2. Pesta Topeng

Pada akhirnya, tetap saja Alicia datang ke pesta dengan paksaan Karin. Meskipun saat sampai di sana, dia langsung menyesalinya.

"Mending aku tidur aja tadi. Ngapain sih pake kesini segala?" keluh Alicia sambil membetulkan topeng bulu-bulunya yang miring. Lampu-lampu neon yang berkelip-kelip ditambah dengan suara musik yang berdentum keras membuatnya pusing. "Mana kostumnya ribet lagi. Duh.."

Sementara itu, Karin sendiri sudah pergi entah kemana. Dia bilang ada mengincar beberapa cowok ganteng. Padahal menurut Alicia, bagaimana Karin bisa membedakan orang itu ganteng atau tidak kalau sama-sama pakai topeng? Tapi Karin tak peduli. Cowok ganteng tuh auranya beda tau! Begitu alasannya.

Alhasil, sekarang Alicia ditinggalkan sendiri di sudut ruangan. Untungnya di tempat Alicia berada sekarang ada banyak makanan dan minuman. Lebih baik makan yang banyak aja deh, batinnya. Ia mencomot beberapa kue yang tersaji dan melahapnya.

"Hm, enak!" Seperti kebiasaan para wanita, kepala Alicia bergoyang-goyang saat lidahnya menemukan makanan lezat. Ia pun mencomot beberapa lagi, dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Permisi," Baru saja menikmati hidup, seorang pria berbadan tinggi mendatangi Alicia. Alicia langsung bersikap waspada. Mau ngapain nih orang?

"Gue boleh duduk di sini?"

Awalnya Alicia tidak bisa melihat pria itu dengan jelas, tapi saat pria itu mendekat, Alicia terperangah. Oh My God, ganteng banget!

Pria itu memang memakai topeng, dengan setelan jas hitam yang tampak mahal. Tapi, menurut Alicia, topeng yang menutupi wajahnya sama sekali tak mengurangi level ketampanannya. Ternyata bener kata Karin, aura cowok ganteng memang beda!

"Eng, boleh," Alicia bergeser sedikit untuk memberi tempat pada pria itu. Pria itu duduk dengan santai di sebelah Alicia, mengambil salah satu gelas minuman dari meja.

"Sendirian aja?" Tanya pria itu.

"Nggak kok, sama temen." Jawab Alicia. Merasa sepertinya dia mengenali suara itu. Tapi siapa ya?

"Lo kelihatan nggak betah," kata pria itu lagi.

Alicia mendengus pelan. "Emang nggak. Gue dipaksa datang ke sini. Kalau tahu bakal kayak gini, mending Gue tidur di rumah tadi."

Pria itu tersenyum kecil, lalu mengangkat bahu. "Sama. Kalau Gue nggak datang, pasti ada yang ngomel-ngomel."

Alicia menoleh, sedikit terkejut. "Jadi Lo juga korban paksaan?"

"Lebih tepatnya ancaman." jawab pria itu santai.

Alicia tertawa kecil. "Iya, Gue nggak paham kenapa orang suka tempat kayak gini. Berisik, lampunya bikin mata sakit. Temen Gue bilang, di sini tuh bisa buat happy-happy abis kerja seharian. Tapi yang ada Gue malah tambah stres mikirin gimana caranya bangun pagi besok. Apalagi bos Gue galaknya minta ampun. Kalau sampe telat, bisa-bisa gue dipecat,"

Pria itu menoleh ke arah Alicia. "Bos Lo segalak itu?"

Alicia mengangguk sambil menghela napas panjang. "Parah. Lo tau? Sebulan ini udah ada puluhan karyawan yang dia pecat hanya karena menurut dia kerjaannya nggak sesuai sama standar dia. Gila kan?"

"Wah," Pria itu tampak terperangah mendengar ucapan Alicia. "Parah juga ya,"

"Iya," Jawab Alicia sambil memutar matanya. "Kalau Gue ketemu sama dia, rasanya nyawa Gue berkurang setiap detik."

Pria itu terkekeh. "Tapi berarti Lo hebat dong, bisa bertahan kerja bareng bos kaya gitu? Berarti kinerja Lo sesuai standar dia,"

Alicia menghela napas. "Kalau itu sih mungkin lebih karena keberuntungan. Gue udah beberapa kali hampir kena omel, tapi entah gimana selalu lolos. Kayaknya nyawa Gue tinggal sembilan dari sepuluh, deh."

Pria itu tertawa, matanya terlihat bersinar di balik topengnya. "Masih mending. Nyawa sembilan kan lebih banyak daripada satu."

Alicia ikut tertawa, merasa sedikit lebih santai. "Tapi tetep aja, Gue ngerasa tiap hari tuh kayak perang. Kalau ada kesempatan, pengen banget Gue cari tempat kerja yang lebih manusiawi."

Pria itu menyesap minumannya dalam diam, seperti berpikir sejenak. "Lo nggak coba buat ngomong langsung sama Bos Lo itu?"

Alicia menatap pria itu dengan mata terbelalak. "Lo pikir semudah itu ngomong sama dia? Astaga, itu sama aja kayak ngajak singa nari balet. Bos gue tuh tipe orang yang kalo lo ngomong sepatah, dia jawab seribu, dan semuanya bikin mental down," keluh Alicia sambil menggeleng tak percaya.

Tawa pria itu pecah mendengar perumpamaan Alicia yang menurutnya lucu. "Seru tuh ngajakin singa nari balet,"

"Jangan ketawa," Alicia mendengus. "Lo nggak tahu seberapa menyeramkannya dia. Kadang gue mikir, bos gue itu manusia beneran atau titisan makhluk dari dunia lain."

Tawa pria itu malah semakin keras, dan kali ini Alicia juga iku tertawa. Ternyata, curhat sama orang random seru juga ya, batinnya. Gue nggak perlu takut ketauan, karena gue pake topeng dan dia nggak kenal gue.

"Eh, Lo—" Ucapan Alicia terhenti saat lampu klub tiba-tiba padam dan musik berhenti. Lalu di atas panggung, seorang pria bertopeng naik sambil membawa mikrofon.

"Yo, guys! Karena malam ini kita lagi pesta topeng, jadi sekarang waktunya kita lanjut ke acara paling seru, yaitu dansa! Semuanya siap?! Ayo, gandeng pasangan kalian, dan kita menari di lantai dansa!"

"Dansa?" Alicia dan pria di sebelahnya sama-sama terkejut. Lalu, alunan musik dansa yang seperti di film bridgerton pun terdengar. Para pasangan yang semula berjoget dengan brutal kini berdansa seperti pangeran dan putri kerajaan.

"Kayanya seru," komentar pria itu sambil menoleh ke Alicia. "Mau coba?"

"Eh?" Alicia terkejut, tak menyangka pria itu akan mengajaknya. "Tapi gue nggak bisa dansa,"

Pria itu menyeringai, lalu bangkit dari kursinya. "Gue juga nggak bisa. Kita joget sebisanya aja,"

Alicia tertawa. Pria itu lalu mengulurkan tangan, dan Alicia menerimanya. Mereka berdua kemudian berjalan menuju lantai dansa.

Pria itu mengambil posisi, tangannya yang besar dengan lembut memegang tangan Alicia, sementara tangan satunya lagi melingkar di pinggangnya. Alicia sedikit terkejut, karena jujur, selama ini dia tidak pernah bersentuhan dengan pria manapun.

"Santai aja," Bisik pria itu. Alicia mengangguk, dan mereka pun mulai bergerak mengikuti alunan musik.

Awalnya, Alicia merasa canggung, tapi lama kelamaan dia menikmatinya. Pria itu juga tampaknya sama. Mereka tertawa lebar sambil menatap satu sama lain.

Baru saja merasa senang sejenak, tiba-tiba lampu kembali padam dan musik dansa kembali mati. Sebuah lampu sorot tampak menyala terang di tengah ruangan, mengarah ke pasangan-pasangan yang sedang berdansa.

“Oke, guys!” suara pembawa acara kembali terdengar dari panggung. "Waktunya Kiss Time! Pasangan yang terkena lampu sorot wajib berciuman. Jangan malu, kalian semua pakai topeng, kan?”

Alicia langsung membeku. Apa yang barusan dia dengar? Kiss Time? Astaga, acara macam apa ini? Dia menoleh ke pria di depannya yang ternyata juga sama terkejutnya.

"Shit!" Alicia bisa mendengar pria itu mengumpat lirih.

"Oke! Jadi kira-kira pasangan mana yang akan berciuman malam ini?!"

Alicia menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat lampu sorot itu bergerak perlahan, seperti pemburu yang mengincar mangsanya.

"Jangan-jangan..." Alicia memejamkan mata, berdoa agar lampu itu tidak jatuh ke arah mereka. Tapi seolah doa itu tidak didengar, lampu sorot tiba-tiba berhenti tepat di atas mereka.

"Oh, there we go! Pasangan dengan kostum hitam dan topeng bulu putih! Silakan kalian berciuman!" seru pembawa acara dengan antusias.

Alicia merasakan tubuhnya kaku. Ditambah dengan sorak sorai penonton yang menyuruh mereka segera melakukannya. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? Diam-diam, ia menatap ke arah pria yang berdiri di depannya. Entah setan apa yang merasuki Alicia, tiba-tiba saja tatapannya langsung tertuju pada bibir seksi pria itu.

Hm, apa salahnya kan? Lagipula kita kan pakai topeng. Kapan lagi ada kesempatan ciuman sama cowok ganteng? Setan di dalam dirinya mulai membujuk.

Alicia menggigit bibir. Lantas, dengan gerakan cepat, ia meraih kerah jas pria itu dan memajukan wajahnya.

Cup! Sebuah ciuman mendarat pada bibir pria itu.

Alicia memejamkan mata. Saat ini, dirinya seperti wanita murahan yang tak tau malu. Tapi biarlah, toh dia juga hanya akan melakukannya sekali ini.

Tapi, kenapa cowok ini nggak bereaksi apa-apa? Alicia berteriak di dalam hati. Setelah beberapa detik, ia pun melepaskan ciuman itu dan memundurkan wajah. Oh My God, malu-maluin banget!

Alicia sudah bersiap untuk kabur karena rasa malu yang teramat sangat. Namun, tak disangka, pria itu tiba-tiba meraih belakang kepala Alicia, lalu dengan gerakan cepat, ia menarik Alicia kembali ke arahnya. Bibir mereka kembali bertemu, tapi kali ini jauh lebih intens. Alicia membelalakkan mata karena terkejut, namun perlahan ia memejamkan mata lagi. Pria itu melahap bibirnya dengan ganas, membuat Alicia kehilangan akal sehatnya untuk beberapa saat.

Suara riuh dari sekitar mereka terdengar samar-samar, diiringi sorak-sorai dari para penonton yang menyaksikan momen itu. Alicia merasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia merasa malu, tapi tak ingin berhenti.

Hingga beberapa saat kemudian, pria itu melepaskan tangannya dari kepala Alicia, memberinya ruang untuk bernapas. Alicia berdiri mematung, wajahnya memerah seperti tomat matang.

Pria itu mendekatkan bibirnya pada telinga Alicia, lalu berbisik. "Mau lanjut ke kamar?"

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

masih bakalan bs ketawa gk kalian kalok yg dibicaraian itu si bos dan sekretaris/Joyful/

2025-02-23

4

Mei Saroha

Mei Saroha

emang ngga kenalin suaranya si bos ya? apa krn berisik jd ngga bs kenalin suara ya..

2025-02-24

3

C2nunik987

C2nunik987

suasana berisik kali jd gatau klo itu Bhaskara....👻👻👻

2025-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bos Galak
2 2. Pesta Topeng
3 3. Hotel
4 4. Pak Bhaskara?
5 5. Perhitungan
6 6. Permulaan
7 7. Hukuman
8 8. Pengakuan
9 9. Rencana
10 10. Mission Completed
11 11. Tugas
12 12. Lembur
13 13. Diantar Pulang
14 14. Mampir
15 15. CCTV
16 16. Tunjukkan
17 17. Sudah Tahu
18 18. Hanya Kesenangan Sesaat
19 19. Menikah atau Pacaran?
20 20. Backstreet
21 21. Backstreet (2)
22 22. Blind Date
23 23. Jelaskan
24 24. Peringatan
25 25. Datang Bulan
26 26. Khawatir
27 27. Fasilitas Mewah
28 28. Durian
29 29. Salah Paham
30 30. Kencan Pertama
31 31. Dinner (gagal) Romantis
32 32. Kejutan
33 33. Cucu Menantu
34 34. Wanita Sempurna
35 35. Akrab
36 36. Makan Malam
37 37. Toilet
38 38. Sebatas Rekan Kerja (Katanya)
39 39. Nasihat Karin
40 40. Maafin Saya
41 41. Ketahuan Oleh Sabrina
42 42. Sengaja
43 43. Belanja
44 44. Teman SMA
45 45. Pria Baru
46 46. Putus!
47 47. Percaya
48 48. Rapat
49 49. Jangan Mengganggu Lagi
50 50. Kucing Bhaskara
51 51. Lalat dan Kupu-kupu
52 52. Foto
53 53. Perasaan Julian
54 54. Saya Sekretarisnya
55 55. Dia Pacarku
56 56. Pengakuan Bhaskara
57 57. Bohong
58 58. Bukan Wanita Baik-baik
59 59. Chaos
60 60. Paksa
61 61. Menyerah?
62 62. Pergi
63 63. Acara Pertunangan
64 64. Terkuak
65 65. Pulang
66 66. Menuju Kamu
67 67. Valentino Rossi
68 68. Salah Alamat
69 69. Bertemu
70 70. Demi Permohonan Maaf
71 71. Malam Pertama di Kampung
72 72. Taktik Bhaskara
73 73. Keresahan Warga
74 74. Mengambil Resiko
75 75. Sah!
76 76. Pelukan Hangat
77 77. Adu Kejantanan
78 78. Pertarungan
79 79. Abang Yang Keren
80 80. Sepanjang Malam
81 81. Juragan Kambing Ganteng
82 82. Garis Dua
83 83. Rempong
84 84. Kembali Ke Ibukota
85 85. Kepulangan Bhaskara
86 86. Permintaan Leon
87 87. Pelukan Alicia
88 88. Sakitnya Mencintai
89 89. Wasiat Oma
90 90. Keputusan Bhaskara
91 91. Perjanjian
92 92. Surat dari Oma
93 93. Penyesalan Julian
94 94. Cemburu Pak?
95 95. Babak Baru
96 96. Besan
97 97. Mama?
98 98. Kabar Bahagia
99 99. Treasure
100 Novel Baru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Bos Galak
2
2. Pesta Topeng
3
3. Hotel
4
4. Pak Bhaskara?
5
5. Perhitungan
6
6. Permulaan
7
7. Hukuman
8
8. Pengakuan
9
9. Rencana
10
10. Mission Completed
11
11. Tugas
12
12. Lembur
13
13. Diantar Pulang
14
14. Mampir
15
15. CCTV
16
16. Tunjukkan
17
17. Sudah Tahu
18
18. Hanya Kesenangan Sesaat
19
19. Menikah atau Pacaran?
20
20. Backstreet
21
21. Backstreet (2)
22
22. Blind Date
23
23. Jelaskan
24
24. Peringatan
25
25. Datang Bulan
26
26. Khawatir
27
27. Fasilitas Mewah
28
28. Durian
29
29. Salah Paham
30
30. Kencan Pertama
31
31. Dinner (gagal) Romantis
32
32. Kejutan
33
33. Cucu Menantu
34
34. Wanita Sempurna
35
35. Akrab
36
36. Makan Malam
37
37. Toilet
38
38. Sebatas Rekan Kerja (Katanya)
39
39. Nasihat Karin
40
40. Maafin Saya
41
41. Ketahuan Oleh Sabrina
42
42. Sengaja
43
43. Belanja
44
44. Teman SMA
45
45. Pria Baru
46
46. Putus!
47
47. Percaya
48
48. Rapat
49
49. Jangan Mengganggu Lagi
50
50. Kucing Bhaskara
51
51. Lalat dan Kupu-kupu
52
52. Foto
53
53. Perasaan Julian
54
54. Saya Sekretarisnya
55
55. Dia Pacarku
56
56. Pengakuan Bhaskara
57
57. Bohong
58
58. Bukan Wanita Baik-baik
59
59. Chaos
60
60. Paksa
61
61. Menyerah?
62
62. Pergi
63
63. Acara Pertunangan
64
64. Terkuak
65
65. Pulang
66
66. Menuju Kamu
67
67. Valentino Rossi
68
68. Salah Alamat
69
69. Bertemu
70
70. Demi Permohonan Maaf
71
71. Malam Pertama di Kampung
72
72. Taktik Bhaskara
73
73. Keresahan Warga
74
74. Mengambil Resiko
75
75. Sah!
76
76. Pelukan Hangat
77
77. Adu Kejantanan
78
78. Pertarungan
79
79. Abang Yang Keren
80
80. Sepanjang Malam
81
81. Juragan Kambing Ganteng
82
82. Garis Dua
83
83. Rempong
84
84. Kembali Ke Ibukota
85
85. Kepulangan Bhaskara
86
86. Permintaan Leon
87
87. Pelukan Alicia
88
88. Sakitnya Mencintai
89
89. Wasiat Oma
90
90. Keputusan Bhaskara
91
91. Perjanjian
92
92. Surat dari Oma
93
93. Penyesalan Julian
94
94. Cemburu Pak?
95
95. Babak Baru
96
96. Besan
97
97. Mama?
98
98. Kabar Bahagia
99
99. Treasure
100
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!