keliatan macam perjaka nggak laku,” keluh Kaisar lalu meletakan ponselnya begitu saja.

Masalah perempuan memang sensitif baginya. Dengan penampilan Kaisar seakan tidak ada cela dan sering menjadi pusat perhatian para perempuan. Rasa-rasanya aneh kalau dia masih belum ada tambatan hati.

Dengan postur tubuh tinggi, kulit putih dan wajah tampan seakan membuat penampilan Kaisar begitu sempurna.

Masih normal penyuka wanita, hanya saja sampai saat ini belum ada yang bisa mengetuk kembali hatinya. Sejak putus dengan sang kekasih beberapa tahun yang lalu dengan alasan ingin fokus dengan pekerjaannya sebagai model internasional. Sampai saat ini Kaisar belum terlihat dekat dengan perempuan manapun.

***

Selesai dengan urusan pekerjaan, Kaisar meninggalkan ruangannya. Tidak ada tugas yang darurat dan date line, ia pun tidak ingin berlama-lama di kantor dengan istilah lembur. Motto yang sering diucapkan saat bekerja adalah ‘Jika bisa dilakukan besok, kenapa harus hari ini’. Sangat konyol, tapi itulah Kaisar.

Mungkin alasan Johan mengirim Kaisar langsung ke lokasi proyek agar pria itu tahu betul bagaimana perusahaan bisa sukses. Bukan hanya perannya  di belakang meja dalam ruangan ber ac dengan pakaian rapi dan gaya necis. Ada karyawan yang harus berpeluh di luar sana dan menjadi tombak dan tameng demi kesuksesan perusahaan.

Saat ini Kaisar berada di lift, menatap layar yang menunjukan angka di mana lantai berada. Berharap segera tiba di lobby, tidak nyaman dengan perempuan-perempuan yang ada dalam lift yang mencuri pandang ke arahnya bahkan ada yang mengerlingkan mata dengan genit.

“Huftt.” Akhirnya pintu lift terbuka dan pengguna langsung menghambur keluar.

“Permisi, Pak Kaisar.”

“Duluan ya, pak ganteng.”

Kaisar hanya berdehem menjawab macam-macam sapaan tersebut lalu fokus berjalan, gaya khas Kaisar adalah tangan kanan yang berada di saku. Dasi yang dikenakan sudah dilepas dan dijejal ke dalam saku celana sebelah kiri. Lengan kemeja sudah digulung sampai siku.

Hari ini Kaisar mengenakan kemeja navy dan celana cream lengkap loafers hitam. Langkahnya pasti dan tatapan yang terkesan angkuh.

“Pulang, mas Kaisar?” tanya Koko, cleaning service area lobby dan sekitarnya. Masih sibuk membawa troli berisi perlengkapan kebersihan.

“Iyalah, masa gue nginep di sini.”

“Mana tahu mau temenin saya. Kalau dekat mas Kaisar, banyak cewek-cewek ngelirik saya jadi ngerasa ikutan ganteng.”

Kaisar hanya menggeleng dan melanjutkan langkahnya menuju parkiran di depan lobby khusus pejabat perusahaan. Meski terburu-buru untuk pulang, bukan rumah tujuannya. Kaisar menuju cafe di mana ada janji temu dengan kedua sahabatnya.

Sore itu suasana cafe cukup ramai, apalagi tempat itu viral di media sosial. Setelah parkir dan mengantongi ponselnya, Kaisar gegas menemui dua sahabatnya yang sudah menunggu.

Kedatangannya menjadi perhatian pengunjung café yang sengaja menatap atau hanya mencuri pandang. Menuju meja agak sudut, di mana Reno dan Arya berada.

“Selamat datang, Kaisar. Ayo sini, jangan galau mau cari jodoh di kampung,” ucap Reno, salah satu sahabatnya dan Kaisar pun mengumpat dalam hati. Ucapan Reno cukup kencang, membuat pengunjung di sekitarnya melirik. Sedangkan Arya hanya terkekeh, melihat raut wajah Kaisar yang kesal.

“Si set4n, mulutnya,” seru Kaisar setelah mendaratkan tubuhnya di kursi.

“Tapi bener Kai, sekalian aja ke sana cari jodoh. Cewek di kampung cakep alami, bukan karena efek skincare,” cetus Arya.

“Mana tahu ada yang bisa di ajak TTM,” usul Reno yang sejak dulu memang dikenal sebagai player.

“Sorry gue bukan buaya,” ungkap Kaisar lalu memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya.

“Move on Kai, Rida udah kemana tahu. Lo masih begini aja,” ejek Arya dan Kaisar mendengus semakin kesal.

“Ck, apaan sih. Dipikir perempuan cuma Rida, gue belum ketemu yang cocok aja.”

“Gimana mau ada yang cocok, tiap lihat cewek yang menarik lo udah mikir desain undangan pernikahan aja.” Arya mengejek lalu terkekeh kembali bersama Reno.

“Bukan desain undangan, tapi langsung mikirin gaya buat unboxing.”

“Otak lo, sel4ngkangan terus.” Kaisar mengambil tisu dan meremassnya lalu melempar kepada Reno yang masih terkikik geli.

“Tenang aja bro, kita doain lo dapat berkah di sana,” ujar Arya setelah menggeser kursinya mendekat pada Kaisar lalu menepuk bahu pria itu.

Berkah atau musibah, batin Kaisar. Berharap esok pagi, Johan berubah pikiran dan membatalkan kepergiannya. 

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

hehehe.. kk suka dgn peran Kaisar...

2025-01-02

0

Dewi Purnomo

Dewi Purnomo

lucu ini si Kaisar.....hehe.

2025-01-02

0

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

Cowok cool bgt....🤭

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog ~ CLB
2 CLB - Berkah Atau Musibah
3 CLB - Saya Juga Lapar
4 CLB - Cewek Pertama
5 CLB - Sudah Mandi?
6 CLB - Pantas Saja Jomblo
7 CLB - Belum Ada Judul
8 CLB - Salah Sangka
9 CLB - Bukan Prank
10 CLB - Drama Suami Istri
11 CLB ~ Mau Kemana?
12 CLB - Tinggal Bersama
13 CLB : Enaknya Punya Istri
14 CLB - Mau ....
15 CLB - Lagi ....
16 CLB - Mau Ikut
17 CLB - Karpet Merah
18 CLB - Mela dan Ardi
19 CLB - Sambutan Keluarga
20 CLB - Mirip Dengan ....
21 CLB ~ Perasaan
22 CLB - Jatuh Cinta
23 CLB - Menyesal
24 CLB - Lebih Hebat
25 CLB - Sambutan Keluarga
26 CLB - Gagal Lagi
27 CLB - Bertemu (Lagi)
28 CLB - Mencari Tahu
29 CLB - Kamu Siapa?
30 CLB - Terungkap
31 CLB - Rencana
32 CLB - Bertemu Mertua
33 CLB - Ada Yang Salah
34 CLB - Rencana (2)
35 CLB - Tidak Mungkin
36 CLB - Ternyata ....
37 CLB - Belum Ada Judul
38 CLB - Ternyata (2)
39 CLB - Nanti Juga Tahu
40 CLB - Tidak Mungkin
41 CLB - Balas Dendam
42 CLB - Tuduhan Ardi
43 CLB - Gaya Apa
44 CLB - Akhirnya Berhasil
45 CLB - Karena Rumi
46 CLB - Masa Lalu
47 CLB - Mikirin Aku
48 CLB - Kerja Siang dan Malam
49 CLB - Ancaman Ardi
50 CLB - Tempat Sampah
51 CLB - Rumi Sakit
52 CLB - Sakitnya Rumi (2)
53 CLB - Hamil
54 CLB - Perempuan Gil4
55 CLB - Cewek Gila
56 CLB - Kami Bersaudara
57 CLB - Karatan
58 CLB - Baby Rusa
59 CLB - Keluarga Yang Aneh
60 CLB - Suami Mesum
61 CLB -
62 CLB - Menyadari Kesalahan
63 CLB - Siapa Yang Gil4
64 CLB - Tanda - tanda
65 CLB - Bulan Madu
66 CLB - Rumi Vs Rida
67 CLB - I Love You
68 CLB - Masih Kuat
69 CLB - Tanda-tanda (2)
70 CLB - Nama Kesayangan
71 CLB - Luar Biasa
72 CLB - Kontraksi
73 CLB - Seriuslah Kai ....
74 CLB - Seperti Digigit
75 CLB - Akhirnya ....
76 CLB - Kejutan (1)
77 CLB - Kejutan (2)
78 CLB - Warisan Kaisar
79 CLB - Aku Buktikan
80 CLB - Kontraksi
81 CLB - Kondisi Mamak
82 CLB - Kaisar VS Dokter
83 CLB - Astaga ....
84 CLB - Terserah!
85 CLB - Tidak Yakin
86 CLB - Benar Anakku
87 CLB -
88 CLB - Rahasia
89 CLB -
90 CLB - End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog ~ CLB
2
CLB - Berkah Atau Musibah
3
CLB - Saya Juga Lapar
4
CLB - Cewek Pertama
5
CLB - Sudah Mandi?
6
CLB - Pantas Saja Jomblo
7
CLB - Belum Ada Judul
8
CLB - Salah Sangka
9
CLB - Bukan Prank
10
CLB - Drama Suami Istri
11
CLB ~ Mau Kemana?
12
CLB - Tinggal Bersama
13
CLB : Enaknya Punya Istri
14
CLB - Mau ....
15
CLB - Lagi ....
16
CLB - Mau Ikut
17
CLB - Karpet Merah
18
CLB - Mela dan Ardi
19
CLB - Sambutan Keluarga
20
CLB - Mirip Dengan ....
21
CLB ~ Perasaan
22
CLB - Jatuh Cinta
23
CLB - Menyesal
24
CLB - Lebih Hebat
25
CLB - Sambutan Keluarga
26
CLB - Gagal Lagi
27
CLB - Bertemu (Lagi)
28
CLB - Mencari Tahu
29
CLB - Kamu Siapa?
30
CLB - Terungkap
31
CLB - Rencana
32
CLB - Bertemu Mertua
33
CLB - Ada Yang Salah
34
CLB - Rencana (2)
35
CLB - Tidak Mungkin
36
CLB - Ternyata ....
37
CLB - Belum Ada Judul
38
CLB - Ternyata (2)
39
CLB - Nanti Juga Tahu
40
CLB - Tidak Mungkin
41
CLB - Balas Dendam
42
CLB - Tuduhan Ardi
43
CLB - Gaya Apa
44
CLB - Akhirnya Berhasil
45
CLB - Karena Rumi
46
CLB - Masa Lalu
47
CLB - Mikirin Aku
48
CLB - Kerja Siang dan Malam
49
CLB - Ancaman Ardi
50
CLB - Tempat Sampah
51
CLB - Rumi Sakit
52
CLB - Sakitnya Rumi (2)
53
CLB - Hamil
54
CLB - Perempuan Gil4
55
CLB - Cewek Gila
56
CLB - Kami Bersaudara
57
CLB - Karatan
58
CLB - Baby Rusa
59
CLB - Keluarga Yang Aneh
60
CLB - Suami Mesum
61
CLB -
62
CLB - Menyadari Kesalahan
63
CLB - Siapa Yang Gil4
64
CLB - Tanda - tanda
65
CLB - Bulan Madu
66
CLB - Rumi Vs Rida
67
CLB - I Love You
68
CLB - Masih Kuat
69
CLB - Tanda-tanda (2)
70
CLB - Nama Kesayangan
71
CLB - Luar Biasa
72
CLB - Kontraksi
73
CLB - Seriuslah Kai ....
74
CLB - Seperti Digigit
75
CLB - Akhirnya ....
76
CLB - Kejutan (1)
77
CLB - Kejutan (2)
78
CLB - Warisan Kaisar
79
CLB - Aku Buktikan
80
CLB - Kontraksi
81
CLB - Kondisi Mamak
82
CLB - Kaisar VS Dokter
83
CLB - Astaga ....
84
CLB - Terserah!
85
CLB - Tidak Yakin
86
CLB - Benar Anakku
87
CLB -
88
CLB - Rahasia
89
CLB -
90
CLB - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!