Tsaritsa tersenyum, namun matanya menunjukkan rasa pedih yang mendalam.
"Andai kutukan ini hilang, aku pasti akan mengejar mimpiku untuk menjelajahi dunia luar. Berpetualang ke berbagai region, melihat keindahan yang selama ini hanya aku baca dari buku, dan memiliki banyak teman. Tapi... itu sepertinya mustahil."
"Memangnya, mengapa kamu begitu ingin melihat dunia luar?" tanya Rull
"Dari kecil, aku selalu dikurung di dalam istana, Ibu melarangku untuk bertemu dengan orang-orang karena kutukan ini. Kutukan yang membuat hidupku sengsara, hidup dalam kesendirian, hanya bisa melihat kegiatan orang-orang dari jendela. Aku sering bertanya-tanya, seperti apa rasanya berbicara dengan banyak orang, berjalan bebas di tempat-tempat indah, atau sekadar merasakan angin di wajahku tanpa rasa takut."
Rull memahami rasa sakit yang dirasakan Tsaritsa.
"Lisa pernah berbicara kepadaku bahwa semua jenis kekuatan akan menjadi kutukan jika kita tidak bisa mengendalikannya. Aku percaya bahwa kutukanmu ini hanyalah kekuatan yang belum kamu pahami sepenuhnya. Jika kamu belajar mengendalikannya, aku yakin kamu bisa mewujudkan impianmu."
Tsaritsa terkejut mendengar kata-kata itu.
"Kamu... percaya padaku?"
"Tentu saja, aku percaya kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Dan jika suatu saat kamu memutuskan untuk menghadapi kutukan ini, aku akan ada di sana untuk mendukungmu."
Tsaritsa tersenyum, kali ini dengan perasaan yang hangat. Tidak ada yang pernah mengatakan itu kepadaku sebelumnya.
...***************...
Suasana tiba-tiba berubah tegang dengan kedatangan tiga orang pendekar istana. Salah satu dari mereka, seorang pria dengan mata tajam bernama Ajax.
"Seseorang yang berani membawa Tuan Putri pergi dari istana tanpa izin akan dikenakan hukuman berat." Ucap Ajax
Pendekar Ajax? Pendekar Peruere? Pendekar Gale? Kenapa kalian ada di sini?" ucap Tsaritsa terkejut
"Maaf, Tuan Putri. Yang Mulia Ratu menyadari Anda tidak ada di kamar. Kami diperintahkan untuk mencari Anda. Dan ternyata, Anda bersama orang asing." Ucap Ajax
"Tunggu, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tidak membawa Tsaritsa. Aku hanya..."
"Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya. Kau orang yang di hutan waktu itu. Dan juga yang semalam di pesta." Ucap Arlecchino
Rull menelan ludah, merasa semakin terpojok.
"Baiklah. Gale, Arlecchino, bawa Tuan Putri kembali ke istana. Biar aku yang mengurus orang ini." Ucap Ajax sambil mengeluarkan pedang
"Tidak! Tunggu! Kalian salah paham!" teriak Tsaritsa
"Tuan Putri, ini demi keselamatan Anda." Ucap Gale
Dengan paksa, Tsaritsa dibawa pergi, meninggalkan Rull sendirian bersama Ajax.
"Kita tinggal berdua sekarang. Jelaskan apa maksudmu mendekati Tuan Putri, atau kau tidak akan meninggalkan tempat ini dengan utuh."
"Aku tidak punya niat buruk... Aku hanya ingin membantu dia. Tsaritsa sangat kesepian karena kutukan itu."
Mendengar kata "kutukan," wajah Ajax berubah penuh amarah. Tanpa ragu, dia mengayunkan pedangnya ke arah Rull, memukulnya dengan sisi tumpul pedang.
Kring...
Rull terhuyung dan jatuh ke tanah, memegangi lengannya yang memar akibat pukulan itu. Ajax berdiri di atasnya, tatapannya dingin dan penuh kecurigaan.
"Beraninya kau berbicara tentang kutukan Tuan Putri! Kau satu-satunya orang asing yang mengetahui kekuatan tuan putri. Aku yakin kau adalah ancaman dari kutukan itu!"
"Aku hanya ingin membantunya..." Ucap Rull
Ajax mengarahkan ujung pedangnya ke dada Rull.
"Jangan coba-coba membohongiku. Orang sepertimu tidak layak mendekati Tuan Putri.
"Kau salah... Aku tidak ingin menyakitinya. Aku hanya ingin dia merasa bebas, tidak lagi terkurung oleh rasa takut dan kesepian."
"Kata-katamu kosong. Kau tidak tahu apa yang kau hadapi." Ucap Ajax
"Aku tahu bagaimana rasanya hidup dengan sesuatu yang tidak bisa kau kendalikan." balas Rull
Dia mengulurkan tangannya, dan dari telapak tangannya, muncul kilauan black iron.
Ajax terpaku sejenak melihat itu.
"Sihir?"
"Aku tidak mengerti mengapa aku memiliki ini." Ucap Rull
Ajax memandang Rull dengan tatapan tajam, pedangnya yang mengeluarkan elemen angin berkilau di bawah sinar matahari.
"Kau pikir aku terkejut dengan sihirmu? Tidak. Aku ingin tahu seberapa kuat kau sebenarnya. Tunjukkan pada ku kekuatanmu!"
"Aku tidak ingin melawan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya bertarung!"
"Aku tidak peduli."
Whooooosh...
Dalam sekejap, Ajax melesat maju dengan kecepatan luar biasa, elemen angin di sekelilingnya berputar seperti badai kecil. Rull mencoba menghindar, tetapi terlambat. Serangan angin dari pedang Ajax menghantamnya keras, membuat tubuhnya terhempas ke belakang.
"Aku tidak ingin menyakitimu!" seru Rull
Ajax tidak menghiraukannya. Dengan kecepatan yang lebih tinggi, dia kembali menyerang.
"Kalau begitu, cobalah bertahanlah dari serangan ini!" Ucap Ajax
Clang...
Dengan refleks, Rull menggunakan black iron dan menangkis pedang Ajax.
"Oh, besimu cukup keras, ya?"
Ajax meningkatkan intensitas serangannya. Pedangnya melesat dengan kombinasi pukulan cepat dan serangan angin tajam.
Rull berusaha sebaik mungkin untuk bertahan, tetapi jelas terlihat bahwa dia tidak memiliki pengalaman bertarung. Tangkisannya tidak konsisten, dan gerakannya kikuk. Ajax dengan mudah menguasai pertarungan, membuat Rull terdesak.
"Sungguh mengecewakan. Kau bahkan tidak tahu cara menggunakan kekuatanmu." ujar Ajax
"Aku tidak ingin bertarung! Aku hanya ingin memahami kekuatan ini!" Ucap Rull kelelahan
Namun, Ajax tidak berhenti. Dia melompat ke udara, mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh. Angin berputar semakin deras di sekitar pedang, menghantam Rull dengan keras.
Bam...
Rull terbaring di tanah, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya penuh luka akibat serangan Ajax. Dia tidak mampu bergerak, dan dunia di sekitarnya mulai memudar.
Ajax berdiri di hadapannya, memandang rendah.
"Sungguh malang. Memamerkan sihirmu di depanku adalah tindakan yang sangat memalukan." Ucap Ajax dingin
Di tengah kesadarannya yang samar-samar, Rull mulai mendengar suara-suara yang tidak jelas, seperti bisikan yang menyusup langsung ke pikirannya.
......................
"Setiap perjalanan butuh pengorbanan..."
......................
"Cahaya penyingkap kebenaran..."
......................
"Bohong... Bohong... Dunia ini bohong..."
......................
"Kau adalah ancaman..."
......................
"Tuanku tentukan takdirmu..."
......................
"Kekuatan besar memiliki harga..."
......................
"Aku wujud gravitasi..."
......................
Pikiran Rull seakan terkoyak oleh suara-suara itu.
......................
"Kau benar-benar membuatku kecewa, Rull..."
......................
"Untuk apa kau menjadikanku dewa?"
......................
"Kau berdosa, Outlander..."
......................
Semua suara itu membentuk kekacauan dalam pikirannya.
"Aaaaargh!"
Tiba-tiba, aura gelap yang luar biasa kuat keluar dari tubuhnya, menyebabkan bukit itu bergetar hebat, Pohon-pohon di sekitar bergoyang liar.
Ajax mundur beberapa langkah, terkejut melihat itu.
"Apa... apa ini? Jadi ini kekuatanmu yang sebenarnya?" teriak Ajax
Aura itu terus membesar, menciptakan tekanan yang luar biasa di sekitarnya. Udara menjadi berat, membuat Ajax merasa sulit bernapas.
"Demi Dewa..." gumamnya
Ajax menyadari bahwa kekuatan di depan matanya bukanlah sesuatu yang biasa.
Rull perlahan bangkit, matanya bersinar dengan cahaya gelap, seolah-olah dia bukan dirinya lagi. Dia menatap Ajax tanpa ekspresi, hanya kekosongan yang dalam.
"KELUAR DARI PIKIRAN KU!"
......................
Rull mendengarkan suara bisikan dikepala nya membuat pikiran nya kacau, Rull tanpa sengaja membuka kekuatannya tanpa kendali, semua yang dilihat oleh Rull hanyalah ancaman.
Jika ada kesalahan typo atau sulit dimengerti silahkan komentar saja.
Terimakasih sudah membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments